Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH LOGIKA

“PROPOSISI”
Dosen Pengampu :
David Rade Manat Simanjuntak, M.Pd. K

DISUSUN OLEH :
Chendi Lumendang

INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) MANADO

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas penyertaan-Nya,


sehingga makalah ini telah selesai dibuat. Dan atas penyertaan-Nya pula penulis
bisa merangkum pembahasan-pembahasan Makalah tersebut. Makalah ini dibuat
untuk pembahasan mengenai Propoisi Dan berharap agar makalah ini bisa di
mengerti dan bermanfaat bagi pembaca.

TUHAN YESUS MEMBERKATI

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................... (i)

Daftar isi ................................................................................................... (ii)

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. (1)

A. Latar Belakang ........................................................................ (1)


B. Rumusan Masalah .................................................................. (1)

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. (2)

A. Pengertian Proposisi ............................................................... (2)


B. Unsur-unsur Proposisi ............................................................. (2)
C. Jenis-jenis Proposisi ................................................................ (3)

BAB III PENUTUP .................................................................................. (16)

KESIMPULAN ........................................................................................ (16)

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………(17)

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Logika adalah ilmu yang mempelajari tentang cara bernalar, kita tidak
bisa melaksanakannya tanpa memiliki ilmu yang menjadi premisnya. Bila kita
bandingkan dengan sebuah bangunan, premis itu adalah batu, pasir, dan
semennya; sedangkan proses penalaran itu dapat kita samakan dengan bagan
atau arsitekturnya. Dengan semen, batu dan pasir serta arsitekturnya yang baik
akan dihasilkan bangunan yang indah dan kokoh, dengan premis yang dapat
dipertanggungjawabkan dan melalui proses penalaran yang sah akan dihasilakan
kesimpulan yang benar.

Premis-premis di mana logika bergelut berupa pernyataan dalam bentuk


kata-kata meskipun dalam penyelidikan lebih lanjut dijumpai pernyataan dalam
bentuk kata-kata, meskipun dalam penyelidikan lebih lanjut dijumpai pernyataan
dalam rumus-rumus. Pernyataan pikiran manusia adakalanya mengungkapkan
keinginan, perintah, harapan, cemooh, kekaguman dan pengungkapan realitas
tertentu baik dinyatakan dalam bentuk positif maupun dalam bentuk negative.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian Proposisi?

2. Jelaskan unsur-unsur proposisi!

3. Jelaskan jenis-jenis proposisi!

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PROPOSISI

Proposisi adalah suatu pernyataaan dalam bentuk kalimat yang darinya


dapat dinilai benar atau salah, jadi jika tidak ada pernyataan benar dan salah
bukan merupakan proposisi. Pada hakekatnya proposisi ini adalah suatu
pendirian tentang sesuatu hal, yakni pendirian atau pendapat antara hubungan
dua hal. Proposisi juga merupakan unit terkecil dari pemikiran yang mengandung
maksud sempurna1. Ada 2 macam proposisi dalam Logika, yaitu proposisi
analitik dan proposisi sintetik. Proposisi analitik merupakan proposisi yang
predikatnya mempunyai pengertian yang sudah terkandung pada subjeknya.
Proposisi ini merupakan proposisi yang predikatnya mempunyai sebuah
pengertian yang sudah terkandung pada subjeknya. Contohnya, ibu adalah
seorang perempuan. Jadi, predikat pada proposisi analitik tidak mendatangkan
pengetahuan baru. Sedangkan proposisi sintetik merupakan proposisi yang
predikatnya mempunyai pengertian yang bukan keharusan bagi subjeknya.
Proposisi ini juga adalah suatu proposisi yang predikatnya mempunyai
pengertian yang bukan menjadi keharusan bagi subjeknya. Contohnya, pepaya
ini manis.2 Karena proposisi sintetik merupakan lukisan pernyataan dari empirik,
maka untuk menguji benar atau salahnya, diukur berdasarkan dari pengalaman.

