Anda di halaman 1dari 9

METODE PWG

Nama : Merisma Deni Wati Laia


Semester/Prodi : V(Lima)/PAK
Makul : Pembinaan Warga Gereja
Dosen Pengampu : Sanip Surbakti, M. Th

BAB I

PENDAHULUAN

Pembinaan Warga Gereja (PWG) merupakan pelayanan yang penting digereja,


bahkan hal ini sangat esensi karena merupakan tugas gereja yang diamanatkan oleh Yesus
Kristus. PWG dalam arti toerusting sebenarnya tidak lain adalah suatu bentuk “belajar”,
namun belajar secara alkitabiah selalu bewujud perbuatan. Belajar dan berbuat tidak boleh
dipisahkan maka dalam hal ini juga pengikut-pengikut katekisasi sudah harus dilibatkan
dalam praktek kehidupan berjemaat. Belajar dalam Alkitab selalu berarti mengikut Yesus.
“Ajarlah mereka melakuan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu” (Mat. 28:20).

Perintah-perintah Tuhan Yesus tidak hanya merupakan ajaran tentang iman, tetapi
terutama mengenai hidup kristiani kita. Yesus sendiri hidup dalam suatu persekutuan dengan
murid-muridNya. Para muridnya diutus pergi (Mat. 10). Maka dibawah bimbingan sang Guru
mereka memperoleh pengalaman apa artinya menjadi terang dan garam dunia. Dan untuk
membina warga jemaat perlunya suatu metode, metode bertujuan untuk mempermudah
pembinaan yang ada di dalam gereja maupun diluar gereja.

BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN PEMBINAAN WARGA GEREJA (PWG)


Menurut KBBI Pembinaan adalah usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan
secara efisien untuk memperoleh hasil yang baik. 1 Maka dapat di simpulkan
PWG (Pembinaan Warga gereja) adalah suatu tindakan dan kegiatan yang di
lakukan dengan berpusat pada Kristus dan berdasarkan Firman Allah, dan
1
https://kbbi.web.id/bina/24/10/2021/Pukul 20:00

1
merupakan proses untuk menghubungkan kehidupan warga jemaat dengan
Firman Tuhan melalui membimbing dan mendewasakan dalam Kristus melalui
tuntunan Roh Kudus untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Pembinaan
Warga Gereja adalah suatu tugas hakiki gereja yang harus berlangsung terus
menerus selama gereja itu ada. Keberlangsungan pembinaan warga gereja harus
di pertaruhkan dalam pemahaman mengenai manusia sebagai makhluk yang diberi
kesempatan oleh Tuhan untuk bertumbuh sampai mencapai wujud yang sepenuhnya
dalam Kristus. Yang di maksud disini adalah memperlengkapi anggota-anggota gereja
sehingga mereka menjadi dewasa untuk sanggup menunaikan tugas mereka sebagai
garam dan terang bukan hanya untuk melayani dalam gereja, tetapi juga di luar
gereja.2 Hal dan tujuan utama dari PWG menurut Alfred Schmidt adalah bahwa
warga gereja diberikan kesempatan untuk bertumbuh menjadi dewasa dalam
pengakuan imannya3

2. PENGERTIAN METODE PWG

Istilah metode berasal dari dua suku kata dalam bahasa yunani, yakni meta
yang berarti: dengan, diantara, bersama dengan, dan hodos yang berarti : jalan ,
perjalanan. Secara harfiah, metode adalah berjalan bersama, bersama-sama di jalan,
ada dalam perjalanan bersama ataupun suatu cara bersama. Dalam dunia pendididkan,
metoda adalah cara, proses ataupun prosedur yang sistematis dan relatif tetap untuk
mencapai tujuan.Metode dapat didefinisikan sebagai suatu cara yang dipakai sebagai
strategi dan alat untuk motifasi secara ekstrinsik serta sebagai alat untuk mencapai
suatu tujuan. Apabila dihubungkan ddengan PWG metode adalah prosedur yang
sistematis ( Terencana, teratur) dan relatif tetap untuk mencapai tujuan PWG.
Berdasarkan definisi tersebut, dapat kita uraikan lebih lanjut sebagai berikut:

a. Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik


Motivasi ekstrinsik berarti motivasi aktif yang berfungsi untuk memperkuat
tujuan karena adanya rangsangan dari luar. Itulah sebabnya mtode sebagai alat
perangsang dari luar dapat membangkitkan minat belajar seseorang
b. Metode sebagai strategi

2
Pembinaan Warga Gereja Memasuki Masa Depan, 16.
3
Alfred Schmidt, Kawan Sekerja Allah (Jakarta: BPK –Gunung Mulia, 1983), 9

2
Berarti sebagai cara atau jalan agar suatu kehendak dapat tercapai dengan
efektif dan efisien serta mengena pada tujuan oleh sebab itu, teknik-teknik
yang berkaitan dengan metode tersebut harus dikuasai.
c. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita atau pengharapan yang akan dicapai dalam suatu
kegiatan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka tujuan itu sendiri harus
dirumuskan. Tanpa mengetahui arti atau rumusan tujuan yang tepat, suatu
kegiatan akan sia-sia. Itulah sebabnya, metode harus disesuaikan dengan
tujuan yang jelas.

Menurut alfred schmidt Pembinaan Warga Gereja dapat


menggunakan metode-metode yang baik dan interaktif (komunikasi dalam
pembinaan terjadi dua arah antara Pembina dengan warga gereja) dan
dilakukan dalam berbagai bentuk bagi warga gereja, contohnya, melalui
Penelahaan Alkitab, dan sebagainya. Ada pula pelaksanaan PWG berupa
program pembinaan khusus yang berhubungan erat dengan kehidupan
nyata warga gereja, seperti seminar dan ceramah dengan tema teologis
yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat, dan lain-lain. Di
dalamnya dapat dilakukan diskusi panel, forum, pemeragaan dan main
peran, pengantar kepada diskusi, bekerjasama dengan menggunakan alat
peraga, brainstorming, dan pemecahan masalah.
PWG tidak dapat terlepas dari pedoman yang bersifat terus menerus
dari Firman Allah yang terdapat dalam Alkitab, sebab dasar dan tujuan dari
seluruh pelaksanaan PWG adalah untuk memberlakukan Firman Allah
dalam Alkitab. Penggunaan Alkitab dalam rangka PWG biasanya
dilakukan dalam bentuk Penelahaan Alkitab (PA).

3. TUJUAN METODE DALAM PWG


Sejak awal PWG ditujukan untuk membina atau mengembangkan seluruh
potensi warga gereja agar dapat memenuhi panggilannya sebagai umat yang percaya,
sebagai umat pilihan yang telah dikuduskan oleh Tuhan. Panggilan itu adalah untuk
menaati Dia dan mengabdi kepadaNya dan firmanNya. Ketaatan dan pengabdian yang
dinyatakan dalam seluruh kehidupan atau eksistensinya, baik dalam gereja maupun

3
dalam bermasyarakat, juga didunia kerja, dimana dan kapanpun warga gereja itu
berada.
Apabila metode dianggap sebagai alat untuk mencapai tujuan, maka dalam
pelaksanaan PWG harus memerhatikan beberapa hal, antara lain: keberadaan warga
gereja sendiri, lingkungan warga gereja, kemampuan untuk mendidik, pembina atau
fasilitator, dan fasilitas yang diperlukan untuk pelaksaan PWG. Itulah sebabnya
metode yang dipakai pasti akan berbeda antara tempat yang satu dengan tepat lainnya.
Misalnya: penggunaan metode untuk jemaat tertentu dibuat untuk tujuan tertentu
pulak. Ketika hendak diterapkan pada jemaat lainnya, maka patokan yang perlu
dipegang adalah hal-hal prinsip apa saja yang dapat diterapkan sesuai kondisi jemaat
setempat.

