(CBIS)
Disusun Oleh :
Nicola Destri Pangestika (B.131.16.0567)
UNIVERSITAS SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN
Computer Based Information System (CBIS) atau yang dalam Bahasa Indonesia disebut juga
Sistem Informasi Berbasis Komputer merupakan sistem pengolah data menjadi sebuah Informasi
yang berkualitas dan dipergunakan untuk suatu alat bantu pengambilan keputusan. Sistem
Informasi yang akurat dan efektif, dalam kenyataannya selalu berhubungan dengan istilah
“computer-based” atau pengolahan informasi yang berbasis pada komputer. Sistem Informasi
“berbasis komputer” mengandung arti bahwa komputer memainkan peranan penting dalam
sebuah sistem informasi (dalam Laudon dan Laudon, 2008).
Menurut Brigida (2012), CBIS atau Computer Base Information System, mengandung arti
bahwa komputer memainkan peranan penting dalam sebuah sistem informasi, meskipun secara
teoritis, penerapan sebuah sistem informasi memang tidak harus menggunakan komputer dalam
kegiatannya, namun pada prakteknya dengan data dan kebutuhan informasi yang begitu
kompleks maka peran teknologi komputer begitu dibutuhkan, peran komputer inilah yang
dikenal dengan istilah “computer based” karena digunakan untuk mengolah informasi dalam
sebuah sistem maka disebut “Computer Base Information System” atau sistem
informasi berbasis computer.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ketentuan CBIS :
1. Pemberi kesempatan untuk meningkatkan komunikasi dan pengambilan keputusan dlm
suatu organisasi.
2. Perancangan harus memberikan perhatian kepada tingkatan tingkatan manajemen dan
kelompok organisasi.
3. Pusat kekuatan informal dari suatu organisasi yang dpt mempengaruhi keberhasilan CBIS
harus diidentifikasikan dan dimasukkan dlm perancangan.
4. Harus menjaga manajemen yang dibutuhkan oleh lingkungan dan perubahan yang
mempengaruhi susunan organisasi
1. Pengumpulan data
2. Manipulasi data
3. Penyimpanan data
4. Penyiapan data
Menurut Kadir (dalam Djahir dan Pratita, 2015) Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah
sistem informasi yang digunakan untuk menyajikan informasi yang digunakan untuk mendukung
operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dala sebuah organisasi. Bisasanya SIM
menghasilkan informasi untuk memantau kerja, memelihara koordinasi, dan menyediakan
informasi untuk operasi organisasi. Umumnya SIM mengambil data dari sistem pemrosessan
transsaksi. Sedangakan menurut Susanto (dalam Djahir Dewi Pratita, 2015) SIM pada dasarnya
merupakan sistem informasi yang kompleks. Untuk menjelaskan konsep sistem informasi
menajemen secara menyeluruh karena kompleksnya, maka akan sulit kalau tidak dipecah
kedalam sub-sub sistem informasi berdasarkan fungsi organisasi dan menyajikan dalam bentuk
model-model dari sub-subsistem informasi tersebut.
Pengembangan SIM canggih berbasis komputer memerlukan sejumlah orang yang
berketerampilan tinggi dan berpengalaman lama dan memerlukan partisipasi dari pada manajer
organisasi. Banyak organisasi yang gagal membangun SIM karena:
Informasi manajemen yang disajikan oleh sistem informasi manajemen bagi kepentingan
manajemen tersebut harus dapat mendukung pelaksanaan fungsi manajemen dan untuk itu
informasi manajemen haruslah berkualitas, artinya (Leon dalam Djahir dan Pratita, 2015)
informasi tersebut intinya harus:
c. Akurat
d. Lengkap : Informasi yang diberikan tidak sepotong-sepotong dan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
a. Adaptability
b. Flexibility
c. User Friendly
d. Support Intelegence
e. Design
f. Choice
e. Effectiveness
a. DSS Specific
b. DSS Generator
Suatu paket hardware/software yang mampu secara cepat dan mudah membuat spesifikasi DSS.
c. DSS Tools
Suatu hardware/software yang membantu pembuatan spesifikasi DSS dan generator DSS.
