Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

(CBIS)

Disusun Oleh :
Nicola Destri Pangestika (B.131.16.0567)

UNIVERSITAS SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN

Computer Based Information System (CBIS) atau yang dalam Bahasa Indonesia disebut juga
Sistem Informasi Berbasis Komputer merupakan sistem pengolah data menjadi sebuah Informasi
yang berkualitas dan dipergunakan untuk suatu alat bantu pengambilan keputusan. Sistem
Informasi yang akurat dan efektif, dalam kenyataannya selalu berhubungan dengan istilah
“computer-based” atau pengolahan informasi yang berbasis pada komputer. Sistem Informasi
“berbasis komputer” mengandung arti bahwa komputer memainkan peranan penting dalam
sebuah sistem informasi (dalam Laudon dan Laudon, 2008).
Menurut Brigida (2012), CBIS atau Computer Base Information System, mengandung arti
bahwa komputer memainkan peranan penting dalam sebuah sistem informasi, meskipun secara
teoritis, penerapan sebuah sistem informasi memang tidak harus menggunakan komputer dalam
kegiatannya, namun pada prakteknya dengan data dan kebutuhan informasi yang begitu
kompleks maka peran teknologi komputer begitu dibutuhkan, peran komputer inilah yang
dikenal dengan istilah “computer based” karena digunakan untuk mengolah informasi dalam
sebuah sistem maka disebut “Computer Base Information System” atau sistem
informasi berbasis computer.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Ketentuan CBIS :
1. Pemberi kesempatan untuk meningkatkan komunikasi dan pengambilan keputusan dlm
suatu organisasi.
2. Perancangan harus memberikan perhatian kepada tingkatan tingkatan manajemen dan
kelompok organisasi.
3. Pusat kekuatan informal dari suatu organisasi yang dpt mempengaruhi keberhasilan CBIS
harus diidentifikasikan dan dimasukkan dlm perancangan.
4. Harus menjaga manajemen yang dibutuhkan oleh lingkungan dan perubahan yang
mempengaruhi susunan organisasi

B. Evolusi Sistem Informasi berbasis computer

1. Fokus data (SIA / EDP)

SIA/Sistem Informasi Akuntasi melaksanakan 4 tugas dasar :

1. Pengumpulan data
2. Manipulasi data
3. Penyimpanan data
4. Penyiapan data

SIA memiliki karakteristik SIA

1. Melaksanakan tugas yang diperlukan


2. Berpegang pada prosedur yang relatif standar
3. Menangani data yang rinci
4. Terutama berfokus historis
5. Menyediakan informasi pemecahan masalah yang minimal.
Model SIA :

2. Fokus informasi (SIM)

Menurut Kadir (dalam Djahir dan Pratita, 2015) Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah
sistem informasi yang digunakan untuk menyajikan informasi yang digunakan untuk mendukung
operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dala sebuah organisasi. Bisasanya SIM
menghasilkan informasi untuk memantau kerja, memelihara koordinasi, dan menyediakan
informasi untuk operasi organisasi. Umumnya SIM mengambil data dari sistem pemrosessan
transsaksi. Sedangakan menurut Susanto (dalam Djahir Dewi Pratita, 2015) SIM pada dasarnya
merupakan sistem informasi yang kompleks. Untuk menjelaskan konsep sistem informasi
menajemen secara menyeluruh karena kompleksnya, maka akan sulit kalau tidak dipecah
kedalam sub-sub sistem informasi berdasarkan fungsi organisasi dan menyajikan dalam bentuk
model-model dari sub-subsistem informasi tersebut.
Pengembangan SIM canggih berbasis komputer memerlukan sejumlah orang yang
berketerampilan tinggi dan berpengalaman lama dan memerlukan partisipasi dari pada manajer
organisasi. Banyak organisasi yang gagal membangun SIM karena:

1. Kurang organisasi yang wajar


2. Kurangnya perencanaan yang memadai
3. Kurang personel yang andal
4. Kurangnya partisipasi manajeme dalam bentuk keikutsertaan para manajer dalam
merancang sistem, mengendalikan upaya pengembangan sistem dan memotivasi seluruh
personel yang terlibat.

