Anda di halaman 1dari 5

Seperti telah dkatakan baha tujuan ger akan oikumenis yang dkehendaki oleh semua kalangan

semakin jauh dar tujuan oikumenis yang Akitabiah karena perbedaan teologia dalam PI. Sampai
sekarang dua gerakan olkumene yaitu kaum WCC dan kaum Inili mash memiliki pandangan yang
berbeda terhadap konsep oikumene. Kaum WCC terus berusaha untuk mewjudkan oikumene
dengan mempertahankan konsep PI yang berthubungan dengan humanism yaitu memulhkan
manusia secara jasmani. Kaum WcC ingin mempersatukan gereja d bumi dengan pandangan sekuler
dan gerela Tuhan dianggap sebagai gereja bagian di dunia.

Gereja harus menghadapi dird di dunia social, politik, ekonomi dan setiap kebutuhan umat manusia,
dengan kata lain tuijuan oikumene bisa terwjud jka selunuh gereja i Tuhan menjadi satu dalam
pandangan tersebut. Oleh karena itu sampai sekarang kaum WCC mempertahankan pandangan
oikumere tersebut dan menentang pandangan oikumene kaum Injll yang dianggap kurang
memperhatikan factor humanism. Memang ada upaya untuk menjalin kerjasama antara denominasi
gereja dan kaum Inili. Mereka i sudah mulai memperhatikan factor kebutuhan jasmani manusia yaitu
kebutuhan social dan politik. Dengan kata lain konsep keselamatan manusia secara total (Holis tk)
mulai diperhatikan. Sementara dari phak WCC juga ada suatu upaya yang ingin melepaskan dirdi dari
pandangan oikumene yang selama ini sering dkritik oleh pihak Iniji sertai

banyak denominasi gereja yang permah menjadi anggota WCC mulai meninggalkannya. Tuhan
menghendaki gereja-Nya menjiadi satu, untuk itu semua gereja dipanggil oleh Tuhan. Oeh sebab itu
tujuan oikumene merupakan suatu amanat Tuhan yang tidak bisa dihindari deh gereja Tuhan Semua
gereja Tuhan harus berusaha untuk

menciptakan kesatuan melalu gerakan oikumene, akan totap ada beberapa factor

yang harus didasarkan untuk mewjudkan okumene tersebut.

Allah tidak membiarkan umat manusia mengabaikan dan mencurigai hakekat

kebenaran yang kekal tentang adanya manusia, dosa, keselamatan, kebinasaan abadi, keselamatan
abadi, etika moral, kehendak bebas, penyembahan berhala dan hawa rafsu. Untuk itu Allah memberi
wahyu yang nyata dan itu dikatakan sebagaili wahyu khusus. Wahyu ini dikandung dalam Alkitab

Kehendak Allah yang kudus diwahyukan kepada para penuis Alkitab yang dilihami Roh Kudus. Dia
adalah Alah yang menciptakan seluruh isi langit dan bumi, lai sebagai Alah yang setia dan yang kekal.
Dalam seluruh tindakan-Nya memilikd kasih, keadilan dan kesempumaan. la berada sebagai Allah
Bapa, Allah Anak serta

Alah Roh Kudus. Alah telah berfirman melalui Firman-Nya dengan hikmat, tindakan dan karya-Nya
yang agung serta kepribadian Yesus Kristus.

Inkamasi Yesus Kristus merupakan suatu karya yang ilahi dan supernatural yang i mewujudkan
kehendak Alah. Alah menyatakan Dr-Nya melalui Yesus Kristus dan

Yesus tidak berubah dar kemarin, sekarang dan sampai selama-lamanya. Oleh:

sebab itu kebenaran Allah tidak berubah dari zaman ke zaman. Memang penerapan kebenaran
Frman Tuhan beriaku di dalam suatu situas yang khusus dan past adai perubahannya, akan tetapi
kebenaran Frman itu tidak bisa berubah.
Tuhan menghendaki pertumbuhan iman orang-orang kudus-Nya hingga mencapai kesatuan iman.
Pada ayat 3-6, Paulus sudah memperingatkan jemaat Efesus agar memeliharai kesatuan.

Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh. dan satu Roh.
sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu.
satu Tuhan, satu iman. satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua. Allah yang di atas semua dan
oleh semua dan di dalam sermua.

la mengulanginya lagi pada ayat 13 dengan penekanan yang berbeda. Jika pada ayat 3-6,
memelihara kesatuan iman bersifat himbauan, pada ayat 13 sebagai sebuah tujuan ataui visi yang
wajib dicapai setiap orang Kristen. Penekanan itui menggunakan kata 'sampai' (till), yang artinya
mencapai suatui tempat atau tingkat tertentu. Para hamba Tuhan harus memperlengkapi orang-
orang kudus hingga mereka mencapaii kesatuan iman.

