Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH STRATEGI KORPORASI

MERGER DAN AKUISISI

Disusun Oleh :
Kelompok 4

1. Niken Ayu Setiawan (B.131.16.0432)


2. Rossalika Nouval (B.131.16.0441)
3. Nur Amalia R (B.131.16.0483)
4. Nicola Destri P (B.131.16.0567)
5. Gita Nalendra (B.131.16.0581)
6. Ronny Setyoning Cipto (B.131.16.0606)
7. Nita Marandini T (B.131.16.0667)

UNIVERSITAS SEMARANG
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Tujuan utama didirikannya perusahaan adalah agar dapat survive atau hidup terus. Adakalanya
perusahaan hanya bertahan dua atau tiga tahun kemudian bubar dan ada pula yang sampai
beranak pinak dari generasi ke generasi berikutnya. Hal ini disebabkan berbagai faktor, terutama
disebabkan oleh faktor manajemennya. Untuk mencapai tujuan agar tetap survive, memang tidak
mudah. Hal ini disebabkan banyak hal-hal yang sulit untuk diprediksi apa yang bakal terjadi di
masa depan.
Bagi perusahaan yang mengalami kesulitan dan kemudian akan mengancam kehidupannya
banyak cara yang dapat dilakukan agar tetap hidup dan berkembang terus. Salah satu caranya
adalah bergabung dengan perusahaan lainnya. Hal ini akan lebih baik daripada dibubarkan begitu
saja.
Sebelum melakukan penggabungan pihak perusahaan dapat memilih beberapa bentuk
penggabungan. Masing-masing bentuk mempunyai keunggulan dan kerugian sendiri dan tentu
saja pemilihan ini didasarkan kepada tujuan perbankan tersebut. Adapun penggabungan yang
dapat dipilih atau yang bisa dilakukan yaitu : merger, akuisisi dan konsolidasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian, Dasar Hukum, Syarat-Syarat dan Tata Cara Melakukan Merger?
2. Apa pengertian, Dasar Hukum, Syarat-Syarat dan Tata Cara Melakukan Akuisisi?
3. Apa pengertian, Dasar Hukum, Syarat-Syarat dan Tata Cara Melakukan Konsolidasi?

1.3 Tujuan
1. Mempelajari perkembangan merger, konsolidasi dan akuisisi Indonesia serta peraturan-
peraturannya.
2. Mengetahui proses serta tujuan dilakukannya merger, konsolidasi dan akuisisi.
3. Mengetahui dampak langsung dari pelaksanaan merger, konsolidasi dan akuisisi
BAB II
Pembahasan

2.1 Merger
2.1.1 Pengertian Merger
Dalam Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas menggunakan istilah “penggabungan” untuk
pengertian merger. Dengan demikian, merger adalah penggabungan dari dua perusahaan atau
lebih dengan cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu dari perusahaan dan
membubarkan perusahaan lainnya tanpa melikuidasi terlebih dulu.
Alasan utama perusahaan melakukan merger adalah untuk memperbaiki kinerja perusahaan. Dan
tidak selamanya bank yang merger itu adalah bank yang tidak sehat. Banyak juga bank yang
sehat bahkan bank besar melakukan merger agar menjadi lebih besar lagi atau agar dapat
membentuk sinergi. Dilihat dari segi tujuannya tersebut, terdapat dua macam merger bank,
yaitu :
a. Merger dalam rangka roscue program, yakni merger dengan atau antara perusahaan yang
kurang atau tidak sehat.
b. Merger dalam rangka improving business, yakni merger antara perusahaan yang sehat