Informasi manajemen yang disajikan oleh sistem informasi manajemen bagi kepentingan
manajemen tersebut harus dapat mendukung pelaksanaan fungsi manajemen dan untuk itu
informasi manajemen haruslah berkualitas, artinya (Leon dalam Djahir dan Pratita, 2015)
informasi tersebut intinya harus:

a. Relevan : Informasi yang diterima harus sesuai dengan yang dibutuhkan

b. Tepat waktu : Informasi harus tersedia pada saat diperlukan

c. Akurat

Informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya

d. Lengkap : Informasi yang diberikan tidak sepotong-sepotong dan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

3. Fokus pada pendukung keputusan (SPK)

Memiliki karakteristik SPK

a. Adaptability

b. Flexibility

c. User Friendly
d. Support Intelegence

e. Design

f. Choice

e. Effectiveness

SPK memiliki manfaat sebegai berikut :

1. Meningkatkan jumlah alternative yang dipilih


2. Pemahaman yang lebih baik tentang bisnis
3. Respon yang cepat terhadap situasi yang tidak diharapkan
4. Kontrol yang lebih baik

Tingkatan Teknologi SPK :

a. DSS Specific

Hardware/software yang memungkinkan seseorang/sekelompok orang pengambil keputusan


melakukan analitik terhadap suatu masalah tertentu.

b. DSS Generator

Suatu paket hardware/software yang mampu secara cepat dan mudah membuat spesifikasi DSS.

c. DSS Tools

Suatu hardware/software yang membantu pembuatan spesifikasi DSS dan generator DSS.

– Fokus pada komunikasi (Otomatisasi Kantor)

Semua sistem elektronik formal dan informal terutama yang berkaitan dengan komunikasi
informal ke dan dari orang-orang di dalam maupun di luar perusahaan.

Memiliki fungsi untuk memudahkan jenis komunikasi baik lisan maupun tulisan dan
menyediakan informasi yang lebih baik untuk pengambilan keputusan.
Tujuan dalam OA:

1. Penghindaran biaya
2. Pemecahan masalah kelompok
3. Sebagai Pelengkap

Aplikasi OA:

1. Word processing
2. Email
3. Voice mail
4. Electronic calendering
5. Video conferencing
6. Audio Conferencing
7. Computer Conferencing
8. Facsimile transmission
9. Video teks
10. Imaging
11. Desktop publishing

– Fokus konsultasi (Sistem Pakar)

Program komputer yang berfungsi seperti manusia yaitu memberi konsultasi kepada pemakai
mengenai cara pemecahan masalah

ES memiliki komponen :

1. User interface
2. Knowledge interface
3. Interface engine
4. Development engine

Outpu ES :
1. Penjelasan pertanyaan
2. Penjelasan pemecahan masalah

Dapat menjelaskan evolusi sistem informasi berbasis komputer dan upaya pencapaiannya

C. Lingkup Data

1. Hirarki Data

Secara tradisional, data diorganisasikan ke dalam suatu hirarki yang terdiri atas elemen data,
rekaman (record), dan berkas (file).

a. Elemen data adalah suatu data terkecil yang tidak dapat dipecah lagi menjadi unit                  
lai yang bermakna.

b. Rekaman adalah gabungan sejumlah elemen data yang saling terkait. Dalam sistem              
basis data relasional, rekaman biasa disebut dengan istilah tupel atau baris.

c. Berkas adalah himpunan seluruh rekaman yang bertipe sama membentuk sebuah                  
berkas. Berkas dapat dikatakan sebagai kumpulan rekaman data yang berkaitan                      
dengan suatu subjek.

2. Penyimpanan Sekunder
– SASD (Penyimpanan berurutan)

Sequential Access Storage Device (SASD) prosesnya lambat karena untuk mencari data tertentu
harus seslalu dimulai dari awal. Contoh: Magnetic tape. Sudah jarang dipakai, umumnya hanya
untuk backup, karena murah dan kapasitas yang besar.

– DASD (Penyimpanan akses langsung)

    

Direct Acces Storage Device (DASD) prosesnya lebih cepat dibanding SASD, karena untuk
mengambil data tertentu tidak perlu dicari dari awal berurutan. Yang terdiri dari : Magnetic disk
dan Optical Disk

3. Pemrosesan Data

– Pemrosesan Batch
Batch processing adalah suatu model pengolahan data, dengan menghimpun data terlebih dahulu,
dan diatur pengelompokkan datanya dalam kelompok-kelompok yang disebut batch. Tiap batch
ditandai dengan identitas tertentu, serta informasi mengenai data-data yang terdapat dalam batch
tersebut. Setelah data-data tersebut terkumpul dalam jumlah tertentu, data-data tersebut akan
langsung diproses.

