Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN DENGAN DISIPLIN ILMU LAIN

(Theologi Biblika dan Theologi Sistematika, Theologi Biblika dan Theologi


Homiletik)
Mata Kuliah : Theologi Alkitab
Dosen Pengampu : Dr. Baginda Sitompul, M.Pd.K

Disusun Oleh Kelompok 3:


 Ita Selviana Manik (200101157)
 Rahmat Simbolon (200101158)
 Sri Rezeki Jelita Rajagukguk (200101159)
 Ayu Anri Sitanggang (200101160)
 Cintia Tryana Damanik (200101161)
 Dame Fitri Simamora (200101162)
 Ellida Lusiva Hasugian (200101163)
 Enjelina (200101164)
 Ernauli Maharani Marbun (200101165)
 Friskila Septiani S (200101166)

KELAS D
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN KRISTEN
INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) TARUTUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmatNya sehingga kami kelompok tiga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Hubungan dengan Disiplin Ilmu Lain”

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas


makalah kelompok pada mata kuliah “Theologi Alkitab” oleh Bapak Dr. Baginda
Sitompul, M.Pd.K. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
banyak kekurangan pada makalah ini. Untuk itu kami kelompok tiga mengharapkan
kritik serta saran supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih
baik lagi.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Baginda Sitompul,


M.Pd.K. selaku dosen pengampu mata kuliah Theologi Alkitab yang telah
membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini. Demikian, semoga makalah ini
dapat bermanfaat. Terima kasih.

Sipoholon, Maret 2023

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah..................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Theologi Biblika dan Theologi Sistematka........................................................5
B. Theologi Biblika dan Theologi Homiletik..........................................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA………………………………..………………………………………………………………………10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Relasi teologi sistematika dan teologi biblika merupakan suatu relasi
yang pelik. Relasi ini pelik karena kedua bidang ilmu teologi ini merupakan dua
bidang ilmu yang terus bergerak maju dengan berbagai macam penemuan dan
pendapat baru. Menjabarkan relasi dua bidang ilmu teologi ini ibarat
menghubungkan “dua buah aliran sungai” yang terus bergerak. Kepelikan ini
ditambah lagi dengan luas dan lebarnya pendapat-pendapat para ahli terhadap
masing-masing disiplin ilmu tersebut.
Ada berbagai macam definisi, metode, dan perspektif di dalam masing-
masing disiplin ilmu yang membuat mustahil untuk merangkul semua perspektif
tersebut. Suatu posisi harus diambil dan dengan demikian menyingkirkan
perspektif, metode, dan definisi yang lainnya. Hal ini ditambah lagi dengan
munculnya tantangan dari filsafat pascamodern yang juga mempengaruhi kedua
disiplin ilmu ini. Dalam kondisi seperti ini sukar untuk mencari dan
memaparkan suatu relasi yang permanen. Yang ada hanya relasi yang bersifat
sementara hingga “penemuan baru” memisahkan mereka sehingga perlu dicari
keseimbangan dan relasi model baru.

B. Rumusan Masalah
i. Apa hubungan Theologi Biblika dan Theologi Sistematika ?
ii. Apa hubungan Theologi Biblika dan Theologi Homiletika?

C. Tujuan Penulisan
i. Untuk mengetahui apa hubungan Theologi Biblika dan Theologi Sistematika
ii. Untuk mengetahui apa hubungan Theologi Biblika dan Theologi Homiletika

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Theologi Biblika dan Theologi Sistematika