Semua sistem elektronik formal dan informal terutama yang berkaitan dengan komunikasi
informal ke dan dari orang-orang di dalam maupun di luar perusahaan.
Memiliki fungsi untuk memudahkan jenis komunikasi baik lisan maupun tulisan dan
menyediakan informasi yang lebih baik untuk pengambilan keputusan.
Tujuan dalam OA:
1. Penghindaran biaya
2. Pemecahan masalah kelompok
3. Sebagai Pelengkap
Aplikasi OA:
1. Word processing
2. Email
3. Voice mail
4. Electronic calendering
5. Video conferencing
6. Audio Conferencing
7. Computer Conferencing
8. Facsimile transmission
9. Video teks
10. Imaging
11. Desktop publishing
Program komputer yang berfungsi seperti manusia yaitu memberi konsultasi kepada pemakai
mengenai cara pemecahan masalah
ES memiliki komponen :
1. User interface
2. Knowledge interface
3. Interface engine
4. Development engine
Outpu ES :
1. Penjelasan pertanyaan
2. Penjelasan pemecahan masalah
Dapat menjelaskan evolusi sistem informasi berbasis komputer dan upaya pencapaiannya
C. Lingkup Data
1. Hirarki Data
Secara tradisional, data diorganisasikan ke dalam suatu hirarki yang terdiri atas elemen data,
rekaman (record), dan berkas (file).
a. Elemen data adalah suatu data terkecil yang tidak dapat dipecah lagi menjadi unit
lai yang bermakna.
b. Rekaman adalah gabungan sejumlah elemen data yang saling terkait. Dalam sistem
basis data relasional, rekaman biasa disebut dengan istilah tupel atau baris.
c. Berkas adalah himpunan seluruh rekaman yang bertipe sama membentuk sebuah
berkas. Berkas dapat dikatakan sebagai kumpulan rekaman data yang berkaitan
dengan suatu subjek.
2. Penyimpanan Sekunder
– SASD (Penyimpanan berurutan)
Sequential Access Storage Device (SASD) prosesnya lambat karena untuk mencari data tertentu
harus seslalu dimulai dari awal. Contoh: Magnetic tape. Sudah jarang dipakai, umumnya hanya
untuk backup, karena murah dan kapasitas yang besar.
Direct Acces Storage Device (DASD) prosesnya lebih cepat dibanding SASD, karena untuk
mengambil data tertentu tidak perlu dicari dari awal berurutan. Yang terdiri dari : Magnetic disk
dan Optical Disk
3. Pemrosesan Data
– Pemrosesan Batch
Batch processing adalah suatu model pengolahan data, dengan menghimpun data terlebih dahulu,
dan diatur pengelompokkan datanya dalam kelompok-kelompok yang disebut batch. Tiap batch
ditandai dengan identitas tertentu, serta informasi mengenai data-data yang terdapat dalam batch
tersebut. Setelah data-data tersebut terkumpul dalam jumlah tertentu, data-data tersebut akan
langsung diproses.
– Pemrosesan Online
Merupakan sebuah sistem yang mengaktifkan semua periferal sebagai pemasok data, dalam
kendali komputer induk. Informasi-informasi yang muncul merupakan refleksi dari kondisi data
yang paling mutakhir, karena setiap perkembangan data baru akan terus diupdatekan ke data
induk.
D. Database
Era permulaan database ditandai dengan pengulangan data, ketergantungan data, kepemilikan
data yang tersebar.
– Konsep database
Yaitu integrasi logis dari catatan-catatan file, tujuan dari konsep database ini adalah
meminimunkan pengulangan dan mencapai independensi data. Independensi data adalah
kemampuan untuk membuat perubahan dalam struktur data tanpa membuat perubahan pada
program yang memproses data. Indenpendensi data dicapai dengan menempatkan spesifikasi
dalam tabel dan kamus yang terpisah secara fisik dari program. Program mengacu pada tabel
untuk mengakses data.
– Struktur database
Struktur database tersusun berdasarkan database > file > catatan > elemen data.
1. Data yang berulang dalam bentuk multifile duplikat maupun data duplikat dalam satu
file.