B. UNSUR-UNSUR PROPOSISI

3
Ada tiga unsur dalam proposisi, yang pertama unsur subjek atau sesuatu
yang diberi keterangan. Yang kedua, unsur predikat atau sesuatu yang
menerangkan tentang subjek dan yang terakhir kata penghubung atau kopula
yang merupakan pernyataan mengakui atau memungkiri hubungan antara subjek

1
Rakhmat, H. Muhammad. Pengantar Logika Dasar. (Bandung: Logos Publishing, 2013), hlm. 52

2
Mundiri, H. LOGIKA. (Depok: Rajawali Pers, 2019), cetakan 21, hlm. 56

3
______, Hand out V KEPUTUSAN atau PROPOSISI. [pdf]. http://Staffnew.uny.ac.id/pdf. Hlm 2

5
dan predikat. Dari tiga unsur tadi, kata penghubunglah yang paling penting.
Subjek dan predikat merupakan materi dari keputusan, sedangkan kata
penghubung merupakan bentuk atau formnya. Kata ini memberikan corak atau
warna yang harus ada dalam suatu keputusan.

Ada beberapa hal yang harus kita catat:

1. Untuk mempermudah Analisa logika, yang seringkali keputusan tersebut


dijabarkan menjadi keputusan dengan bentuk subjek (S) sama dengan predikat
(P) atau subjek (S) tidak sama dengan predikat (P).

2. Term subjek sering disebut sebagai “Subjek logis”. Subjek logis itu tidak selalu
sama dengan subjek kalimat menurut tata Bahasa.

3. untuk menemukan sebuah term predikat, perlu kita perhatikan apa yang
sesungguhnya hendak diberitahu dalam kalimat itu.

4. Suatu keputusan, dapat dikatakan negatif, jika kata penghubungnya negatif.

C. JENIS-JENIS PROPOSISI

a. Proposisi kategorik

Proposisi kategorik adalah proposisi yang mengandung sebuah


pertanyaan tanpa adanya syarat. Contohnya Hasan sedang sakit. 4Proposisi
kategorik yang paling sederhana terdiri dari satu term subyek, satu term predikat,
satu kopula dan satu quantifier. 5Quantifier menunjuk kepada permasalahan
universal seperti kata : seluruh, semua, segenap adakalanya juga menunjuk
kepada permasalahan pertikular seperti : sebagian, kebanyakan, beberapa,
hampir seluruh. Adakalanya juga menunjuk kepada permasalahan singular tetapi
untuk permasalahan singular sendiri, quantifier tidak dinyatakan.

Perlu kita ketahui, meski dalam suatu proposisi tidak dinyakan


quantifiernya bukan berrati subjek dari proposisi tersebut tidak mengandung
pengertian banyaknya satuan yang diikatnya. Bagaimana mennetukan kuantitas
dari proposisi yang tidak dinyatakan quantifirnya. Jkita bisa mengetahui lewat

4
Mundiri, H. LOGIKA. (Depok: Rajawali Pers, 2019), cetakan 21, hlm. 56
5
Ibid: hlm. 57

6
hubungan pengertian anatra subjek dan predikatnya. Mari kita perhatikan
proposisi yang quantifiernya dinyatakan :

1. Proposisi universal : semua tanaman membutuhkan air


2. Proposisi partikular : sebagaian manusia dapat menerima pendidikan
tinggi.
3. Proposisi singular : seorang yang bernama Aldiki adalah seorang
mahasiswa.

Proposisi dapat dinyatakan tanpa disebut quantifiernya tanpa mengubah


kuantitas proposisinya

1. Proposisi universal : tanaman membutuhkan air


2. Proposisi partikular : manusia dapat menerima pendidikan tinggi.
3. Proposiis singular : Aldiki adalah mahasiswa

6
Kopula adalah kata yang menegaskan hubungan term subjek dan
predikat baik hubungan mengiyakan maupun hubungan mengingkari. Bila ia
berupa adalah berarti mengiyakan dan bila tidak berarti mengingkari. Seperti
contoh : Miranti adalah siswa. Itu termasuk dalam proposisi positif dan jika Agung
bukan seniman itu termasuk dalam proposisi

Kopula dalam proposisi positif kadang-kadang dinyatakan dan kadang-


kadang tidak. Sedangkan kopula pada proposisi negatif tidak dapat
disembunyikan. Kopula dalam proposisi merupakan keharusan meskipun
dinyatakan dan tidak. Jika proposisi dinyatakan sebagai manusia maka term
subjek, predikat serta quantifier adalah jasamaninya sedangkan kopula dalah
rohaninya. Karena kopula yang menegaskan hubungan antara subjek dan
predikatnya baik dalam arti mengiyakan dan mengingkari sebagai sebuah hakikat
dari suatu pernyataan yang dapat menilai benar dan salah.