4. PRINSIP METODE
I. Prinsip Umum
Dalam prinsip umum, kits hsrus memperhstiksn situasi dan kondisi dalam arti
persoanal (antara yang dibina dan yang membina, juga unsur lingkungan
(gereja dan masyarakat umum). Dalam prinsip umum tidak satu pun metode
yang mutlak dipakai untuk segala tujuan dan keadaan. Artinya, ketika suatu
metode dapat dipakai untuk program tertentu, tidak berarti metode tersebut
dapat begitu saja diterapkan atau pada situasi lain. Kita harus memikirkan
apakah dengan tujuan tertentu, metode diharapkan bisa terjadi atau tidak.
Dengan demikian, pemakaian metode harus dengan dasar, arti, tujuan PWG,
serta perlu disesuaikan dengan kelompok yang dibina. Begitu pula terkait
tempat pembinaan, harus dilaksanakan dalam setting-setting tertentu.

II. Prinsip Khusus


a. Prinsip trilogi interaksional
Penyelenggaraan PWG harus dengan dialog, artinya adanya sikap terbuka
terhadap Allah dan sesama, yakni sikap bersedia berjumpa dengan Allah
dan sesama. Kesediaan ini akan menumbuhkan pengertian dan pengenalan.
Keajaiban dialog adalah dapat menciptakan hubungan yang baru antara
Allah, dan antara sesama, serta memulihkan hubungan yang telah putus.
Dialog yang benar akan terjadi bila ada komunikasi yang bertujuan
mencari Allah dan kebenaranNya. Dalam PWG istilah “dialog” sebagai

4
prinsip metode lebih tepat ditingkatkan menjadi interaksi saling bertemu
dan bergaul, tidak saja dengan teologi, tetapi juga dalam aksi atau
perbuatan. Dalam berinteraksi selama PWG berlangsung harus diyakini
bahwa Allah sendiri atau Roh Kudus di dalam Tuhan Yesus Kristus ikut
hadir. Dalam berdialog masing-masing pihak saling berinteraksi, yakni
berbicara-mendengar dan mendengar-berbicara, sehingga tercipta
komunikasi dua arah. Itulah sebabnya, berdialog disebut juga dengan
dialogis interaksional. Artinya, dalam dialog ada tiga unsur yang hadir,
sehingga dapat dikatakan dialog itu segera berubah menjadi trilogi (band
Mat 18:20). Karena ketiga pihak yang terlibat dalam dialog saling
berinteraksi, maka daapat pula disebut “trilogis interaksional”
b. Prinsip kebersamaan
PWG adalah usaha bersama. Dengan demikian, metode yang dipakai harus
selaras dengan sifat usaha bersama. Dalam proses PWG hal yang penting
adalah terciptanya suasana kebersamaan dalam mendengar, memerhatikan,
menghormati pandangan orang lain, menerima sifat orang lain, dan
sebagainya.

5. METODE YANG ADA DALAM PWG


a. Metode studi kasus
perumpamaan-perumpamaan yang diceritakan oleh Tuhan Yesus
sesungguhnya studi kasus. Dengan pendekatan ini Yesus menggariskan seluk-
beluk salah satu kasus, sebagian dari pengalaman seseorang dan mengundang
peserta memanfaatkan akal dan imannya. Dengan studi kasus orang didorong
untuk memikirkan inti persoalan dan mencari jalan pemecahan. Jadi pengajar
tidak menjawab sendiri semua persoalan, melainkan jawaban harus diberikan
oleh masing-masing peserta.
Penerapan: Remaja, Pemuda, Kaum Bapak dan Ibu.
Kelebihan: Membuat pendengar akan lebih kreatif. Pemecahan masalah
merupakan hasil dari pendapat para pendengar.
Kekurangan: Metode ini tidak dapat diterapkan pada semua remaja, karena
adanya perbedaan kemampuan dalam menganalisis suatu persoalan.
b. Metode Saduran dan Penerangan