Pada abad ke-19, terutama di Protestan lingkaran, jenis baru dari teologi
sistematika muncul: upaya untuk menunjukkan bahwa doktrin Kristen yang
terbentuk lebih erat sistem yang koheren didasarkan pada beberapa inti aksioma.
Seperti teologi sering terlibat lebih drastis pemangkasan dan reinterpretasi dari
kepercayaan tradisional dalam rangka untuk menyatu dengan aksioma. Friedrich
Daniel Ernst Schleiermacher, misalnya, diproduksi Der christliche Glaube nach den
Grundsätzen der evangelischen Kirche (Iman Kristen Menurut prinsip-Prinsip Gereja
Protestan) pada tahun 1820-an, di mana ide inti adalah kehadiran universal antara
manusia (kadang-kadang lebih tersembunyi, kadang-kadang lebih eksplisit) dari
perasaan atau kesadaran 'ketergantungan mutlak'; semua tema-tema teologis yang
ditafsirkan sebagai deskripsi atau ekspresi modifikasi dari perasaan ini.
Teologi sistematika adalah disiplin ilmu formal yang terutama dibangun
berdasarkan analisis tematik. Para ahli sistematika menekankan tema-tema dan
prioritasprioritas Kristen tradisional yang telah berkembang di sepanjang sejarah
gereja. mereka lazimnya mendekati Alkitab untuk cara mencari jawaban bagi suatu
daftar panjang dari pertanyaan-pertanyaan atau tema-tema yang sangat tradisional.
Tujuan teologi sistematika bukanlah untuk memeriksa atau menerangkan Alkitab,
tetapi untuk menetapkan apa yang harus dipercayai oleh orang Kristen di dalam
dunia modern melalui refleksi rasional tentang sains dan agama.
Pandangan Gabler yang membedakan antara teologi biblika dan teologi
sistematika menentukan arah bagi para teolog kritis yang telah diikuti bahkan sampai
zaman sekarang. Charles Hodge hidup dari tahun 1797 hingga 1878 dan
mencurahkan hidupnya terutama untuk disiplin teologi sistematika. Dengarkan cara
Hodge membedakan teologi biblika dari sistematika di dalam introduksi untuk
bukunya Systematic Theology yang terdiri dari tiga volume itu: “Inilah perbedaan
antara teologi biblika dan teologi sistematika. Tugas dari teologi biblika adalah
menemukan secara pasti dan memaparkan fakta-fakta Alkitab. Tugas teologi
sistematika adalah mengambil fakta-fakta tersebut, menentukan kaitannya di antara
satu sama lain dan kaitannya dengan kebenaran-kebenaran lain yang sama
sumbernya, serta mempertahankan fakta-fakta itu dan menunjukkan harmoni serta
konsistensinya”. Seperti yang kita lihat di sini, Hodge mendefinisikan teologi biblika
sebagai disiplin eksegesis, yaitu studi tentang fakta-fakta Kitab Suci. Dan ia juga
mendefinisikan teologi sistematika sebagai disiplin yang mengambil fakta-fakta yang
dipahami di dalam teologi biblika dan menyusunnya menurut kaitannya dengan satu
sama lain, dengan memperhatikan berbagai koneksi logisnya.
Berbeda dengan teolog kritis, Hodge mempercayai otoritas Alkitab.
Komitmennya kepada otoritas Alkitab mengarahkannya untuk mengajarkan bahwa
orang Kristen wajib mendasarkan teologi sistematika pada temuan-temuan dari
teologi biblika. Ketimbang menolak secara selektif bagian ini atau itu dari Alkitab

5
serta menerima bagian lainnya, Hodge menegaskan bahwa teologi siste matika harus
tunduk kepada semua temuan teologi biblika di dalam Alkitab dengan
menempatkannya dalam urutan yang logis.
Menurut Vos, teologi biblika berfokus pada cara-cara para penulis Alkitab
merefleksikan sejarah. Teologi biblika menemukan beragam perspektif Alkitab
tentang tindakan-tindakan yang agung dari Allah di dalam sejarah dan signifikansi
teologis dari tindakan-tindakan ilahi tersebut. Selanjutnya, teologi sistematika
merangkum semua yang diajarkan Alkitab tentang sejarah penebusan ke dalam
sebuah sistem teologi yang terpadu. Dalam hampir setiap cabang aliran injili, teologi
biblika terus memiliki fokus dasar ini.
Disiplin ilmu Biblika menolong Teologi Sistematik dalam menyusun ajaran-
aran Alkitab secara benar dan logis sehingga dapat diterima secara akal. Jadi, teologi
Biblika menolong teologi sistematika dalam menelusuri tema tertentu (misalnya
penebusan, perjanjian dst.) akan menyajikan materi yang luas dari Alkitab secara
progresif.
Relasi teologi sistematika dan teologi biblika pada masakini dipandang
sebagai dua bidang ilmu yang terpisah. Teologi biblika hanya berupaya mencari apa
makna teks pada masa penulis Alkitab sedangkan teologi sistematika hanya berpusat
pada menyampaikan makna teks pada masa kini. Teologi biblika adalah studi
obyektif sedangkan teologi sistematika adalah studi yang berdasar pengakuan iman
seseorang. Paper ini, melalui penelitian literatur yang ada, mencoba mengusulkan
bahwa teologi biblika dan teologi sistematika memiliki relasi yang erat dimana
keduanya berakar dari Alkitab dan bersifat pararel dan dialogis.