Dalam menentukan apakah suatu proposisi itu positif atau negatif, kita
tidak boleh semata-mata berdasarkan ada tidaknya indikator negatifnya, yaitu

6
Mundiri, H. LOGIKA. (Depok: Rajawali Pers, 2019), cetakan 21, hlm. 58

7
tak, tidak atau bukan7. Indikator itu menentukan negartifnya suatu proposisi
apabila ia berkedudukan sebagai kopula. Perhatikan proposisi-proposisi berikut.

1. Semua yang tidak rajin bekerja mendapat sedikit.


2. Sebagian orang mempunyai harta yang berlimpah bukan karena jerih
payahnya.

8
Proposisi A, E, I, O dilihat dari bentuk dan luasnya dapat dibagi:

Bentuk dan luas term dalam proposisi logika adalah cakupan dari suatu
subjek atau predikat dalam suatu proposisi. Term yang berdistribusi merupakan
term yang menunjukan luas cakupan9

Sebagaimana kita ketahui subyek merupakan term yang menjadi pokok


pembicaraan. Predikat merupakan term yang menerangkan subyek sedangkan
kopula adalah kata yang menyatakan hubungan antara subyek dan predikat, dan
yang terakhir quantifier adalah kata yang menunjukkan banyaknya satuan yang
diikat oleh term subyek

Dalam proposisi kategori ada dua jenis proposisi kategorik kuantitas dan
kualitas yang kemudian digabungkan, dari hasil penggabungaan kedua jenis
proposisi kategorik ini menghasilkan empat proposisi kategorik sebagai berikut :

Yang pertama proposisi universal afirmatif, yakni proposisi yang


kuantitasnya universal dan kualitasnya afirmatif. Proposisi ini dilambangkan
dengan proposisi “A, diambil dari huruf yang pertama dari kata latin Affirmo yang
berarti mengiakan. Yang kedua proposisi universal negatif, yakni proposisi yang
kuantitasnya universal dan kualitasnya negatif. Proposisi ini dilambangkan
dengan prroposisi E, diambil dari huruf kedua dari kata Latin NEGO yang berarti
mengingkari. Yang ketiga proposisi partikular afirmatif, yakni proposisi yang
kuantitasnya partikular dan kualitasnya afirmatif. Proposisi ini melembangkan

7
Mundiri, H. LOGIKA. (Depok: Rajawali Pers, 2019), cetakan 21, hlm. 61
8
Poespoprodjo, W. Logika Scientifika: Pengantar Dialektika dan Ilmu. (Bandung: Pustaka
Grafika, 1999), hlm. 52

9
Maran, Rafael Raga. Pengantar Logika. (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm. 66

8
dengan proposisi T, diambil dari huruf keempat kata Latin Affirmatif yang berarti
meng iakan. Yang keempat proposisi partikular negatif, yakni proposisi yang
kuantitasnya partikular dan kualitasnya negatif. Proposisi ini dilambangkan
dengan proposisi O, diambil dari huruf keempat kata Latin NEGO yang berarti
mengingkari.

1. Komponen-komponen preposisi kategorik standar

Suatu propisis kategorik yang mengekspresikan relasi-relasi secara jelas


merupakan salah satu dari bentuk proposisi standar. Bentuk-bentuk standar dari
proposisi kategorik adalah sebagai berikut10

Semua S adalah P
Tidak ada S adalah P
Beberapa S adalah P
Beberapa S adalah P

Kata semua, tidak ada, dan beberapa disebut sebagai penentu kuantitas
11
atau luas subjek yang disebut quatifier. Disebut quantifier karena kata-kata
tersebut menentukan berapa banyak kelas subjek yang tercakup atau yang tidak
tercakup dalam kelas predikat. Bentuk pertama diatas menyatakan bahwa
seluruh kelas subjek tercakup dalam kelas predikat, bentuk kedua menyatakan
bahwa seluruh kelas subjek tidak tercakup dalam predikat, bentuk yang ketiga
mneyatakan bahwa sebagian kelas subjek tercakup dalam kelas predikat
sedangkan bentuk yang terakhir menyatakan bahwa sebagian kelas subjek tidak
tercakup dalam kelas predikat.

