Anda di halaman 1dari 8

VALERIE/XIIA3/21

Teks Khotbah Ini Disusun Untuk Ujian

Praktik Agama, Bahasa Indonesia, Life Skill

Kelas XII Tahun Ajaran 2023 – 2024

Disusun Oleh Kelas XIIA3

SMA KRISTEN GLORIA 1 SURABAYA

JALAN SUKOMANUNGGAL JAYA NO. 25A

SURABAYA, JAWA TIMUR 60188

2024
PENTINGNYA PENDIDIKAN KRISTEN

Titus 2:12

I. Pendahuluan
Saat ini pendidikan sangatlah penting dan sangat dibutuhkan oleh manusia untuk
menambah ilmu pengetahuan, keterampilan dan juga kebiasaan karakter
seseorang melalui pengajaran. Oleh karena itu, saya mengangkat tema ini yaitu
pendidikan Kristen.

Sebelum itu, apa itu pendidikan? Menurut Kamus Bahasa Indonesia (KBBI) 1,
adalah suatu proses perubahan tata sikap pada sekelompok orang yang dilakukan
melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Sedangkan, pendidikan Kristen mengacu
pada proses perubahan tata sikap yang dilakukan secara kekristenan. Kita akan
mempelajarinya melalui Titus 2:12 yang berkata, Ia mendidik kita supaya kita
meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup
bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini. Sesuai dengan ayat
tersebut, perubahan yang diharapkan dalam pendidikan Kristen adalah
meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi, serta hidup dengan
bijaksana, adil, dan beribadah di dalam dunia ini.

Pendidikan Kristen berfokus pada pembentukan karakter yang sesuai dengan


ajaran agama Kristiani. Harapannya adalah agar individu yang menjalani
pendidikan ini dapat menjadi pribadi yang menolak godaan kefasikan, memilki
tata nilai yang adil, dan menjalani kehidupan sehari-hari dengan bijaksana 2.
Dengan merujuk pada Titus 2:12, pendidikan Kristen mengajarkan untuk hidup
dalam kepatuhan terhadap prinsip-prinsip kekristenan, meninggalkan perilaku
negatif, dan aktif dalam ibadah sebagai wujud pengabdian kepada Tuhan.

1
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (2024), http://kbbi.web.id/.

2
“Hidup Sebagai Orang yang Diselamatkan.” HarianSIB.com, 15 April 2018, Titus
2:11-15: Kasih Karunia ALLAH Menyelamatkan Semua Manusia - Perikop Alkitab.
Diakses pada tanggal 28 Januari 2024.
Pendidikan Kristen, melalui ajaran-ajaran dan nilai-nilai kekristenan, bertujuan
membentuk individu yang tidak hanya berkembang secara intelektual, tetapi juga
secara moral dan spiritual. Dengan demikian, pendidikan Kristen menjadi suatu
wadah bagi pengembangan kepribadian yang sejalan dengan ajaran dan nilai-nilai
kekristenan.

II. Isi
Melihat ayat Alkitab di dalam Titus 2:12, Ada 3 hal3 yang perlu kita ketahui dalam
membahas pentingnya pendidikan Kristen, yaitu:
1. Meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi.
Fasik memiliki arti yaitu ketidaktakutan dan ketidakketaatan kepada Tuhan.
Dalam Amsal 15:29, diungkapkan bahwa Tuhan membenci orang-orang fasik
dan bahkan tidak akan mendengarkan doa mereka. Pemahaman ini
memperkuat urgensi kita untuk meninggalkan keinginan duniawi,
sebagaimana diinstruksikan dalam Kolose 3:5. Ayat ini mengingatkan kita
bahwa Tuhan tidak menyukai hal-hal duniawi yang bertentangan dengan
kehendak-Nya.

Meninggalkan keinginan duniawi adalah suatu bentuk ketaatan kepada


Tuhan, karena Dia memandang rendah pada hal-hal yang dapat memisahkan
kita dari-Nya. Kolose 3:5 mengajarkan bahwa menghilangkan keinginan
duniawi adalah langkah penting dalam perjalanan rohaniah, mengarahkan
fokus kita pada nilai-nilai dan kehendak Tuhan. Dengan memahami bahwa
Tuhan membenci hal-hal duniawi, kita diingatkan untuk hidup sesuai dengan
kehendak-Nya, menjauhkan diri dari godaan dunia, dan mendekat kepada-
Nya melalui ketaatan dan kepatuhan.