2. Data dan program menyatu.
3. Kebutuhan untuk mengintegrasikan data dari file-file.
4. Kebutuhan untuk memperoleh data secara cepat.
5. Kebutuhan untuk membuat data dengan aman.
Adalah sebuah tatanan yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional (dengan/fungsi khusus)
yang salaing berhubungan dan secara besama-sama bertujuan untuk memenuhi suatu
proses/pekerjaan tertentu.
1. Pengumpulan Data
Sistem pengolahan data mengumpulkan data yang menjelaskan setiap tindakan internal
perusahaan dan transaksi lingkungan perusahaan.
Elemen – elemen data tertentu dalam catatan digunakan sebagai kode. Di bidang computer, Kode
adalah satu atau beberapa karakter yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan
catatan. Misalnya, suatu catatan gaji mencakup kode-kode yang mengidentifikasi pegawai
(nomor pegawai), departemen pegawai ( nomor departemen) dan klasifikasi gaji pegawai (kelas
gaji).
a. Pengurutan (sorting)
Catatan – catatan disusun sesuai urutan tertentu berdasarkan kode atau elemen data lain.
Misalnya, file catatan gaji disusun sehingga semua catatan untuk tiap pegawai terkumpul
menjadi satu.
b. Perhitungan
Operasi aritmetika dan logika dilaksanakan pada elemen – elemen data untuk menghasilkan
elemen – elemen data tambahan. Dalam system gaji, misalnya, upah per jam dikalikan dengan
jam kerja untuk menghasilkan pendapatan kotor.
c. Pengikhtisaran
Terdapat begitu banyak data yang perlu disintesis, atau disarikan, menjadi bentuk total, subtotal,
rata – rata , dan seterusnya.
3. Penyimpanan Data,
Di suatu perusahaan kecil terdapat ratusan transaksi dan tindakan setiap hari; di perusahaan besar
terdapat ribuan. Tiap transaksi dijelaskan oleh beberapa elemen data. Seluruh data ini harus
disimpan di suatu tempat hingga diperlukan, dan itulah tujuan penyimpanan data. Sebagian besar
data dalam database adalah akuntansi.
4. Penyiapan Dokumen, output pada SIA dipicu oleh dua hal (a.) Oleh suatu tindakan,
output dihasilkan jika sesuatu terjadi. (b.) Oleh jadwal waktu, output dihasilkan pada suatu
saat tertentu
-Pemasukan Pesanan
-Persediaan
-Penagihan
-Piutang Dagang
-Pembelian
Memilih pemasok
Mendapat komitmen lisan
Menyiapkan pesanan pembelian
Menutup pesanan pembelian
-Penerimaan
Proses penerimaan
Memberitahukan system lain
-Hutang dagang
Subsistem ini mengkonsolidasikan data dari sistem akuntansi yang lain dan menghasilkan
pernyataan-pernyataan dan laporan bisnis yang bersifat periodik.
Menghasilkan output-output informasi dalam bentuk laporan akuntansi standar, yang sangat
berguna dan penting dalam area keuangan dan pada tingkat manajemen puncak.
Sistem informasi Akuntansi (SIA) menyediakan Database yang lengkap yang dapat digunakan
dalam pemecahan masalah. Database ini menyediakan banyak input bagi subsistem CBIS lain
(terutama SIM dan DSS).
Dapat didefinisikan sebagai suatu alat untuk menyajikan informasi dengan cara sedemikian rupa
sehingga bermanfaat bagi penerimaannya (Kertahadi dalam Fatta, 2007). SIM memiliki tujuan
yaitu untuk menyajikan informasi guna pengambilan keputusan pada perencanaan,
pemrakarsaan, pengorganisasian, pengendalian kegiatan operasi subsistem suatu perusahaan, dan
menyajikan sinergi organisasi pada proses (Mudrick dan Ross dalam Fatta, 2007)
a. Perangkat Keras : yaitu perangkat keras komponen untuk melengkapi kegiatan memasukan
data, memproses data, dan keluaran data.
c. Database : yaitu kumpulan data dan informasi yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga
mudah diakses pengguna sistem informasi.
e. Manusia : yaitu personel dar sistem informasi, meliputi manajer, analis, programer, dan
operator, serta bertanggung jawab terhadap perawatan sistem.