Akhir-akhir ini kita dibingungkan dengan istilah persatuan dan kesatuan Kristen. Banyak orang
menyempitkan artii kesatuan Kristen. Kesatuan Kristen dimaknai ketika orang orang Kristen
beribadah di gereja yang sama, mengadakan Kebaktian Kebangunan Rohani/KKR bersama, atau
ibadah oikumene. Bahkan ada organisasi-organisasi Kristen yang menyerukan persatuan, misalnya
Bamag/Badan Musyawarah Antar Gereja, DGD/Dewan Gereja Dunia, gerakan oikumene dan
sebagainya. Seolah-olah jika tidak bergabung dengan mereka, kita tidak memiliki kesatuan iman.
Apakah seperti itu wujud kesatuan iman Kristen?

Orang-orang Kristen dipisahkan oleh zaman, tempat, organisasi, bahasa dan suku bangsa. Ada orang
Kristen Yunani Romawi. Yahudi, Mesir, Eropa, Asia, dan lainnya, yang dipisahkan oleh tempat,
organisasi, suku bangsa dan jugai zaman. Kecuali itu, gereja yang am terdiri atas orang-orang Kristen
sejati sepanjang zaman. Namun, ketika percaya dan taat kepada Yesus, mereka dipersatukan dalam
iman. Sehinggai mereka yang terpisahkan oleh jarak, waktu, budaya, tempat, zaman dan sebaganya,
dipersatukan oleh Tuhan dalam iman. i Kesatuan iman itu meliputi satu Tuhan, satu keselamatan,
satui standar hidup, satu visi dan satu baptisan.

Satu Tuhan. Kesatuan iman harus diwujudkan dengan beriman kepada satu Tuhan. Kekristenan
beriman kepada Allah Tritunggal, tiga dalam satu. Satu Allah yang memiliki tigai pribadi, yaitu Allah
Bapa, Allah Putra/Yesus dan Allah Roh Kudus. Ketiga-Nya dapat dibedakan dalam tugas dan pribadi
Nya namun tidak dapat dipisahkan hakekat-Nya. Ketikai seseorang Kristen percaya bahwa Yesus
adalah Tuhan dan Juruselamatnya, maka ia secara otomatis percaya kepada Allah Tritunggal.
Menyembah Yesus berarti menyembah ketiganya. i Kita mengenal Allah Tritunggal yang suci melalui
Yesus. Setiap orang yang memercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya adalah
saudara-saudara rohani kita.

Sebaliknya kita tidak bersatu dengan orang-orang yang tidak bertuhankan Yesus. Secara rohani kita
tidak diikat dalam kesatuan iman dengan orang-orang yang beragama lain. Kitai juga tidak bersatu
dalam iman dengan orang-orang yangi mengaku dirinya Kristen namun tidak sungguh-sungguh per
caya dan taat kepada Yesus. Singkatnya hanya orang-orangi yang bertuhankan Yesus yaitu mereka
yang percaya dan taat kepada-Nya, yang bersatu dalam iman dengan kita. Yesus menjelaskan hal itu,
kata-Nya,

"Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini domba-domba itu harus
Kutuntun juga dan mereka akan men-dengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan
dengan satu gembala". (Yoh. 10:16).
Maksud perkataan Yesus itu ialah bahwa ada orang-orang di luar Israel yang harus dipanggil-Nya
untuk percaya kepada Nya supaya mereka bersatu dengan orang percaya dari Israel. Sehingga
mereka menjadi satu kawanan dengan orang Israel dan satu gembala, yaitu Yesus. Kesatuan
kawanan orang-orang percaya itu bukanlah kesatuan tempat, kesatuan organisasi atau kesatuan
apapun yang duniawi, melainkan kesatuan dalam tuntunan Yesus, mendengarkan suara Yesus dan
digem balakan oleh Yesus. Kesatuan mereka ialah percaya dan taat kepada Yesus.

Berkaitan dengan satu Tuhan ialah kesatuan keselamatan. i Keselamatan Kristen adalah anugrah
Allah dalam Yesus, bukan berdasarkan perbuatan baik manusia. Jika ada orang Kristen yang
menganggap bahwa keselamatan berdasarkan perbuatan baik, maka orang itu belum bersatu
dengan kita. Sebab kedua nya memiliki pandangan yang berbeda. Yang satu mengan dalkan anugrah
Allah bagi keselamatannya, sebagaimanai dikatakan oleh Alkitab, sedangkan yang lain berdasarkan
perbuatan baiknya sendiri. Kesatuan iman terwujud dengan persamaan pemahaman akan
keselamatan yang berdasarkani anugrah Allah dalam Yesus.