Huruf S mengacu pada term subjek dan huruf P mengacu pada term
predikat. Sedangkan untuk kata adalah, atau kata tidak disebut sebagai kopula
karena kata-kata tersebut menjadi penghubung untuk term subjek dan term
predikat seperti contoh dibawah ini

Semua anggota ikatan dokter Indonesia adalah lulusan perguruan


tinggi yang terkenal.

10
Maran, Rafael Raga. Pengantar Logika. (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm.66

11
Ibid: hlmn 67

9
Proposisi kategorik tersebut berbentuk standar dengan komponen
sebagai berikut:

Quantifier : semua
Term subjek : anggota ikatan dokter Indonesia
Kopula : adalah
Term predikat : lulusan perguruan tinggi yang terkenal

Contoh tersebut memperlihatkan kepada kita bahwa kategorik berbentuk


standar terdiri atas 4 komponen dan keempat komponen itu tidak boleh saling
tumpang tindih. Perlu kita catat bawa term subjek dan term predikat tidak berarti
12
sama dengan subjek dan predikat menurut tata Bahasa. Jika menurut tata
Bahasa subjek dan predikat dari pernyataan diatas termasuk dalam quantifier
semua. Sedangkan dalam logika term subjek tidak mencakup quantifier semua.
Menurut tata Bahasa predikat dari pernyataan diatas mencakup kopula adalah.
Sedangkan dalam logika term predikat tidak mencakup kopula adalah.

Dalam proposisi kategorik berbentuk standar ada 2 catatan yang perlu


kita buat. Yang pertama, bentuk semua S bukan P bukan suatu bentuk standar,
tetapi bentuk ini ambigu dan dapat diubah menjadi tidak ada S adalah P atau
berapa S bukan P, semua tergantung dari isinya. Yang kedua, ada 3 bentuk
quantifier yaitu semua, tidak ada, dan beberapa serta ada 2 bentuk kopula yakni
adalah dan tidak atau bukan.13

Ada banyak proposisi kategorik tidak berbentuk standar karena


proposisi-proposisi tersebut tidak diawali dengan kata-kata sperti kata semua,
tidak ada atau beberapa. Karena kopulanya tidak tampak dengan nyata atau
karena term-term tertentu dalam proposisi tersebut tidak berupa kata benda.
Seperti contoh jika dalam bentuk standar “semua harimau adalah mamalia”
sedangkan bentuk tidak standar “harimau adalah mamalia”.

2. kualitas, kuantitas dan distribusi14

12
Maran, Rafael Raga. Pengantar Logika. (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm 68

13
Maran, Rafael Raga. Pengantar Logika. (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm 68
14
Ibid: hlm 69

10
Kualitas dan kuantitas merupakan sifat dari proposisi kategorik untuk
melihat bagaimana sifat-sifat itu termaksud kiranya berguna kalua kita
mengungkapkan kembali arti proposisi kategorik dalam terminology kelas.
Proposisi: arti dalam notasi kelas
Semua S adalah P : setiap anggota dari kelas S adalah anggota kelas
P dan kelas S tercakup dalam kelas P

Tidak ada S adalah P : tidak ada anggota dari kelas S yang merupakan
anggota kelas P karena kelas S tidak tercakup dalam kelas P

Beberapa S adalah P : sekurang-kurangnya satu anggota dari kelas


adalah anggota kelas P
Beberapa S bukan P : sekurang-kurangnya satu anggota dari kelas S
bukanlah anggota kelas P.

Kualitas dari proposisi kategorik bisa afimatif bisa juga negative


tergantung pada apakah ia mengafirmasi atu mengingkari keanggotaan kelas.
Semua S adalah P dan beberapa S adalah P memiliki kualitas afirmatif
sedangkan tidak ada S adalah P dan beberapa S bukan P memiliki kualitas
negatif. Bagan untuk proposisi kategorik afirmatif adalah S sama dengan P
sedangkan bagan untuk proposisi kategorik negatif adalah S sama dengan P.