– Pemrosesan Online

Merupakan sebuah sistem yang mengaktifkan semua periferal sebagai pemasok data, dalam
kendali komputer induk. Informasi-informasi yang muncul merupakan refleksi dari kondisi data
yang paling mutakhir, karena setiap perkembangan data baru akan terus diupdatekan ke data
induk.

Salah satu contoh penggunaan online processing adalahtransaksi online (E-commerce, Ebay,


Internet Banking, Reservation Ticket, Pendaftaran Online,dll). Dalam sistem pengolahan online,
transaksi secara individual dientri melalui peralatan terminal, divalidasi dan digunakan untuk
meng-update dengan segera file komputer. Hasil pengolahan ini kemudian tersedia segera untuk
permintaan keterangan atau laporan.

– Sistem Real Time


Sistem real-time adalah mekanisme pengontrolan, perekaman data, pemrosesan yang sangat
cepat sehinga output yang dihasilkan dapat diterima dalam waktu yang relatif sama. Perbedaan
dengan sistem on-line adalah satuan waktu yang digunakan real-time biasanya seperseratus atau
seperseribu detik sedangkan on-line masih dalah skala detik atau bahkan kadang beberapa menit.
Perbedaan lainnya, on-line biasanya hanya berinteraksi dengan pemakai, sedangkan real-time
berinteraksi langsung dengan pemakai dan lingkungan yang dipetakan.

D. Database

– Era permulaan database

Era permulaan database ditandai dengan pengulangan data, ketergantungan data, kepemilikan
data yang tersebar.

– Konsep database
Yaitu integrasi logis dari catatan-catatan file, tujuan dari konsep database ini adalah
meminimunkan pengulangan dan mencapai independensi data. Independensi data adalah
kemampuan untuk membuat perubahan dalam struktur data tanpa membuat perubahan pada
program yang memproses data. Indenpendensi data dicapai dengan menempatkan spesifikasi
dalam tabel dan kamus yang terpisah secara fisik dari program. Program mengacu pada tabel
untuk mengakses data.

– Struktur database

Struktur database tersusun berdasarkan database > file > catatan > elemen data.

– Keunggulan dan kelemahan database dan DataBase Manegemant System (DBMS)

 KEUNGGULAN DATABASE DAN DBMS

1. Mengurangi pengulangan data.


2. Independensi data.
3. Memadukan data dari beberapa file.
4. Memanggil data dan informasi secara tepat.
5. Meningkatkan keamanan.

 KELEMAHAN DATABASE DAN DBMS

1. Menggunakan software yang mahal.


2. Menggunakan konfiguarsi hardware yang besar.
3. Memperkerjakan dan menggaji staf DBA yang relatif mahal.

E. Peranan Database dan DBMS dalam memecahkan masalah dalam psikologi 


Database berperan untuk menentukan kebutuhan data dengan mengikuti pendekatan berorientasi
masalah atau pendekatan model perusahaan. DBMS berperan sebagai :

1. Data yang berulang dalam bentuk multifile duplikat maupun data duplikat dalam satu
file.
2. Data dan program menyatu.
3. Kebutuhan untuk mengintegrasikan data dari file-file.
4. Kebutuhan untuk memperoleh data secara cepat.
5. Kebutuhan untuk membuat data dengan aman.

F. Sistem Pengolahan Data

   – Pengertian dasar dan tujuan pengolahan data

Adalah sebuah tatanan yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional (dengan/fungsi khusus)
yang salaing berhubungan dan secara besama-sama bertujuan untuk memenuhi suatu
proses/pekerjaan tertentu.

– Tugas pengolahan data

1. Pengumpulan Data
Sistem pengolahan data mengumpulkan data yang menjelaskan setiap tindakan internal
perusahaan dan transaksi lingkungan perusahaan.