Satu iman. Kesatuan Kristen terwujud dalam satu iman yang benar, yaitu iman yang dibuktikan
dengan perbuatan. i Banyak orang mengaku Kristen dan percaya kepada Kristus i namun hidupnya
lebih rusak daripada orang dunia. Mereka itu tidak memiliki kesatuan iman. Yakobus menegaskan,
"Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa i ia mempunyai iman,
padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? .. Jadi kamu lihat,
bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya i dan bukan hanya karena iman", (Yak.
2:14, 24).

Seolah-olah ajaran Yakobus ini bertentangan dengan ajaran Paulus yang mengajarkan bahwa
"Manusia dibenarkani karena iman dan bukan karena ia melakukan Taurat (Rm. i 3:28). Sedangkan
Yakobus mengajarkan "...bahwa manusiai dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan
hanya i karena iman", (Yak. 2:24). Jika kita menfokuskan hanya pada i satu atau dua ayat seperti ini,
maka kita akan menemukan kontradiksi yang tidak dapat diharmoniskan. Tetapi walaupun
nampaknya bertentangan, ajaran mereka sebenarnya harmo nis. Sebab apa yang dibicarakan oleh
kedua rasul itu bukanlah hal yang sama. Sebab Paulus mengkotbahkan iman sebagal dasar
dibenarkan di hadapan Tuhan, tetapi juga menegaskan bahwa iman itu akan menghasilkan
kehidupan yang benar. Yakobus, menulis kepada orang-orang yang telah menerimai pengajaran
bahwa seseorang "dibenarkan oleh sebab iman" itu, namun mereka telah menyalahgunakan iman
itu. Maka iai mengajarkan kepada mereka, bahwa iman semacam itu, i bukanlah iman sama sekali."4

Duyverman mencatat bahwa "para anggota jemaat mengakui Allah, akan tetapi karena pengakuan
itu tidak nyatai dalam kelakuan sehari-hari, maka sia-sialah "iman" mereka (2:14-26). Maksud
penulis ialah untuk membimbing

anggota-anggota jemaat keluar dari kesalahan menuju hidup yang benar."s Merril C. Tenney, dalam
bukunya Surveil Perjanjian Baru menjelaskan bahwa,

Yakobus bukannya menentang iman, tetapi ia mengecam kemunafikan mereka yang berpura-pura
memiliki iman. tetapi tanpa menunjukkannya dalam perbuatan. "Tunjukanlah kepadaku imanmu itu
tanpa perbuatan. dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan perbuatanku
(2:18)." Setiap kebenaran dapat diputarbalikkan dan doktrin tentang keselamatan oleh iman dapat
dengan mudah diselewengkan menjadi pengakuan suatu kepercayaan tanpa dimbangi oleh
kekudusan hidup. Satu standar hidup. Kesatuan iman berarti kesatuan standar hidup, yaitu Alkitab.
Alkitab adalah firman Allah yang diwahyukan Allah melalui para nabi dan para rasul, lalui dibukukan
menjadi Alkitab. Kitab inilah yang menjadi pe doman dan standar hidup setiap orang Kristen. Allkitab
berisi tuntunan dan bimbingan untuk hidup di dunia ini dan untuk i memperoleh kehidupan sorgawi.

Setelah seseorang menjadi Kristen, ia harus menjadikan firman Allah sebagai standar hidupnya. Ini
bukanlah pilihan melainkan keharusan. Hidup orang Kristen tidak boleh berstandarkan budaya,
filsafat, ilmu pengetahuan, prinsip prinsip dunia, teori-teori manusia ataupun hal-hal lain ciptaan
manusia. Singkatnya standar hidup orang Kristen hanyalah firman Tuhan. Firman Tuhan itu cukup
untuk menuntun kehidupan jasmani dan rohani manusia. Dengan demikian seluruh orang Kristen di
seluruh dunia dan sepanjang zaman memiliki kesatuan iman, yaitu hidup berstandarkan firman
Tuhan. Jika seseorang mengaku Kristen, namun hidupnya tidak berdasarkan firman Allah maka ia
bukanlah orang Kristen sejati. Karena itu ia juga bulkan satu iman dengan kita. i

Seiak Adam hingga akhir zaman nanti, standar hidup orang Kristen hanyalah firman Allah. Tidak ada
standar lain yang dapat menjadi tuntunan dan bimbingan bagi manusia kecuali firman Tuhan. Hanya
firman 'Tuhan standar yang sem purna bagi kehidupan jasmani dan rohani. Dengan demikian orang
Kristen sepanjang Zaman dipersatukan dengan ikatan yang kekal, yaitu firman Tuhan. Sebaliknya,
mereka yang tidak berstandarkan firman Allah dinyatakan berdosa oleh Allah dan tidak bersatu
dalam iman dengan orang-orang Rristen sejati. i Karena itu, marilah kita meniadikan Alkitab sebagai
standar kehidupan kita.

