Anda di halaman 1dari 5

TERM

1. PENGERTIAN

Term berarti kata atau kesatuan kata-kata yang dapat dipergunakan sebagai subyek atau prediket
dalam sebuah proposisi logika. Kata adalah bunyi atau kesatuan bunyi yang mengandung arti tertentu.
Kata yang tidak mungkin digunakan dalam logika bukanlah merupakan sebuah term. Jadi tidak semua
kata dapat dianggap sebagai term, meskipun setiap term itu sendiri dari kata-kata. Sedangkan kalimat
adalah kesatuan kata-kata atau kata yang mengandung pikiran yang lengkap. Kalimat dalam tata bahasa
sama dengan apa yang dinamai PROPOSISI dalam logika. Proposisi ini tidaklah sama benar dengan
kalimat menurut pengertian tata bahasa, tetapi pada garis besarnya keduanya berhubungan.
Proposisi dalam logika tradisional terdiri dari tiga bagian, yaitu : subyek, predikat, dan kopula.
Subyek adalah bagian yang diberitakan atau disangkal. Predikat adalah bagian yang memberitakan atau
yang menyangkal sesuatu tentang subyek, sedangkan kopula adalah bagian yang menyatakan hubungan
antara subyek dan prediket itu.
Secara garis besar kata dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kategorimatis dan sinkategorimatis.
Kategorimatis adalah kata-kata yang tampa bantuan kata-kata lain dapat digunakan sebagai term.
Mislanya : orang, putih, makan, dan lainnya. Sedangkan sinkategorimatis adalah kata yang tidak dapat
digunakan karena tidak dibantu oleh kata-kata lain. Misalanya; Proposisi Bumi adalah planit yang
berputar mengelilingi matahari. Bumi digunakan sebagai kata kategorismatis, sedangkan kata yang lain
yang berdiri sebagai prediket digunakan sebagai sinkategorismatis.
Sebelum kita lanjutkan ke persoalan berikutnya, ada baiknya kita bandingkan lebih dahulu
pembagian kata-kata dalam logika dengan pembagian kata-kata dalam tata bahasa.
Kata-kata yang ada tata bahasa kita kenal sebagai: kata depan, kata bantu, kata penghubung, dan
lain-lain, dalam pemakaiannya biasanya merupakan kata-kata sinkategorimatis karena hanya mungkin
menjadi term apabila ia digabungkan dengan kata-kata yang berfungsi sebagai substantif, ajektif, atau
partisipium. Tetapi apabila kata-kata itu sendiri yang merupakan hal yang dibicarakan atau dipergunakan
sebagai substantif maka ia menjadi kata-kata kategorimatis.

2. PERBEDAAN TERM DENGAN PENGERTIAN

Adapun perbedaan pengertian dengan term yaitu kalau pengertian sesuatu gambaran yang ada
dalam fikiran kita, sedangkan term adalah ungkapan dari gambaran tersebut dalam bentuk kata. Misalnya:
kata manusia, dalam gambaran kita bila orang menyebut manusia, telah tergambar dalam akal budi
tentang apa yang ditunjuk dengan kata manusia itu. Gambaran inilah yang disebut dengan pengertian,
sedangkan kata manusia yang merupakan ekspresi dari pengertian itu disebut dengan term, tentu antara
term dengan pengertian mempunyai kaitan yang sangat erat sekali.
Term sebagai ungkapan pengertian, jika terdiri dari suatu kata atau satu istilah maka term itu
dinamakan term sederhana atau term simple, misalnya : manusia, gajah, negara dan sebagainya. Dan jika
terdiri dari dari beberapa kata maka term itu dinamakan term komposit atau term komplek, misalnya:
penyair modern, reaktor atom, kesenian daerah modern, dan sebagainya. Term komposit ini walaupun
masing-masing bagian mempunyai pengertian sendiri-sendiri, tetapi jika digabungkan hanya menjadi satu
pengertian.

3. INTI DARI TERM

A. Tentang term itu sendiri.


Dengan beberapa cara kita dapat menyatakan secara lahir konsep-konsep kita, akan tetapi cara
yang biasa adalah dengan kata, dengan kata-kata itu kita sampai pada suatu proposisi atau kalimat,
demikian filsafat patut disukai terdiri dari tiga kata, yang masing-masing kata tersebut ada artinya. Kata-
kata itu dibagi dalam huruf-huruf, tapi huruf-huruf itu tidak berarti apa-apa; oleh karena itu kata-kata itu
disebut term atau batas-batas lahir dari proposisi atau kalimat. Oleh karena kata-kata menyatakan konsep-
konsep dan merupakan term-term dari proposisi, maka semua cara yang menunjukkan konsep disebut
dengan term-term.
Term itu didefiniir atau dibatasi oleh tanda dari konsep, dengan pancaindra, atas persetujuan
orang-orang, dan yang menyatakan sesuatu.
1) Tanda, sebab tanda ialah sesuatu yang membawa pada perkenalan suatu barang. Misalnya:
asap adalah tanda adanya api, sekedar melihat asap membawa kita pada pengetahuan api.
2) Dengan pancaindera, sebab term itu merupakan tanda pengenal dengan perantaraan
pancaindera.
3) Atas persetujuan orang-orang, karena term itu adalah tanda yang menyatakan sesuatu atas
persetujuan orang-orang, dan karena itu dibedakan dari tanda kodrati; asap adalah tanda
kodrati dari api, ketawa adalah tanda kodrati dari kegembiraan, akan tetapi bendera
merah-putih adalah tanda pengenal untuk Negara Indonesia.
4) Yang menyatakan sesuatu, sebab itu menjelaskan dan menyatakan konsep-konsep
diantara kita.
Term sekedar dipandang oleh logika, adalah berupa kata atau term lisan yang meupakan kata yang
menurut persetujuan menunjukkan konsep, yang juga dapat di tulis.
B. Tentang Supposisi dari term-term.
Untuk pemakaian term-term sangat pentinglah supposisi term-term yang merupakan pemakaian
tertentu dari suatu term. Supposisi itu berupa:
1) Material atau formal. Supposisi adalah material, kalau term itu dipandang sebagai term
saja, misalnya term manusia sebagai kata yang terdiri dari huruf-huruf, begitu dipakai
dalam gramatika dan dalam kamus-kamus.
Supposisi adalah formal kalau term itu dipandang sebagai tanda konsep, misalnya:
manusia adalah binatang yang berbudi, bukan kata itu sendiri adalah binatang yang
berbudi, akan tetapi konsep (atau barang) yang dinyatakan dengan perantaraan kata itu.
2) Supposisi formil (hanya inilah yang dipandang dalam logika) dapat berupa riil atau logis.
Supposisi riil adalah pemakaian term yang menggantikan suatu barang dan realitetnya,
misalnya: manusia adalah sesuatu yang terdiri dari jiwa dan badan, jadi manusia itu
dipakai untuk barang tertentu.
Supposisi logis adalah pemakaian term untuk sesuatu, sejauh ada dalam akal budi,
misalnya: manusia adalah konsep atau barang dalam akal budi, jadi sekedar barang itu
ada dalam akal budi, tetapi tidak realitet, oleh karena itu, kalau manusia itu menggantikan
konsep, tidak dapat dikatakan terdiri dari jiwa dan badan, melainkan terdiri dari
kebinatangan dan kebudian.
3) Supposisi riil dapat berupa umum atau partikulir.
Supposisi umum adalah pemakaian suatu term untuk barang, yang dinyatakan oleh term
itu, misalnya manusia (semua manusia) adalah makhluk.
Supposisi partikulir adalah pemakaian suatu term untuk beberapa barang yang
ditunjukkan oleh term itu, misalnya : manusia (beberapa manusia) itu doktor filsuf.
4) Supposisi umum dibagi menjadi supposisi distributif atau kolektif. Supposisi distributif
adalah pemakaian term untuk sejumlah subyek-subyek masing-masing dan untuk satu
persatu, misalnya : manusia adalah binatang yang berbudi (maksudnya tiap-tiap orang
masing-masing adalah binatang berbudi).
Supposisi kolektif adalah pemakaian term untuk jumlah subyek-subyek masing-masing,
akan tetapi bukan untuk masing-masing satu persatu, misalnya : Uskup-Uskup adalah
gereja pengajar, dalam proposisi term uskup-uskup memiliki supposisi kolektif, karena
bukan uskup-uskup masing-masing, akan tetapi jumlah mereka merupakan Gereja
Pengajar.
4. KONOTASI DAN DENOTASI.

Setelah menelaah tentang term, penting pula untuk diketahui tentang konotasi dan denotasi term.
Karena pada umumnya term mempunyai dua fungsi, yaitu berfungsi denotasi dan konotasi. Konotasi
berarti intens atau isi sedangkan denotasi berate ekstensi atau lingkungan. Sebagai contoh marilah kita
perhatikan term manusia. Term manusia menunjukkan semua benda yang dapat disebut sebagai
manusia, yaitu semua orang dan mencakup pula atribut-atribut animilitas dan rasionalitas yang harus ada
pada manusia dan dimiliki oleh semua orang. Jumlah, luas, lapangan dan sebagainya dipergunakan untuk
menyatakan denotasi, sedangkan maksud, isi dan lain-lain dipergunakan untuk menyatakan konotasi.
Antara konotasi dan denotasi terdapat hubungan timbal-balik yang erat, artinya jika yang satu bertambah
maka yang lainnya akan berkurang dan sebaliknya.

Untuk itu digunakan dalam kaedah sebagi berikut :

1. Jika denotasi bertambah, konotasi berkurang


2. Jika denotasi berkurang, konotasi bertambah
3. Jika konotasi berkurang, maka denotasi bertambah
4. Jika konotasi bertambah, maka denotasi berkurang
Untuk lebih jelasnya mari kita perhatikan term manusia di atas tadi. Denotasi term manusia adalah
meliputi semua manusia dan hanya manusia, maka konotasinya meliputi makhluk yang berakal. Jika kita
perluas denotasinya, yaitu dengan menambah semua binatang yang lainnya, maka konotasinya akan
berkurang menjadi animalitas saja. Sebaliknya jika kita perluas konotasinya dengan menammbah atribut
beradap, maka denotasinya akan berkurang karena term manusia itu kemudian hanya akan dapat
dipergunakan untuk menunjukkan manusia yang beradap saja, tidak menunjukkan semua manusia seperti
yang dimaksudkan sebelumnya.

5. JENIS-JENIS TERM

Anda mungkin juga menyukai