3
“Titus 2:11-15: Kasih Karunia ALLAH Menyelamatkan Semua Manusia.” Perikop
Alkitab, 27 January 2021, Hidup Sebagai Orang yang Diselamatkan
(hariansib.com). Diakses pada tanggal 28 Januari 2024.
Sebagai contoh kehidupan yang meninggalkan kefasikan dan keinginan-
keinginan duniawi, kita bisa melihat seseorang yang sebelumnya terlibat
dalam gaya hidup yang tidak sehat dan bertentangan dengan nilai-nilai
kekristenan, namun kemudian mengalami transformasi yang signifikan.

Misalnya, seseorang yang mungkin sebelumnya terlibat dalam pergaulan


bebas, konsumsi alkohol berlebihan, atau terjerumus dalam lingkungan yang
tidak sehat. Setelah mengalami perubahan hati dan keyakinan, individu
tersebut memilih untuk meninggalkan gaya hidup tersebut demi hidup sesuai
dengan ajaran kekristenan.

2. Supaya hidup bijaksana dan adil


Hidup bijaksana dan adil, seperti yang dinyatakan dalam Efesus 5:17,
mengandung makna hidup dengan memahami kehendak Tuhan dan
menghindari segala bentuk kecurangan. Ayat ini mengajak untuk memahami
waktu dengan bijaksana, memahami kehendak Tuhan yang terungkap dalam
Firman-Nya. Hidup bijaksana berarti membuat keputusan yang sesuai dengan
nilai dan norma-Nya, sehingga kita dapat mengarahkan langkah-langkah kita
sesuai dengan rencana-Nya yang penuh hikmat.

Adil, dalam konteks ini, menuntut kejujuran dan integritas dalam segala aspek
kehidupan. Mengikuti ketetapan Tuhan memandu perilaku kita agar sesuai
dengan standar keadilan-Nya. Ini mencakup tindakan-tindakan yang bersifat
adil, menyikapi sesama dengan keadilan, dan menghindari segala bentuk
penyelewengan moral.

Dengan hidup bijaksana dan adil, kita membangun dasar yang kokoh dalam
hubungan dengan Tuhan dan sesama. Setiap tindakan dan keputusan kita
tercermin dari pemahaman akan kehendak Tuhan, dan ketaatan ini membawa
dampak positif dalam membentuk karakter yang sesuai dengan ajaran-Nya.
Contoh kehidupan yang bijaksana dan adil dalam konsep Alkitab, khususnya
sesuai dengan Efesus 5:17, bisa diilustrasikan melalui seorang pemimpin
keluarga yang memandu keluarga atau masyarakat mereka dengan hikmat
dan keadilan, mencerminkan prinsip-prinsip Firman Tuhan.

Seorang kepala keluarga yang hidup bijaksana mungkin membuat keputusan-


keputusan yang didasarkan pada pemahaman akan kehendak Tuhan,
memimpin keluarga dengan tanggung jawab dan kasih sayang. Mereka dapat
menjadi contoh dalam mengelola sumber daya keluarga, memberikan
pendidikan moral kepada anak-anak, dan menghormati pasangan hidup
sesuai dengan prinsip-prinsip Efesus 5:22-33.

3. Beribadah Memuliakan Tuhan


Beribadah kepada Tuhan melibatkan kerinduan yang mendalam untuk
bersekutu dan melayani-Nya dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari,
sebagaimana ditegaskan dalam 1 Korintus 10:31. Teks ini mengajarkan bahwa
segala sesuatu yang kita lakukan, baik dalam makanan, minuman, atau
aktivitas sehari-hari, dapat menjadi bentuk ibadah kepada Tuhan.

Dalam konteks ini, beribadah tidak hanya terbatas pada ritual keagamaan,
tetapi juga melibatkan keseluruhan hidup sebagai persembahan kepada
Tuhan. Memiliki kerinduan yang besar untuk bersekutu dengan Tuhan berarti
menjadikan-Nya sebagai pusat dan tujuan utama dalam setiap tindakan kita.
Ini mencakup kesadaran bahwa kehidupan sehari-hari kita memiliki nilai
rohaniah ketika dijalani dengan kesadaran akan kehadiran dan kehendak
Tuhan.