Kuantitas proposisi kategorik bisa universal bisa juga particular


tergantung pada apakah pernyataan itu membuat suatu kleim tentang setiap
anggota atau beberapa anggota yang ditunjuk oleh term subjeknya. Semua S
adalah P dan tidak ada S adalah P masing-masing menyatakan suatu tentang
setiap anggota kelas S dan dengan demikian itulah yang disebut luasnya
universal. Beberapa S adalah P dan beberapa S bukan P menyatakan sesuatu
tentang satu atau lebih anggota kelas S dan itu luasnya partikular.

Perlu dicatat bahwa kuantitas dari satu proposisi kategorik bisa


ditentukan hanya dengan melalui pemeriksaan atas quantifier, semua, dan tidak
ada yang menyatakan kuantitas universal15. Sementara itu beberapa
menyatakan kuantitas partikular. Tetapi proposisi kategorik tidak mempunyai
qualifier karena kualitas proposisi semua S adalah P dan beberapa S adalah P

15
Maran, Rafael Raga. Pengantar Logika. (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm 69

11
serta beberapa S bukan P ditentukan oleh kopula. Akan tetapi, kualitas proposisi
tidak ada S adalah P ditentukan oleh quantifier.

Perlu dicatat juga bahwa dalam proposisi-proposisi partikular berarti


tidak lebih serta tidak kurang dari apa yang mereka tetapkan dalam notasi kelas.
Pernyataan beberapa S adalah P tidak menetapkan bahwa beberapa S bukan P
sedangkan pada pernyataan beberapa S bukan P tidak menetapkan bahwa
beberapa S adalah P. Misalnya “beberapa apel adalah merah adalah benar
seperti halnya beberapa apel bukan merah adalah benar. Akan tetapi fakta
bahwa satu benar tidak memastikan bahwa yang lainnya benar”. Contoh lainnya
beberapa kuda adaah binatang adalah benar karena sekurang-kurangnya satu
kuda adalah binatang tetapi beberapa kuda bukan binatang adalah salah.16 Jadi
fakta bahwa satu dari pernyataan-pernyaan ini benar tidak menyatakan secara
logis bahwa yang lainnya juga benar.

17
Sejak abad pertengahan ada 4 macam proposisi kategorik lazim yang
dirancang dengan nama-nama huruf yang berkaitan dengan vocal dari alpabet
romawi : A, E, I, O. proposisi A merupakan proposisi yang kualitasnya afirmatif
dan kuantitasnya universal, proposisi E adalah proposisi yang kualitasnya negatif
dan kuantitasnya universal, proposisi I merupakan proposisi yang kualitasnya
afirmatif dan kuantitasnya partikular, proposis O adalah proposisi yang
kualitasnya negatif dan kuantitasnya partikular.

18
Tradisi menunjukan bahwa A, E, I, O berasal dari 2 vokal dari kata
latin, yaitu saya mengaffirmasi (affirmo) dan saya mengingkari (nego). Huruf A
berasal dari vocal pertama dalam kata affirmo dan huruf I berasal dari vocal
kedua dalam kata affirmo. Huruf E berasal dari vocal pertama dalam kata nego,
dan huruf O berasal dari vocal kedua dalam kata nego.

16
Jurnal Septian. 2014. Proposisi. http://septianludy.blogspot.com/2014/07/proposisi.html?m=1 24
Oktober 2019

17
Rakhmat, H. Muhammad. Pengantar Logika Dasar. (Bandung: Logos Publishing, 2013), hlm 8

18
Maran, Rafael Raga. Pengantar Logika. (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm 70

12
Tidak sama dengan kualitas dan kuantitas, yang merupakan sifat-sifat
proposisi, distribuisi merupakan suatu sifat term (term subjek dan term predikat)
dalam suatu proposisi. Suatu term disebut distributif jika proposisi itu membuat
penegasan tentang setiap anggota kelas yang ditunjuk oleh term itu. Denagn
kata lain, suatu term adalah distributif jika dan hanya jika pernyataan itu
menentukan (mendistribusikan) suatu sifat pada setiap anggota kelas yang
ditunjuk oleh term itu19. Jadi, jika suatu pernyataan menyatakan sesuatu tentang
setiap anggota dari kelas S, maka S adalah distributif. Jika suatu pernyataan
menyatakan sesuatu tentang setiap anggota dari kelas P, maka P adalah
distributif; jika sebaliknya, maka S dan P tidak distributif.