Ada persamaan dan perbedaan antara teologi biblika dengan sistematik.


Keduanya berakar pada penganalisaan Kitab Suci, namun demikian teologi
sistematik juga berusaha memperoleh kebenaran dari sumber- sumber di luar
Alkitab. Dari hubungan antara kedua teologi ini, ada beberapa perbedaan yang dapat
dilihat. (1) Teologi biblika merupakan awal dari teologi sistematik; eksegesis
memimpin teologi biblika yang kemudian memimpin teologi sistematik. (2) Teologi
biblika berusaha menentukan apa yang dimaksudkan oleh penulis Alkitab berkaitan
dengan isu-isu teologi, sedangkan teologi sistematik menjelaskan mengapa sesuatu
itu benar dengan menambahkan pandangan secara filosofis. (3) Teologi biblika
memberikan pandangan penulis Alkitab, sedangkan teologi sistematik memberikan
diskusi doktrinal dari sudut pandang masa kini. (4) Teologi biblika menganalisis
materi dari penulis tertentu atau periode sejarah tertentu, sedangkan teologi
sistematik meneliti semua materi baik dari Alkitab maupun dari luar Alkitab yang
berkaitan dengan doktrin tertentu.

6
KONTRAS ANTARA THEOLOGI BIBLIKA DENGAN THEOLOGI
SISTEMATIK
THEOLOGI BIBLIKA THEOLOGI SISTEMATIKA
Membatasi studinya hanya pada Kitab Mencari kebenaran dari Kitab Suci dan
Suci. dari sumber lain di luar Alkitab
Mempelajari bagian-bagian dari Kitab Mempelajari keseluruhan dari Kitab
Suci. Suci.
Menyusun informasi tentang suatu Menyusun informasi tentang suatu
doktrin dari seorang penulis tertentu doktrin dengan mengkorelasikan semua
(mis. Yohanes atau Paulus) atau era Kitab Suci.
tertentu (mis. Abrahamik, Mosaik,
profetik).
Berusaha untuk mengerti mengapa atau Berusaha untuk mengerti apa yang
bagaimana suatu doktrin berkembang. tertulis pada akhirnya.
Berusaha untuk mengerti proses dan Berusaha untuk mengerti hasil dari
hasil dari produk itu. produk itu
Melihat progres dari wahyu dalam era Melihat kulminasi dari wahyu Allah.
yang berbeda (seperti di era Eden, Nuh).

B. Theologi Biblika dan Theologi Homiletik


Homiletika berasal dari kata Yunani “Homilia” yang mempunyai arti dasar;
perundingan, penguraian atau khotbah. Homiletika dapat didefinisikan sebagai
berikut; Ilmu Berkhotbah atau pelajaran berbicara di hadapan orang banyak supaya
pokok yang disampaikan dapat disajikan dengan cara yang terang, nyata dan
berkuasa. Tekanan dalam kata ini adalah bagaimana cara memberitakan pengajaran
Kristen secara teratur, sistimatis dan sedap didengar agar pendengar dapat menerima
dengan baik serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Definisi di atas mengandung dua indikasi yaitu; persiapan bahan khotbah, dan
yang utama persiapan menyampaikan khotbah. Itu berarti homiletika adalah sebuah
ilmu yang praktis yaitu mempelajari bagaimana cara memberitakan pengajaran
Kristen termasuk syarat-syarat dalam mendidik seseorang menjadi seorang pemberita
firman yang baik.
Theologi Biblika bertugas menggali arti dan makna yang benar serta
kebenaran- kebenaran yang ada di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
sebagai pegangan iman. Ilmu yang termasuk di dalamnya antara lain; Introduksi

