Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN BACA

DISUSUN OLEH:

NAMA : Anti Bola

NIRM : 2020196997

JURUSAN : Teologi Kristen

KELAS :G

Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Toraja

Tahun akademik 2021/2022


Pendahuluan

Judul buku : Apakah Pengembalaan Itu?

Pengarang : Dr.M.Bons Stom

Penerbit : Gunung Mulia

Tahun terbit : 2011

Jumlah bab : 24

Jumlah halaman : 255 Halaman

Tujuan yang ingin dicapai:

Melalui buku ini yang berjudul Apakah Pengembalaan Itu? Penulis ingin
membantu dan mendorong para Pendeta-Pendeta muda elis-majelis gereja dan
semua anggota jemaat yang memulai pekerjaan sukar di jemaat sehinggah mereka
tetap menjadi gembala dan mendorong jemaat untuk saling mengembalakan serta
saluruh jemaat dapat mempelajarinya bersama untuk mempraktikkannya.

Ringkasan umum

Buku ini sangat baik untuk dibaca dan direnungkan karena buku ini mampu
menjelaskan kepada pembacanya tentang bagaimana selayaknya seorang pelayan
Tuhan dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya,dan bukan hanya bagi seorang
gembala tetapi buku ini juga diperuntukkan kepada kita jemaat atau domba-domba
tentang bagaimana kita bisa belajar bahwa pengembalaan tidak hanya diperuntukkan
kepada seorang gembala tetapi kita juga bisa melakukan pengembalaan secara
professional.

Buku ini memuat beberapa judul yakni : Apakah pengembalaan itu?,Apakah


tujuan pengembalaan itu?,kebaktian atau pengembalaan,Peranan Firman Allah dalam
pengembalaan,bagaimana hubungan antara pemimpin danmelayani dalam
jemaat,siapah gembala dalam jemaat,Tentang sifa-sifat seorang gembala,Tentang
keluarga pendeta,Beberapa petunjuk praktis untuk melaksanakan pengembalaan pada
umunnya,Perkunjungan pastoral,Percakapan pastoral,Teknik percakapan,Pengakuan
dosa dalam pengembalaan ,Disiplin gerejani,Pengembalaan sekitar babtisan
Pengembalaan berhubungan dengan peneguhan sidi dan perjamuan
kudus,Pengembalaan disekitar perayaan perjamuan kudus,Pengembalaan kepada
pemudapemudi ,Pengembalaan berkisar sekitar peneguhan nikah,Kesulitan-kesulitan
dalam perkawinan,Pengembalaan kepada orang yang lanjut usia,Pengembalaa
kepadaorang yang sakit,Pengembalaan yang berkisar sekitaer kematian,Pengembalaan
kepada orang yang meringkuk dalam penjara.

Apakah Penggembalaan Itu?

Pengembalaan menurut Thurnessyen dalam bukunya yang terkenal tentang


pengembalaan .”pengembalaan merupakan suatu penerapan khusus injil kepada anggota
jemaat secara pribadi,yaituberita injil yang dalam khotbah gereja disampaikan kepada semua
orang.

Pengembalaan menurut Dr.J.W.Herfst mengatakan bahwa tugas pengembalaan itu


adalah menolong setiap orang untuk menyadari hubungannya dengan Allah dan mengajar
orang untuk menggakui ketaatannya kepada Allah dan sesamanya ,dalam situasinya sendiri.

Pengembalaan menurut Dr.H.Feber :Pengembalaan itu ialah ialah tiap-tiap pekerjaan


yang didalamnya sipelayan sadar akan akibat yang timbulkan oleh percakapannya atau
khotbahnya ,atas kepribadian orang yang pada saat itu dihubunginya .

 Saya setuju dengan argument yang dinyatakan oleh Dr.H.Feber bahwa pertama-tama
tidak menekankan apa yang di ucapkan oleh pelayan itu sebgaimana yang di katakana
oleh Thurnessyen tetapi tetapi bagimana perkataannya itu diterima setiap anggota
jemaat,dan bagaimana itumempengaruhi kepribadian,yaitu pikiran ,perasaan,dan
pengakuan mereka.

Apakah Tujuan Penggembalaan Itu?

