PENDAHULUAN
dalam pelayanan gereja, maka setiap orang yang percaya diharapkan dapat
bertumbuh dan menjadi matang dalam hidup kerohanian untuk mendekat kepada
kesejatian. Efesus 4:11-16, adalah nats yang menyatakan visi Allah tentang
iman yang sehat dan sempurna. Pertumbuhan artinya hidup akan mengalami
kristen.”1
tantangan yang besar, yaitu hidup di tengah-tengah banyak orang dunia yang
belum mengenal dan percaya kepada Allah secara benar, orang Kristen hidup di
leluhurnya seperti paham animisme, sinkretisme, dan oklutisme. Dan itu sangat
bertentangan dengan iman Kristen. Orang Kristen diuji, dalam keadaan yang
1
demikian, apakah iman kepercayaannya tetap dipertahankan atau terpengaruh oleh
Iman Kristen yang diajarkan oleh TuhanYesus, berbeda dengan iman yang
dimiliki oleh agama-agama atau kepercayaan yang lain. Iman Kristen adalah iman
yang menyelamatkan, karena barang siapa beriman kepada Tuhan Yesus, akan
menerima hidup yang kekal (Yoh.3:16). Namun, demikian orang Kristen jangan
sombong dengan sebuah identitas nama Kristen, karena orang Kristen pun
Tuhan. Justru sebaliknya, terdapat banyak orang Kristen yang berperilaku tidak
Hal ini terlihat kebanyakan terjadi terhadap anggota jemaat di gereja-gereja yang
basisnya orang kristen. Ini menandakan bahwa orang Kristen belum sungguh-
sungguh dewasa dalam iman dan justru orang Kristen menjadi sumber masalah di
gereja bahkan menjadi batu sandungan bagi masyarakat sekitarnya yang bukan
orang kristen.
“Orang Kristen yang tidak dewasa rohani akan menjadi batu sandungan
bagi orang lain baik dalam hal perkataan dan perbuatan dalam perilaku
hidupnya. Sebagaimana seorang bayi yang selalu ingin menang dan
menguasai sesuatu, orang Kristen yang belum dewasa rohani juga akan
menjadi pribadi yang sangat egois tanpa peduli terhadap kepentingan
orang lain. Orang-orang seperti ini akan merugikan orang lain.
Akibatnya mereka akan dijauhi dan dibenci oleh orang-orang yang ada
di sekitarnya”.2
2
proses yang cukup panjang. Kedewasaan iman dapat terbentuk melalui proses
pengajaran iman kristen. Melalui pengajaran iman, seorang Kristen akan dibentuk
secara perlahan namun pasti menjadi murid Kristus yang memiliki perubahan
perilaku hidup yang baik seperti kristus. Pertumbuhan iman Kristen merupakan
pokok penting, yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan orang percaya.Tentunya
denagan Allah menjadi terputus. Tetapi, kasih Allah memberikan sebuah proses
3:18 “tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan
dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. bagiNya kemuliaan, sekarang dan sampai
mengatakan bahwa;
3
memiliki hubungan terhadap pusat-pusat trasenden yang melampaui
akal ataupun kendalinya, tetapi manusia tetap dapat percaya dengan
segenap hatinya; (3) iman adalah cara seseorang melihat seluruh nilai
dan kekuatan yang merupakan relitas paling akhir dan pasti bagi diri
dan sesamanya. Dalam hal ini, iman menjadi gambaran penuntun
seperti kesuksesan, kebebasan, kekuasaan, kesehatan, kekayaan, rasa
aman, menyerahkan diri kepada Tuhan, melayani sesama, dan
lainnya”.3
pertumbuhan iman Kristen yang di maksud disini adalah memiliki kesadaran akan
perilaku hidup yang baik seperti Kristus dalam bergereja dan bersosail. Memilki
perilaku yang baik dan hidup yang penuh perhatiaan terhadap sesama, dan mau
Hidup orang Kristen di tuntut untuk menjadi garam dan terang di tengah-tengah
orang yang belum percaya sebagaimana Tuhan Yesus mengatakan, Matius 5:13-
15 "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia
diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu
adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin
bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di
dalam rumah"
dimana pun, kapan pun dan Bersama siapapun untuk menerangi dunia yang penuh
dengan gegelapan dan mengarami duni yang sudah busuk dengan dosa. Ini
Yunardi Kristian Zega, “Teori Perkembangan Iman Remaja Menurut
3
4
merupakn keharusaan bagi hidup orang Kristen yang beriman kepada Tuhan
dalam hidup orang percaya dari cara hidup yang lama ke cara hidup yang baru.
Sedangkan iman Kristen adalah kehidupan yang dijalani sebagai respon terhadap
kerajaan Allah di dalam Yesus Kristus. 4 Demikian pula dikatakan oleh Harun
Hadiwijiono, bahwa;
muncul ketika mendengar firman Allah dan memiliki kesadaran akan dosa,
bertobat dan mau kembali menerima kasih karunia Allah dan hidup terus, menerus
dibaharui oleh firman Tuhan. Dalam hal ini Tuhan Yesus memberikan sebuah
perumpamaan tentang anak yang hilang dalam Injil Lukas 15:11-32. Namun,
melalui situasi tetentu Allah juga mengjinkan sesutau tertentu terjadi dalam hidup
manusia enatah itu hukuman, atau penderitaan untuk memberikan kesadaran bagi
umat yang kasihi-Nya. Sebab dengan kesadaran akan kasih Allah bapa akan
mendorong manusia sebagai anak-Nya untuk memiliki komiten iman yang kuat
untuk mau bangkit meninggalkan dosanya dan kembali kepada kasih karunia
4
Thomas H. Groome, Christian Religious Education-Pendidikan Agama
Kristen: Berbagi Cerita dan Visi Kita, (Jakarta: Gunung Mulia, 2010), 81.
5
Harun Hadiwijono, Iman Kristen. (Jakarta: Gunung mulia, 2018), 406.
5
Allah. Dari ajaran Tuhan Yesus tentang perumpamaan anak yang hilang dalam
injil Lukas 15: 11-32, dari teks ini terliht bagamna perilaku si anak yang bungsu
yang meminta hak waris dari ayahnya sebelum waktunya dan ia membawa pergi
orang yang melarat yang ingin menghilangakn kelaparan dengan ampasan makan
babi, keadaan membawa dia kepada kesadaran akan pentinya hidup di rumah bapa
lebih berharga dari pada hidup jauh dari rumah bapanya. Keadaan ini mendorong
dia kepada suatu keyakinan iman yang kuat untuk mau bangkit dan pergi kembali
kepada bapa, dengan harapan ia akan menjadi upahan bapa. Namun, dengan
“pengertian Bapa, jika dikenankan kepada Tuhan Allah, dikenankan dalam arti
yang dinamis yang menunjukkan kepada Allah yang aktif dalam firman dan
arti hidup sebagai manusia mulia dicipatkan segamabar dan serupa dengan Allah,
Dengan demikian iman yang kuat akan membawa umat Allah kepada
perubahan perilaku hidup serta harapan atau kenyataan yang lebih jauh, lebih
mulia. Sebagaimana penulis surat ibrani mendefinisikan iman, Ibrani 11:1 “Iman
adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu
6
Ibid, Harun Hadiwijono,117.
6
yang tidak kita lihat.” Iman kristen adalah iman yang berkeyakinan, bahwa Tuhan
Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus telah mendamaikan manusia dengan diri-Nya
sehingga objek ini akan diteliti lebih lanjut dalam tesis ini. berdasarkan
pengamatan dan wawancara awal ini, bahwa ada beberapa masalah penyebab
Pertama; Terdapat banyak anggota jemaat kaum awam orang tua yang
buta huruf (tidak bisa membaca alkitab) bahkan ada yang pernah membaca
(firman Tuhan) lagi, dalam menumbuhkan imanya. Masalah tidak bisa membaca
oleh Hermand alam penelitianya yang dikutip oleh Joan Hesti Gita Purwasih,
bahwa:
7
ketidakberdayaan suatu masyarakat. Dengan terbebas dari buta huruf
masyarakat dapat meningkatkan kualitas dirinya yang berpengaruh pada
keberlangsungan kehidupanya.”7
Demikian pula jika dilihat masalah Ini di prespektif orang Kristen dan
terhadap umat anggota jemaat mempengaruhi kulaitas iman jemaat menjadi lemah
bahkan tidak menjadi orang Kristen yang dewasa secara iman. Sebabnya anggota
dalam alkitab, jemaat tidak menghafal dan nama-nama kitab dan membedakan
kitab perjanjian lama dan baru, jemaat tidak berani untuk memimpin doa ketika
diberi kesempatan. Hal ini dibuktikan melalui pelayanan yang selama ini di
Saya sudah bekerja disini 10 tahun dan selama saya disini tidak ibadah
karena gereja jauh di parepare. Saya seorang yang buta huruf tidak
membaca, saya hanya mendengar khotbah dari hamba Tuhan setiap minggu
di gereja asal saya. Dan saya hanya bisa mendengar ketika anak, cucu
membaca firman Tuhan seperti itu saja. Kalaumendengar khotbahkadang
saya tidak mengerti firman Tuhan. Jadi kadang saya mengantuk dan tidur di
saat hamba Tuhan khotbah di gereja.8
mengatakan bahwa:
7
Herman dan Joan Hesti Gita Purwasih, “Sekolah ‘Emak-Emak’ Untuk
Buta Huruf Di Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo”Jurnal Pendidikan dan
Ilmu Sosial 28 (2018): 12.