5
Metode ini digunakan untuk memperoleh pengertian tentang makna yang
terkandung dalam firman Tuhan untuk diterapkan dalam sikap dan tindakan
nyata, dalam rangka menerapkan kasih dalam kehidupan keluarga Kristen.
Penerapan: Sekolah Minggu, Remaja, Pemuda, Kaum Bapak dan Ibu.
Kelebihan: Melatih pendengar agar lebih memahami makna firman Tuhan
dalam tindakan sederhana.
Kekurangan: Metode ini tidak mudah diterima oleh semua usia. Kemampuan
untuk menerima dalam metode ini umumnya para pemuda dan usia dewasa.
c. Metode bercerita
Metode yang menyampaikan pelajaran penting pada pendengar dengan
bercerita. Metode ini paling lama muncul dan banyak dipakai dari dahulu
sampai sekarang. Cerita yang disampaikan mengandung kebenaran dan
pelajaran penting dengan bercerita. Metode ini paling lama muncul dan
banyak dipakai dari dahulu sampai sekarang. Cerita yang disampaikan
mengandung kebenaran dan pelajaran penting bagi pendengar.
Penerapan: Sekolah Minggu, Remaja, Pemuda, Kaum Bapak dan Ibu.
Kelebihan: Waktunya lebih singkat. Informasi banyak dan jelas
Kekurangan: Pendengar cenderung pasif. Informasi yang didapat hanya
sepihak.
d. Metode Sandiwara/Drama
Metode yang dipakai untuk menyampaikan firman Tuhan dengan cara
melakukan atau menampilkan suatu pokok pelajaran melaui suara dan gerak
kepada hal bersifat sejarah dan peristiwa
Penerapan: Sekolah Minggu, Remaja, Pemuda, Kaum Bapak dan Ibu.
Kelebihan: Peserta mengikuti pesan yang ingin disampaikan dengan santai.
Peserta juga dapat menjiwai makna yng terkandung dalam cerita.
Kekurangan: Peserta didik dapat menarik kesimpulan secara langsung.
Memerlukan keterampilan yang cukup dan waktu yang lama.
e. Metode Seminar
Metode ini mengajak para pendengar untuk mempercakapkan dan
mendiskusikan suatu topik pembahasan, diikuti dengan tukar pikiran di antara
para pendengar tentang topik atau tema tersebut.
yaitu cara penyampaian informasi berdasarkan hasil penelitian yang diikuti
dengan kegiatan diskusi oleh seluruh warga jemaat.

6
Penerapan: Remaja, Pemuda, Kaum Bapak dan Ibu
Kelebihan: Membangkitkan pemikiran yang logis, prosedurnya dapat
diterapan untuk berbagai jenis problema, dan meningkatkan keterampilan
dalm mengenal problema.
Kekurangan: Membutuhkan banyak waktu, memerlukan pimpinan yang
terampil.
f. Metode Virtualisasi
Metode secara virtual ini digunakan melalui zoom, google meet, wa, fb. Maka
metode vitual ini sangat membantu banyak orang di masa pandemi covid 19.
Penerapan: Sekolah Minggu, Remaja, Pemuda, Kaum Bapak dan Ibu
Kelebihan: Dapat mempermudah kita untuk bisa mengikuti ibadah lewat
zoom, google meet, wa dan live streaming tanpa harus tatap muka lansung,
dan menghemat waktu.
Kekurangan: Ketika daerah tesebut tidak terdapat jaringan, dan orang-orang
tua yang tidak pandai menggunakan teknologi tersebut.
g. Metode Diskusi
Metode ini mengajak para pendengar untuk mempercakapkan dan
mendiskusikan suatu topik pelajaran, diikuti dengan tukar pikiran di antara
para pendengar tentang topik atau tema tersebut.
Penerapan: Remaja, Pemuda, Kaum Bapak dan Ibu.
Kelebihan: Peserta dapat mengeluarkan pendapat secara aktif. Masalah yang
besar dapat dipecahkan dengan mudah karena unsur kebersamaan yang
terkandung dalam metode ini.
Kekurangan: Tidak dapat melibatkan semua peserta didik.