7
PL dan PB, Eksposisi PL dan PB, Bahasa Ibrani dan Yunani, Hermeneutika-
Eksegese (ilmu tafsir). Teologi PL dan PB.
Homiletika adalah ilmu atau penafsiran Alkitab dan seni penyampaian
hasil penafsiran tentang khotbah sesungguhnya. Homiletika dan khotbah
merupakan dua substansi yang sangat berkaitan antara satu dengan yang lain.
Homiletika memberikan prinsip-prinsip untuk khotbah sedangkan khotbah
memerlukan homiletika dalam persiapan dan penyampaiannya. Dasar homiletika
dan khotbah adalah Alkitab sebagai firman Allah.
Pengkhotbah yang belajar homiletika akan mempersiapkan khotbah
dengan cermat supaya dapat diterima oleh pendengar dengan baik. Homiletika
adalah cabang dari Theologi. Theologi merupakan studi rasional atau
pembicaraan (logos) tentang pernyataan (Wahyu) Allah (Theos) yang disusun
secara sistematis berdasarkan Alkitab. Kita dapat mengenal Allah melalui
theologi karena kemurahannya yang berkenan menyatakan dirinya kepada kita
(Ulangan 29:29).
Sesungguhnya ciptaan tidak dapat mengenal sang pencipta jikalau sang
pencipta tidak menyatakan dirinya untuk itu theologi biblika bertugas
mempelajari progresivitas wahyu Allah sebagaimana yang tertulis dalam
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Sumber pembelajaran theologi biblika
adalah Alkitab saja.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Theologis dibiblika dan Theologi sistematika, Theologi Biblika dan Theologi


Homiletika dapat mengambil fakta-fakta dan menentukan kaitannya di antara satu
sama lainnya, serta mempertahankan kebenaran keberanaran dan mempelajari
bagian-bagian dari kitab suci, dengan bertujuan untuk menetapkan apa yang harus
dipercaya oleh seseorang Kristen di dalam dunia modern agama. Theologi diberikan
dapat menyusun informasi tentang suatu doktrin dari seseorang penulis tertentu serta
berusaha mengerti bagaimana salah satu doktrin berkembang dan dapat memberikan
pandangan penulis Alkitab. Theologi homiletika merupakan ilmu atau penafsiran
Alkitab serta seni penyampaian hasil penafsiran tentang khotbah sesungguhnya,
sebuah ilmu yang praktis yaitu mempelajari bagaimana cara memberitakan pengajaran
Kristen termasuk syarat-syarat dalam mendidik seseorang menjadi seorang pemberita
firman yang baik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Carson, D. A. “Systematic Theology and Biblical Theology,” dalam New Dictionary of


Biblical Theology. Ed. T. Desmond Alexander dan Brian S. Rosner. Downers
Grove: InterVarsity, 2000

Enns, Paul (2016). The Moody Handbook of Theology.Malang : LITERATUR SAAT

Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology. Edisi revisi. Chicago:Moody, 2008.

Billington, Antony. “Christian Cartography: Mapping Biblical Literature and Theology


with Kevin Vanhoozer,” <https://www.clsg.org/AB_on_KV.pdf>. diakses
Februari 2020.

Sulistio, Thio Christian. 2020. Seberapa Teologiskah Teologi Biblika?: Relasi Antara
Teologi Sistematika Dan Teologi Biblika. Jurnal EFATA Vol. 6 No. 2.

Sibarani, Yosua. 2021. Panggilan Berkhotbah-Kiat Mempersiapkan dan Menyampaikan


Khotbah Alkitabiah. Yogyakarta: Andi.

Tabib, Lukas. 2016. Hubungan Teologi Sistematika dengan Ilmu Lain. STT Lukas
Online.

10

Anda mungkin juga menyukai