2. Manipulasi Data, meliputi :Pengklasifikasian

Elemen – elemen data tertentu dalam catatan digunakan sebagai kode. Di bidang computer, Kode
adalah satu atau beberapa karakter yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan
catatan. Misalnya, suatu catatan gaji mencakup kode-kode yang mengidentifikasi pegawai
(nomor pegawai), departemen pegawai ( nomor departemen) dan klasifikasi gaji pegawai (kelas
gaji).

a. Pengurutan (sorting)

Catatan – catatan disusun sesuai urutan tertentu berdasarkan kode atau elemen data lain.
Misalnya, file catatan gaji disusun sehingga semua catatan untuk tiap pegawai terkumpul
menjadi satu.

b. Perhitungan

Operasi aritmetika dan logika dilaksanakan pada elemen – elemen data untuk menghasilkan
elemen – elemen data tambahan. Dalam system gaji, misalnya, upah per jam dikalikan dengan
jam kerja untuk menghasilkan pendapatan kotor.

c. Pengikhtisaran

Terdapat begitu banyak data yang perlu disintesis, atau disarikan, menjadi bentuk total, subtotal,
rata – rata , dan seterusnya.

3. Penyimpanan Data,

Di suatu perusahaan kecil terdapat ratusan transaksi dan tindakan setiap hari; di perusahaan besar
terdapat ribuan. Tiap transaksi dijelaskan oleh beberapa elemen data. Seluruh data ini harus
disimpan di suatu tempat hingga diperlukan, dan itulah tujuan penyimpanan data. Sebagian besar
data dalam database adalah akuntansi.
4. Penyiapan Dokumen, output pada SIA dipicu oleh dua hal  (a.) Oleh suatu tindakan,
output dihasilkan jika sesuatu terjadi. (b.) Oleh jadwal waktu, output dihasilkan pada suatu
saat tertentu

– Contoh sistem pengolahan data

Sistem Distribusi memiliki 3 SubSistem utama, yaitu:

1. SubSistem pesanan pelanggan: Subsistem yang menangani order dari pelanggan.

-Pemasukan Pesanan

 Edit data pesanan


 Menghitung pemeriksaan kredit
 Log pemesanan
 Menandai pesanan yang telah dipenuhi

-Persediaan

 Memeriksa saldo persediaan


 Memeriksa titik pemesanan kembali
 Menambahkan jenis barang yang diterima
 Menyediakan data buku besar

-Penagihan

 Mendapatkan data pelanggan


 Menyipkan Faktur

-Piutang Dagang

 Menambah piutang baru & menghapus piutang yang telah dibayar


 Menyediakan data buku besar
 

2. SubSistem pemesanan stok tambahan: Subsistem yang menangani perubahan dalam


sediaan dan memberikan informasi pengiriman dan pemesanan kembali.

-Pembelian

 Memilih pemasok
 Mendapat komitmen lisan
 Menyiapkan pesanan pembelian
 Menutup pesanan pembelian

-Penerimaan

 Proses penerimaan
 Memberitahukan system lain

-Hutang dagang

 Membuat cacatan hutang pada pemasok


 Membayar pada pemasok
 Meghapus hutang yang telah dibayar
 Menyediakan data buku besar

SubSistem proses buku besar

Subsistem ini mengkonsolidasikan data dari sistem akuntansi yang lain dan menghasilkan
pernyataan-pernyataan dan laporan bisnis yang bersifat periodik.

– Peranan pemrosesan data dalam pemecahan masalah

Menghasilkan output-output informasi dalam bentuk laporan akuntansi standar, yang sangat
berguna dan penting dalam area keuangan dan pada tingkat manajemen puncak.
Sistem informasi Akuntansi (SIA) menyediakan Database yang lengkap yang dapat digunakan
dalam pemecahan masalah. Database ini menyediakan banyak input bagi subsistem CBIS lain
(terutama SIM dan DSS).

Sistem Informasi Manajemen

 – Pengertian dasar SIM

Dapat didefinisikan sebagai suatu alat untuk menyajikan informasi dengan cara sedemikian rupa
sehingga bermanfaat bagi penerimaannya (Kertahadi dalam Fatta, 2007). SIM memiliki tujuan
yaitu untuk menyajikan informasi guna pengambilan keputusan pada perencanaan,
pemrakarsaan, pengorganisasian, pengendalian kegiatan operasi subsistem suatu perusahaan, dan
menyajikan sinergi organisasi pada proses (Mudrick dan Ross dalam Fatta, 2007)

– Konsep Sistem Informasi Organisasional

a. Perangkat Keras : yaitu perangkat keras komponen untuk melengkapi kegiatan memasukan
data, memproses data, dan keluaran data.

b. Perangkat Lunak : yaitu program dan instruksi yang diberikan ke komputer.

c. Database : yaitu kumpulan data dan informasi yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga
mudah diakses pengguna sistem informasi.

d. Telekomunikasi : yaitu komunikasi yang menghubungkan antara sistem dengan sistem


komputer secara bersama-sama ke dalam suatu jaringan kerja yang efektif.

e. Manusia : yaitu personel dar sistem informasi, meliputi manajer, analis, programer, dan
operator, serta bertanggung jawab terhadap perawatan sistem.