Supaya Gereja Menjadi Penuh Suatu hal yang memuaskan hati seorang pendeta ialah
apabila gereja penuh sesak pada setiap kebaktian. Kita diingatkan bahwa berdoa dan
mengikuti kebaktian tidaklah cukup, tetapi setiap pengikut kristus Yeusu hendaknya
melakukan kehendak Allah. Juga Matius 25:31-46 menerangkan kepada kita bahwa yang
penting dalam kehidupan setiap orang Kristen ialah. Memang bagus kalau gereja menjadi
penuh dengan jemaat saat kebaktian, tetapi hal itu bukanlah suatu jaminan, bahwa jemaat
gereja itu adalah jemaat yang hidup.

Supaya gereja menjadi kudus Gereja yang kita saksikan dalam jemaat bukanlah tujuan
pelayanan kita. Gereja dalam bentuk itu akan berlalu gereja adalah “sesaat” tidak kekal.
Sampai saat itu, gereja masih merupakan “gereja yang berjuang” dan yang sering berjuang
dengan senjata yang kurang psortif. Gereja yang berjuang itu terdiri dari manusia yang
kurang baik, kurang jujur, kurang benar. Oleh karena itu, dengan kekuatan dirinya sendiri,
gereja tidak bisa menjadi kudus, gereja hanya dapat dikuduskan oleh darah Yesus Kristus.

Supaya jemaat dibangun Kita sudah melihat bahwa tujuan penggembalaan ialah,
supaya jemaat Yesus Kristus dibangun. Kalau dalam jemaat tiap-tiap anggota menjadi
anggota yang hidup, yang tahu akan panggilannya, maka jemaat itu akan menjadi suatu
jemaat yang hidup, suatu jemaat yang menarik, seperti suatu lampu di atas gunung.
 Dari tiga kata kunci di atas saya setuju dengan kata kunci yang paling terakhir bahwa
tujuan pengembalaan itu ialah supaya jemaat dibangun.karena anggota jemaat
memerlukan bimbingan dan pengembalaan untuk mengetahui bagaimana mereka bisa
hidup sebagai pengikut Kristus ,dengan bakat yang ada pada mereka dan dalam
kehidupan mereka.

Kebaktian Atau Penggembalaan?

1. Persamaan antara kebaktian dan pengembalaan.


Menurut Andrew W .Blackwood dalam bukunya “PASTORAL WORK”
mengutip dari karangan Prof.H.H.farmer,yang menyatakan :”berkhotbah sebenarnya
merupakan suatu aktivitas pastoral”.Kalau demikian ,pada hakikatnya tidak ada
pertentangan apapun diantara kebaktian dan pengembalaan kedua-duanya mempunyai
sumber dan tujuan yang sama ,yaitu Firman Allah.
 Saya setuju dengan argument diatas karena,seorang pelayan firman akan
mengenal anggota jemaat melalui perkunjungan rumah-rumah dan ia akan
membawa renungan atau khotbah yang tepat,yang mengena.sebaliknya juga
seorang pengkhotbah akan berusaha untuk mendekati kawanan dombanya satu
persatu ,supaya mereka masing-masing dibimbing.

Peranan Firman Allah Dalam Penggembalaan

Firman itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku (Maz. 119:105): itulah suatu
keterangan yang jelas tentang firman Allah. Tanpa firman itu manusia dalam kegelapan,
sehingga ia tidak bisa melihat Allah, juga sesamanya, atau bahkan dirinya sendiri. Tanpa
firman itu manusia tidak dapat melihat tujuan hidupnya, sehingga dengan mudah ia tersesat.
Firman itu diberikan kepada manusia dalam bentuk “Alkitab”, yang dibagi atas banyak pasal
dan nas. Pertama-tama firman Tuhan merupakan dasar untuk penggembalaan. Di samping itu
firman Allah menjiwai penggembalaan. Penggembalaan pun merupakan suatu bentuk
pemberitaan firman. Tetapi bentuknya lain daripada membawakan renungan atau khotbah.

Bagaimanakah Hubungan Antara Memimpin Dan Melayani Dalam Jemaat?