Distributif memiliki hubungan yang erat dengan pembahasan denotasi


term subjek dan term predikat, yang paling utama dengan term predikat. Dalam
hal ini ada dua istilah yang perlu diketatui dalam distributif ini, yaitu tertebar dan
tidak tertebar. Term subjek ataupun predikat akan dikatakan tertebar apabila ia
melingkupi seluruh denotasinya dan disebut tidak tertebar apabila ia hanya
menyebut sebagian denotasinya saja.

20
Distibutif adalah sifat atau kualitas yang dimiliki atau tidak dimiliki oleh
term subjek dan term predikat dalam suatu proposisi kategoris. Term subjek
dalam proposisi A adalah distibutif, sedangkan term predikatnya tidak distributif.
Term subjek dan term predikat dalam proposisi E adalah distributif. Term subjek
dan term predikat dalam proposisi I tidak distributif. Term subjek dalam proposisi
O tidak distributif. Sedangkan term predikatnya adalah distributif. Jika suatu term
tertentu adalah distributif dalam suatu proposisi, ini hanya berarti bahwa
proposisi itu mengatakan sesuatu tentang setiap anggota kelas yang dicakup
oleh term itu. Jika suatu term tertentu tidak distributif, proposisi itu tidak
mengatakan sesuatu tentang setiap anggota kelas yang dicakup oleh term itu.

21
Distribusi term dalam proposisi logika adalah penunujukan luas
cakupan atau sebaran term dari suatu subjek atau predikat dalam suatu

19
Ibid: hlm 71
20
Maran, Rafael Raga. Pengantar Logika.( Jakarta: Grasindo, 2007), hlm 71

21
Mundiri, H. LOGIKA. (Depok: Rajawali Pers, 2019), hlm 64

13
proposisi. Term yang berdistribusi adalah term yang menunjukan luas cakupan
atau sebarannya meliputi keseluruhan ekstensi term tersebut.

Distirbusi term-term dari jenis-jenis proposisi A, E, I, O adalah sebagai


berikut.

1. proposisi A, term subjek berdistribusi, dan term predikat tidak berdistribusi.

Contoh: Semua burung adalah hewan.

- Term semua burung yang menjadi subjek proposisi tersebut di atas


menunjukan luas cakupan yang meliputi keseluruhan jenis burung;
oleh karena itu, disebut berdistribusi.
- Term hewan yang menjadi predikat dari subjek semua burung tidaklah
menunjuk kepada semua jenis hewan karena tidak semua hewan
adalah burung. Jadi, term predikat itu disebut term yang tidak
berdistrubusi.

2. proposisi E, term subjek berdistribusi, dan term predikat berdistribusi.

Contoh: semua presiden bukanlah kaisar.

- Term semua presiden menunjukan luas cakupan yang meliputi semua


presiden; jadi, merupakan term yang berdistribusi.
- Term kaisar menunjukan semua kaisar karena dalam proposisi negatif
predikat tidak membatasi dan dibatasi oleh subjek. Jadi, term predikat
yang berdistribusi.

3. proposisi I, term subjek tidak berdistribusi dan term predikat tidak


berdistribusi.

Contoh: sebagian manusia adalah peramah.

- Term sebagaian manusia jelas menunjukan tidak meliputi semua


manusia; jadi, merupakan term yang tidak berdistribusi.
- Term peramah juga tidak berdistribusi oleh karena yang peramah itu
hanya meliputi sebagian manusia dan tidak semuanya.

14
4. proposisi O, term subjek tidak berdistribusi, dan term predikat
berdistribusi.

contoh: sebagian manusia tidaklah cerdik.

- Term sebagian manusia jelas menunjukan tidak meliputi semua


manusia; jadi, merupakan term yang berdistribusi.