– Peranan SIM dalam pemecahan masalah

Aktivitas yang dilakukan seorang manajer merupakan suatu gambaran yang terlalu
disederhanakan. Pekerjaan ini jauh lebih rumit daripada hanya sekadar pemecahan masalah saja.
Aktivitas-aktivitas lain, seperti komunikasi, juga sama pentingnya. Akan tetapi, adalah aman jika
dikatakan bahwa pemecahan masalah merupakan salah satu aktivitas utama yang sering kali
menentukan berhasil atau tidaknya karer manajemen.
Sistem Informasi Manajemen

Dapat didefinisikan sebagai suatu alat untuk menyajikan informasi dengan cara sedemikian rupa
sehingga bermanfaat bagi penerimaannya (Kertahadi dalam Fatta, 2007). SIM memiliki tujuan
yaitu untuk menyajikan informasi guna pengambilan keputusan pada perencanaan,
pemrakarsaan, pengorganisasian, pengendalian kegiatan operasi subsistem suatu perusahaan, dan
menyajikan sinergi organisasi pada proses (Mudrick dan Ross dalam Fatta, 2007)

– Konsep Sistem Informasi Organisasional

1. Perangkat Keras : yaitu perangkat keras komponen untuk melengkapi kegiatan


memasukan data, memproses data, dan keluaran data.
2. Perangkat Lunak : yaitu program dan instruksi yang diberikan ke komputer.
3. Database : yaitu kumpulan data dan informasi yang diorganisasikan sedemikian rupa
sehingga mudah diakses pengguna sistem informasi.
4. Telekomunikasi : yaitu komunikasi yang menghubungkan antara sistem dengan sistem
komputer secara bersama-sama ke dalam suatu jaringan kerja yang efektif.
5. Manusia : yaitu personel dar sistem informasi, meliputi manajer, analis, programer, dan
operator, serta bertanggung jawab terhadap perawatan sistem.

– Peranan SIM dalam pemecahan masalah

Aktivitas yang dilakukan seorang manajer merupakan suatu gambaran yang terlalu
disederhanakan. Pekerjaan ini jauh lebih rumit daripada hanya sekadar pemecahan masalah saja.
Aktivitas-aktivitas lain, seperti komunikasi, juga sama pentingnya. Akan tetapi, adalah aman jika
dikatakan bahwa pemecahan masalah merupakan salah satu aktivitas utama yang sering kali
menentukan berhasil atau tidaknya karer manajemen.
Sistem Penunjang Keputusan

   – Maksud pembuatan keputusan dan teori-teori yang menjelaskannya

Menurut Herbert A. Simon ada suatu rangkaian keputusan dengan keputusan terprogram dan
keputusan tak terprogram. Ada beberapa tahap pengambilan keputusan menurut Simon yaitu:

 Kegiatan Intelijen
Kegiatan intelijen berkaitan dengan sebuah langkah yang bergerak dari suatu tingkat sistem
ke subsistem dan bagian-bagian sistem yang dianalisis secara berurutan dan kegiatan yang
mengamati lingkungan untuk mengetahui kondisi-kondisi yang perlu diperbaiki.
 Kegiatan Merancang
Kegiatan merancang berhubungan dengan sebuah langkah mengidentifikasi dan
mengevaluasi berbagai altenatif dan kegiatan dimana menemukan, mengembangkan, dan
menganalisis berbagai alternatif tindakan yang mungkin.
 Kegiatan Memilih
Kegiatan memilih bertujuan untuk memilih solusi terbaik dan kegiatan yang memilih satu
rangkaian tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia.
 Kegiatan Menelaah
Kegiatan menelaah berkaitan dengan sebuah langkah yang menerapkan solusi untuk
menindak lanjuti dan menilai pilihan – pilihan yang lalu.