2.1.2 Dasar Hukum Merger


Dalam sistem hukum Indonesia, tentang merger di atur oleh peraturan perundang-undangan
tertentu yang merupakan dasar hukumnya. Peraturan perundang-undangan tersebut adalah :
a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.
Undang-undang tersebut mengatur tentang merger, akuisisi, dan konsolidasi mulai dari Pasal 102
sampai dengan Pasal 109 plus Pasal 76 mengenai kuorum dan voting dalam Rapat Umum
Pemegang Saham untuk merger, akuisisi dan konsolidasi. Dalam Undang-Undang tersebut
menggunakan istilah “penggabungan” untuk merger, “pengambil alihan” untuk akuisisi dan
“peleburan” untuk konsolidasi. Misalnya dalam pasal 102 ayat 1 yang berbunyi : “suatu
perseroan atau lebih dapat menggabungkan diri menjadi satu dengan perseroan yang telah ada
atau meleburkan diri dengan perseroan lain dan membentuk perseroan baru.”
b. Undang-Undang Perbankan yang telah di ubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1998.
Dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan terdapat satu pasal yang
mengatur tentang merger, akuisisi dan konsolidasi, yaitu Pasal 28 yang berbunyi :
1. Merger, konsolidasi, dan akuisisi wajib terlebih dahulu mendapat izin pimpinan Bank
Indonesia.
2. Ketentuan mengenai merger, konsolidasi dan akuisisi ditetapkan dengan peraturan
pemerintah.
c. Perundang-undangan di bidang perbankan selain Undang-Undang Perbankan.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 yang hanya memperkenankan bank
melakukan merger tanpa likuidasi, di mana aktiva dan passiva bank yang melakukan merger atau
konsolidasi beralih karena hukum kepada bank hasil merger atau bank hasil konsolidasi.
d. KUH Perdata tentang Perjanjian.
Ada dua macam ketentuan dalam KUH Perdata khususnya buku ke-III yang berlaku terhadap
suatu merger, yaitu sebagai berikut :
1. Ketentuan tentang perikatan pada umumnya
2. Ketentuan tentang perjanjian jual beli
e. Beberapa peraturan khusus sehubungan dengan status khusus dari perusahaan atau bank
yang akan merger.
1. Peraturan di bidang pasar modal.
Ketentuan di bidang pasar modal yang harus diikuti adalah berkenaan dengan hal-hal, seperti
prosedur, keterbukaan informasi, aspek saham dan pasar sekunder, dan aspek perlindungan
pemegang saham publik.
2. Peraturan di bidang penanaman modal asing.
3. Peraturan hukum yang berkenaan dengan BUMN.
f. Peraturan khusus yang berkaitan dengan kegiatan merger
Dalam melakukan merger ada beberapa sektor hukum lain yang terlibat, yaitu : sektor hukum
tentang ketenagakerjaan, sektor hukum pertanahan, KUH Perdata tentang Subrograsi, Novasi,
Cessie serta ketentuan hukum yang berhubungan dengan likuidasi perusahaan.
2.1.3 Syarat-syarat Merger
Hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam rangka merger, yaitu:
1. Merger yang dilakukan atas inisiatif perusahaan yang bersangkutan dan merger yang
dilakukan atas inisiatif badan khusus penyehatan perusahaan.
2. Pelaksanaan merger harus memerhatikan kepentingan perusahaan, kreditur, pemegang
saham minoritas, dan karyawan perusahaan juga kepentingan rakyat banyak dan persaingan yang
sehat dalam melakukan usaha perusahaan (pasal 5).
3. Merger hanya dapat dilakukan dengan persetujuan rapat anggota yang dihadiri oleh
pemegang saham atau anggota koperasi yang mewakili sekurang-kurangnya ¾ dari jumlah
seluruh saham dengan suara yang sah dan di setujui oleh sekurang-kurangnya ¾ bagian dari
jumlah pemegang saham yang hadir (pasal 7 ayat (2)).

2.1.4 Tata Cara Merger


Secara ringkas tata cara merger yaitu melalui tahapan sebagai berikut :
1. Menyusun usulan rencana merger.
2. Menyusun rancangan merger dan konsep akta merger.
3. Pengumuman ringkasan rancangan merger.
4. Rapat anggota masing-masing pihak.
5. Pembuatan akta merger di hadapan notaris.
6. Permohonan izin merger kepada Bank Indonesia dengan tembusan kepada Menteri
Kehakiman.
7. Persetujuan atau penolakan permohonan izin
8. Pengumuman hasil merger.