Term cerdik meliputi semua ekstensi dari yang cerdik itu karena ia tidak
membatasi dan dibatasi oleh term subjek. Jadi, term predikat

b. Proposisi hipotetik

22
Proposisi hipotetik adalah kebenaran yang dinyatakan justru
digantungkan pada syarat tertentu. Proposisi hipotetik kopulanya adalah jika,
apabila atau manakala yang kemudian dilanjutkan dengan maka. Pada propsisi
hipotetik kopula menghubungkan 2 buah pernyataan. Jika dan maka pada
contoh diatas adalah kopula, permintaan bertambah sebagai pernyataan pertama
disebut sebab atau antecendent dan harag akan naik sebagai pernyataan kedua
disebut akibat atau konsekuen.

Proposisi hipotetik mengekspresikan relasi ketergantungan antara dua


gagasan, baik dalam bentuk oposisi maupun dalam bentuk kemiripan. Dalam
proposisi hipotetik ini terdapat afirmasi atau negasi yang bersifat kondisional.
Dengan kata lain, dalam proposisi hipotetik term predikat menerangkan term
subjek dengan suatu syarat. Ada tiga macam proposisi hipotetik, yaitu ada
proposisi kondisional, proposisi disyungktif serta proposisi kongyungktif23.

1. Proposisi Kondisional.

Proposisi kondisional adalah proposisi yang menyatakan suatu kondisi


atau hubungan ketergantungan antara dua proposisi. Hubungan itu menunjukkan
bahwa proposisi yang satu pasti akan mengikuti proposisi yang lainnya karena

22
Mundiri, H. LOGIKA. (Depok: Rajawali Pers, 2019), hlm 56

23
Maran, Rafael Raga. Pengantar Logika. (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm 73

15
adanya suatu kondisi tertentu. Proposisi kondisional akan ditandai dengan kata
jika dan maka. Seperti contoh : “Jika hujan turun, maka jalan akan basah”.

Setiap pernyataan kondisional akan terdiri dari dua komponen.


Komponen yang satu disebut dengan anteseden dan komponen yang lain
24
disebut dengan konsekuen. Anteseden merupakan sebuah pernyataan setelah
kata Jika atau sebelum kata maka. Dan konsekuen merupakan pernyataan
setelah kata maka. Dari contoh diatas, anteseden adalah kalimat “hujan turun”
sedangkan konsekuen adalah kalimat “jalan menjadi basah”. Namun terkadang
kata maka akan dihilangkan atau tidak dinyatakan. Bahkan susunan anteseden
serta susunan konsekuen itu dibalik. Contoh: “Jalan menjadi basah jika hujan
turun”. Contoh ini menyatakan hubungan kasual antara kalimat “hujan turun” dan
kalimat “jalan menjadi basah”. Namun, bisa juga tidak semua pernyataan
kondisional ini mengekspresikan hubungan kasual. Pernyataan Jika term adalah
ekspresi verbal dari ide, maka proposisi adalah ekspresi verbal dari keputusan
juga merupakan pernyataan kondisional. Tetapi pernyataan itu tidak menyatakan
hubungan kasual.

2. Proposisi disyungtif

Proposisi disyungtif merupakan proposisi yang mengandung


kemungkinan-kemungkinan atau pilihan-pilihan. Proposisi disyungtif ini biasanya
juga ditandai dengan “atau”. Dengan contoh “mobil ini diam atau bergerak”.
25

Proposisi disyungtif ini dibedakan menjadi proposisi disyungtif dalam artian yang
sempit dan proposisi disyungtif dalam artian yang luas. Proposisi dalam arti
sempit hanya mengandung dua kemungkinan, yakni tidak lebih dan tidak kurang.
Kedua kemungkinan ini tidak dapat sama-sama dibenarkan, karena dari
kemungkinan ini hanya ada satu saja yang benar. Jika kemungkinan yang satu
benar maka yang satu sudah pasti salah. Proposisi disyungtif dalam arti luas
mengandung pilihan antara dua kemungkinan. Namun, kedua kemungkinan itu
dapat sama-sama benar, karena ada kemungkinan ketiga. Jika satu
kemungkinan benar, kemungkinan yang lain dapat benar juga, karena keduanya

24
Maran, Rafael Raga. Pengantar Logika. (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm 74

25
Ibid

16
dapat dikombinasikan. Dengan contoh “Dia yang pergi atau saya yang pergi”.
Jika dikatakan bahwa “dia yang pergi” kita tidak dapat memastikan bahwa “saya
tidak pergi”. Karena ada kemungkinan bahwa dia dan saya pergi bersama-sama.

