Anda di halaman 1dari 4

A.

PENGERTIAN NILAI DAN NORMA

a. Nilai dan norma

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Nilai adalah harga dalam arti taksiran harga: harga
sesuatu; angka kepandaian; kadar, mutu, banyak sedikitnya isi.
Nilai adalah perasaan tentang apa yang diinginkan atau tidak diinginkan yang dapat mempengaruhi
perilaku seseorang yang memiliki nilai itu. Semua orang memiliki tata nilai yang digunakannya untuk
menilai baik atau buruknya sesuatu di dalam kehidupannya: hal-hal jasmani, rasa, kepercayaan,
keyakinan dan sebagainya. Misalnya: jujur, sopan, peduli. Itulah sebabnya nilai merupakan sisi yang
sangat penting dan melekat erat dalam hidup manusia dalam hal: pola pikir dan pola tingkah laku. Nilai
ditanamkan pada seseorang dalam suatu proses sosialisasi melalui: keluarga, masyarakat/lingkungan,
lembaga pendidikan agama, media massa, tradisi dan kelompok-kelompok sebaya tertentu (Kaswardi,
1993:20-23).

Sementara, norma adalah istilah umum atau universal dan mencakup sesuatu yang ideal, yang
berkaitan dengan hukum, ketentuan-ketentuan dan prinsip-prinsip dan kepastian

b. Nilai dan norma Kristiani

Apabila kita berbicara tentang nilai dan norma kristiani, kita harus juga mengingat ajaran-
ajaran Kristen, khususnya yang menyangkut etika Kristen. Etika Kristen merupakan tanggapan akan
kasih Allah yang menyelamatkan kita (1 Yoh. 4: 19). Titik tolak berpikir iman Kristen adalah iman kepada
Tuhan yang telah menyatakan diri di dalam Tuhan Yesus Kristus. Dalam konteks iman Kristen ukuran
apa yang baik adalah segala sesuatu yang sesuai dengan kehendak Tuhan. sedangkan kehendak Tuhan
sendiri telah dinyatakan dalam Hukum dan perintah Tuhan, yakni Dasa Titah atau Hukum sepuluh
Perkara dan kasih sebagai landasan yang utama. Etika Kristen inilah yang mengontrol, mengoreksi dan
mengarahkan perbuatan orang-orang Kristen dalam berbuat secara nyata atau perbuatan praktis. Dasar
yang digunakan adalah firman Tuhan. misalnya: Sepuluh Perintah Allah yang tercantum dalam keluaran
20:1-17 dan yang disarikan di dalam Hukum Kasih (Matius 22:37-40; Markus 12:30-31; Lukas 10:27)
yakni:

1. Mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi, dan
segenap kekuatan kita. Hukum yang pertama ini merupakan ringkasan sepuluh perintah
Allah nomor 1-5.

2. Mengasihi sesama manusia seperti mengasihi diri sendiri. Hukum yang kedua ini
merupakan ringkasan Sepuluh Perintah Allah nomor 6-10.

Nilai-nilai dan norma-norma Kristiani, khususnya tentang kasih diterangkan secara praktis di 1
Korintus 13:4-8, antara lain:

1. Sabar
2. Murah hati

3. Tidak cemburu

4. Tidak memegahkan diri dan tidak sombong

5. Tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan sendiri

6. Tidap pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain

7. Tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran

8. Menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

Di dalam Alkitab, masih ada banyak petunjuk yang berkaitan dengan nilai dan norma
kristiani yang semuanya mendidik, mengarahkan dan membangun orang Kristen dalam
menjalankan hidupnya. Nilai dan norma kristiani erat hubungannya dengan praktik hidup antara
iman dan perbuatan. Sementara, iman tanpa perbuatan itu pada hakikatnya iman itu mati
(Yakobus 2:17).

c. Praktik hidup sesuai nilai dan norma Kristiani

Bacalah Lukas 10:25-37, Matius 22:35-40, Markus 12:28-34, Matius 5:44, dan Lukas 6:27, 35.
Ayat-ayat tersebut menerangkan kasih yang berkaitan dengan perbuatan nyata dalam praktik hidup
seseorang. Kasih telah menembus sampai wilayah musuh. Mengasihi orang yang memusuhi kita dan
orang yang membenci kita, sangat sulit bahkan hampir tidak mungkin kita lakukan. Namun, firman Tuhan
harus kita lakukan dengan tanpa duka dan terpaksa. Bahkan dalam Mazmur 4:5, 37:1,8 dikatakan bahwa
kita boleh marah, tetapi tidak boleh berbuat dosa, namun kita tidak boleh marah hanya karena orang
berbuat jahat kepada kita. Itu berarti kemarahan tidak boleh dibalas dengan kemarahan pula.

Kejahatan tidak boleh dilawan dengan kejahatan. Secara praktis, ada orang yang memberi
saran demikian; apabila kamu dilempar batu, balaslah dan lemparlah orang itu dengan kapas. Ini suatu
ilustrasi yang mungkin dapat kita terima, namun ada unsur pembalasan dan dendam. Sementara, unsur
pembalasan dan dendam itu justru tidak boleh bagi norma dan nilai-nilai kekristenan. Dalam hal ini, kita
diingatkan tentang peristiwa di Taman Getsemani ketika Tuhan Yesus ditangkap dan Petrus memotong
telinga kanannya Malkhus dengan menggunakan pedangnya, namun kata Tuhan Yesus: “Masukkan
pedang itu kembali ke dalam sarungnya…” (Matius 26:52; Yohanes 18:11).