2.2 Konsolidasi
2.2.1 Pengertian Konsolidasi
Konsolidasi yaitu penggabungan dari dua perusahaan atau lebih dengan cara mendirikan
perusahaan baru dan membubarkan perusahaan tersebut tanpa melikuidasi terlebih dahulu

2.2.2 Dasar Hukum Konsolidasi


Apa yang merupakan dasar hukum bagi merger perusahaan, seperti yang telah di uraikan di
depan, pada prinsipnya berlaku juga bagi tindakan konsolidasi ini secara mutalis mutandis.

2.2.3 Syarat-syarat Konsolidasi


Hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam rangka konsolidasi, yaitu :
1. Konsolidasi yang dilakukan atas inisiatif perusahaan yang bersangkutan dan konsolidasi
yang dilakukan atas inisiatif badan khusus penyehatan perusahaan maka sebelum dilakukan
konsolidasi wajib terlebih dahulu.
2. Pelaksanaan konsolidasi harus memerhatikan kepentingan perusahaan, kreditur, pemegang
saham minoritas, dan karyawan perusahaan juga kepentingan rakyat banyak dan persaingan yang
sehat dalam melakukan usaha perusahaan (Pasal 5).
3. Konsolidasi hanya dapat dilakukan dengan persetujuan rapat anggota yang dihadiri oleh
pemegang saham atau anggota koperasi yang mewakili sekurang-kurangnya ¾ dari jumlah
seluruh saham dengan suara yang sah dan disetujui oleh sekurang-kurangnya ¾ bagian dari
jumlah suara pemegnag saham yang hadir (Pasal 7 ayat (2)).

2.2.4 Tata Cara Konsolidasi


Secara ringkasnya yaitu sebagai berikut :
1. Menyusun usulan rencana konsolidasi.
2. Menyusun rancangan konsolidasi dan konsep akta konsolidasi.
3. Pengumuman ringkasan rancangan konsolidasi.
4. Rapat anggota masing-masing bank.
5. Pembuatan akta konsolidasi di hadapan notaris.
6. Permohonan izin konsolidasi kepada Bank Indonesia dengan tembusan kepada Menteri
Kehakiman.
7. Persetujuan atau penolakan permohonan izin konsolidasi.
8. Pengumuman hasil konsolidasi.

2.3 Akuisisi
2.3.1 Pengertian Akuisisi
Akuisisi merupakan pengambilalihan kepemilikan suatu perusahaan yang berakibat beralihnya
pengendalian terhadap perusahaan. Berbeda dengan merger, pada kasus akuisisi ini tidak ada
perusahaan yang melebur ke perusahaan lainnya. Jadi, setelah terjadi akuisisi, kedua perusahaan
masij tetap exist, hanya kepemilikannya yang telah berubah

2.3.2 Dasar Hukum Akuisisi


1. Undang-Undan Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan
Pelaksanaannya.
Dalam Pasal 103 Undang-Undang Perseroan Terbatas yang mengatur secara khusus mengenai
akuisisi, salah satunya yaitu dalam ayat 1 yang berbunyi : “pengambilalihan perseroan dapat
dilakukan oleh badan hukum atau perseorangan.”
2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang telah di ubah dengan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.
3. Perundang-undangan di bidang perbankan selain Undang-Undang Perbankan.
4. Ketentuan-ketentuan lainnya
Yang di maksud dengan ketentuan-ketentuan lainnya disini yaitu adanya ketentuan dalam
perundang-undangan di bidang pasar modal yang menyatakan bahwa apabila akuisisi tersebut
(dalam hal ini akuisisi saham) dilakukan terhadap perusahaan terbuka, haruslah dilakukan
dengan cara-cara sebagai berikut :
a. Harus dilakukan lewat pasar modal, sungguhpunn biasanya juga dilakukan dengan
semacam “pengikatan” jual beli saham sebelum akuisisi tersebut dilakukan.
b. Pada prinsipnya harus dilakukan lewat mekanisme khusus untuk itu, yaitu apa yang disebut
“tender offer”.