Gereja biasa menyebut pendeta sebagai “pemimpin jemaat” dan juga sebagai
“gembala jemaat”. Oleh karena itu memimpin ialah berkuasa atas orang lain dan menentukan
apa yang harus dibuat olehnya. Seperti “pater” dalam bahasa Latin “bapak”. Jadi memimpin
secara paternalistic berarti: memimpin seperti seorang bapak. Seorang bapak adalah yang
lebih tua daripada anaknya yang bertanggung jawab atas kesejahteraan anaknya yang belum
dewasa. Kita melihat cara memimpin yang baik dari contoh Tuhan Yesus sendiri
Siapakah Gembala Dalam Jemaat?

1. Yesus sebagai gembala


Gembala yang sebenarnya ialah Yesus Kristus. Berulang-ulang Yesus
menyatahkan, umpamanya dalam (Yoh.10:1-21), bahwa “ Dialah gembala yang
baik”. Yesus sudah meninggalkan dunia ini, tetapi sebelum Ia naik ke Sorga, Ia
mempercayakan pemeliharaaan domba-domba-Nya kepada pengikut-pengikut-
Nya (Yoh.21:15-19).
Yesus merupakan gembala yang baik. Tiap-tiap anggota jemaat merupakan
gembala bagi teman-temannya. Anggota-anggota mejelis jemaat merupakan
gembala-gembala khusus. Jadi seorang gembala merupakan gembala khusus
panuh waktu (full-time).

Tentang Sifat-Sifat Seorang Gembala (Khusus)

1. Seorang gembala adalah seorang yang mengenal Yesus Kristus, sehingga ia dapat
meniru kelakuan Yesus dan mewakili-Nya .Gembala harus sadar, bahwa ia tidak
bertindak atau berbicara atas kuasanya sendiri, tetapi hanya atas kuasa gembala yang
baik. Tetapi maksud penggembalaan itu adalah untuk mempertemukan domba sendiri
dengan gembala yang baik. Gembala bukanlah penyelamat, ia hanyalah pelayan
juruselamat umat.

Tentang Keluarga Pendeta

1. Tugas istri pendeta


Panggilan pertama bagi seorang isttri gembala adalah berusaha supaya rumahnya
tenang dan teratur dengan baik. Supaya suami, anak-anak, dan anggota
keluarganya yang lain hidup dalam suasana kasih. Ia harus berusaha supaya ia
tetap dapat menyenangkan hati suaminya dan memelihara perkawinannya dalam
segala aspek. Serta istri pendeta dan suami dari iastri pendeta harus mencoba
membagi waktu mereka dengan teratur. Karena itu, tujuan pekerjaan tiap-tiap
anggota jemaat adalah hanya supaya nama Tuhan dibesarkan dalam suatu hidup
yang berdasarkan kasih yang murni dan nyata.
Beberapa Petunjuk Praktis Untuk Melaksanakan Penggembalaan Pada Umumnya

Menurut Blackwood Seorang gembala harus berani, seperti seorang pendeta tentara di
medan perang Seorang gembala jadi berani, sebab ia tahu tujuan usahanya dan ia merasa
bahwa tujuan itu begitu penting dan berharga, sehingga ia tidaak takut mempertaruhkan
hidup dan namanya demi tujuan itu.

 Saya setuju dengan pendapat diatas bahwa sebagai pendeta harus berani dalam
hal memberitakan dan mengajarkan kebenaran kepada jemaat
karenapendetalah yang dapat mengarahkan jemaatnya apabila jemaatnya telah
berpaling ke jalan yang tidak baik,pendeta harus berani menegur dan harus
berani menyatakan injil demi menjalankan tugas yang telah ia terima dari
Tuhan.

Perkunjugan Pastoral
1. Perkunjungan itu merupakan tugas gembala-gembala khusus, yaitu majelis jemaat.
Jadi bukan tugas pendeta saja! Majelis dan semua sebagai tim gembala-gembala
khusus bertanggung jawab dalam penggembalaan terhadap jemaat.
2. Siapakah yang harus dikunjungi?Yang harus dikunjungi oleh gembala adalah
anggota jemaat. Perkunjungan itu berhubungan dengan salah satu persoalan
tertentu, Sebab perkunjungan khusus itu diadakan, kalau ada jemaat yang sakit, ke
rumahnya sendiri, atau ke rumah sakit, kalau ada jemaat berduka, kalau ada
jemaat yang mau menikah, perkunjungan sekitar baptisan, dll.