Kesatuan iman kristen menurut kitab efesus

Kesatuan di dalam Kristus yang dimaksud adalah satu di dalam iman kepada Yesus Kristus.
Dalam hal ini semua gereja akan melihat bahwa Kesatuan yang menjadi dasar bagi gereja adalah
iman Kepada Yesus Kristus. Kesatuan orang percaya didalam Kristus begitu penting, sehingga Kitab
Perjanjian Baru memberikan lebih banyak perhatian untuk hal ini dibandingkan sorga ataupun
neraka. Menjaga kesatuan kita didalam Kristus berarti juga menjaga kesatuan gereja, komunitas
persekutuan kita. Dimata Tuhan hal ini penting, karena kesatuan adalah jiwa persekutuan yang
merupakan hakekat dan inti dari kehidupan bersama didalam Kristus.

Doa Tuhan Yesus yang Agung untuk gereja-Nya adalah “supaya umat-Nya menjadi satu” (Yoh.
17:21). Tuhan memandang kesatuan sebagai sesuatu yang baik dan indah (Maz. 133:1) karena itu,
jika kesatuan adalah perintah Tuhan maka seluruh orang percaya wajib memeliharanya.Karena
orang percaya adalah anggota keluarga Allah (Ef. 2:19-20). Alkitab menyatakan didalam Kristus kita
bukanlah orang asing dan pendatang melainkan anggota keluarga Allah. Kita harus menyadari,
kesatuan itu tercipta karena status kita sebagai anak Allah (Yoh 1:12) yang telah dipanggil dari gelap
menuju terang Tuhan yang ajaib; inilah identitas kita. Gereja harus ‘melawan’ budaya individualistis
dalam masyarakat modern dengan ‘semangat kasih’ yang menjadi gaya hidup orang percaya. Karena
didalam kesatuan ada berkat Tuhan. (Mzm 133: 1-3)

ALkitab menyatakan Tuhan memerintahkan berkat ketika umat-Nya hidup dalam kesatuan. Doa yang
dijawab bukan hanya karena dinaikkan dengan iman tetapi juga karena kesehatian dalam berdoa
(Mat. 18:19). Gereja yang hidup dalam kesatuan, keluarga yang hidup dalam kesatuan akan
senantiasa melihat dan mengalami mujizat Tuhan. Kita harus menyadari bahwa kesatuan itu sudah
Tuhan berikan karena kita berada didalam Kristus. Namun, bagaimanakah agar kesatuan itu dapat
terpelihara?

Perlu diusahakan (Ef. 4:3). Alkitab menyatakan “…berusahalah memelihara….” (ayat 3) kita tidak
dapat mengharapkan kesatuan itu terpelihara tanpa berusaha memeliharanya. Ini membutuhkan
kerja keras, bagaimana cara memeliharanya? Ayat 1 dan 2 menjelaskan kepada kita bahwa kita
harus hidup berpadanan dengan panggilan kita yaitu dengan hidup rendah hati, lemah lembut, sabar
dan saling menolong. Lihat persamaan bukan perbedaan (Ef. 4:4-6). Kesatuan terpecah karena orang
sering memandang perbedaan bukan persamaan. Fokuskan pada persamaan karena itulah yang
mempersatukan. (Roma 14:19) mendorong kita untuk mengejar hal-hal yang mendatangkan damai
sejahtera.

Alkitab mengatakan kita harus saling menghargai dan menghormati berdasarkan kasih karunia
Tuhan. Orang-orang yang telah bekerja keras juga perlu mendapat penghormatan (I Tes 5:12-13).
Dan yang perlu kita ingat adalah menghormati Pemimpin, Penatua, Gembala (Ibr. 13:17). Dalam
bukunya, Merill C. Tenney mengatakan bahwa: “Hanya di dalam Efesuslah di dalamPB, dimana kata
jemaat berarti gereja yang universal bukan suatu kelompok lokal. Ia dimaksudkan untuk
memberitahukan kepada bangsa-bangsa lain akan panggilan yang baru bagi mereka, dan ia
mengungkapkan materi tubuh Kristus dimana tidak ada Yahudi atau Yunani, majikan atau budak.”5
Maksudnya adalah bahwa kitab Efesus memandang persatuan yang dimaksud adalah persatuan di
dalam Kristus. Tidak ada lagi perbedaan suku atau ras, bahasa, bangsa, dan lain-lain sebab dipanggil
untuk tujuan yang satu yaitu memberitakan Kristus. Dan inilah yang akan menjadi landasan
oikumenika dalam kitab Efesus.

Anda mungkin juga menyukai