Aktivitas yang dilakukan seorang manajer merupakan suatu gambaran yang terlalu
disederhanakan. Pekerjaan ini jauh lebih rumit daripada hanya sekadar pemecahan masalah saja.
Aktivitas-aktivitas lain, seperti komunikasi, juga sama pentingnya. Akan tetapi, adalah aman jika
dikatakan bahwa pemecahan masalah merupakan salah satu aktivitas utama yang sering kali
menentukan berhasil atau tidaknya karer manajemen.
Sistem Informasi Manajemen
Dapat didefinisikan sebagai suatu alat untuk menyajikan informasi dengan cara sedemikian rupa
sehingga bermanfaat bagi penerimaannya (Kertahadi dalam Fatta, 2007). SIM memiliki tujuan
yaitu untuk menyajikan informasi guna pengambilan keputusan pada perencanaan,
pemrakarsaan, pengorganisasian, pengendalian kegiatan operasi subsistem suatu perusahaan, dan
menyajikan sinergi organisasi pada proses (Mudrick dan Ross dalam Fatta, 2007)
Aktivitas yang dilakukan seorang manajer merupakan suatu gambaran yang terlalu
disederhanakan. Pekerjaan ini jauh lebih rumit daripada hanya sekadar pemecahan masalah saja.
Aktivitas-aktivitas lain, seperti komunikasi, juga sama pentingnya. Akan tetapi, adalah aman jika
dikatakan bahwa pemecahan masalah merupakan salah satu aktivitas utama yang sering kali
menentukan berhasil atau tidaknya karer manajemen.
Sistem Penunjang Keputusan
Menurut Herbert A. Simon ada suatu rangkaian keputusan dengan keputusan terprogram dan
keputusan tak terprogram. Ada beberapa tahap pengambilan keputusan menurut Simon yaitu:
Kegiatan Intelijen
Kegiatan intelijen berkaitan dengan sebuah langkah yang bergerak dari suatu tingkat sistem
ke subsistem dan bagian-bagian sistem yang dianalisis secara berurutan dan kegiatan yang
mengamati lingkungan untuk mengetahui kondisi-kondisi yang perlu diperbaiki.
Kegiatan Merancang
Kegiatan merancang berhubungan dengan sebuah langkah mengidentifikasi dan
mengevaluasi berbagai altenatif dan kegiatan dimana menemukan, mengembangkan, dan
menganalisis berbagai alternatif tindakan yang mungkin.
Kegiatan Memilih
Kegiatan memilih bertujuan untuk memilih solusi terbaik dan kegiatan yang memilih satu
rangkaian tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia.
Kegiatan Menelaah
Kegiatan menelaah berkaitan dengan sebuah langkah yang menerapkan solusi untuk
menindak lanjuti dan menilai pilihan – pilihan yang lalu.
Konsep Dasar Sistem Penunjang Keputusan (SPK) Merupakan sebuah sistem yang mampu
memberikan kemampuan, baik kemampuan memecahkan masalah maupun mengkomunikasikan
untuk masalah semi terstruktur. SPK merupakan pengembangan lebih lanjut dari Sistem
Informasi Manajemen Terkomputerisasi
Sudirman dan Widjjani (1996), mengemukakan ciri-ciri SPK yang dikemukakan oleh Alters
Keen, sebagai berikut:
– Model SPK
a. Matematik
Suatu model adalah analogi konseptual, secara umum dari dimensi fisik atau sifat dasar
matematik yang digunakan dalam penelitian empirik. Suatu model adalah suatu usaha
menghadirkan beberapa lapisan dari realitas dan penjelasan serta peristiwa yang sederhana. Cara
yang mengoperasionalkan segmen.
b. Simulasi Komputer
Simulasi komputer adalah instrumen yang sangat kuat manfaatnya dalam pengambilan keputusan
yang dibuat dari pemikiran manusia.
Model adalah penyederhanaan dari sesuatu; model menggambarkan fenomena – suatu objek atau
suatu kegiatan.