Percakapan Pastoral
Tiga macam percakapan pastoral .Dalam buku “pastoral” psychologische opstellen”,
Dr. H. Faber seorang ahli penggembalaan di Tanah Belanda, membedakan tiga macam
percakapan pastoral :
1. Percakapan mengenai soal-soal praktis : ada anggota jemat yang menghubungi
gembala khusus untuk mencari pertolongan atau nasihat dalam persoalan praktis.
2. Percakapan tentang soal dalam hubungan dengan orang lain : ada persoalan-
persoalan yang tidak bisa diputuskan melalui nasihat atau pertolongan praktis saja.
3. Percakapan mengenai persoalan dalam hubungan deangan Allah : gembala ingin
menolong saudaranya dalam hubungan yang baik dengan Allah.
 Saya sependapat dengan argument diatas bahya tidak selamanya percakapan
pastoral itu sama dengan khotbah .karena itu percakapan pastoral itu
merupakan percakapan agar dapat membimbing dan melatih jemaat dan juga
dengan adanya percakapan pastoral bisa mengenal masing-masing domba-
dombanya.

Teknik percakapan

Mengadakan suatu percakapan yang mendalam adalah merupakan suatu


“keahlian”. Percakapan pastoral meruapak suatu sarana yang sangat berguna, asalkan
dipakai dengan sadar dan terampil. Setiap gembala perluh berusaha untuk belajar
menggunakan percakapan dengan sebaik mungkin, dan melatih diri sampai mahir
dalam bentuk teknik percakapan. Termasuk “mendegarkan” dalam perkacapan
pastoral adalah suatu aktivitas. Dengan segala sesuatu yang ada padanya, yakni
dengan segala kemampuannya, sang gembala megarahkan perhatiannya kepada si
anggota jemaat.Dalam hal ini percakapan pastoral pertama-tama haruslah membawah
manusia kepada sikap pegakuan dosa, di mana ia menyadari bahwa ia mau
diselamatkan. Karena itu betapa besar dosanya manusia, Tuhan tetap mau menerima
dia. Betapapun kurang setianya manusia, Tuhan selalu setia kepada setiap umat-umat-
Nya. Jadi kita sebagai umat pilihan Tuhan harus menerimah pengorbanan Tuhan yang
rela mati di atas kayu salib hanya untuk menebus dosa-osa kita, sebagai manusia yang
berdosa namun siselamatkan olah dara-Nya yang mahal.
Pengakuan Dosa Dalam Penggembalaan
1. Apakah yang dimaksdukan dengan “pengakuan dosa”
Pengakuan dosa diartikan sebagai suatu perbuatan magis. Karena diucapkaannya
pegakuan itu dengan mulut ataupun dalam hati dengan sendirinya, pada sangka
mereka, mengakibatkan pengampunan dosa. Tetapi sebagai orang Kristen harus
tahu mengakui dosa yang telah diperbuatnya karena mungkin perbuatan itu sudah
membuat orang lain terluka dan juga menyakiti hati Tuhan sendiri.
 Saya setuju dengan pendapat di atas bahwa sebagai makluk ciptaan Tuhan
yang tida terlepas dari salah dan dosa kita selayaknya bisa mengakui dosa-
dosa kita yang telah melukai hati sesame kita maupun kepada Tuhan.
Disiplin Gerejawi

1. Apakah geragan tujuan disiplin gereja itu?


Disiplin gereja itu ialah adanya aturan gerejani,tetapi dalam setiap geraja tentu
akan berbeda-beda aturan mereka . Karena itu ada yang berpendapat bahwa tujuan
disiplin gereja itu aialah suapay gereja manjadi kudus, tetapi kita tahu bahwa
gereja tidak pernah bisa menjadi suatu gereja yang kudus di mana di dalamnya
suatu perkumpulan orang-orang baik saja, tetapi ada juga orang terhina dan orang
berdosa. Dengan demikian disiplin harus dipandang sebagi bagian dari tanggung
jawab orang Kristen untuk saudaranya yang harus di antar kepada pertobatan.