2.3.3 Syarat-syarat Akuisisi


Hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam rangka akuisisi, yaitu :
1. Akuisisi yang dilakukan atas inisiatif perusahaan yang bersangkutan maka sebelum
dilakukan akuisisi wajib terlebih dahulu memperoleh izin.
2. Pelaksanaan akuisisi harus memerhatikan kepentingan perusahaan, kreditur, pemegang
saham minoritas, dan karyawan bank juga kepentingan rakyat banyak dan persaingan yang sehat
dalam melakukan usaha perusahaan (Pasal 5).
3. Akuisisi hanya dapat dilakukan dengan persetujuan rapat anggota yang dihadiri oleh
pemegang saham atau anggota koperasi yang mewakili sekurang-kurangnya ¾ dari jumlah
seluruh saham dengan suara yang sah dan disetujui oleh sekurang-kurangnya ¾ bagian dari
jumlah suara pemegang saham yang hadir (Pasal 7 ayat (2)).

2.3.4 Tata Cara Akuisisi


Secara ringkas tata cara akuisisi yaitu :
1. Penyampaian maksud akuisisi kepada perusahaan yang akan di akuisisi.
2. Menyusun usulan rencana akuisisi.
3. Menyusun rancangan akuisisi dan konsep akta akuisisi.
4. Pengumuman ringkasan rancangan akuisisi.
5. Rapat anggota masing-masing perusahaan.
6. Pembuatan akta akuisisi di hadapan notaris.
7. Permohonan izin akuisisi dengan tembusan kepada Menteri Kehakiman.
8. Persetujuan atau penolakan permohonan izin akuisisi.
9. Pengumuman hasil akuisisi
BAB III

Penutup

3.1 Simpulan
1. Merger adalah penggabungan dari dua perusahaan atau lebih dengan cara tetap
mempertahankan berdirinya salah satu dari perusahaan dan membubarkan perusahaan lainnya
tanpa melikuidasi terlebih dulu.
2. Akuisisi merupakan pengambilalihan kepemilikan suatu perusahaan yang berakibat
beralihnya pengendalian terhadap perusahaan. Berbeda dengan merger, pada kasus akuisisi ini
tidak ada perusahaan yang melebur ke perusahaan lainnya. Jadi, setelah terjadi akuisisi.
3. Konsolidasi yaitu penggabungan dari dua perusahaan atau lebih dengan cara mendirikan
perusahaan baru dan membubarkan bank-bank tersebut tanpa melikuidasi terlebih dahulu.
4. Dalam melakukan merger, akuisisi dan konsolidasi harus memperhatikan berbagai syarat-
syarat serta tata cara yang telah di tentukan.

3.2 Saran
1. Sebelum melakukan merger dan akuisisi, kedua perusahaan harus memperhatikan budaya
yang ada di perusahaan masing-masing. Karena dengan budaya yang berbeda akan menimbulkan
permasalahan baru bagi perusahaan
2. Selain itu merger dan akuisisi hendaknya dilakukan pada perusahaan yang memiliki bidang
yang sama, karena dengan bidang usaha yang sama tersebut kegiatan merger dan akuisisi
kemungkinan dapat berjalan seperti yang diharapkan kedua perusahaan
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Raja.2005.Merging of Bank in Indonesia Case Study Merging of PT Bank Mandiri


(Persero).Institut Teknologi Bandung
Sutedi, Adrian.2007.Hukum Perbankan: Suatu Tinjauan Pencucian Uang, Merger, Likuidasi, dan
Kepailitan.Sinar Grafika: Jakarta
Simanjuntak, Cornelius.2004.Hukum Merger Perseroan Terbatas;Teori dan Praktik.Citra
Aditya;Bandung
http://dipi_solo.tripod.com/artikel-Djoko Purwanto/merger.htm
http://winda-materikuliah.blogspot.com/2010/03/merger.html
http://tri-uhuy.blogspot.co.id/

Anda mungkin juga menyukai