8
Martinus, Wawancara, pada hari Senin, 21 september 2020, jam 16.00
WIT dari Jemaat POS PI, Atekae Sidrap.
8
Saya sudah 7 tahun kerja disini dan tidak pernah ikut ibadah sejak saya dari
tempat asal saya kesini. Sejak saya di kampung ikut ibadah setiap hari
minggu, namun, Saya orang yangtidak bisa membaca Alkitab saya hanya
mendengar cerita firman Tuhan dari khotbah di gereja setiap hari minggu,
dan mendengarkan ketika anak-anak membaca alkitab pada malam hari
waktu mautidur. Namun saya lebih senang mendengar dan memahami jika
diceritakan dengan menggunakan gerekan dan menyani, itu saya lebih ingat
dan paham.9
memiliki perilaku kurang patut seperti acuh tak acuh terhadap pelayanan
kunjunagn hamba Tuhan, bermain judi, minum minuman keras, memiliki sikap
individualis, merokok bahakan sibuk sendiri pada saat belajar firman Tuhan
alkitab), kunjungan dan doa, karena tidak ada pendampingan dari hamba Tuhan
Tuhan, bahkan doa Pribadi. Masalah ini meyebabkan Anggota jemaat memilki
perilaku tidak jujur terhadap bos kerjanya, sikap tidak peduli, menghormati, tidak
mengingat persekutan ibadah, doa bersama atau pribadi, suka minum minuman
9
sesama dalam mendorong anggota jemaat bertumbah dan desawa secara iman.
orang Kristen yang sudah mengenal Tuhan dituntut untuk bertumah dalam
mengatakan bahwa:
Saya sudah bekerja bata merah disini sudah 12 tahun selama saya disini
dengan keluarga saya kami tidak pernah ibadah karena tidak ada hamba
Tuhan yang melayani kami. Kami ingin ikut ibadah tapi disni tidak ada gereja
mau pergi ikut ibadah di parepare tapi jauh dan kami tidak punya kendaran
motor. Jadi selama ini hari minggu pun kami istiraht kalau waktu sore kami
pakai untuk kerja. Selama tidak ibadah sudah lupaya ayat-ayat hafalan juga.
Cerita dulu di kampungku, Saya dulu di gereja asal GTM di Mamasa saya
ditunjuk jadi Majelis untuk mendampingi hamba Tuhan dalam melakukan
pelayanan kunjungan jemaat, doa. Namun selama ini saya disini kerja paling
pulang kampung hanya satu kali setiap tahun pas natalan dan tahun baru 10
“Saya jujur selama disini tidak ibadah, berdoa, dan membaca firman
Tuhan. Saya hanya kerja dan bosan jalan-jalan, suka kumpul-kumpul dengan
anak-anak muda minum, main sabuk ayam. Kalu dulu di kampung saya ibadah
aktif ikut main gitar di gereja. Namun selama kesini tidak ibadah jadi lupa doa dan
10
Anto, Wawancara, Pada Tanggal, 22 september 2020, jam 18.00 WIT
dari jemaat POS PI, Atekae Sidrap
11
Demma, Wawancara, Pada Tanggal, 22 September 2020, pukul 18.30
Wit.
10
Dengan demikan dapat disimpulkan bahwa kehidupan jemaat di tempat
(penelaahan alkitab)), dan kesksian. Kehidupan iman orang Kristen bagaikan api
jika api itu tidak terus dihidupakan lama, kelaman mati sendiri. Demikian juga
hidup orang Kristen jika tidak dihidupkan oleh persekutuan doa, membaca firman
imannya. Iman itu timbul atau hidup atas pendengaran akan firamn Kristus, Roma
10:17.
Ketiga; anggota jemaat masih suka berpegang dan percaya kepada tardisi
guna-guna atau jimat yang di warisi dari nenek moyangnya ke anak, cucu, dari
mengatakan bahwa;
Kami punya itu yang diberikan dari orang tua untuk fungsinya menjaga
diri saja, ketika kami merantau dan juga untuk menjaga anak-anak, istri
atau tetangga sekitar kami bisa gunakan itu untuk menolong dan sebelum
kami gunakan untuk menolong mereka kami pun berdoa dalam nama
Tuhan lalau memberikan dalam bentuk air minum setelah itu orang yang
sakit itu bisa sembuh.12
Demikian pula Bapak Agus mengatakan dalam waktu yang sama bahwa;
Dulu saya juga punya jimat untuk menjaga keselamtan diri dan juga untuk
menarik perhatian wanita. Namun setelah saya sudah mulai ibadah
11
mendengar firman Tuhan, saya tinggalakan dan buang semua. Dia lanjut
mengatakan kalau orang mamasa hampir orang dewasa sama nenek-nenek
banyak yang punya jimat.13
Masih terdapat banyak lagi anggota jemaat masih memilik guna-guna atau
jimat dan masih digunakan simpan di rumah dengan tujuan menjaga keluarga dari
bahaya, musibah, sakit atau hal-hal yang tidak di inginkan. Masih ada juga yang
sudah meninggal. Dengan harapan agar menadaptakan rejeki lebih banyak melalui
pekerjaan atau usaha yang dilakukannya. Ada yang mengunakan sebagai obat
masalah pada tahap oberservasi awal melalui kelas pembelajaran yakni hasil
mulai hilang ketika cerita disampaikan terlalu panjang. Masalah ini memang tidak
terjadi pada semua anggota jemaat, tetapi pada murid-murid yang cenderung sejak
awal memiliki konsentrasi yang pendek. Hal ini juga berkaitan dengan pemilihan
cerita, apakah cerita yang dipilih adalah cerita yang panjang atau cerita yang
pendek. Jika memilih cerita yang panjang dengan kondisi peserta atau anggota
jemaat yang berkonsentrasi pendek, maka akan mengalami kesulitan. Dan kendala
13
Agus, Ibid.
12
yang lainya adalah kurangnya kepercayaan diri jemaat untuk bercerita di hadapan
supaya berani bercerita dengan bahasa sendiri. Kepercayaan diri berkaitan dengan
mental dan dorongan, pengajar bekerja keras untuk bisa mendorong anggota
jemaat yang sebenarnya memiliki kemampuan mengingat cerita yang baik tetapi
metode storytelling dalam pengajaran iman Kristen terhadap anggota jemaat local
komunikasi efektif. Metode storytelling merupakan salah satu metode cerita yang
metode bercerita adalah “Cara bertutur kata dan menyampaikan cerita atau
dan di terapakan di dalam pengajaran iman orang Kristen terhadap anggota jemaat
di gerja.
13
Pengajaran iman Kristen dengan mengunakan metode storytelling akan
anggota jemaat memiliki perubahan perilaku hidup dan memiliki sikap hidup yang
praktisi telah menemukan bahwa ada kekuatan dalam cerita dan bercerita untuk
sedikit usaha dan daya ingat tinggi. Caminotti (2012) menyatakan bahwa teknik
Namun, bisa dilakukan kepada orang dewasa (orang tua) atau anggota jemaat.
“Oleh karena itu, metode storytelling ini dapat dimanfaatkan dalam proses belajar
dewasa”.16
Termasuk pengajaran dalam firman Tuhan. Istilah “storytelling berasal dari dua
kata yaitu story (cerita) dan tell (menceritakan) merupakan salah satu model
14
pengenmbangan metode storytelling sangat efektif dalam pengajaran iman
yang telah disampaikan pemateri. Hasil observasi dan diskusi terarah dengan
pemateri dengan anggota jemaat Pos PI Atakae Sidrap menunjukkan bahwa ketika
intonasi suara, alur cerita yang menarik, dan dalam bahasa yang sederhana
yang benar-benar nyata dan serius yang menghambat pertumbuhan iman jemaat.
Pokok Masalah
15
Berdasarkan pada pemaparan latar belakang di atas, maka yang menjadi
Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan tesis ini, adalah sebagai
berikut:
pengembangan secara efektif dalam pengajaran iman dalam injil Lukas 15:11-32.
Atakae Sidrap.
sehingga dapat memiliki perubahan perilaku hidup yang baik dan berkenan
kepada Allah.
Manfaat Penelitian
16
Adapun yang menjadi manfaat dari penulisan tesis ini adalah, sebagai
berikut: Pertama, agar para hamba Tuhan atau pemimpin gereja dapat mengerti,
Kedua, untuk menolong penulis dan para pemimpin gereja pada masa kini
terhadap jemaat dalam menghasilkan perubahan perilaku hidup jemaat yang baik
Metode Penelitian
yang dikutip oleh Budiyono Saputra mengatakan bahwa; “Metode Research and
17
(research and development), ini untuk menguji hasil efektivitas metode
storytelling dalam pengajaran iman di dalam injil Lukas 15:11-23. Fokus utama
pada bagaimana iman itu dapat diajarkan dengan metode cerita yang efektif,
tepat dan menarik perhatian anggota jemaat dalam memahami dan mengerti
firman Tuhan. Sehingga anggota jemaat dapat memiliki perubahan perilaku hidup
perlu diteliti. Selain itu melakukan proses siklus (research and development),
yang terdiri dari mempelajari temuan penelitian yang berkaitan dengan produk
melalui berbagai sumber baik, jurnal nasional, buku dan informasi lainnya.
kepada para anggota jemaat untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Langkah
ketiga, peneliti akan menyelidiki tentang efektivitas metode story telling. Langkah
dalam gereja. Langkah kelima, peneliti akan memberikan usulan-usulan dan saran
storytelling.
18
Jadi,pengembangan adalah mengelolah, atau memfungsikan metode
lapangan adalah cara untuk mengumpulkan data agar menemukan potensi atau
Batasan Penelitian
Dalam penulisan tesis ini dibatasi ruang lingkup penelitian. Ini akan diuji
dalam injil Lukas 15:11-23, terhadap perubahan perilaku hidup social anggota
jemaat di Pos Perintisan Atakae Sidrap. Alasannya adalah karena peneliti bisa
Sistematika Penulisan
19
Bab I, merupakan pendahuluan yang meliputi: latar belakang masalah,
umum, Metode Storytellyng menurut para Ahli, Jenis dan fungsi Storytelling,
(Kontak Mata, Mimik Wajah, Gerak Tubuh, Intonasi Suara, dan Kecepatan Alat
Alkitab, Analisis Injil Lukas 15:11-32 (Latar Bekang dan Penulis Injil Lucas,
Yesus mengajar dengan Metode Cerita, Sumber-sumber Cerita dari Tuhan Yesus,
Prosedur Pengembangan, Desain Uji Coba Produk, Desain Uji Coba, Subjek Uji
20
Bab V, merupakan kesimpulan dan saran dari hasil pembahasan penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bagian ini penulis akan memaparkan tentang beberapa hal yang
dalam injil Lukas 15:11-32 terhadap perubahan perilaku umat Kristen. Seperti
telah diketahui bahwa dalam duni pendidikan formal dan informal apa pun bahan
storytelling dalam pengajaran iman Kristen, ada baiknya jika di ketahui terlebih
21
dahulu apa yang di maksud denagn pengembangan, metode dan storytelling
sebenarnya.
dari akar kata “kembang” atau “berkembang” yang berarti mekar terbuka, menjadi
dari kata dasar “kembang”, mendapat imbuhan“pe-an”, yang berarti “proses, cara,
digunakan kata “development” (noun) yang berasal dari kata “develop” (verb)
pengembangan metode adalah suatu proses atau upaya yang dilakukan dalam
Kata metode berasal dari bahasa Yunani “Greek”, yakni “Metha” berarti
melalui, dan “Hodos” artinya cara, jalan, alat atau gaya. Dengan kata lain, metode
artinya jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu. 22
“metode adalah cara yang teratur dan berpikir baik-baik untuk mencapai suatu
19
Kamus Besar Bahasa Indonesia,s.v “Pengembangan”.
20
Abdul Rohman, “Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek,”
(Semarang: CV. Karya abadiJaya, 2015), 88.
21
Abdul Rohman, Ibid, 88.
22
H. Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Buna Aksara,
1987), 97.
23
W. J. S Poerwadarminta,Op, Cit.,h. 649
22
metode adalah cara kerjayang sistematis untuk mempermudah sesuatu kegiatan
mengungkapkan pengertian “cara yang paling tepat dan cepat dalam melakukan
sesuatu. Ungkapan “paling tepat dan cepat” itulah yang membedakan method
dengan way (yang juga berarti cara) dalam bahasa Inggris”.24 Nurul Ramadhani
mengajar.25 Menurut Zulkifli metode adalah cara yang dapat digunakan untuk
merupakan suatu cara agar tujuan penceritaan tercapai sesuai dengan yang telah
saat ini. Bercerita adalah seni sastra kuno yang di dalamnya terdapat alat
24
Ahmad Tafsir, Metodologi pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 1996), 34.
25
Nurul Ramadhani Makarao, Metode Mengajar Bidang Kesehatan,
(Bandung: Alfabeta, 2009), 52.
26
Zulkifli, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Pekanbaru: Zanafa
Publising, 2011), 6.
23
pembelajaran nilai. Jadi bercerita merupakan bagian dari pembelajaran yang sarat
'storytelling' yang masuk ke dalam kelas kata nomina (kata benda). Yaitu; hal
kemampuan untuk menceritakan sebuah kisah, pengaturan adegan, event, dan juga
sebuah cerita dengan gaya, intonasi dan alat bantuyang menarik minat pendengar.
27
Indah Perdana Sari, Intan Kurniasari Suwandi, dan Susi Setyowati,
“Pengaruh Metode Storytelling Terhadap Karakter Kerjasama Pada Siswa Kelas
Iii Sd Pujokusuman Yogyakarta,” Taman Cendekia: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an
2, no. 2 (20 Desember 2018): 232, https://doi.org/10.30738/tc.v2i2.3078.
28
https://lektur.id/arti-storytelling/#google_vignette, diakses di Mkassar, 13
Januari 2021.
29
Atin Istiarni, Triningsih, Jejak Pena Pustakawan, (Surabaya: Azyan Mitra
Media,2018), hal. 189
24
keterampilan memakai alat bantu. Dikatakan berhasil menggunakan teknik
storytelling jika pendengar mampu jalan cerita serta merasa terhibur. Selain itu,
cerita fakta atau mitos dan disampaikan secara lisan dengan tujuan membagikan
Dongeng atau cerita biasa disebut hanya sebuah bualan saja namun
(2009) dikutup oleh Rista Erika, “yang mengemukakan bahwa cerita atau
dongeng adalah deskripsi suatu kejadian atau peristiwa tentang sesorang atau
suatu peristiwa rekaan yang penyampaiannya dapat dengan cara membacakan teks
30
Agus DS, Pintar Mendongeng Dalam 5 Menit, (Yogyakarta:
Kanisius,2010), hal. 7
31
Bachri, S, Pengembangan Kegiatan Bercerita, Teknik dan Prosedurnya
(Jakarta: Depdikbud, 2005), 10.
25
membacakan buku (story telling).”32 Sedangkan Menurut Pramono (2015),
tema dongeng, ekspresi, intonasi suara, gerak tubuh, dan tatapan mata.
Pendongeng yang baik akan lebih mudah dalam menyampaikan pesan-pesan yang
diorama, miniatur binatang, dongeng audio visual, gambar berseri, buku cerita,
dsb. Media yang digunakan dalam penelitian ini yaitu boneka tangan, boneka jari,
wayang kreasi, diorama, dongeng audio, buku cerita, dan pop up book.
merupakan metode yang sangat efektiv dalam pengajaran di semua kalangan usia
tidak hanya untuk anak usia dini saja. Karena metode storytelling sangat dekat
26
dengan kehidupan manusia setiap waktu, manusia hidup untuk bercerita dan
cerita dan perumpamaan yang sangat dekat dengan kehidupan orang Kristen.
Zaman dulu tradisi merupakan sebuah cerita yang menarik dan melekat
pada kehidupan manusia terutama bagi orang tua bapa-bapa, ibu-ibu, nenek-
dari zaman ke zaman. Namun, mendongeng merupakan sebuah cerita mitos yang
tidak bisa dibuktikan kebenarannya secara pasti dengan kata lain “membohong”
cerita.
pernyataan yang tidak benar, terutama dengan maksud untuk menipu orang lain.
Membohong juga berarti menyesatkan orang dengan cerita yang bukan kebenaran
salah satu bagian dari metode cerita. Tetapi metode cerita ini lebih menekankan
27
sebagian orang dewasa.33 Misalnya lebih mudah mengingat cerita tentang Daud
dan Goliat atau Rut dan Naomi dibandingkan dengan makna atau pelajaran
penting yang terkandung di balik cerita tersebut. Menurut LeFever, tidak ada
istilah “terlalu tua” untuk mengatakan “katakan sebuah cerita kepadaku.” “Never
to old for tell me a story”34 Peneliti sangat setuju dengan penyataan ini, karena
memang pada dasarnya orang suka mendengarkan cerita, khususnya sesuatu yang
menarik minatnya.
Istilah “storytelling berasal dari dua kata yaitu story (cerita) dan tell
cerita kepada para pendengar yang dapat mengembangkan imajinasi dan tidak
menggurui.”
menceritakan ulang sebuah cerita yang berbentuk legenda atau pun fable dengan
cara yang menarik. Legenda adalah cerita yang dianggap benar-benar pernah
Morehouse-Barlow, 1986), 43
34
Marlene D. LeFever, Creative Teaching Methods (Elgin, Illinois: 1985),
189.
35
Rita DiahAyuni, S. Siswati, and Diana Rusmawati, “Pengaruh
Storytelling TerhadapPerilaku Empati Anak,” Jurnal Psikologi 12, no. 2 (2013),
122.
28
manusia yg pelakunya diperankan oleh binatang (berisi pendidikan moral dan
budi pekerti).
sebagai sebuah seni atau seni dari sebuah keterampilan bernarasi dari cerita-cerita
dalam bentuk, syair atau prosa, yang dipertunjukkan atau dipimpin oleh satu
dinarasikan dengan cara diceritakan atau dinyanyikan, dengan atau tanpa musik,
gambar, ataupun dengan iringan lain yang mungkin dapat dipelajari secara lisan,
baik melalui sumber tercetak ataupun melalui sumber rekaman mekanik. 36 Pada
dasarnya hidup manusia itu makhluk social yang dapat berkomunikasi satu
dengan lain.
Hidup manusia tidak terlepas dari cerita. Manusia adalah makhluk yang
bercerita, yang mengkomunikasikan diri dalam cerita dan saling mengenal melalui
cerita. Bahkan boleh dikatkan hidup adalah cerita dan manusia berada dalam
jejaring cerita. Filusuf Yunani kuno, dalam rangkah ilmu logika, membuat definisi
riil esensial manusia sebagai binatang berakal (animal rationale). Jadi akal budi
adalah differenita specifica, ciri pembeda yang khas antara manusia dan binatang.
Namun, orang Yunani juga berbicara tentang manusia sebagai zoon logon
echon,dalam arti bahwa manusia adalah makhluk yang bercerita. Jadi, cerita,
29
dengan makhluk lainnya.37 Dengan demikian hidup manusia adalah cerita dan
pencerita. Sebagaimana dikatan John Dominic Crossan bahwa; “manusia itu hidup
dalam cerita bagaikan ikan di tengah laut. Hubungan ikan dan laut adalah
hubungan eksistensial. Ikan tanpa air artinya mati. Demikian pula menusia dan
cerita, manusia hidup tanpa cerita sudah tidak lagi hidup alias mati.”38
etnis, baik suku, bahasa dan budaya yang berbeda. Di dalam budaya masing-
masingada berbagai cerita dongeng, mitos atau asal muasal suku, bahasa, atau
budaya masang-masing yang terus diingat dan diceritakan kepada anak,cucu dari
Indonesia bukanlah metode yang baru dan asing bagi para pendidik. Sejak kecil
peserta didik diberikan cerita lewat dongeng baik di kelas, rumah, maupun di
tempat lain.Mendongeng, salah satu tradisi yang sudah lama berlangsung secara
mengatakan bahwa semua orang menyukai cerita yang baik, baik dia kaya atau
miskin, berpangkat atau rakyat jelata, orang dewasa ataupun anak-anak, semuanya
37
Bambang Sugiharto, Postmodernisme. Tantangan bagi filsafat,
(Yogyakarta: Kanisius, 1996), 95.
38
John Dominic Crossan, The Dark Interval: Towards A Theology of Story,
(Illinois: Argus Communication, 1975), 47.
39
Jamila Lestyowati, Metode Storytelling: Peningkatkan Motivasi Perilaku
Anti korupsi, (Integritas: Jurnal Anti korupsi,2019), 131.
30
menyukai cerita. Cerita merupakan alat yang ampuh untuk menyampaikan
pengajaran, pesan maupun teguran.Namun demikian, cerita tidak terlepas dari segi
inteleknya karena cerita juga berfungsi untuk memberi informasi. Melalui cerita
gerak tubuh, kontak mata, dan mimik wajah untuk membantu menyelami jalan
cerita. Story telling erat sekali hubungannya dengan retorika. Retorika ialah ilmu
mengutarakannya dan cakap dalam merebut jiwa massa untuk menitipkan pesan
dengan kecakapan dalam mengatur komposisi kata-kata dan memilih gaya bahasa
yang dapat merebut jiwa audiens untuk mengikuti pesan atau kisah-kisah yang
dapat sampaikan.
metode storytelling sangat efektif dalam pengajaran iman kristen dalam perubahan
31
Isi Alkitab mengandung berbagai kisah cerita Allah yang diwujudkan
terus digunakan dalam pengajaran iman Kristen, karena iman merupakan pusat
pendengar memiliki, pemahaman dan ingatan yang tinggi di dalam alkitab untuk
Cerita disukai oleh anak-anak maupun orang dewasa karena cerita mudah
manusia.42 Demikian juga cerita Alkitab merupakan cerita yang sangat dekat
dengan kehidupan orang kristen. Oleh sebab itu metode story telling sangat
lokal. Pendidikan tidak selalu identik pendidikan anak, namun, pendidikan bisa
hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, apalagi belajar
42
Calvin Miller, Feriyanto, Spirit, Word, and Story, JurnalKonseling
Pastoral, Vol 1 no. (1 2019), 7.
43
Yohanis Krismantyo Susanto, “Tradisi pendidikan iman Anak menurut
perjanjian lama,”BIA’: Jurnal Teologi dan pendidikan kristen kontekstual 2, no.2
( 2019), 1.
44
Nanik Fitria Anggraini, “Pengaruh Metode Storytelling Terhadap
Peningkatan Perilaku Prososial Anak Usia 4-5 Tahun Di Taman Kanak-Kanak
Islamiyah Pontianak,” Jurnal; Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini, Fkip
Universitas Muhammadiyah, Pontianak, (2014), 24.
32
Berikut Jenis-jenis storytelling, Sumarjo dan Suratmi (2002: 27) membagi
dongeng menjadi beberapa bagian yaitu, legenda, fabel, mite, dan sage.
a. Legenda
b. Fabel
c. Mite
misteri, dunia gaib, dan alam dewa yang dianggap benar-benar terjadi
d. Sage
tentang asal-usul suatu daerah atau tempat yang dikaitkan dengan hal-
33
hal nyata walaupun cerita tersebut tidak benar-benar terjadi. Fable
anak dalam berbagai usia, dapat berupa cerita para Rasul atau umat-umat
yang sesuai dengan apa yang orang tua atau guru ingin capai dalam mendidik
anak-anak.
tokoh dalam ceritta yang disajikan oleh orang tua atau guru disekolahnya.
Mengetahui hal-hal yang baik adalah harapan dari sesebuah cerita yang
disampaikan sehingga rasa ingin tahu tersebut membuat anak berusaha untuk
34
memahami isi cerita. Isi cerita yang dipahami tentu saja akan membawa pengaruh
Manfaat Storytelling46
JosetteFrank yang dikutip oleh Asfandiyar, seperti halnya orang dewasa, peserta
didik. Banyak sekali manfaat yang bisa kita peroleh melalui dongeng antara lain:
Salah satu cara unuk menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik
orang lain dengan alat atau tanpa alat tentang apa yang harus
35
rendah diri, malu, mengasah imajinasi peserta didik, serta dapat
tersebut.
36
perhatian untuk beberapa saat terhadap objek tertentu. Ketika seorang
lisan. Oleh karena itu, pengembangan sistem bahasa yang baik sangat
dapat menjadi contoh yang efektif bagi anak mengenai cara membaca.
karena pada saat itu minat baca anak mulai tumbuh. (K. K., &
Syarifuddin, N: 2017:19)
manfaat yakni:
37
Kelebihan dan kekurangan Strorytelling
psikomotorik.
48
Mualifah, storytelling sebagai metode parentik untuk pengembangan
kecerdasan anak usia dini, (Malang: UIN Malik Ibrahim, 2013), 99-100.
38
Apabila dibumbui dengan cerita akan dapat meningkatkan
umum.
daya pikir atau imajinasi pendengar. Cerita juga bisa disampaikan dengan bahasa
yang sederhana sehingga lebih menarik dan efektif serta mudah dimengerti. Pada
umumnya para pendengar juga lebih senang jika ada cerita-cerita di antara
nilai perubahan perilaku bisa menunjukkan sifat baik dan buruk serta ganjaran
39
1. Pemahaman akan menjadi sulit ketika cerita itu telah
diwujudkan.
audiencenya. Kegiatan storytelling ini penting dan menarik bagi audience, maka
kegiatan tersebut harus dikemas sedemikian rupa supaya menarik. Agar kegiatan
dalam storytelling, teknik yang digunakan dalam storytelling serta siapa saja pihak
yang terlibat dalam kegiatan storytelling turut menentukan lancer atau tidaknya
proses storytelling ini berjalan. Maka berikut ini akan diuraikan tahap-tahap serta
40
Terdapat tiga tahapan dalam storytelling, yaitu persiapan sebelum acara
storytelling selesai.
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah memilih judul buku yang
menarik dan mudah diingat. Melalui judul audience maupun pembaca akan
bermanfaat. Selain itu juga, terdapat beberapa lagi persiapan sebelum storytelling
cerita kita harus sesuai menurut usia dan pendengar yang ingin
suara latar belakang binatang, gemercik air atau suara kendaraan dan
sebagainya.
wajah.
41
7. Pilih waktu yang tepat dan kondusif. Misalnya saat anak mahu tidur
menunggu kondisi sehingga audience siap untuk menyimak dongeng yang akan
Kontak mata.
dari audience.
42
membolak-balik catatan adalah gerakan yang mengganggu dan tidak
adalah matahari pada diri manusia. Mata tidak saja digunkaan untuk
melihat, untuk kontak dengan orang lain bahkan juga dapat digunakan
sebagai alat atau cermin dari kepribadian orang. Artinya diri kita bisa
melihat ke arah lain yang tidak relevan, dan menatap dengan tatapan
kosong.54
52
Bormann, Ernest G. Dan Nancy G. Bormann, Retorika Suatu Pendekatan
Terpadu,(Jakarta: Erlangga, 1989),173.
53
Gentasri, Anwar, Retorika Praktis Teknik dan Seni Berpidato. (Jakarta:
Rineka Cipta, 1995), 71-72.
54
Luluk Fikri Fitriyah, Public Speaking, (Surabaya: UIN Sunan Ampel
Press, 2014), 73-74.
43
Pada titik-titik tertentu pembicara melihat orang-orang yang ia pilih
sebagai wakil dari salah satu bagian hadirin. Bila ini pun sukar, paling
terbagi.55
Senyuman, ketawa, kerutan dahi, mimik yang lucu, gerakan alis yang
yang wajar dan tepat. Dengan kata lain, materi yang dihayati harus
tampak melalui air muka (ekspresi wajah). Perlu diketahui air muka
jauh dari itu, warna air muka (ekspresi wajah) yang tepat akan
55
Jalalluddin Rakhmat, Retorika Modern, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012 ),78.
56
Ibid, Ernest G. Bormann dan Nancy G. Bormann, Retorika Suatu, 172.
57
Ibid, Gentasri Anwar, Retorika Praktis, 73-74
44
depan umum. Ia sering tidak memperhatikan gerakan tangan yang
Gerak tubuh.
mendengarkan dongeng.
Vokal yang tidak ditunjang oleh gerakan tubuh yang baik dan
45
saat dilontarkan.59 Dalam komunikasi, gerak fisik atau gerak tubuh
digunakan paling tidak untuk tiga hal: (1) menyampaikan makna, (2)
yang bergerak.
“Use gestures that work best for you. Don’t try to be someone that
you are not. Jesse Jackson’s style may work for him, but you are
not Jesse Jackson. Your gestures should fit your personality. We
believe it is better to use no gestures than to try to counterfeit the
gestures of someone else. Your nonverbal delivery should flow
from your message”.60
Gunakan gerak tubuh yang terbaik. Jangan mencoba menjadi orang
lain. Gaya Jesse Jackson mungkin bisa sesuai dengan dirinya, tapi
kamu bukan Jesse Jackson. Gerak tubuhmu harus sesuai dengan diri
kita. Kami percaya bahwa tidak menggunakan gerak tubuh itu lebih
Intonasi Suara
59
Ibid, Luluk Fikri Fitriyah, Public Speaking, 74.
60
Steven A. Beebe, Public Speaking An Audience-Centered Approach,
(New Jersey: Prentice-Hall, Inc, 1991), 232.
46
untuk merefleksikan cerita yang mulai memasuki tahap yang
bosan.
61
A.W. Widjaja, Komunikasi-Komunikasi dan Hubungan Masyarakat
(Jakarta: Bumi Aksara, 1993), 50.
62
Moh. Ali Aziz, Ilmu Pidato (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2015),
119.
47
lucu, intinya membuat anak merasa ingin tahu dengan materi dongeng
pendongeng untuk mengevaluasi cerita. Melalui cerita tersebut kita dapat belajar
tentang apa saja. Setelah itu pendongeng dapat mengajak audience untuk gemar
menarik.
Pengajaran isi iman dalam cerita alkitab merupakan hal yang sangat dekat
dengan kehidupan orang Kristen. Sebagaimana Rasul Paulus dalam Roma 10:17
“jadi iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firaman Kristus.”
Karena Pada hakikatnya manusia hidup untuk bercerita dan mendengar cerita.
terbesar manusia secara universal dapat dirangkum dalam empat kata, sampaikan
kepadaku sebuah cerita.”64 Tiada hari yang berlalu tanpa menceritakan atau
mendengar apa yang terjadi, dan menjelaskan apa yang telah terjadi, Pada
mengandung berbagai-bagai cerita atau narsai yang dominan dalam alkitab secara
63
Atin Istiarni, Jejak Pena Pustakawan (surabaya: Azyan Mitra Media,
2018), 192-95.
64
James C. Wilhoit, Leland Ryken, Penagajran Alkitab yang Efektif,
(Malang: Literasi Saat, 2017),233.
48
kesluruhan. Namun cerita isi kesluruhan alkitab merupakan firman Allah yang
hidup dan berkuasa dalam hidup kekristenan. Sebabnya sebagi pemimpin gerja
atau hamba Tuhan wajib mengajrakan cerita Alakitab dengan menceritkan pula.
karena cerita dapat berfungsi lebih baik dibandingkan dengan jenis tulisan apa
bahwa;
Model narasi memiliki nilai penting yang unik dalam kekristenan. Seorang
Kristen dapat mengakui imanya di mana pun. Hanya dengan
menyampaikan sebuah cerita atau serangkain cerita. Allah berbicara
melalui cerita-cerita Kristen. Sifat khas dari cerita-cerita di dalm PB
(perjanjian baru) terletak pada fakta bahwa semua cerita itu disampaikan
bukan bagi diri sendiri, cerita-cerita tersebut menempatkan kita di tengah-
tengah kisa utama dan alur dari segala waktu dan ruang, dank arena itu
menghubungan kita dengan ahli drama dan pencerita yang paling agung,
Allah sendiri. Kitab suci umat Kristen terutama terdiri dari narasi.65
tehadap Allah. Secara umum, jauh lebih mudah bagi orang-orang untuk meliht
melalui bagian-bagian lain dalam alkitab. Di dalam kita injil Tuhan Yesus
memmakai berbagi bentuk cerita perumpamaan dalam konteks zaman itu agar
bentuk cerita atau lukisan yang diambil dari kejadian sehari-hari itu dipakai untuk
65
Ibid, James C. Wilhoit, Leland Ryken, 234.
49
menjelaskan suatu hal yang belum dipahami, atau menyampaikan suatu kebenaran
secara tidak langsung, namun pendengar dapat memahami sendiri maksud dan
Lukas 15:11-32.
Injil Lukas merupakan salah satu dari keempat Injil dan termasuk dalam
Injil-Injil Sinoptik bersama dengan Injil Matius dan Injil Markus.Para ahli Kitab
Suci meyakini bahwa Lukas adalah penulis Injil ini. Ia diperkirakan adalah
seorang tabib,68 salah seorang rekan kerja Paulus,69 dan rekan misionaris Paulus.70
Injil Lukas dimaksudkan agar dibaca terutama oleh golongan nonisrael, dan ia
menyajikan Yesus Kristus sebagai juruselamat baik bagi orang Yahudi maupun
Morehouse-Barlow, 1986),108.
67
Ibid, Price 81.
68
Kolose.4:14 (Lembaga Alkitab Indonesia)
69
Filemon 1:24 (Lembaga Alkitab Indonesia)
70
2 Timotius 4:11 (Lembaga Alkitab Indonesia)
50
dengan cara itu juga Lukas menulis Kisah Para Rasul. 71Pendapat ini muncul
dengan melihat bagian pendahuluan pada Injil Lukas dan Kisah Para Rasul yang
linguistik dan teologis sehingga menimbulkan kesan keduanya berasal dari satu
penulis yang sama. Namun, dalam Injil Lukas sendiri sebenarnya tidak
lebih sama dengan yang digunakan dalam Injil Matius dan Injil Markus, tetapi
hasil susunannya tidak persis sama. Tulisan Lukas menyediakan saksi tambahan
tentang kebenaran yang dicatat oleh kedua Injil Sinoptik lain dan juga memuat isi
yang unik. Pada Injil ini dikisahkan perjalanan kehidupan dan pelayananYesus
laporan sistematis tentang pelayanan dan misi Yesus. Lukas menginginkan agar
Yesus adalah penagajar agung yang mengusai situasi dan keadaan manusia.