6. PESAN TEOLOGIS
Di dalam Matius 28:19-20 “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa
murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan
ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan
ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Inilah yang
menjadi tugas dari PWG. Supaya dalam pembinaan warga jemaat lebih mudah maka
perlulah kita menggunakan metode-metode. Misalnya tentang Yesus bertanya (Mar
8:27-30) dan murid-muridNya bertanya (Luk 21:7), Melalui ceramah, Yesus juga
mengajarkan bimbingan kepada murid-muridNya (Mat 5-7), Dalam dialog seperti

7
yang dipakai Tuhan Yesus, orang diajak untuk menggali lebih dalam lagi mengenai
persoalan yang lebih mendasar, seperti pada Yoh 4. Metode Pelayanan untuk lansia,
yaitu Pembinaan rohani, proses untuk menghubungkan kehidupan jemaat yang lanjut
usia dengan Firman Tuhan, membimbing dan mendewasakan dalam Kristus melalui
kuasa Roh Kudus (1 Ptr. 3 :18).

PENUTUP
BAB III
A. KESIMPULAN
PWG (Pembinaan Warga Gereja) meruapakan pembinaan, pengajaran, berpusat
pada Yesus dan Pertumbuhan di dalam iman. Sedangkan Metode dalam bahasa yunani,
yakni meta yang berarti: dengan, diantara, bersama dengan, dan hodos yang berarti : jalan
, perjalanan. Secara harfiah, metode adalah berjalan bersama, bersama-sama di jalan, ada
dalam perjalanan bersama ataupun suatu cara bersama. Dalam dunia pendididkan, metoda
adalah cara, proses ataupun prosedur yang sistematis dan relatif tetap untuk mencapai
tujuan. Apabila dihubungkan dengan PWG metode adalah prosedur yang sistematis
( Terencana, teratur) dan relatif tetap untuk mencapai tujuan PWG.
Metode PWG harus terapkan dengan melihat keadaan dan menyesuaikan dengan
usia dalam pembinaan warga jemaat. metode-metode yang baik dan interaktif
(komunikasi dalam pembinaan terjadi dua arah antara Pembina dengan warga gereja)
dan dilakukan dalam berbagai bentuk bagi warga gereja, contohnya, melalui Penelahaan
Alkitab, dan sebagainya.

B. APLIKASI
Di dalam Metode PWG haruslah diperhatikan setiap metode yang digunakan
misalnya metode yang sesuai dengan anak sekolah Minggu, remaja, pemuda, orang tua
bahkan lansia. Dengan demikian setiap orang yang melakukan metode PWG harus
memiliki persiapan, kecakapan, kreatif dan tidak membosankan. Baiklah kita
menggunakan metode PWG sebagai cara supaya warga jemaat mudah memahami
pengajaran tersebut dan dapat menumbuhkan iman warga jemaat tersebut di dalam Yesus
Kristus.

8
DAFTAR PUSTAKA
Pembinaan Warga Gereja Memasuki Masa Depan, 16.
Schmidt Alfred,
1983 Kawan Sekerja Allah Jakarta: BPK Gunung Mulia
Brotosudarmo Drie S. R.M,.
2017 Pembinaan Warga Gereja Selaras Dengan Tantangan Jaman Yogyakarta: Andi

Sumber Internet
https://kbbi.web.id/bina/24/10/2021/Pukul

Anda mungkin juga menyukai