– Konsep, pengertian dasar dan tujuan SPK

Konsep Dasar Sistem Penunjang Keputusan (SPK) Merupakan sebuah sistem yang mampu
memberikan kemampuan, baik kemampuan memecahkan masalah maupun mengkomunikasikan
untuk masalah semi terstruktur. SPK merupakan pengembangan lebih lanjut dari Sistem
Informasi Manajemen Terkomputerisasi
Sudirman dan Widjjani (1996), mengemukakan ciri-ciri SPK yang dikemukakan oleh Alters
Keen, sebagai berikut:

 Ditujukan untuk membantu keputusan-keputusan yang kurang terstruktur dan umumnya


dihadapi oleh para top management
 Merupakan gabungan model kualitatif dan kumpulan data
 Memiliki fasilitas interaktif utk komunikasi manusia-komputer
 Bersifat luwes/fleksibel utk menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi
 Pengertian dasar SPK
SPK merupakan sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil
keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik.

– Model SPK

a. Matematik

Suatu model adalah analogi konseptual, secara umum dari dimensi fisik atau sifat dasar
matematik yang digunakan dalam penelitian empirik. Suatu model adalah suatu usaha
menghadirkan beberapa lapisan dari realitas dan penjelasan serta peristiwa yang sederhana. Cara
yang mengoperasionalkan segmen.

b. Simulasi Komputer

Simulasi komputer adalah instrumen yang sangat kuat manfaatnya dalam pengambilan keputusan
yang dibuat dari pemikiran manusia.

– Pemodelan matematis beserta keuntungan dan kerugiannya

Model adalah penyederhanaan dari sesuatu; model menggambarkan fenomena – suatu objek atau
suatu kegiatan.

Model Matematika merupakan jenis yang berperan sangat penting dalam DSS. Model ini dapat
dikelompokkan dalam tiga dimensi – pengaruh waktu, tingkat keyakinan, dan kemampuan
mencapai optimisasi.

Model Statis atau Dinamis

Model Statis tidak menyertakan waktu sebagai variabel, model yang berkaitan dengan suatu
situasi pada satu titik waktu tertentu, seperti suatu foto. Sedangkan Model Dinamis menyertakan
waktu sebagai variabel, dan menggambarkan perilaku entitas dari waktu ke waktu, seperti suatu
film
Model Probabilistik atau Deterministik

Model Probabililistik mencakup peluang terjadinya sesuatu, yang berkisar antara 0,00 (sesuatu
yang sama sekali tidak mungkin) hingga 1,00 (sesuatu yang pasti). Sedangkan model yang
sebaliknya adalah Model Deterministik

Model Optimisasi dan Model Suboptimisasi

Model Optimisasi adalah model yang memilih solusi terbaik dari berbagai alternatif, dimana
masalahnya harus terstruktur sangat baik. Model Suboptimisasi, sering disebut satisficing model,
yang memungkinkan manajer memasukkan serangkaian keputusan dan model akan
memproyeksikan hasilnya, dimana model tersebut menyerahkan tugas kepada manajer untuk
mengidentifikasi keputusan yang akan menghasilkan hasil terbaik.

 Keuntungan dan Kerugian Pembuatan Model

Manajer yang menggunakan model matematika dapat memperoleh keuntungan sebagai berikut:

Proses pembuatan model dapat menjadi pengalaman belajar, dimana pada setiap proyek model
dipelajari sesuatu yang baru mengeenai sistem fisik

Kecepatan proses simulasi dapat mengevaluasi dampak keputusan dalam jangka waktu singkat,
dimana dalam hitungan menit, dapat dibuat simulasi operasi perusahaan untuk bebrapa bulan,
kuartal, atau tahun

Model menyediakan daya prediksi – suatu pandangan ke masa depan – yang tidak dapat
disediakan oleh metode penghasil informasi lain

Model lebih murah daripada metode trial and error; dimana proses pembuatan model memang
mahal dalam hal waktu maupun perangkat lunak dan keras yang diperlukan untuk simulasi,
tetapi biaya tersebut tidak setinggi biaya yang disebabkan keputusan yang buruk.

