Anda di halaman 1dari 8

Nama : Agustinus Adu (19190269)

Kelas :F
Hari/Tgl : Sabtu,30 Mey 2020.

TUGAS TAHAP 2

Mahasiswa berupaya menggali secara mandiri beberapa pokok


bahasan tentang Etika Kristen:

1. Alkitab dan etika Kristen: Titik Tolak Etika Kristen


2. Pentingnya Alkitab bagi Etika Kristen
3. “Allah sebagai Pencipta bagi Etika”
4. “Allah sebagai Juruselamat bagi etika”
5. “Allah sebagai penolong dan pembimbing kepada kebenaran bagi etika”
6. Pancasila dan Etika Kristen : tanggung jawab Etika Kristen dalam Negara
Pancasila yang sedang membangun.
Pembahasan
1. Alkitab dan Etika Kristen

Kata 'etika' berasal dari kata Yunani ethos, 'susila'; istilah itu terdapat
dalam 1 Kor 15:33, diterjemahkan 'kebiasaan yg baik', tapi dalam PB kata yg
lebih banyak dipakai untuk mengartikan cara hidup ialah anastrofe dan kata
kerja yg berpadanan (lih 2 Ptr 3:11).
Etika atau susila alkitabiah berbicara tentang cara hidup, yg diatur dan disetujui
Alkitab. Menurut Alkitab, susila dalam arti 'kebiasaan yg baik' tidak dapat
dilepaskan dari pembawaan batiniah (motif-motif) yg terungkap dalam tingkah
laku yg dapat diamati. Susila yg dituntut oleh Alkitab terkait dengan hati
manusia, sebab 'dari situlah terpancar kehidupan' dan 'Allah mengetahui hatimu'
(bnd Ams 4:23; 23:7; Mrk 7:18-21; Luk 16:15; Ibr 4:12). Perintah-perintah Allah
sering dalam rangka tuntutan akan tindakan nyata atau terlarang, tapi janganlah
menganggap bahwa perintah-perintah itu hanya memperhatikan tindakan
lahiriah saja (bnd Mat 5:28; Rm 13:9-10).
 prinsip-prinsip etika kristen yang tertulis dan diatur dalam Alkitab
sesuai dengan hukum kasih dalam Alkitab di antaranya :
a. Bersifat terbuka (1 Yoh 1:7) Allah memiliki sifat yang terang dan di dalam
terang tersebut tidak ada yang disembunyikan. Hal itu berlaku juga di dalam
persekutuan, keterbukaan merupakan suatu hal yang harus diutamakan untuk
terjalin persekutan yang baik sesuai dengan sejarah agama kristen.
b. Berani menegur (Ams 27:6) Sahabat sejati seharusnya harus berani untuk
saling menegur, bahkan harus berani untuk “memukul” sahabatnya asalkan hal
itu dimaksudkan untuk hal yang baik mengajarkan tentang manfaat berdoa bagi
orang kristen.

c. Memiliki hati yang besar didalam setiap teguran (Ams :18)

Dapat berbesar hati untuk menerima teguran dari oranglain. Harus mengerti
bahwa teguran yang diberikan adalah suatu wujud tanda kasih. Saat kita di tegur
berarti kita dikasihi karena kita diinginkan untuk menjadi pribadi yang lebih baik
lagi dan terhindari dari perilaku yang menyimpang dan tidak sesuai dengan
ajarannya, jangan berfikiran bahwa suatu teguran itu merupakan suatu hinaan
dan membuat anda sakit hati lalu membenci.

d. Tidak menghakimi sendiri (mat 7:1; Gal 6:1-2)


e. Ramah dan penuh kasih (efensus 4:32)

f. Dapat membawa kedamaian (roma 14:19)

2.Pentingnya Alkitab Bagi Etika Kristen

Secara umum, Alkitab sangat berperan penting dalam pembentukan etika


manusia di antaranya:

 Untuk mengetahui atau membandingkan mana perilaku yang baik dan


perilaku yang buruk

 Menjadikan umat Kristiani hidup dalam kedamaian, kesejahteraan, dan


keharmonisan di dalam cinta kasih
 Etika memberikan gambaran atau orientasi hidup bagi umat Kristiani
 Etika membuat manusia dapat bertanggung jawab atas hidupnya. Baik
buruknya perbuatan yang dilakukan, hasilnya akan dirasakan sendiri oleh
orang yang bersangkutan
 Membuat manusia menjadi lebih baik dari yang sebelumnya
 Mengajak umat Kristiani untuk bersikap rasional saat mengambil
keputusan di tengah-tengah kehidupan Kristiani
 Etika dalam Kristen mempengaruhi umat Kristiani untuk selalu
menjunjung tinggi moralitas dalam kehidupan beragama
 Menjadikan umat Kristiani lebih independen alias tidak mudah diombang-
ambingkan oleh bisikan bahasa Roh
 Menjadikan manusia lebih dekat dengan Sang Pencipta dan taat pada
aturan-Nya
 Etika Kristen membantu manusia untuk dapat menyelesaikan masalah
yang terjadi dalam kehidupan Kristiani

Alkitab juga berperan di dalam kehidupan orang Kristen sebagai media yang
Allah pakai supaya mereka memiliki pengenalan akan Allah dan bertumbuh
menurut hikmat Allah.

Serta mengajarkan manusia bagaimana cara beretika yang benar antara sesama
makluk sosial dalam kehidupan sehari-hari.

Alkitab juga media yang Allah pakai untuk menggembalakan domba-domba-Nya,


yaitu orang-orang yang percaya kepada-Nya. Alkitab berperanan penting dalam
kehidupan orang Kristen sebagai panduan dan guru untuk mengajar, menasihati,
mendorong, dan menghibur. Selain itu, Alkitab sebagai firman Tuhan juga
mengajar orang Kristen untuk menjauhi dan menolak dosa.
 Alkitab juga mngajarkan beberapa karakter yang harus di miliki
umat kristiani di antaranya :
a.Tulus
Untuk melewati banyak bahaya yang ada disekeliling kita ini, maka kita
harus memiliki rasa takut yang sehat dalam menjalani hari-hari kita. Kita harus
hidup disertai dengan kehidupan yang benar-benar berubah dan memiliki
pembaruan akal budi dan dapat mempercayai Allah setiap hari.
b. Kasih
“Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah
kasih.” (1 Yohanes 4:8)
“kasihilah Tuhanmu, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap
jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan
kasihinilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”(Lukas 10:2)
Hidup penuh kasih adalah kehidupan yang diberikan oleh Alkitab. Egoisme dan
egosentris adalah gambaran bagi orang yang memiliki perilaku yang umum saat
seseorang mulai mencintai sendiri.
c. Menghormati
Di dalam kehidupan kita tidak pernah hidup sendiri dan pastinya akan
saling membutuhkan. Sehingga pentingnya ada rasa saling menghormati satu
sama lain. Allah memerintahkan kita untuk menaati dan menghormati
sesamanya terutama orang tua kita. Bahkan Allah berjanji untuk memberkati
ketika kita menghormati orangtua kita (efesus 6:2-3). kita harus tunduk kepada
pemerintah dan harus menghormati semua orang apabila ingin dhormati, dan
apabila kita melakukannya dengan cara yang benar maka kita telat
menyenanglan Allah (1 Petrus 13-27).
d. Murah hati
Tuhan berfirman bahwa orang yang murah hati akan memiliki banyak
kelimpahan dan apabila menabur dengan murah hati maka kita juga akan
menuainya dengan kemurahan hati juga.
“Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia
sendiri akan diberi minum.” (Amsal 11:25). ketamakan yang merupakan sifat
yang cukup banyak dimiliki oleh banyak orang. Terkadang semua yang
melatarbelakangi adalah uang, bahkan orang-orang ini terlalu mencintai uang
sehingga menimbulkan sifat tamak didalam dirinya.
d. Rendah hati
Ketika kita merendahkan hati di hadapan Tuhan, Ia akan meninggikan kita
(Yakobus 4:10). kita haruslah bermegahan hanya saat kita di dalam Tuhan atau
segala kemegahan yang kita lakukan harus ada di dalam Tuhan (Mazmur 34:2).
“Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah
hati.” (Yakobus 4:6)
e. Memberikan semangat
f. Setia
g. Bersyukur
h. Memiliki iman yang sejati
3. Allah Sebagai Pencipta Bagi Etika