Penggembalaan Sekitar Baptisan

1. Bimbingan kepada pengetian yang baik tentang Baptisan


a. Baptisan itu menjamin keselamatan?
Dalam hal ini baptisan dianggab sebagai suatu perbuatan magis, yang
langsung mengakibatkan, bahwa oknum yang dibaptis itu akan selamat, yaitu :
akan masuk sorga sesudah ia meninggal. Sedangkan keselamatan rohani dan
jasmani tidak tergantung pada baptisan, melainkan pada anugerah dan kasih
Tuhan.
b. Bentuk baptisan itu menentukan?
Bahwa ada jemaat yang membedakan bentuk baptisan secara memercikkan
dan menyelamkan. Sedangkan Alkitab hanya menyebut baptisan secara
menyelamkan.
 Saya setujuh dengan apa yang telah penulis katakana dalam buku ini bahwa
babtisan dan bentukbabtisan itu tidak menjamin keslamatan namun babtisan
memang harus kita lakukan karena ini adalah jalan agar kita bisa menjadi
anak Allah yang telah Ia tebus dengan darah-Nya di atas kayu salip. Imanlah
yang dapat menyelamatkan kita dan juga dengan perbuatan kita.
Penggembalaan Berhubung Dengan Peneguhan Sidi Dan Perjamuan Kudus

1. Katekisasi
Katekisasi dipandang sebagi suatu bentuk penggembalaan kepada pemuda-pemudi
dan calon-calon sidi pada umumnya dalam jemaat. Dalam katekisasi, calon-calon
sidi dibimbing kepada kedewasaan dalam iman mereka. Pada katekisasi, di
samping memberi bahan pengetahuan, gembala membimbing murid katekisasi,
untuk mengerti, apa artinya kepercayaaan Kristen untuk mereka pribadi dan untuk
kehidupan mereka sebagai anggota jemaat dan masyarakat.
2. Apa arti sidi?
seorang anggota sidi adalah seorang Kristen yang dewasa dan yang bertanggung
jawab. Jadi sidi merupakan langkah yang penting dalam kehidupan tiap-tiap
manusia, karena dengan itu ia mau mengatakan dan mengaku, bahwa ia sendiri
mau bertanggungjawab tentang imannya dan kehidupannya sebagai seorang
Kristen.
3. Percakapan sebelum penenguhan sidi
Percakapan gembala dengan calon sidi itu sangatlah penting, karena itu tidak
cukup jikalau percakapan itu merupakan “ujian” saja. Tetapi intinya ialah apakah
seoraang calon sidi manyadari apa arti Alkitab dan pengakuan iman gereja untuk
kehidupan pribadinya, untuk kelakuannya sehari-hari terhadap Tuhan dan
sesamanya.

Penggembalaan Sekitar Perayaan Perjamuan Kudus

1. Arti perjamuan kudus


Perayaan perjamuan kudus, kita memperingatkan kematian Tuhan Yesus (Luk.
22:19, dipandang dari sudut ini, perjamuan kudus merupakan suatu perjamuan
kematian, sebagaimana biasa diadakan dalam banyak daerah di Indonesia. Karena
itu perjamuan kudus merupakan tanda dan materai, bahwa kita sudah
diselamatkan oleh kasih Allah, yang nyata dalam kematian dan kebangkitan
Kristus, dan perjamuan itu sudah membayangkan kepada kita, bahwa nanti kita
juga boleh duduk pada meja perjamuan dalam kerajaan Allah.
2. Penggembalaan berkisar sekitar perayaaan perjamuan kudus
Tujuan penggembalaan sekitar perayaan Perjamuan Kudus ialah supaya anggota
jemaat mengerti arti perjamuan kudus dan mau ikut serta dalam perayaan itu. Ada
bebrapa hal yang perluh kita perhatikan yaitu :
a. Supaya anggota masyarakat mengerti arti Perjamuan Kudus
Penggembalaan di lakukan bagi calon sidi dalam bentuk khotbah-khotbah dan
kalau peluh dalam bentuk ceramah. Tetapi yang paling penting dalam
percakapan ialah mempercakapkannya secara pribadi dalam suatu percakapan
pastoral.
b. Supaya anggota jemaat ingin ikut serta dalam perayaan Perjamuan Kudus
Jikalau anggota jemaat mengetahui apa arti perjamuan kudus itu, maka dengan
sadar mereka dapat memutuskan, apakah mereka juga mau dan ingin duduk
pada meja perjamuan kudus.