Model Matematika merupakan jenis yang berperan sangat penting dalam DSS. Model ini dapat
dikelompokkan dalam tiga dimensi – pengaruh waktu, tingkat keyakinan, dan kemampuan
mencapai optimisasi.
Model Statis tidak menyertakan waktu sebagai variabel, model yang berkaitan dengan suatu
situasi pada satu titik waktu tertentu, seperti suatu foto. Sedangkan Model Dinamis menyertakan
waktu sebagai variabel, dan menggambarkan perilaku entitas dari waktu ke waktu, seperti suatu
film
Model Probabilistik atau Deterministik
Model Probabililistik mencakup peluang terjadinya sesuatu, yang berkisar antara 0,00 (sesuatu
yang sama sekali tidak mungkin) hingga 1,00 (sesuatu yang pasti). Sedangkan model yang
sebaliknya adalah Model Deterministik
Model Optimisasi adalah model yang memilih solusi terbaik dari berbagai alternatif, dimana
masalahnya harus terstruktur sangat baik. Model Suboptimisasi, sering disebut satisficing model,
yang memungkinkan manajer memasukkan serangkaian keputusan dan model akan
memproyeksikan hasilnya, dimana model tersebut menyerahkan tugas kepada manajer untuk
mengidentifikasi keputusan yang akan menghasilkan hasil terbaik.
Manajer yang menggunakan model matematika dapat memperoleh keuntungan sebagai berikut:
Proses pembuatan model dapat menjadi pengalaman belajar, dimana pada setiap proyek model
dipelajari sesuatu yang baru mengeenai sistem fisik
Kecepatan proses simulasi dapat mengevaluasi dampak keputusan dalam jangka waktu singkat,
dimana dalam hitungan menit, dapat dibuat simulasi operasi perusahaan untuk bebrapa bulan,
kuartal, atau tahun
Model menyediakan daya prediksi – suatu pandangan ke masa depan – yang tidak dapat
disediakan oleh metode penghasil informasi lain
Model lebih murah daripada metode trial and error; dimana proses pembuatan model memang
mahal dalam hal waktu maupun perangkat lunak dan keras yang diperlukan untuk simulasi,
tetapi biaya tersebut tidak setinggi biaya yang disebabkan keputusan yang buruk.
– SPK berkelompok
a.Konsep (Group Decision Support System), merupakan sistem berbasis computer yang
mendukung kelompok-kelompok orang yang terlibat dalam suatu tugas bersama dan
menyediakan interface bagi suatu lingkungan yang digunakan bersama. Istilah lainnya : GSS
(group support system),
EMS (electronic meeting system). Perangkat lunak yang digunakan disebut groupware.
Contoh kasus pada jasa pengiriman barang pos Indonesia dengan JNE. Pos Indonesia merupakan
perusahaan BUMN yang bergerak di bidang layanan pos. Bentuk usaha Pos Indonesia ini
berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 5 tahun 1995. Dalam
melaksanakan tugasnya pos Indonesia membagi wilayah Indonesia menjadi 11 divisi regional.
Pembagian divisi ini mencakup seluruh wilayah di Indonesia. Dalam segi biaya pengiriman
barang/paket pos Indonesia paling murah diantara jasa pengiriman barang yang mulai menjamur
di negara ini. Untuk service area pun pos Indonesia sudah tidak diragukan dapat menjangkau
sampai pelosok negeri. Customer servicenya pun responsif, namun untuk data tracking dan
nomor resi tidak segera di up date di web milik pos. Untuk sekarang pos Indonesia masih terus
meningkatkan kualitas dan kuantitas untuk dapat bersaing dengan jasa pengiriman barang
lainnya.
Lain pos Indonesia, lain pula JNE. JNE merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
pengiriman logistik yang bermaskas di Jakarta. Nama resminya adalah TIKI Jalur Nugraha
Ekakurir. Didirikan pada tanggal 26 november 1990 oleh Suprapto Suparno, perusahaan ini
dirintis oleh sebuah divisi dari PT Citra van Titipak Kilat (TiKi) yang bergerak dalam jasa
pengiriman barang International. Harga yang ditawarkan oleh JNE cenderung lebih mahal
dibandingkan dengan pos Indonesia. Namun barang yang diantar cepat dan lancar. JNE
menawarkan pengiriman kilat bernama JNE YES (Yakin Esok Sampai) yang menjanjikan uang
kembali jika barang tidak sampai 1x 24 jam. Untuk tracking brang pun konsumen dapat melihat
pada situs resmi JNE. nomer resi yang baru didapat konsumen dengan cepat terpampang dalam
situ ini sehingga memudahkan konsumen untuk mengetahui keberadaan barangnya. JNE juga
menawarkan untuk pengambilan barang yang akan dikirim. Hal ini memudahlan para seller
online untuk mengirimkan barangnya. Keberadaan cabang-cabang kecil JNE pun mulai
menjamur di negara ini sehingga JNE dapat melayani konsumen dengan fleksibel sesuai
kebutuhan.
Dalam sistem informasi pengiriman barang pada JNE dengan menggunakan pendekatan COBIT
yang terdiri dari 4 domain, yakni:
Plan and Organized. JNE memiliki integrasi yang baik antara proses pengiriman dan
implementasi IT dalam perusahaan sehingga proses pengiriman berjalan dengan baik.
Perusahaan telah memiliki pengolaan terhadap prosedur yang ada untuk menjamin integritas dan
konsistensi data
Acquire dan Implement. JNE melakukan pemeliharaan fungsi bisnis dan persyaratan teknis
untuk tujuan bisnis. perusahaan telah memiliki prosedur keamanan aplikasi yang telah di
implementasikan untuk memenuhi tujuan bisnis perusahaan. dan perusahaan juga melindungi
ketersediaan sumber daya infrastruktur hardware dan software perusahaan.
Delivery dan Support. JNE telah menetapkan persetujuan pelayanan TI berdasarkan kebutuhan
pelanggan dan kemampuan TI. prosedur tentang penyimpanan dan pengarsipan data telah
diterapkan dengan baik oleh perusahaan.
Monitor and Evaluate. JNE telah menerapkan langkah-langkah untuk pengawasan dalam
mendefinisikan ruang lingkup, teknik, untuk mengukur solusi TI dan kontribusi Pi pada proses
pengiriman perusahaan. perusahaan juga melakukan evaluasi kelengkapan dan efektivitas
manajemen dan kebijakan pengendalian teknologi informasi oleh manajemen yang terkait.
Selain itu JNE juga menggunakan perangkat lunak (tool block) seperti Aplikasi my orion,
microsoft office license, database oracle license, JNE chat room, software offline ongkir JNE,
hardware yang digunakan untuk mempermudah konsumen mendapatkan data yang berhubungan
dengan JNE. Namun saat ini terdapat masalah yang dihadapi JNE dalam sistem informasinya
seperti belum memiliki infrastruktur yang menghubungkansecara langsung agen dengan data
center sehingga tidak dapat menggunakan aplikasi utama yang digunakan untuk pertukaran data
secara langsung ke data center yang ada dikantor pusat. Jika ingin mengirim data ke kantor
pusat, cabang-cabang kecil harus mengirimkan terlebih dahulu kepada cabang utama yang
berada dalam kota tersebut. Hal ini mengakibatkan proses bisnis berjalan lambat karena
penundaan dalam pertukaran data.
DAFTAR PUSTAKA
Djahir, Y & Pratita, D. (2015). Bahan ajar sistem informasi manajemen. Yogyakarta: Deepublish
Publisher.
Fatta, AL. H. (2007). Analisis & perancangan sistem informasi (untuk keunggulan bersaing
perusahaan & organisasi modern). Yogyakarta : Penerbit ANDI.
Jogiyanto. (2005). Pengenalan komputer dasar ilmu komputer, dan sistem informasi. Yogyakarta
: Penerbit ANDI.
Kusrini. (2007). Strategi perancangan dan pengolahan basis data. Yogyakarta : Penerbit ANDI.
Susanto, A. (2004) Konsep sistem informasi dan manajemen. Bandung : Lingga Jaya.
Umar, H. (2005). Evaluasi kinerja perusahaan (teknik evaluasi bisnis dan kinerja perusahaan
secara komprehensif, kuantitatif dan modern). Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.