B. SUMBER NILAI KRISTIANI

Nilai-nilai kristiani tentunya tidak lepas dari sifat-sifat Allah. Firman Tuhan mengatakan
hendaklah kamu sempurna sama seperti Bapamu yang di surga adalah sempurna (Matius 5:48). Nilai-
nilai yang ada pada diri Tuhan Yesus itu diantaranya:
1. Kebenaran

Yaitu kita harus memegang kebenaran dan mengajarkannya dalam kebenaran berdasar
kepada Alkitab. Kebenaran ini juga terletak integritas dan kejujuran, yaitu ada keselarasan antara apa
yang dikatakan dan dilakukan

2. Kesalehan

Di sini setiap orang percaya harus hidup berfokus dan berpusat pada Allah Bapa di dalam
nama Tuhan Yesus Kristus. Kesalehan berbicara tentang hubungan atau relasi antara kita dengan Allah
dan kesederhanaan hidup.

3. Kekudusan

Ini merupakan syarat seseorang dapat melihat Allah dan masuk menghadap hadirat-
Nya. Orang Kristen telah dipisahkan dari dunia yang gelap ini untuk tujuan khusus yaitu
sebagai garam dan terang dunia.

4. Kesetiaan

Sifat setia sangat diharapkan untuk dapat dimiliki oleh setiap orang percaya.
Kesetiaan orang Kristen harus didasarkan kepada kesetiaan Allah sendiri dengan senantiasa
menyertai kita.

5. Keutamaan

Semangat untuk memberikan yang terbaik untuk Tuhan dan sesama tentunya
diilhami oleh Allah sendiri yang telah memberikan pemberian yang terbaik yaitu Anak-Nya
yang tunggal bagi dunia.

6. Keadilan

Keadilan artinya sifat (perbuatan, perlakuan) yang adil. Adil artinya sama berat, tidak
berat sebelah, tidak memihak tetapi berpegang pada kebenaran. Betapa pentingnya keadilan
itu. Oleh sebab itu kita harus terlibat dengan aktif dalam segala upaya menegakkan keadilan
Tuhan di negeri yang kita cintai ini. Bukan semata-mata karena kita sedang tertindas, tetapi
karena Tuhan peduli kepada setiap orang benar yang ditindas kefasikan, kemunafikan, atau
kefanatikan orang lain. Namun lebih dari itu karna bumi ini milik Tuhan Allah kita sendiri yang
Maha adil dan Maha kasih. Di dalam Dia tidak ada diskriminasi suku, bangsa, ras dan bahasa
juga sosial budaya. (Kej. 18:19, Ul. 16:19, 32:36; Mzm. 9:9, 11:7,135:14,).

7. Kasih
Ini merupakan ciri kehidupan umat kristiani yang selalu dinantikan oleh orang-orang
di sekitar kita. Kasih yang dinyatakan dengan kesediaan untuk menerima orang lain,
mengampuni yang bersalah dan menyalurkan berkat Tuhan bagi mereka yang membutuhkan.

Banyak sumber-sumber agar kita mengetahui nilai-nilai kristiani lebih lanjut lagi
seperti tertulis dalam Galatia 5:22-23 yaitu:

1. Kasih itu penting (I Yoh. 4:8; I Kor. 13:13;Gal 5:6).

Kasih adalah hakikat kekal Allah. Karena itu, kasih Kristus haruslah menjadi ciri hidup orang-
orang Kristen dan kasih Kristus inilah yang harus selalu diutamakan dalam seluruh hidup
kita.

2. Sukacita dianugerahkan oleh Kristus kepada para pengikut-Nya (Yoh. 15:11) dan
disampaikan dengan perantaraan Roh Kudus (I Tes 1:6; Rm. 4:17).

3. Damai sejahtera adalah pemberian Kristus (Yoh. 14:27 dan mencakup ketenangan batin
(Flp. 4:6) serta hubungan harmonis dengan orang lain.

4. Kesabaran berkaitan dengan sikap seseorang terhadap orang lain dan mencakup
ketidaksediaan untuk membalas kejahatan dengan kejahatan. Harfiahnya adalah panjang
sabar.

5. Kemurahan, ini adalah tindakan yang penuh kebaikan, khususnya kebajikan sosial.

6. Kebaikan, adalah ketulusan jiwa yang membenci kejahatan, motif dan perilaku yang baik.

7. Kesetiaan artinya keteguhan hati, ketaatan, kepatuhan dalam takut akan Tuhan, dalam
persahabatan dan perhambaan.

8. Kelemahlembutan didasarkan pada kerendahan hati dan menunjukkan sikap terhadap


orang lain sesuai dengan penyangkalan diri.

9. Penguasaan diri artinya bisa mengendalikan diri terhadap segala sesuatu dengan dipimpin
oleh Roh Kudus.

Berdasarkan teladan Allah sendiri, kita pun dipanggil untuk mewujudkan nilai kristiani seperti
ini: menolong dan mengasihi teman-teman kita, bahkan berpihak kepada mereka yang lemah dan yang
sesungguhnya tidak layak menerima kepedulian dan kasih kita. Teladan Tuhan Yesus Kristus mestinya
memberikan kita kekuatan untuk melaksanakannya.

Anda mungkin juga menyukai