Anda di halaman 1dari 5

Pandangan Wesley tentang Pendidikan Teologi bagi Para Pelayan di dalam

Gereja Methodist

Wesley bersaudara, John dan Charles tidak menulis bahan-bahan yang khusus berbicara
tentang pendidikan teologi bagi para pekerja di gereja, demikian juga bagi Gereja Methodist.
John dan Charles mempunyai pandangan-pandangan yang teguh tentang pelayanan dan
menyatakan dengan jelas dan bersemangat dalam tulisan-tulisan dan nyanyian-nyanyian
mereka.

I. Pendidikan Akademis

John dan Charles belajar di Universitas Oxford, suatu lembaga pendidikan yang terkenal
waktu itu dan tetap terkenal sampai sekarang. Mereka mendapat pendidikan akademis yang
baik yang telah mempersiapkan mereka untuk pelayanannya di kemudian hari, seperti ilmu
teologi, kesusasteraan, bahasa, sejarah, filsafat, Yunani klasik, sains, dll. Pendidikan John
Wesley yang luas memberikan sumbangan yang besar dalam membentuk kepribadiannya
seorang yang amat mendalam kerohanian dan intelektualnya. Dalam pribadinya kita
menjumpai bahwa ia telah berhasil mempersatukan “pasangan yang telah begitu lama
terpisahkan yaitu ilmu pengetahuan dan iman yang hidup”. Pendidikan John yang sangat luas
mempengaruhi karakter kerohanian dan juga pelayanannya. Semangat gerakan Methodist
meskipun amat mendalam kerohaniannya yang bersifat pietistic namun tetap berwawasan
luas dan universal.

II. Pembinaan Kerohanian (Spritual Formation)

Waktu di Oxford, mereka mengumpulkan suatu kelompok terdiri dari 5 atau 6 orang yang
mempunyai komitmen yang sama untuk mengikuti disiplin kehidupan Kristen. Karena
disiplin yang keras mereka menjadi bersatu sebagai suatu kelompok mereka dipanggil dengan
ejekan kaum “Methodist” oleh teman-temannya. John Wesley mengambil cara yang keras
dalam pembinaan kerohanian bagi dirinya dan perkumpulan Methodist. Setiap orang tidak
dapat dipaksa untuk menjadi John Wesley atau ibu Theresa karena kita memerlukan anugerah
dan karunia serta panggilan khusus dari Allah. Namun yang penting adalah suatu perasaan
kesungguhan dalam kehidupan Kristen yang harus dimiliki oleh pelayan-pelayan Allah. Bagi
orang yang akan bekerja dalam pelayanan Methodist, beberapa pertanyaan penting perlu
diajukan kepada mereka. Misalnya apakah saudara mau menuju kepada kesempurnaan? Jika

1
kita tidak sungguh-sungguh atau tidak ada penyerahan disertai bertanggungjawab kepada
pelayanan, maka tidak ada sukacita dalam pekerjaan kita. Jika demikian, lebih baik kita
melakukan pekerjaan yang lain daripada terlibat dalam pelayanan.

III. Karakter Pelayanan Wesley Bersaudara

Sifat pelayanan Wesley adalah holistik. Pelayanan yang berkaitan dengan keselamatan jiwa
juga dengan pembaharuan masyarakat. John Wesley bekerja tanpa mengenal lelah untuk
memberitakan Injil Kristus kepada setiap orang yang mau mendengarkannya di gereja-gereja
dan di jalan-jalan. Tenaga yang mendorongnya untuk bekerja tanpa lelah adalah keyakinan
bahwa anugerah Allah terbuka bagi setiap orang yang mau menerima Yesus sebagai Tuhan
dan juruselamat. Karena kerinduannya untuk menjadi sempurna di hadapan Allah untuk
melakukan yang terbaik, untuk mengasihi Allah dengan segenap hati, pikiran, dan jiwanya
untuk mengasihi sesama seperti dirinya sendiri, John Wesley menyerahkan semua miliknya
untuk dipakai Allah. Ia seorang yang rajin, energetik, dan tidak memikirkan diri sendiri
dalam pelayanannya. Ia berusaha mengalahkan godaan untuk menjadi malas. John Wesley
melakukan perjalanan sepanjang 250.000 mil untuk melayani dengan menunggang kuda, ia
juga mengkhotbahkan 90.000 khotbah sepanjang 66 tahun, kira-kira 606 khotbah per tahun,
serta menerbitkan 400 artikel dengan topik-topik berbeda.