71
Tampaknya Injil Lukas merupakan kitab pertama dari kedua kitab yang
ditujukan kepada Teofilus (artinya: “seseorang yang mengasihi Allah”). Lih. Luk.
1:1-3 dan Kis. 1:1.
72
Bambang Subandrijo, Menyingkap Pesan-pesan Perjanjian Baru 1.
(Bandung: Bina Media Informasi, 2010),128.
73
Lukas 1:4 (Lembaga Alkitab Indonesia)
51
mengajarankan dengan metode cerita dalam perumpamaan yang mudah dan biasa
Tuhan Yesus adalah Guru yang paling piawai dalam menerapkan metode
cerita pada setiap pengajaran-Nya. Salah satu bentuk metode cerita yang paling
biji sesawi dan ragi (Markus 4:30-34). Kemudian cerita tentang domba yang
hilang (Lukas 15:1-7); dirham yang hilang (Lukas 15:8-10); anak yang hilang
(Lukas 15:11-32); bendahara yang tidak jujur (Lukas 16:1-9), dsb. Atau juga
dalam bentuk cerita, misalnya orang Samaria yang baik hati Hal ini ternyata
Nya. Ada tiga cara menggunakan cerita, yaitu untuk menarik perhatian,
keseluruhan pelajaran dalam bentuk cerita yang utuh. 74 Tuhan Yesus banyak
menerapkan metode ini dalam pengajaran-Nya. Salah satu yang paling menonjol
adalah perumpamaan tentang domba yang hilang, dirham yang hilang, dan anak
cerita dengan satu tujuan yang khusus. Ada tiga cara penggunaan cerita. Pertama,
1975), 108-112.
52
untuk menarik perhatian pendengar. Uraian yang panjang dengan penjelasan yang
sulit akan sangat membosankan. Tetapi dengan cerita, yang jelas, lugas dan tidak
bertele-tele akan sangat memengaruhi atensi pendengar. Oleh karena itu baik
untuk menerangkan suatu prinsip atau kebenaran yang sifatnya abstrak, sehingga
kurang bisa dipahami pendengar. Tetapi dengan cerita, pendengar menjadi lebih
mudah menangkap dan menyerap pesan yang disampaikan oleh guru atau
kebenaran. Ketiga, penyampaikan seluruh materi dalam bentuk cerita. Tentu saja
pembelajaran dalam bentuk cerita dengan alur yang dapat diikuti, sehingga materi
yang berat pun bisa menarik minat peserta didik untuk mendengarkan.
Sekitar seperempat dari kata-kata Tuhan Yesus yang dicacat dalam Injil
Markus dan hampir separuh dari yang dicatat dalam Injil Lukas disampaikan-Nya
itu bisa dibagi menjadi tiga kategori utama, yaitu yang berupa kisah nyata, berupa
75
Simon Kistemaker, Perumpamaan-perumpamaan Yesus. Terj. Esther Sri
Astuti,(Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 2003),80.
76
Ibid, Kistemaker, xi.
53
Pertama, perumpamaan-perumpamaan berupa kisah nyata. Perumpamaan-
dikenal oleh para pendengar dan diakui kebenarannya. Misalnya tentang benih
(Matius 13:33); anak-anak yang bermain di pasar (Matius 11:16-19; Lukas 7:31-
10), dsb.
berdasarkan pada kenyataan atau tata cara yang sudah diterima secara umum.
Kalau perumpamaan berupa kisah nyata dipaparkan sebagai kisah nyata yang
sedang terjadi, maka perumpamaan berupa cerita menunjuk pada suatu peristiwa
yang menabur gandum dan kemudian menyadari bahwa musuhnya telah menabur
lalang di tempat yang sama pada malam harinya. Selanjutnya Lukas 16:1-9 yang
mencatat tentang seorang kaya yang memiliki manajer yang telah menyia-nyiakan
hartanya. Kemudian Lukas 18:1-8 tentang seorang hakim yang lalim yang
tentang orang Samaria yang baik hati (Lukas 10:30-37); perumpamaan seorang
54
kaya yang bodoh (Lukas 12:19 31) dan perumpamaan orang Farisi dan pemungut
cerita. Jika perumpamaan berupa cerita merupakan sebuah analogi, maka ilustrasi
berupa cerita juga melakukan hal yang sama tetapi tidak secara langsung.
kisah pendek dari kehidupan sehari-hari yang dipakai sebagai perbandingan untuk
menjelaskan ajaran tentang kebenaran iman atau moral. Dilihat dari konteksnya,
pengajaran-Nya terdapat dalam Injil Sinoptik. Dari 50 kali penggunaan akar kata
parabolh, (parabolẽ) 48 di antaranya dipakai dalam Injil Sinoptik, dan dua kali
dipakai dalam kitab Ibrani 9:9 yang diterjemahkan menjadi “kiasan” (Amplified
diterjemahkan ke dalam Alkitab TB-LAI dengan “seakan akan”, atau yang oleh
55
Hasan Sutanto diterjemahkan dengan istilah “kiasan”). 79 Menurut Julicher,
perkataan “apa adanya”, yang maksudnya adalah bahwa arti atau makna dari
perumpamaan itu sebenarnya sudah ada pada perumpamaan itu sendiri, sehingga
tanpa dijelaskan pun orang sudah akan tahu maksudnya, hanya saja perlu suatu
jika memiliki maksud yang tersembunyi, disebut alegori yang maknanya tidak
sama dengan apa yang diucapkan, tetapi yang tersembunyi pada simbol atau
lambang-lambang.80
tempat khusus dalam pengajaran Tuhan Yesus. Kata “perumpamaan” berasal dari
muncul dalam dua bentuk utama, kiasan dan metafora. 82 Setiap perumpamaan itu
mengerti apa yang dikatakan-Nya, melainkan ada maksud yang lebih penting.
56
A.T. Pierson, sebagaimana dikutip oleh LeBar, pernah mengatakan bahwa “setiap
Tujuan Perumpamaan
agar bertobat dan beriman. Ketiga, untuk menantang agar orang-orang percaya
kerajaan Allah.85
2006), 96.
84
Ibid, Kistemaker, xiv-xv
57
Jadi jelas dapat dilihat di sini, bahwa penggunaan perumpamaan itu
memiliki tujuan tertentu, bukan sekedar untuk memerjelas suatu maksud dari apa
yang dikatakan.
dari kehidupan sehari-hari pada zaman tersebut agar setiap orang yang
Kisah Anak yang hilang adalah perumpamaan yang dikisahkan oleh Yesus
untuk menanggapi kritikan orang farisi dan ahli-ahli Taurat tentang sikap mereka
terhadap orang berdosa yang digambarkan pada Lukas 15:2 “Lalu bersungut-
sungutlah orang-orang farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: Orang ini menerima
Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata
yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta
milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta
kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu
menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia
memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah
dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu
dan iapun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan
di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya.
Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi
itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya. Lalu ia
menyadari keadaannya, katanya; Betapa banyaknya orang upahan bapaku
yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.
Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa,
aku telah berdosaterhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi
86
Lukas 15:2 (Lembaga Alkitab Indonesia).
58
disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.
Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh,
ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.
Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan
terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. Tetapi ayah itu
berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubahyang
terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan
sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah
dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati
dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka
mulailah mereka bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang
dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan
nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya
kepadanya apa arti semuanya itu. Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali
dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia
mendapatnya kembali dengan sehat. Maka marahlahanak sulung itu dan ia
tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. Tetapi ia
menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan
belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah
bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-
sahabatku. Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan
harta kekayaanbapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa
menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. Kata ayahnya kepadanya:
Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala
kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira
karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan
didapat kembali."87
Menurut hukum warisan waktu itu anak sulung mendapat warisan dua
jumlah warisan melainkan pada permintaan anak bungsu atas warisan yang
menjadi haknya. Seharusnya warisan itu baru akan diterimanya setelah bapanya
87
Lukas 15:11-32 (Lembaga Alkitab Indonesia).
59
meninggal, namun dia memintanya selagi bapanya masih hidup. 88Tokoh bapa
yang dalam perumpamaan ini memilki sikap yang simpatik tetapi juga lugu
negeri yang jauh, kelihatan bahwa si bungsu sengaja meninggalkan ayahnya dan
melarat akibat hidupnya yang berfoya-foya. Dia terjerumus dalam suatu pekerjaan
najis yang sangat merendahkan martabat orang Yahudi yaitu menjadi penjaga
babi.90 Dikatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan saja si bungsu harus makan
ampasan babi. Hal ini menunjukkan bahwa dia sudah berada dalam tingakt
keterpurukan hidup akibat jauh dari perhatian atau dari kasih bapa.
rohani dan jasmani. Penderitaan rohani yang dirasakan ketika di dalam dirinya
mulai muncul rasa bersalah terhadap Allah dan bapanya. Penderitaan jasmani
88
Lembaga Biblika Indonesia, 34.
89
Lembaga Biblika Indonesia, 35
90
Lembaga Biblika Indonesia, Tafsiran Perjanjian Baru 3: Injil Lukas
(Yogyakarta:Yayasan Kanisius, 1981),175.
60
dialaminya karena kelaparan. Setelah mengalami penderitaan yang begitu tragis,
dan mulai sadar bahwa bahwa semua itu terjadi akibat dosa-dosanya terhadap
bapanya dan terhadap Allah (terhadap sorga). Setelah menyesali keadaanya, anak
itu berniat untuk kembali kepada bapanya, bukan karena hal itu merupakan
keharusan (sebab dia juga bisa pergi mengembara ke daerah lain), melainkan
karena terdorong oleh ingatannya pada kebaikan hati bapanya yang penuh
pengampunan.
Yesus mengajarkan bahwa Allah adalah Bapa yang baik hati dan suka
Kitab Suci Perjanjian Baru terdapat dua kata kerja, yaitu Kharizomai (melakukan
Allah Bapa melalu Yesus selalu mencari domba-domba yang hilang untuk dibawa
pulang kembali, karena kan ada sukacita di surga jika satu orang berdoasa yang
91
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1992), 34.
92
N. Hillyer, Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, Jilid 1, A-L (Jakarta:
Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1999), 45.
93
Yohanes Sukender, Pengampunan Menurut Kitab Suci Perjanjian,
(Malang: PKK-ATP, 2028), 24.
61
bertobat lebih dari sukacita karena sembilan puluh sembilan orang yang tidak
anaknya. Di dalam cerita ini, sekalipun titik beratnya adalah tentang si anak
bungsu, tetapi sebenarnya si anak sulung juga memiliki peran di dalam cerita ini.
anak yang berfoya-foya" (Parable of the Prodigal Son), ("Dua Saudara, Anak
yang Hilang" (Two Brothers, Lost Son), "Bapa yang Mengasihi" (Loving Father),
"Bapa yang Rindu" (Lovesick Father) atau "Bapa yang Mengampuni" (Forgiving
telah berdosa.
J. Verkuyl, dalam bukunya, Anak yang hilang mengatakan; “dan kini bapa
tetapi inilah hebatnya kasih Allah dalam Kristus, bahwa Allah Bapa menerima
dan memulihkan kita anak-anak haram dan menjadi anak-anak Allah serta anak-
Pada saat anak sulung mendengar bahwa adiknya telah kembali dan
diberikan pesta oleh bapanya, anak sulung menjadi marah terhadap ayahnya.
menganggap si bungsu sebagai adiknya. Hal ini dapat kita lihat dengan kata “anak
94
Bible Gateway, Luke 15:11–32 The Parable of the Lost Son - Jesus,
2016.
95
J. Verkuyl, Anak Hilang, (Jakarta: Badan Penerbitan Kristen, 1965), 47.
62
bapa” yang dilontarkannya kepada sang bapa. Peristiwa tersebut menjadi puncak
tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi
menegaskan bahwa selama ini dia pun terhilang walaupun berada dalam naungan
bapanya.
Anak sulung juga adalah anak yang hilang, mengapa? Meskipun dia tetap
berada dalam naungan bapanya namun dia hanya melihat hal itu sebagai
hubungan ketaatan antara tuan dan hamba (ay. 29) bukan berdasarkan kasih. Anak
sulung juga menginginkan pesta tersebut sebagai tanda pujian kepadanya karena
ketaatannya.
Pengertian Perilaku
suatu tanggapan ataupun reaksi dari setiap individu terhadap suatu rangsangan
atau lingkungan.96 Setiap individu yang berinteraksi dengan dengan orang lain
maka akan memiliki makna perilaku sosial. Menurut Hurlock, “perilaku sosial
merupakan aktifitas fisik dan psikis seseorang terhadap orang lain sebaliknya
untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan orang lain sesuai dengan norma sosial
yang berlaku. Perilaku sosial nampak dalam perasaan, keyakinan, sikap dan rasa
96
Setiawan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2019
63
hormat pada orang lain”.97 Sikap perilaku sosial setiap orang relatif berbeda-beda
oleh beberapa faktor antara lain faktor sosiologis, perubahan tingkah laku
yang tinggal disuatu daerah. Ini menjadi perhatian bahwa pembentukan perilaku
oleh dua faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar
97
Hurlock. E. B. Personality Development. (New Delhi: Tata McGraw-
Hill,1995), 362.
98
Max Weber, From Max Weber: Essays in Sosiology. (Oxford: Oxford
University Press, 1946),76
64
perilaku (non behaviour causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau
perasaan.
99
Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakt Ilmu dan Seni, (Jakarta: Rineka
Cipata, 2007), 38-49.
100
Linggasari, Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku, (FKMUI,
2008), 32.
65
impresi atau kesan baik atau buruk yang dimiliki seseorang
101
Ibid, Notoatmodjo, 2007, 42.
66
c. Faktor penguat (Reinforcement Factor), faktor-faktor ini
sebagainya.
a. Faktor Genetik atau Faktor Endogen Faktor genetik atau faktor keturunan
perilaku makhluk hidup itu. Faktor genetik berasal dari dalam individu
1) Jenis Ras
dengan yang lainnya, ketiga kelompok terbesar yaitu ras kulit putih
(Mongoloid).
2) Jenis Kelamin
berdasarkan emosional.
3) Sifat Fisik
4) Sifat Kepribadian
67
Perilaku individu merupakan manifestasi dari kepribadian yang
5) Bakat Pembawaan
tersebut.
6) Intelegensi
karena itu kita kenal ada individu yang intelegensi tinggi yaitu
b. Faktor Eksogen atau Faktor Dari Luar Individu Faktor yang berasal dari
1) Usia
68
Menurut Sarwono dalam Hariyanti (2015), usia adalah faktor
2) Pendidikan
dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti
3) Pekerjaan
69
menemukan sesuatu serta mendapatkan penghargaan dan
4) Agama
5) Sosial Ekonomi
6) Kebudayaan
70
Weber mangatakan bahwa dalam tindakan sosial, manusia melakukan
sesuatu dikarenakan ada sebuah tujuan yang ingin didapatkan, barulah setelah
oleh Max Weber terkait dengan tindakan sosial sebenarnya memiliki tujuan yang
baik di tengah-tengah masyarakat, hanya saja kembali lagi kepada individu yang
melakukan suatu tindakan sosial tersebut. Tindakan yang dilakukan bisa bersifat
71
Perubahan Perilaku sosial
Perubahan adalah berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain yang
kondisi yang lebih baik. Namun tidak dapat dipungkiri terkadang perubahan juga
mengarah pada situasi atau kondisi yang kurang baik. 104 dengan demikian
perubahan perilaku adalah perubahan tindakan, sikap atau pola respon seseorang
laku tertentu, akan terjadi peristiwa saling mempengaruhi antara individu yang
satu dengan individu yang lain. Hasil dari peristiwa saling mempengaruhi tersebut
sifatnya dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun orang
orang lain. Berarti perilaku sosial adalah perilaku yang terjadi dalam situasi sosial,
lain. Dapat diartikan juga sikap dimana kita saling membutuhkan orang lain.
mengemukakan “bahwa perilaku sosial seseorang itu tampak dalam pola respons
antar orang yang dinyatakan dengan hubungan timbal balik antar pribadi.”105
104
Fahlia, Edi Irawan, Ramadhan Tasmin, Analisis Dampak Perubahan
Perilaku Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Mapin Rea Pasca Bencana Gempa
Bumi, (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 2019, Vol. 04, No.01, pp. 51-55)
105
Ibrahim Rusli, Landasan Psikologi Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar,
(Jakarta: Dirjen Olahraga, 2005), 23.
72
Perilaku merupakan tindakan dan perkatan sesorang yang sifatnya dapat
diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain atau pun orang yang
perbuatan, perilaku memilki arti yang lebih kongret daripada “jiwa” karena lebih
kongret itu, maka perilaku lebih muda muda dipelajari dari pada jiwa. Dan
seluruh pribadinya, dan watak atau karakter yang ia meliki. Kata karakter dalam
bahasa Yunani “Charas sein” yang berarti (mula-mula) coretan, atau goresan.
Kemudian berarti stempel atau gambaran yang ditinggalkan oleh stempel itu.106
coretan yang tepat yaitu yang pada firman Tuhan dan focus pada pribadi yang
benar yaitu Tuhan Yesus Kristus. Karena ketika goresan itu tepat dan benar maka
mereka juga akan memiliki tujuan-tujuan dan keinginan-keinginan yang benar dan
106
H. Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: PT. Renika Cipta, 2009),
230.
107
Greg Zoschak, Membangun Karakter Anda (Trust: A Call for
Character), (Jakarta: Imanuel, 2005),118.
108
Larry Richards, Psikologi dan Alkitab, (Bandung: Kalam Hidup, 2011),
19.
73
Inilah pentingnya pengajaran iman harus memberikan satu dorongan yang
keingin-keinginan yang sesuai dengan kehendak Tuha, dan terlihat nyata dalam
pengajaran iman dapat menyadarkan bahwa perlu mengetahui ketika orang lain
melihat apa yang sedang dilakukan dan setelah itu menyimpulkan apkah perilaku
baik, tidak baik, bodoh atau aneh. Sehingga tindakan selanjutnya jemaat
memandangnya.
Dapat disimpulkan bahwa, perilaku adalah tindakan atau pola respon yang
sekitarnya yang dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan
aturan yang saling berkaitan dan menjadi suatu sistem atau peraturan
yang sudah mantap serta mencakup segala konsepsi sistem budaya dari
74
dalam kehidupan sosial. Sedangkan dalam kamus Sosiologi, tradisi
dipelihara.109
tinggi dan tidak tampak yang mengawasi nasib manusia dan berhak
109
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: Aksara Baru,
2005), 12.
75
bahwa agama atau religi sama dengan istilah religiousitas. Agama
mereprensentasi apa yang dia Yakini atau percaya yang maearsa itu
2. Perubahan Sikap
dari dalam dan stimulus dari luar. Dorongan atau motivasi yang
kegiatan dalam diri makhluk hidup dan memotori tingkah laku serta
76
melakukan banyak perilaku penting yang bermanfaat lainnya dalam
beragama.112
110
Jalaluddin, Psikologi Agama (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997),34.
111
W.A Gerungan, Psikologi Sosial (Bandung: Refka Aditama,2000), 55.
112
8Hanna Djumhana Bustamam, Integrasi Psikologi Dengan Islam:
Menuju Psikologi Islami (Yogyakarta:PustakaPelajar, 1997), 56.
77
menyangkut kebutuhan atau dorongan beragama. Kebutuhan
78
adalah dorongan yang menyebabkan manusia cenderung untuk
manusia.
113
Budiman, Hikmat, Pembunuhan Yang Selalu Gagal: Modernisme dan
Krisis Rasionalitas Menurut Daniel Bell (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997),76.
79
Pendapat yang paling ekstrem pun tentang hal itu masih
agar dirinya terhindar dari bahaya dan dapat memberi rasa aman.
pikirannya.114
80
Perilaku keagamaan menurut pandangan behaviorisme erat
dan hadiah.115
proses belajar dari pengalaman. Oleh karena itu secara teori sikap
sikap dan perilaku beragama itu sifatnya sudah menetap dan sudah
perilaku yang sudah menetap lama seperti ini menurut teori sukar
untuk dirubah.
115
Ahmad Mubarok, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001),
65.
81
Sikap dan perilaku keagamaan itu sudah mulai dibentuk sejak
dewasa maka sikap dan perilaku keagamaan ini sudah mapan dan
lain adalah:
pemahaman keagamaan.
82
6. Bersikap lebih kritis terhadap materi ajaran agama sehingga
berkembang.
Jadi sikap yang sudah lama menetap pada seseorang atau sekelompok
orang, cenderung sulit berubah, meskipun sikapnya itu terbukti keliru. Sebaliknya,
untuk membela sikapnya yang keliru itu, seseorang atau sekelompok orang tak
terus berlangsung sepanjang sejarah manusia, dan terjadi pada semua lapisan
masyarakat, termasuk yang dilakukan oleh penguasa atau golongan oposisi yang
3. Perubahan Emosi
mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi
diri sendiri, serta kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan
83
Menurut Goleman (1998) kecerdasan emosi terdiri dari lima dimensi,
yaitu mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri, mengenali emosi
diri ini adalah kemampuan dalam menangani emosi diri sendiri dan
sendiri.
84
kepekaan terhadap kata hati untuk digunakan dalam hubungan dan
lingkungan.
85
hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan bermacam-
macam orang.
motivasi diri, mengenal emosi orang lain dan keterampilan sosial), serta
5. Perubahan Genetika
86
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Model Pengembangan
dihasilkan (Sugiyono,2015: 30). Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Borg
117
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods), (Bandung:
Alfabeta,2015)
87
Penelitian yang dilakukan ini merupakan jenis penelitian pengembangan
pembelajaran imam dalam injil lukas 15:11-32. Penelitian ini bertujuan untuk
Atakae Sidrap.
Prosedur Pengembangan
berikut:
88
74
Tahapan langkah pengembangan menurut Sugiyono dimulai dari (1) Potensi dan
Masalah, (2) Pengumpulan Data, (3) Desain Produk, (4) Validasi Desain, (5) Revisi
Desain, (6) Uji coba Produk, (7) Revisi Produk, (8) Uji coba Pemakaian, (9) Revisi
dari Sugiyono dikarenakan akan membutuhkan waktu yang panjang dan biaya yang lebih
banyak apabila mencapai pada tahap produksi masal dalam menggunakan 10 langkah
yang mengembangkan metode storytelling khusus dalam pembelajaran imam dalam injil
Penelitian ini dilatar belakangi oleh potensi dan masalah yang ditemukan oleh
peneliti melalui lembar kuesioner yang berisikan berbagai pertanyaan. Pembagian lembar
2) Pengumpulan Data
informasi sebagai data yang dapat digunakan sebagai bahan perencanaan produk untuk
74
3) Desain Produk
Pada tahap ini peneliti mulai merancang dan menyusun desain produk dengan
4) Validasi Desain
Desain produk yang sudah ada kemudian divalidasi oleh ahli dan ahli materi,
dengan mengisi angket penilaian yang sudah tersedia, yaitu tentang angket validasi
Sidrap.
5) Revisi Desain
Revisi desain yaitu perbaikan kelemahan dari desain produk yang sudah divalidasi
oleh ahli dan ahli materi. Pada tahap ini teliti menyempurnakan lagi produknya
berdasarkan catatan-catatan yang diberikan oleh para ahli dan ahli materi.
perilaku hidup umat Kristen di jemaat pos PI Atakae Sidrap. Tahap ini disertai dengan
pemberian angket Jemaat untuk mengetahui kelayakan bahan ajar yang sudah di ujikan.
74
imam dalam injil lukas 15:11-32 diperlukan desain atau perancangan, adapun desain
produk dalam pengembangan pembelajaran imam dalam injil lukas 15:11-32 adalah
sebagai berikut:
guru/pemateri,
5. Murid secara efektif menceritakan kembali kisah Alkitab yang diceritakan oleh guru.
Pada tahap uji coba ini dilakukan setelah pengembangan efektivitas melalui metode
storytelling dalam pembelajaran imam dalam injil lukas15:11-32direvisi dan siap untuk di
uji cobakan. Pada langkah ini, uji coba di lakukan terhadap beberapa kelompok jemaat pos
di Atakae Sidrap, uji coba ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengembangan
efektivitas melalui metode storytelling dalam pembelajaran imam dalam injil lukas15:11-
Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah jemaat pos di Atakae Sidrap yang
berjumlah 30 orang dan kemudian akan dibagi menjadi 6 kelompok dan dari 5 orang dalam
setiap kelompok.Sebelum masuk dalam subjek uji coba untuk melihat kepada pemecahan
74
model storytelling.
Observasi
Observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan maksud
pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi
Wawancara
cara memberi pertanyaan langsung kepada narsumber dan langsung dijawab narasumber
pada saat itu juga, wawancara ini dilakukan pada saat observasi untuk mengetahui dan
1.
Angket (Kuesioner)
Pada pengisian angket (kuesioner) dilakukan oleh ahli dosen, ahli pemateri Jemaat
pos Atakae Sidrap, dan 30 orang jemaat yang terdiri dari 6 kelompok, hasil dari validasi
74
instrument tersebut akan digunakan sebagai masukan revisi atau perbaikan produk tersebut
produk oleh tim ahli. Data dianalisis dengan uji deskriptif persentase menggunakan rumus
S
P= x 100
N
Keterangan:
P = persentase komponen
Hasil persentase data dikonversikan berdasarkan kriteria sangat layak, layak, cukup
layak dan tidak layak. Langkah-langkah untuk menentukan kriteria hasil perolehan skor
(4) Menentukan banyak interval yang diperlukan = 4 (sangat layak, layak, cukup layak
rentang
P=
banyak kelompok
75 %
P= = 18,75%
4
Diambil p = 19
bawah kelas interval 25%, maka kelas pertama berbentuk 25% - 43%, kelas kedua 44% -
62%, kelas ketiga 63% - 81% dan data keempat 82% - 100%. Dapat dibuat tabel criteria