3. Proposisi Kongjungtif.

Proposisi kongjungtif merupakan proposisi yang memiliki dua predikat


yang bersifat kontraris, yang tidak mungkin sama-sama memiliki kebenaran pada
saat yang bersamaan. Proposisi ini biasanya akan ditandai dengan tidak
sekaligus, dan. Sebagai contoh “Engkau tidak dapat sekaligus tinggal di Korea
dan di Amerika pada saat yang sama”. 26
Kebenaran suatu proposisi kongjungtif
tergantung pada suatu oposisi eksklusif yang benar, yang berada di antara
bagian-bagiannya. Bagian-bagian dari proposisi kongjungtif ini disebut konjungsi.
Proposisi-proposisi ini dapat menjadi satu kombinasi yang terdiri dari proposisi
hipoteris dan proposisi kategori.

c. Proposisi modalitas.

Proposisi modalitas adalah proposisi yang di dalamnya terdapat kata-kata


yang menyatakan modalitas, yaitu kata-kata yang menyatakan tingkat-tingkat
kepastian.

27
Ada empat macam proposisi modalitas, yaitu proposisi modalitas
mutlak, proposisi modalitas kontingen, proposisi modalitas yang mungkin, dan
proposisi modalitas yang tidak mungkin. Proposisi modalitas mutlak adalah
proposisi yang di dalam predikat tidak dapat berfungsi lain, kecuali menjadi
bagian dari subjek itu. Proposisi modalitas kontingen adalah proposisi yang
mengekspresikan suatu kebenaran yang bersifat sementara (kontingen).
Proposisi ini menyatakan bahwa predikatnya secara aktual merupakan bagian
dari subjek, tetapi tidak perlu demikian. Dengan kata lain, predikatnya bisa
sebaliknya. Proposisi modalitas yang mungkin adalah proposisi yang
mengekspresikan suatu kemungkinan, yaitu suatu identitas yang mungkin antara
subjek dan predikat. Relasi yang di ekspresikan itu merupakan relasi yang dapat

26
Maran, Rafael Raga. Pengantar Logika. (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm 75

27
Ibid: hlm 76

17
terjadi. Di dalam proposisi ini predikat tidak secara actual ditemukan dalam
subjek, tetapi mungkin terjadi. Proposisi modalitas yang tidak mungkin.
Merupakan proposisi yang menyatakan sesuatu yang tidak dapat terjadi. Di
dalam proposisi ini predikatnya tidak secara aktual di temukan di dalam subjek
dan predikatnya itu tidak pernah dapat ditemukan di dalamnya.

18
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Proposisi merupakan pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat


dinilai benar dan salahnya. Bentuk proposisi terbagi menjadi 3 yaitu proposisi
kategorik, proposisi hipotesis, proposisi disyungtif. Proposisi kategorik
mengandung pernyataan tanpa adanya syarat. Proposisi disyungtif terdiri dari 2
buah proposisi kategorik.

19
DAFTAR PUSTAKA

Maran, Rafael Raga. Pengantar Logika. Jakarta: Grasindo, 2007

Mundiri, H. LOGIKA. Depok: Rajawali Pers, 2019

Poespoprodjo, W. Logika Scientifika: Pengantar Dialektika dan Ilmu. Bandung:


Pustaka Grafika, 1999

Rakhmat, H. Muhammad. Pengantar Logika Dasar. Bandung: Logos Publishing,


2013

Surajiyo, Sugeng Astanto, dan Sri Andiani. Dasar-Dasar Logika. Jakarta: Bumi
Aksara, 2017

Jurnal Septian. 2014. Proposisi.


http://septianludy.blogspot.com/2014/07/proposisi.html?m=1 24 Oktober 2019

______, Hand out V KEPUTUSAN atau PROPOSISI. [pdf].


http://Staffnew.uny.ac.id/pdf. Diakses tanggal 22 Oktober 2019

https://stisipm-madiun.ac.id/logika-proposisi-danpenalaran/ . diakses tanggal 22


Oktober 2019

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/matematika/article/view/1386/1150. diakses
tanggal 22 Oktober 2019

https://id.m.wikipedia.org/wiki/prposisi . Diakses tangggal 22 Oktober 2019

20

Anda mungkin juga menyukai