 Adapun kerugian utama yang mengimbangi pembuatan model adalah:


Kesulitan pembuatan model sistem bisnis, akan mengahasilkan suatu model yang tidak
menangkap semua pengaruh pada entitas. Misalnya, dalam model yang baru dijelaskan,
seseorang dalam perusahaan harus memperkirakan nilai-nilai dari elemen-elemen data skenario.
Ini berarti bahwa pertimbangan yang menyeluruh sangat diperlukan dalam menerapkan
keputusan yang didasarkan pada simulasi

Diperlukan keahlian matematika tingkat tinggi, untuk mengembangkan sendiri model-model


yang lebih kompleks, keahlian itu juga diperlukan untuk menafsirkan output secara tepat.

– SPK berkelompok

a.Konsep (Group Decision Support System), merupakan sistem berbasis computer yang
mendukung kelompok-kelompok orang yang terlibat dalam suatu tugas bersama dan
menyediakan interface bagi suatu lingkungan yang digunakan bersama. Istilah lainnya : GSS
(group support system),

CSCW (computer support cooperative work),

CCWS (Computerized collaborative work support),

EMS (electronic meeting system). Perangkat lunak yang digunakan disebut groupware.

b. GDSS berkontribusi memecahkan masalah.


Komunikasi yang lebih baik memungkinkan keputusan yang lebih baik. GDSS berkontribusi
memecahkan masalah dengan menyediakan suatu pengaturan yang mendukung komunikasi.

– Peranan SPK dalam pemecahan masalah

Istilah sistem pendukung keputusan (Decision Support System-DSS) digunakan untuk


mendeskripsikan sistem yang dirancang membantu manajer memecahkan masalah tertentu. Ide
dasarnya adalah agar manajer dan computer dapat bekerja sama untuk memecahkan masalah.
Pemecahan masalah diperoleh melalui tahapan-tahapan dasar dan menggunakan kerangka
berfikir yang umum sebagaimana berlaku dibanyak perusahaan. Dengan mengikuti pendekatan
sistem untuk menyelesaikan masalah, manajer melihat sistem secara keseluruhan.

Perlakuan penyelesaian masalah dikelompokkan kedalam tiga tahapan,yaitu : langkah persiapan,


langkah pendefinisian dan langkah pemecahan.
BAB III

CONTOH KASUS PENERAPAN CBIS

Contoh kasus pada jasa pengiriman barang pos Indonesia dengan JNE. Pos Indonesia merupakan
perusahaan BUMN yang bergerak di bidang layanan pos. Bentuk usaha Pos Indonesia ini
berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 5 tahun 1995. Dalam
melaksanakan tugasnya pos Indonesia membagi wilayah Indonesia menjadi 11 divisi regional.
Pembagian divisi ini mencakup seluruh wilayah di Indonesia. Dalam segi biaya pengiriman
barang/paket pos Indonesia paling murah diantara jasa pengiriman barang yang mulai menjamur
di negara ini. Untuk service area pun pos Indonesia sudah tidak diragukan dapat menjangkau
sampai pelosok negeri. Customer servicenya pun responsif, namun untuk data tracking dan
nomor resi tidak segera di up date di web milik pos. Untuk sekarang pos Indonesia masih terus
meningkatkan kualitas dan kuantitas untuk dapat bersaing dengan jasa pengiriman barang
lainnya.

Lain pos Indonesia, lain pula JNE. JNE merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
pengiriman logistik yang bermaskas di Jakarta. Nama resminya adalah TIKI Jalur Nugraha
Ekakurir. Didirikan pada tanggal 26 november 1990 oleh Suprapto Suparno, perusahaan ini
dirintis oleh sebuah divisi dari PT Citra van Titipak Kilat (TiKi) yang bergerak dalam jasa
pengiriman barang International. Harga yang ditawarkan oleh JNE cenderung lebih mahal
dibandingkan dengan pos Indonesia. Namun barang yang diantar cepat dan lancar. JNE
menawarkan pengiriman kilat bernama JNE YES (Yakin Esok Sampai) yang menjanjikan uang
kembali jika barang tidak sampai 1x 24 jam. Untuk tracking brang pun konsumen dapat melihat
pada situs resmi JNE. nomer resi yang baru didapat konsumen dengan cepat terpampang dalam
situ ini sehingga memudahkan konsumen untuk mengetahui keberadaan barangnya. JNE juga
menawarkan untuk pengambilan barang yang akan dikirim. Hal ini memudahlan para seller
online untuk mengirimkan barangnya. Keberadaan cabang-cabang kecil JNE pun mulai
menjamur di negara ini sehingga JNE dapat melayani konsumen dengan fleksibel sesuai
kebutuhan.