John Wesley prihatin dengan penyakit-penyakit yang menjangkiti masyarakat dan mencoba
untuk memperbaikinya. Ia terlibat dengan masalah-masalah pendidikan, kondisi penjara, dan
kemiskinan. Ia berperan penting dalam pengembangan sosial suatu masyarakat. Ia sangat
menentang dan mengutuki perbudakan. Dengan keterlibatan John Wesley dalam begitu
banyak hal selama hidupnya, tidak mengherankan kalau ia menjadi seorang tokoh yang
bertentangan/controversial. Ia mempunyai banyak pengikut yang mengagumi dan
meneladaninya tetapi juga mempunyai musuh-musuh yang meremehkan dan menentangnya.
Buah-buah pelayanan John dan Charles Wesley tidak perlu dipertanyakan lagi. Sekarang ini
orang yang disebut Methodist ada di seluruh dunia, berjumlah lebih dari 50 juta di seluruh
bagian dunia.

 Khotbah John Wesley No.1 (Keselamatan oleh Iman)

Wesley menegaskan bahwa iman kita bukanlah apa yang diucapkan tetapi merupakan
kebergantungan penuh kepada Kristus sehingga Kristus hidup di dalam diri kita sendiri.
Tentang isi keselamatan Wesley menekankan bahwa manusia yang beriman sudah berkuasa

2
atas dosa dalam hidupnya. Penekanan ini dikembangkan kemudian menjadi ajaran
kesempurnaan atau kekudusan Kristen.

 Segala berkat yang diberikan Tuhan Allah kepada manusia datang karena karunia-
Nya, karena kemurahan-Nya, karena anugerah-Nya, anugerah yang tidak patut
diberikan kepada kita, yang sama sekali tidak patut diberikan.
 Manusia yang berdosa tidak dapat menebus dosa dengan perbuatannya yang baik
karena perbuatan baik tersebut berasal dari Allah dan juga semuanya kurang suci dan
mengandung dosa di dalamnya.
 Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita,
ketika kita masih berdosa. Demikianlah, “karena kasih karunia kamu diselamatkan
oleh iman (Ef. 2:8).” Kasih karunia menjadi dasar keselamatan, iman itulah jalannya.
a. Iman berbentuk apa yang menjadi jalan keselamatan kita?
1. Iman bukan saja tingkat kepercayaan yang dapat diakui oleh orang kafir.
2. Iman yang menjadi jalan keselamatan kita bukan iman tingkat kepercayaan
yang dapat diakui oleh iblis, walaupun taraf kepercayaan semacam ini jauh
lebih mendalam daripada kepercayaan orang kafir.
3. Iman yang menjadi keselamatan kita, bukan saja iman yang diakui oleh para
pengikut Yesus pada waktu Ia masih hidup di dalam dunia ini.
4. Iman yang menjadi jalan keselamatan kita adalah percaya kepada Kristus, dan
melalui Dia, percaya kepada Allah. Dialah pusat iman kita.
5. Iman ini dibedakan dari iman yang diakui para pengikut Yesus pada waktu Ia
masih hidup dalam dunia. Orang yang beriman yakin bahwa Yesus harus mati
dan dibangkitkan, sebagai satu-satunya jalan untuk menebus manusia dalam
maut yang kekal dan pembaharuan kita sehingga membawa hidup yang kekal.
Yesuslah yang menjadi juruselamat kita.

 Khotbah John Wesley No.35 (Kesempurnaan Kristen)

“Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku
mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap
oleh Kristus Yesus.” (Flp. 3:12)

 Seringkali istilah kesempurnaan Kristen ini menyinggung perasaan orang. Istilah


‘sempurna’ menjadi batu sentuhan. Dan siapapun yang memberitakan kesempurnaan,

3
yaitu siapapun yang mengatakan bahwa kesempurnaan dapat dicapai dalam
kehidupan ini, dia akan dianggap penyesat, malah lebih buruk daripada orang kafir
atau pemungut cukai.
 Oleh karena itu, ada yang memberikan nasehat supaya kita meninggalkan istilah-
istilah seperti ini, karena banyak orang tersinggung mendengarnya. Akan tetapi pokok
ajaran ini memang terdapat dalam firman Tuhan. Tidak patut kalau pemberita Injil
meninggalkan ajaran ini, walaupun semua orang tersinggung. Apa yang diucapkan
Allah, itulah yang kita beritakan. Tetapi haruslah kita menerangkan arti dan maksud
pokok-pokok ini, supaya orang yang tulus hati tidak akan menyimpang ke kanan/kiri.
 Dalam hal apa orang Kristen belum sempurna? Dalam hal pengalaman, tidak mengerti
sedalam-dalamnya dalam hal kitab suci dan yang Maha Kuasa, tidak sempurna dalam
pengetahuan, bebas dari ketidaktahuan dan dari salah, tidak bebas dari kelemahan
(akal, ucapan, maupun kelakuan)
 Dalam hal apa orang Kristen telah sempurna? Adanya perkembangan dalam
kehidupan Kristen (seperti dalam kehidupan jasmani), tidak semua orang Kristen
harus berbuat dosa sepanjang hidupnya, anak-anak dalam Kristus yang dapat disebut
sempurna juga lahir dari Allah sehingga tidak berbuat dosa. Tuhan Yesus memberikan
kuasa kepada para rasul waktu diutus untuk memberitakan Injil yaitu kuasa mengusir
roh jahat, menyembuhkan orang sakit, serta membangkitkan orang mati.