Penggembalaan Kepada Pemuda-Pemudi

1. Sikap ibu-ibu dan bapak-bapak terhadap pemuda-pemudi


Perubahan-perubahan yang merupakan akibat-akibat dari pembangunan, selalu
nyata dan tanpak dalam sikap angkatan muda yang dipengaruhi oleh perubahan-
perubahan itu. kalau orang tua rela untuk menyadari hal ini, maka sikap mereka
terhadap pemuda-pemudi akan berubah.
 Tanggapan saya sama dengan pendapat diatas karena pendidikan itu dimulai
dari keluarga baru kepada lingkungan kita ,sehinggah peranan orang tua dalam
mendidik anak-anaknya sangat penting.sehinggah orangtua bisa sadar bahwa
mereka tidak boleh menganggap biasa saja tingka laku anak jika sudah diluar
batas.

Penggembalaan Berkisar Sekitar Peneguhan Nikah

Penenguhan nikah merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia.


Karena itu jikalau gembala mendapat berita, bahwa ada orang yang hendak menikah
dalam jemaatnya, maka ia mengundang pasangan itu daatang kepastori, untuk
mengadakan suatu percakapan pastoral.
 Saya setuju dengan penulis bahwa sebelum melaksanakan akad nikah pendeta
harus bisa melakukan percakapan kepada calon ,mengenai apa artipernikahan
dan membicarakan arti keluarga Kristen .sehinggah mereka bisa mengerti apa
maksud Tuhan yang akan mereka jalani ,pernikahan bukan sekedar hanya
sebatas suami istri namun pernikahan yang diberkati oleh Tuhan apabila dalam
suatu keluarga mereka saling menghargai dan mengajar tentang kasih Tuhan.

Kesulitan-Kesulitan Dalam Perkawinan

Perkawinan adalah suatu persekutuan hidup total, yang meliputi tubuh, roh dan
jiwa, juga waktu sekarang dan waktu yang akan datang. Jadi perkawinan merupakan
suatu relasi eksklusif: yaitu tak mungkin mengadakan suatu relasi yang sama dengan
orang ketiga; dan perkawinan itu secara prinsip tidak dapat diceraikan. Menurut Bovet
memandang perkawinan sebagai suatu persekutuan yang meliputi waktu sekarang dan
waktu yang akan datang. Di sini muncul aspek kesetiaan. Kesetiaan itu merupakan
bagian yang mutlak dan penting dari kasih.
 Saya setuju dengan argument diatas bahwa perkawinan merupakan
persekutuan yang akan selalu bertumbuh apabila suami dan istri selalu mau
berusaha supaya persekutuan itu ada.

Penggembalaan Kepada Orang Yang Lanjut Usia

1. Penggembalaan kepada orang yang lanjut usia


Penyakit dan gangguan kesehatan yang yang lanjut usia adalah merupakan bukti,
bahwa tubuhnya sudah lemah, daan kekuatannya sudah berkurang. Karean itu
gembala harus berusaha membimbingnya kepada penyerahan diri yang sungguh-
sungguh kepada Yesus Kristus. Sebab orang yang sudah lanjut usia mereka
banyak keluh kesah mereka karena itu harus ada orang yang selalu bersama
dengan untuk bercakap-cakap paling tidak anggota majelis jemaat dan keluarga
yang bersangkutan.