Dalam sistem informasi pengiriman barang pada JNE dengan menggunakan pendekatan COBIT
yang terdiri dari 4 domain, yakni:

Plan and Organized. JNE memiliki integrasi yang baik antara proses pengiriman dan
implementasi IT dalam perusahaan sehingga proses pengiriman berjalan dengan baik.
Perusahaan telah memiliki pengolaan terhadap prosedur yang ada untuk menjamin integritas dan
konsistensi data

Acquire dan Implement. JNE melakukan pemeliharaan fungsi bisnis dan persyaratan teknis
untuk tujuan bisnis. perusahaan telah memiliki prosedur keamanan aplikasi yang telah di
implementasikan untuk memenuhi tujuan bisnis perusahaan. dan perusahaan juga melindungi
ketersediaan sumber daya infrastruktur hardware dan software perusahaan.

Delivery dan Support. JNE telah menetapkan persetujuan pelayanan TI berdasarkan kebutuhan
pelanggan dan kemampuan TI. prosedur tentang penyimpanan dan pengarsipan data telah
diterapkan dengan baik oleh perusahaan.

Monitor and Evaluate. JNE telah menerapkan langkah-langkah untuk pengawasan dalam
mendefinisikan ruang lingkup, teknik, untuk mengukur solusi TI dan kontribusi Pi pada proses
pengiriman perusahaan. perusahaan juga melakukan evaluasi kelengkapan dan efektivitas
manajemen dan kebijakan pengendalian teknologi informasi oleh manajemen yang terkait.
Selain itu JNE juga menggunakan perangkat lunak (tool block) seperti Aplikasi my orion,
microsoft office license, database oracle license, JNE chat room, software offline ongkir JNE,
hardware yang digunakan untuk mempermudah konsumen mendapatkan data yang berhubungan
dengan JNE. Namun saat ini terdapat masalah yang dihadapi JNE dalam sistem informasinya
seperti belum memiliki infrastruktur yang menghubungkansecara langsung agen dengan data
center sehingga tidak dapat menggunakan aplikasi utama yang digunakan untuk pertukaran data
secara langsung ke data center yang ada dikantor pusat. Jika ingin mengirim data ke kantor
pusat, cabang-cabang kecil harus mengirimkan terlebih dahulu kepada cabang utama yang
berada dalam kota tersebut. Hal ini mengakibatkan proses bisnis berjalan lambat karena
penundaan dalam pertukaran data.

DAFTAR PUSTAKA

Anzizhan, S. (2006). Sistem pengambilan keputusan pendidikan. Jakarta : Grasindo.

Djahir, Y & Pratita, D. (2015). Bahan ajar sistem informasi manajemen. Yogyakarta: Deepublish
Publisher.

Fatta, AL. H. (2007). Analisis & perancangan sistem informasi (untuk keunggulan bersaing
perusahaan & organisasi modern). Yogyakarta : Penerbit ANDI.

Jogiyanto. (2005). Pengenalan komputer dasar ilmu komputer, dan sistem informasi. Yogyakarta
: Penerbit ANDI.

Kardir, A. Konsep dan tuntunan praktis basis data. Yogyakarta : penerbit


ANDI. https://books.google.co.id/books?
id=sj9A54FnFbQC&pg=PA8&dq=Hirarki+Data&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&
q=Hirarki%20Data&f=false

Kusrini. (2007). Strategi perancangan dan pengolahan basis data. Yogyakarta : Penerbit ANDI.

McLeod, R. & Schell, G. P. (2008). Management informasi system (sistem informasi


manajemen). Jakarta : Salemba Empat.
Nugroho, Adi. (2010). Rekayasa perangkat lunak berorientasi objek dengan metode USDP.
Yogyakarta : Penerbit ANDI.

Silianta, F. (2008). Komputer forensik. Jakarta : Elex media komputindo.

Susanto, A. (2004) Konsep sistem informasi dan manajemen. Bandung : Lingga Jaya.

Umar, H. (2005). Evaluasi kinerja perusahaan (teknik evaluasi bisnis dan kinerja perusahaan
secara komprehensif, kuantitatif dan modern). Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai