Anda di halaman 1dari 6

Perancangan Sistem Informasi Tindak Kriminalitas

(Studi Kasus Polsek Tampan Pekanbaru)

Indra Irawan1, Hadi Sanjaya2


Teknik Informatika Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, STMIK AMIK Riau
indramushlih@gmail.com, hadisanjaya@gmail.com
Abstrak— Dengan adanya tindak kriminal yang II. TINJAUAN PUSTAKA
semakin meningkat maka pelayanan kepolisian harus
ditingkatkan dimana bentuk pelayanan tersebut harus A. Pengertian Sistem
lebih cepat, menindak lanjuti tindak kriminal yang
merajalela. Atas dasar itulah Sistem Informasi ini
Sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan
dibangun untuk memudahkan pelayanan dan kinerja atau himpunan dari unsur atau variabel-variabel yang
pihak terkait dalam hal ini kepolisian dalam saling terorganisasi, saling berintegrasi dan saling
menyampaikan informasi dan pelayanan kepada bergantung sama lain. Murdick dan Ross (1993)
masyarakat. Dalam penelitian ini menggunakan bahasa mendefenisikan sistem sebagai seperangkat elemen
pemograman Visaul Basic 6.0 dengan SQL Server 2000 yang digabungkan satu dengan lainnya untuk suatu
sebagai DBMS-nya. Diharapkan kedepannya system tujuan bersama. Sementara defenisi sistem dalam
yang dibangun ini bisa dikembangkan lagi sesuai kamus Webster’s Unbriged adalah elemen-elemen
dengan tuntutan kebutuhan dan perkembangan yang saling berhubungan dan membentuk satu
organisasi dengan perangkat Tenologi Informasi yang kesatuan atau organisasi.
terbaru.
Menurut Scott (1996), sistem terdiri dari unsur-
Kata Kunci—Sistem Informasi; Kepolisian; unsur seperti masukan (input), pengolahan
Kriminalitas; Polsek Tampan (processing), serta keluaran (output).

I. PENDAHULUAN Masukan Pengolahan Keluaran


(input) (processing (output)
Pesatnya perkembangan teknologi pada masa
sekarang ini, menimbulkan sebuah dilema baru dalam )
kehidupan dan dilema manusia, dimana semua Gambar 1 : Model Sistem
masalah yang timbul baik dibidang ekonomi, sosial
budaya, dan adanya kesenjangan yang menyolok Sumber: Hanif Al Fatta,2007 (hal:4)
sehingga menimbulkan kejahatan yang memerlukan Gambar diatas menunjukkan bahwa sistem atau
pemecahan yang tepat, cepat dan akurat. Hal ini tentu pendekatan sistem minimal harus mempunyai empat
saja tidak terlepas dari sistem komputerisasi yang komponen, yakni masukan, pengolahan, keluaran dan
berperan sebagai salah satu alat bantu yang baik dari balikan atau kontrol.
pemecahan masalah tersebut.
Dengan adanya tindak kriminal yang semakin B. Pengembangan Sistem Informasi
meningkat maka pelayanan kepolisian harus Pengembangan sistem informasi (system
ditingkatkan dimana bentuk pelayanan tersebut harus development) dapat berarti menyusun sistem
lebih cepat, menindak lanjuti tindak kriminal yang informasi yang benar-benar baru atau
merajalela. Prosedur untuk menindak lanjuti tindak menyempurnakan sistem yang telah ada.
kriminal dimulai dari menerima laporan dari korban
kejahatan dimana diadakan atau dilakukan pencatatan Secara umum, suatu sistem informasi perlu diganti
data sikorban, dengan adanya laporan sikorban maka atau perlu dikembangkan adalah karena alasan
pihak kepolisian membuat berita acara pelaporan dan sebagai berikut (Jogiyanto, 1985):
dilaporkan kepada atasan polisi tersebut kemudian 1. Adanya permasalahan yang dijumpai pada
atasan polisi tersebut akan menugaskan anggotanya sistem yang lama. Permasalahan Permasalahan
terjun ke tempat kejadian perkara (TKP). Pada pada sistem yang lama seperti pencatatan data
kejadian lain ada korban yang menanyakan sampai yang tidak akurat, informasi yang sering
dimana tindak lanjut terhadap kasus yang dialaminya terlambat atau sukar diperoleh saat diutuhkan,
yang sudah berlangsung beberapa hari yang lalu. ketidak efisienan operasi, dan lain sebagainya.
2. Pertumbuhan Organisasi. Pada saat organisasi
Dalam hal ini pihak kepolisian harus bisa dengan masih kecil masih mungkin segala sesuatunya
cepat memberi jawaban yang pasti status kendaraan dilakukan secara manual dengan jumlah
yang hilang tersebut, apakah lagi dicari atau sudah pengelola beberapa orang saja. Namun, saat
ditemukan, di mana dan siapa petugas yang organisasi berkembang menjadi besar, tidaklah
menemukan. Untuk mempercepat pelayanan terhadap mungkin untuk melakukan segalanya secara
masyarakat diperlukan alat bantu komputer untuk manual.
menyimpan dan memproses data tindak kejahatan 3. Untuk meraih kesempatan-kesempatan.
tersebut, dimana data yang berhubungan dengan Teknologi informasi telah berkembang dengan
tindak kejahatan pencurian tersebut berada pada arsip cepatnya. Organisasi mulai merasakan bahwa
petugas masing-masing, dan untuk memprosesnya teknologi informasi perlu digunakan untuk
diperlukan pengumpulan dan rekapitulasi yang meningkatkan penyediaan informasi.
membutuhkan waktu yang cukup lama. 4. Menyesuaikan diri dengan visi, misi, strategi
organisasi yang baru. Dalam perjalanannya,
setiap organisasi memiliki visi, misi, serta
strategi yang berubah sepanjang perjalanan
waktu.
C. Pemodelan Proses dengan DFD skala waktu tertentu, tapi biasanya laporan harian
Pemodelan proses mengilustrasikan aktifitas- berdasarkan adanya tersangka yang telah diamankan
aktifitas yang dilakukan dan bagaimana data dan bukti yang ditemukan.
Oleh Ba. Min data tadi akan direkap lagi dan akan
berpindah diantara aktifitas-aktifitas itu. Ada banyak
diberikan kepada Ka. Nit, oleh Ka. Nit Laporan ini
cara untuk merepresentasikan proses model. Cara
diarsipkan dan diberikan lagi kepada kapolsek atau
yang popular adalah dengan menggunakan data flow Wakapolsek.
diagram (DFD). Untuk membaca suatu DFD kita
harus memahami dulu, elemen-elemen yang
menyusun suatu DFD. Ada empat elemen yang
menyusun suatu DFD, yaitu:

Elemen Data Flow Simbol Gene And


Diagram Sarson
Setiap Proses Memiliki:
Nomor Nama Deskripsi
Proses Satu/lebih output Nama
data flow satu/lebih input
flow
Setiap data flow memiliki:
Nama, Deskripsi
satu/lebih koneksi ke Nama
suatu proses
Data store memiliki:
Data store
Nomor, nama, deskripsi

Setiap entitas eksternal


memiliki nama, deskripsi Nama Entitas Gambar 1: Alur Sistem Informasi Lama

Tabel 1 : Simbol Penyusun DFD


III. HASIL DAN PEMBAHASAN B. Analisa Sistem Informasi yang Diusulkan

A. Sistem yang Sedang Berjalan


Disini bawah ini merupakan gambaran yang
ringkas tentang sistem yang sedang berjalan saat ini.
Anggota Reskrim menerima laporan kasus
kehilangan dari korban, selanjutnya ia akan mendata
laporan tersebut dan memberikan laporan yang dia
hasilkan kepada Ba.Min
Dari laporan yang diterima dari anggota reskrim,
Ba. Min akan melakukan pendataan kembali dan
merekapnya berdasarkan tanggal masuk laporan
tersebut. Hasil laporan berkala tersebut akan
diarsipkan satu dan diberikan kepada Ka. Nit satu
Oleh Ka. Nit laporan ini akan di tandatangani,
diarsipkan satu untuk selanjutnya diberikan satu
kepada Kapolsek atau Wakapolsek.
Oleh Kapolsek laporan ini akan ditindak lanjuti
dengan meneliti setiap kasus tersebut, selanjutnya ia
akan memberikan keputusan atas kasus-kasus tersebut
dengan membuat laporan tindak lanjut kasus
berdasarkan laporan kasus yang masuk dan surat
perintah penyelidikan untuk diberikan kepada Ka. Nit
oleh Ka. Nit di berikan kepada Ba.Min. Oleh Ba.Min
diberikan kepada anggota dan memerintahkan
anggota untuk melakukan penyelidikan dan
penangkapan terhadap orang yang dicurigai
tersangka.
Setelah segala proses peneyelidikan kasus dan
penangkapan telah dilakukan maka anggota reskrim
akan memberikan berupa laporan data tersangka dan Dilihat dari sistem kerja yang lama terlihat bahwa
barang bukti kejahatan kepada Ba. Min berdasarkan memerlukan waktu yang cukup lama untuk
menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Hal ini Berikut adalah perancangan Physical Data
disebabkan oleh karena proses pengolahan data Model yang menggambarkan hubungan relasi
dilakukan secara manual. Dengan kelemahan diatas antar table didalam database.
maka diusulkanlah suatu sistem informasi berbasis
LAN yang khusus menangani sistem kerja tersebut
yang dirancang menggunakan bahasa pemograman Gambar 5 : Fisikal Data Model
visual basic.
D. Disain Rinci
1. Disain Output
Desain output digunakan untuk menentukan
kebutuhan output dari sistem baru. Desain output
yang diusulkan dapat dilihat dibawah ini:
a. Disain Output Laporan kehilangan

Laporan Kehilangan
Bulan : mmm yyyy

Nama Jenis Nama


No Pekerjaan Jumlah
Korban Kelamin Barang

99 X(6) X(30) X(30) X(30) 9(4)

99 X(6) X(30) X(30) X(30) 9(4)

Pekanbaru, dd-mm-yyyy

Gambar 2: Alur Sistem Informasi Usulan Ba. Administrasi

C. Disain Global Tabel 2: Disain Output Laporan Kehilangan


1. Context Diagram
Context Diagram adalah sebuah diagram
sederhana yang menggambarkan hubungan antara
Entity, Input, output dari sistem. Diagram
Konteks merupan DAD yang pertama kali
digambarkan yang merupakan level teras (level 0).
Suatu Diagram Konteks selalu mengandung satu
proses saja. Proses ini mewakili proses dari
seluruh sistem. Diagram Konteks menggunakan
hubungan input/output antara sistem dengan dunia
luarnya.

Gambar 3 : Context Diagram


atau DFD level 0 b. Disain Output Laporan Barang Bukti
2. Data Flow Diagram Level 1 Laporan Barang Bukti
Gambar 4:DFD Level 1
Bulan : mmm yyyy
3. Fisikal Data Model
Tgl Barang Kasus Jumlah
No Jenis Keterangan
Bukti Pencurian B.Bukti V. PENUTUP

a. Kesi
99 dd-mm-yyyy X(30) X(30) 99 X(250)
mpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan, maka
X(250 dapat ditarik kesimpulansebagai berikut:
)
99 dd-mm-yyyy X(30) X(30) 99 1. sistem informasi tindak kriminalitas yang
mempunyai data dapat disimpan dalam suatu
Pekanbaru, dd-mm-yyyy
database dan juga dapat mengeloal data
secara cepat dan tepat. Dapat mengatasi
Ba. Administrasi
masalah dalam pencarian data yang terpisah-
Tabel 3: Disain Output Laporan Barang Bukti pisah dan menghindari terjadinya duplikasi
data.
Gambar 7 : Desain Input Tindak Lanjut Kasus
2. Disain Output 2. Aplikasi yang dicoba dan berjalan lebih baik
a. Desain Input Entri Data Korban pada computer dengan system operasi
Microsoft Windows XP Professional agar
sistem dapat berjalan lebih baik dari sistem
sebelumnya.
3. Dalam memperlancar kerja program maka
digunakan bahasa pemograman Microsoft
Visual Basic 6.0 yang didukung dengan
penggunaan database SQL Server 2000.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Jogiyanto HM, 1989, Analisa & Desain Sistem Informasi :


Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis.
[2] Michael Halvorson, 2002, Step By Step Visual Basic 6.0.
[3] Inge Martina, 2003, Belajar 36 Jam Microsoft SQL Server
2000.
[4] Ario Suryo Kusumo, 2003, Buku Latihan Pemrograman
Database dengan Visual Basic 6.0.
b. Desain Input Entri Tindak Lanjut Kasus [5] Tim Madcom, 2003, Database Visual Basic 6.0 dengan
Crystal Report.
[6] Kok Yung, 2002, Membangun Database dengan Visual
Basic 6.0 dan Perintah SQL.
[7] Syahrial Chan, 2003, Aplikasi GL dengan Power
Builder dan SQL Server 2004.
[8] Harianto Kristanto, 1994, Konsep dan Perancangan
Database
[9] Hengki Alexander Mangkulo, 2005, Pemograman pada
Jaringan dengan Visual Basic 6.0
Gambar 6 : Desain Input Entri Biodata Korban

Anda mungkin juga menyukai