Penggembalaan Kepada Orang Yang Sakit

1. Apa sebabnya orang sakit harus digembalakan?


Orang sakit harus digembalakan karena mereka membutukan perhatian dan
terutama doa gembala terhadap kesembuhannya serta mereka bisa mendegar
firman Tuhan. Tetapi perkunjungan kepada orang sakit bukanlah berdoa mohon
kesembuhan langsung dari Tuhan. Tetapi Tuhan sendiri akan memilih, jalan mana
yang akan ditempuhnya, kalau ia mau memberikan kesehatan. Menurut Prof.
Roscan menyebut tiga tujuan penggembalaan kepada orang sakit yaitu :
 Penggembalaan berusaha supaya si sakit tekun beriman
 Penggembalaan berusaha, supaya iman si sakit diperdalam
 Penggembalaan berusaha, supaya iman si sakit berbuah dalam situasi
penyakitnya.
 Saya setuju dengan pendapat Prof.Roscan karena sebagaimana kita ketahui
bahwa biasanya orang yang sakit jika penyakit yang ia alami sudah lama ia
rasakan atau penyakit yang ada ditubuhnya sangat parah atau tidakada lagi
jalan keluar untuk mendapatkan kesembuhan,mereka dapatberanggpan bahwa
percuma mereka tekun dalam mengiring Tuhan karena penyakit mereka tidak
sembuh juga.Disisni peran gembala sangat penting karena disini gembala
memberikan motivasi agar tetap berpegang teguh dan berharap kepada Tuhan.

Penggembalaan Yang Berkisar Sekitar Kematian

1. Bagaimana kita memandang kematian?


Kematian merupakan peristiwa penting dalam kehidupan manusia. Manusia yang
pada umumnya dalam segala hal suka mempertahankan diri, wajib menerima
bahwa pada suatu ketika ia akan menemui ajalnya. Bahwa dunia dan masyarakat
akan berjalan terus tanpa dia. Oleh karena manusia begitu melekat kepada
kehidupan dan kepada dirinya sendiri, sehingga ia terus mau mempertahankan
diri, sehingga banyak orang yang menekankan ide, bahwa manusia akan hidup
terus sesudah kematiannya. Tetapi, orang Kristen beranggapan bahwa ia tetap
akan mati tetapi akan dibangkitkan lagi oleh Tuhan dalam kerajaan Sorga.

Penggembalaan Kepada Orang Yang Meringkuk Dalam Penjara

Pada umumnya orang yang meringkuk dalam penjara dianggab sebagai


“orang-orang yang berdosa”, mereka telah melakukan suatu dosa, misalnya
pencuriaan, pembunuhan, zinah, dosa politik atau yang semacamnya itu dan kini
sebagai hukuman atas dosa itu di tahan dalam penjara. Bagi setiap orang yang
meringkuk dalam penjara, mengalami suatu hidup yang sulit. Orang tawanan itu jauh
dari keluarganya, dari suami atai istrinya, serta dari anak-anaknya. Terkadang ia
mempunyai rasa bersalah atas penyesalan atas perbuatan yang membawahnya ke
penjara. Tetapi sebagai orang Kristen yang tahu kasih harus mempedulikan orang-
orang tawanan dan berkunjung secara teratur kepada mereka adalah merupakan tugas
jemaat. Selain itu adapun tujuan penggembalaan kepada seorang tawanan bukanlah
meruapakn teguran, atau hanyalah seruan untuk bertobat, seakan-akan orang tawanan
itu lebih memerlukan pertobatan dari orang lain. Selain itu tujuan penggembalaan
kepada orang tawanan ia menunjukkan kepada mereka bahwa walaupun mereka
berada dalam penjara karena perbuatan mereka yang tidak baik. Tetapi seorang dan
jemaat harus menunjukkan kasih mereka kepadanya dan menguaatkan mereka bahwa
Tuhan selalu menyertai dia dalam situasi apapun.

Kelebihan buku:

1. Mampu menjelaskan secara rinci tentang petunjuk pelayanan pastoral.


2. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti.
3. Membahas cara melakukan pengembalaan dalam beberapa situasi tertentu.
4. Pembahasan dalam buku ini mendorong pembacanya untuk melakukan
pengembalaan secara professional.

Kelemahan buku :

1. Tidak menjelaskan bentuk pelayanan pastoral yaitu pelayanan mimbar/berkhotbah


dan konseling.
2. Teori bentuk-bentuk pastoral hanya sedikit.
3. Lebih mengutamakan praktek pelayanan pastoral daripada teorinya

Anda mungkin juga menyukai