Melayani Tuhan dalam kehidupan sehari-hari berarti menjalankan tugas dan


tanggung jawab kita dengan integritas, kasih, dan kebijaksanaan,
menghormati-Nya dalam segala hal. Dengan demikian, beribadah kepada
Tuhan tidak hanya terjadi di tempat ibadah, tetapi meresap ke dalam setiap
momen kehidupan kita, mencerminkan rasa syukur dan ketaatan yang tulus
kepada-Nya.

Sebagai contoh kehidupan yang beribadah dan memuliakan Tuhan sesuai


dengan 1 Korintus 10:31, kita dapat melihat seorang pekerja yang dengan
tekun menjalani pekerjaannya sehari-hari dengan prinsip-prinsip moral dan
etika yang ditanamkan dalam Firman Tuhan.

Misalkan seseorang yang bekerja di lingkungan kantor atau perusahaan.


Mereka bisa menunjukkan keibadahan dan penghargaan kepada Tuhan
dengan melakukan pekerjaan mereka dengan integritas, kejujuran, dan
dedikasi yang tinggi. Mereka memahami bahwa segala tindakan, keputusan,
dan interaksi di tempat kerja dapat menjadi bentuk ibadah jika dilakukan
dengan niat yang benar dan mencerminkan nilai-nilai Kristen.

Dengan hidup sesuai prinsip 1 Korintus 10:31, yaitu "Jadi, baik kamu makan,
baik kamu minum, baik kamu melakukan sesuatu yang lain, perbuatlah
semuanya itu untuk kemuliaan Allah," seorang pekerja tersebut menjadikan
setiap tindakan sehari-hari sebagai bentuk ibadah dan penghormatan kepada
Tuhan, menciptakan dampak positif dalam lingkungan kerja dan melayani
sebagai teladan bagi rekan-rekan mereka.

III. Penutup
Penting untuk menyadari bahwa pendidikan Kristen tidak hanya berfokus pada
aspek intelektual, tetapi juga pada pembentukan karakter yang sesuai dengan
ajaran agama Kristiani. Melalui proses pendidikan ini, kita diajak untuk
meninggalkan kefasikan, hidup bijaksana, adil, dan beribadah kepada Tuhan.

Pentingnya meninggalkan keinginan duniawi dan hidup sesuai dengan kehendak


Tuhan, seperti yang terungkap dalam Titus 2:12, menjadi landasan bagi
pendidikan Kristen. Ini bukan hanya tentang pengembangan pengetahuan, tetapi
juga transformasi sikap dan perilaku agar sejalan dengan nilai-nilai kekristenan.
Hidup bijaksana dan adil, sebagaimana diajarkan dalam Efesus 5:17, menjadi
panduan dalam setiap keputusan dan tindakan, mencerminkan kesetiaan kita
kepada Tuhan. Sementara beribadah kepada Tuhan tidak hanya terbatas pada
ritual, melainkan melibatkan keseluruhan hidup sebagai persembahan kepada-
Nya.

Dengan demikian, pendidikan Kristen bukan hanya tentang pendidikan akademis,


tetapi juga membentuk individu yang hidup sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai
kekristenan, menciptakan dampak positif dalam masyarakat melalui karakter
yang disalurkan melalui ketaatan kepada Tuhan.
IV. Daftar Pustaka
 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (2024), http://kbbi.web.id/.
 “Hidup Sebagai Orang yang Diselamatkan.” HarianSIB.com, 15 April 2018,
Titus 2:11-15: Kasih Karunia ALLAH Menyelamatkan Semua Manusia - Perikop
Alkitab. Diakses pada tanggal 28 Januari 2024.
 “Titus 2:11-15: Kasih Karunia ALLAH Menyelamatkan Semua Manusia.”
Perikop Alkitab, 27 January 2021, Hidup Sebagai Orang yang Diselamatkan
(hariansib.com). Diakses pada tanggal 28 Januari 2024.

Anda mungkin juga menyukai