Etika Kristen berdasarkan kehendak-kehendak Allah seperti yang


diwahyukan kepada manusia melalui Alkitab. Karena Allah adalah Sang Pencipta
bagi etika dan yang mahakuasa, mahatahu dan kekal, etika Kristen bersifat
mutlak, yaitu selalu benar, tidak bergantung kepada waktu, tempat dan
lingkungan.
Etika Kristen juga bersifat mengikat bagi umat-Nya, yaitu menuntut umat
mematuhinya.
Sistem etika lain, etika Kristen berpusat kepada tugas (‘duty centered’) atau
aturan tidak kepada hasil dari tindakan.
Di dalam sistem etika Kristen ada prinsip adanya hukum moral yang lebih tinggi
karena adanya suatu kebaikan atau prinsip yang lebih tinggi daripada yang lain.
Misalnya, manusia dituntut untuk mengasihi Allah lebih dari manusia (Lihat
Matius 22: 36 – 38) bahkan dirinya sendiri. Lukas 14: 26 bahkan mengatakan
“Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya,
isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan
nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” Sudah barang tentu kita
harus hati-hati dalam menerapkan prinsip ini, tidak dengan semena-mena tapi
dengan hati-hati dan dengan hati yang tulus.  
Manusia harus mengasihi sesama manusia lebih daripada materi (lihat Matius
22: 39), termasuk harta, posisi, prestasi, nama, waktu, dsb. Manusia bagi Alkitab
adalah utama sedangkan materi adalah sekunder.
Alam semesta dengan segala isinya dicipta Tuhan untuk dieksplor oleh manusia
dan digunakan untuk kesejahteraannya (Kejadian 1: 28). Untuk menebus
manusia dari akibat dosa Allah rela mengirimkan Anak-Nya yang tunggal, Yesus
Kristus, datang ke dunia, menderita bahkan mati di kayu salib yang hina. Karena
Allah begitu mengutamakan manusia, orang percaya pun harus mengutamakan
sesamamanusia.
Manusia diminta mengasihi orang lain lebih daripada dirinya seperti
diungkapkan dalam ayat yang sering disebut sebagai the golden rule dalam
hubungan antarmanusia (Matius 7: 12). Kita diminta memiliki empati terhadap
orang lain dan memperlakukan mereka seperti keinginan kita sendiri untuk
diperlakukan orang lain. Manusia pada dasarnya memiliki sifat ego-sentris,
sedang orang yang mau ikut Yesus harus menyangkal diri, yaitu tidak
memusatkan perhatian pada diri sendiri tetapi kepada sesama manusia.
4. Allah Sebagai Juruselamat Bagi Etika

Pengajaran Etika menurut Yahudi lebih menekankan soal bagaimana


manusia bersikap. Etika Yudaisme mempunyai dua sumber utama yaitu Etika
yang bersumber dari Kitab Suci (TANAKH) dan Literatur para Rabi.

Yang paling dikenal adalah kesepuluh Firman Allah, yang terdapat dalam
Keluaran 20 dan Ulangan 5:|6-21. Dari kesepuluh perintah ini terdapat enam di
antaranya yang merupakan perintah langsung dalam kaitannya dengan sesama
yaitu: Hormatilah ayahmu dan ibumu, jangan membunuh, jangan berzinah,
jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu, dan jangan
mengingini milik sesamamu. Sedangkan keempat lainnya adalah menyangkut
hubungan dengan Allah. Tetapi semuanya itu haruslah dilihat sebagai kesatuan
dan harus dilaksanakan demi menjaga keterikatan mereka dengan perjanjian
bersama Allah.

Namun demikian, Yudaisme sebagai agama tradisi tidak hanya memiliki tradisi
tertulis yaitu Kitab Suci sebagai sumber ajaran. Sumber lain yakni tulisan-tulisan
dari para Rabi yaitu Mishna, Midrasy, Talmud dan Targum. Baik dalam Kitab Suci
ataupun literatur Rabini sama-sama menekankan pada moral. Hanya saja
Literatur Rabinik melanjutkan penekanannya pada tindakan etis. Untuk itulah
para Rabi membuat formulasi terhadap sistem tradisi yang tertuang dalam
Mishna dan diperluas menjadi Talmud.

Kumpulan-kumpulan besar tulisan para rabi ini pada dasarnya memberikan


perhatian pada satu pokok persoalan yaitu: bagaimana seharusnya manusia
menjalani hidupnya untuk memenuhi perintah Allah sehingga diri mereka
menjadi suci dengan berjalan sesuai dengan jalan Tuha

5. Allah Sebagai Penolong Dan Pembimbing Kepada Kebenaran Bagi


Etika

Kita sebagai orang Kristen seharusnya bersyukur ketika kita boleh lahir
dalam keluarga Kristen. Kenapa, karena umat Kristen percaya bahwa Yesus
adalah Anak Allah dan Juru Selamat umat manusia yang datang sebagai Mesias
(Kristus) sebagaimana yang dinubuatkan dalam Alkitab. 

Kita diciptakan segambar dan serupa Allah (Imma-Godei) tentunya harus


mempunyai etika dalam menjalani kehidupan kita sehari-hari. Apalagi status kita
sudah diselamatkan. Lewat ajaran firman Tuhan kita pasti akan tahu mana  yang
baik dan yang buruk dan yang berkenan kepada Allah.

Akan tetapi yang kita temui saat ini adalah banyak orang Kristen yang tidak lagi
menggunakan etika dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan bahkan masih
lengket dengan dosa: pesta miras, irih hati, penyembahan berhala, sex bebas,
kepentingan diri sendiri, roh pemecah  dan lain sebagainya. Ketika Etika Kristen
sudah tidak diterapkan maka dunia juga akan semakin hari semakin jahat.

Untuk itu kita sebagai orang Kristen yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai
Tuhan dan Juru Selamat yang hidup, marilah kita beretika yang baik. Lewat
tuntunan Roh Kudus kita akan diarahkan kepada sesuatu yang dikehendaki oleh
Allah dan itulah yang terbaik.

6. Pancasila Dan Etika Kristen : Tanggung Jawab Etika


Kristen Dalam Negara Pancasila Yang Sedang Membangun

Hukum kita ibaratkan perahu. Etika kita ibaratkan sebagai laut. Jika
etikanya kering, maka hukum tidak akan berjalan dengan baik. Oleh karena itu,
hakim harus memiliki etika yang berlandaskan Pancasila. Etika menjadi benteng
pada diri hakim agar tidak melakukan hal-hal yang dapat melukai marwah
keluhuran seorang hakim,” ujar Ketua Bidang SDM, Advokasi, Hukum, Penelitian
dan Pengembangan Komisi Yudisial (KY) Sumartoyo saat memberikan keynote
speech dalam workshop Perbuatan Merendahkan Kehormatan dan Keluhuran
Martabat Hakim dalam Perspektif Etika dan Hukum, Rabu (30/8) di Hotel Le
Polonia Medan, Sumatera Utara.
 
Apabila seorang hakim telah paham dan sadar pentingnya menjaga etika, maka
cita-cita untuk mewujudkan peradilan bersih akan terwujud. Sebagai profesi
mulia, lanjut Sumartoyo, seorang hakim hendaknya tidak mudah tergoda.
 
“Dengan begitu, semua perilaku, moral, dan putusannya akan sejalan dengan
nilai-nilai kejujuran,” tambah mantan advokat ini.
 
Hal senada disampaikan Wakil Gubernur Sumatera Utara Nurhajizah.
Menurutnya, sebaik apapun konsep hukum, tetapi tanpa diikuti dengan etika dan
disiplin menjadi sia-sia. Bagi seorang hakim, etika harus berlandaskan Pancasila
agar dalam menghasilkan putusan berdasarkan keadilan.
 
“Etika berbangsa dan bernegara yang berlandaskan Pancasila itu harus didorong
dan ditingkatkan. Sesungguhnya etika yang berlandaskan Pancasila akan
otomatis memiliki nilai-nilai agama didalamnya dan akan membuat hakim
menghasilkan putusan yang jujurdan tidak berat sebelah,” ungkap Nurhajizah.
 
Dalam kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Hukum Universitas Islam
Sumatera Utara (UISU) Marzuki menekankan pentingnya pendidikan etika sejak
dini. Ia juga menyampaikan bahwa penting memiliki role model yang memiliki
etika kebangsaan.

Anda mungkin juga menyukai