 Khotbah John Wesley No.51 (Menjadi Pelayan yang Baik)

“Berikanlah pertanggungjawabanmu sebagai pelayan, karena engkau tidak lama lagi bertugas
sebagai pelayan” (Luk. 16:2). Hubungan antara manusia dengan Allah ditunjukkan kepada
kita dengan berbagai gambaran. Manusia sebagai orang yang berdosa, ciptaan yang telah
jatuh adalah orang yang berhutang kepada penciptanya. Tetapi tidak ada karakter yang lebih
tepat tentang kedudukan manusia daripada sebagai seorang “pelayan” (steward). Pelayan
adalah hamba yang istimewa, ia diberikan tugas khusus oleh tuannya.

 Dalam kehormatan apa kita sebagai seorang pelayan Tuhan?


1. Allah telah memberikan kita jiwa, bersama-sama dengan semua kekuatan,
pemahaman, imajinasi, ingatan keinginan, perasaan.
2. Allah juga mempercayakan kepada kita tubuh yang begitu “mengagumkan” dan
“ajaib”. Dia memberikan kita panca indera, kemampuan untuk berbicara agar kita

4
memuji Dia senantiasa. Juga diberikan tangan dan kaki dan bagian tubuh yang
lain untuk alat kebenaran kepada Allah.
3. Allah juga memberikan kepada kita hal-hal yang baik dari dunia ini. Makanan
untuk dimakan, pakaian untuk dipakai, dan tempat tinggal untuk beristirahat.
4. Allah memberikan kita bermacam-macam talenta dan kekuatan dari Roh Kudus.
 Jika Tuhan mengatakan engkau tidak lagi sebagai pelayan, bagaimana tanggapan
kita?
1. Kita telah melihat begitu banyak yang Tuhan telah percayakan kepada kita tetapi
kita harus ingat bahwa semuanya itu tidak untuk selama-lamanya. Kita
dipercayakan hanya dalam waktu yang singkat dan dalam ruang lingkup yang
terbatas.
2. Ketika roh kembali kepada Allah, maka tubuh yang indah dan kuat menjadi tidak
berarti apa-apa dan tidak mempunyai kekuatan untuk bekerja lagi. Demikian
jugalah dengan segala talenta yang ada pada kita. Kita tidak akan berkomunikasi
dengan indera lagi ketika kita sudah beralih dari dunia ini.
3. Allah sendiri akan menentukan pengetahuan apa yang akan tetap ada dalam diri
manusia sesudah meninggal, yang pasti itu adalah pengetahuan yang lebih
sempurna dari yang ada sekarang. Tetapi jiwa kita tetap kekal dan tidak rusak
ketika tubuh kita melebur dengan tanah. Jiwa kita tetap ada dengan segala
kekhususannya.
4. Tetapi meskipun semua ini baik pengetahuan dan perasaan tetap tinggal setelah
tubuh ini “dibuang”, dalam hal ini kita bukan lagi pengurus atas mereka. Hari-hari
kita sebagai pelayan dan pengurus segala yang ada pada kita telah berlalu.

Kesimpulan :
John Wesley adalah tokoh yang sangat terkenal. Ia adalah pengkhotbah yang
sangat bersemangat. Semangat pelayanan John Wesley yang sangat luar biasa
perlu kita contoh dan kita teladani. Dia tidak pernah putus asa dan mengenal lelah,
ia terus berkhotbah kemana-mana untuk mengabarkan Injil. Khotbah-khotbah
yang diberikan John Wesley sangat menarik dan memotivasi, seperti menjadi
pelayan yang baik. Allah memberikan segala sesuatu kepada kita untuk menjadi
pelayan-Nya semasa hidup di bumi. Tetapi semua itu tidak sempurna dan tidak
kekal. Dan juga kesempurnaan Kristen, dalam beberapa hal orang Kristen masih
belum sempurna tapi tentunya banyak juga hal orang Kristen telah sempurna.
5

Anda mungkin juga menyukai