Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Peleburan Perusahaan

Disusun oleh :

Nama : Shaffana Reska Oktavila


Kelas :A
NIM : 2019110070
Mata Kuliah : Hukum Perusahaan
Dosen Pengampu : Febrina Heryanti, S.H., M.H.
Fakultas : Hukum

Universitas Madura
2021/2022
PEMBAHASAN
A. Pengertian Peleburan
Peleburan atau konsolidasi adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua
perseroan atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara membentuk satu perseroan
baru dan masing-masing perseroan yang meleburkan diri menjadi bubar.
Konsolidasi atau yang dikenal juga dengan peleburan perusahaan-perusahaan,
dalam pasal 1 angka (10) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas (UUPT), dijelaskan tentang definisi Peleburan yaitu:
“Peleburan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua Perseroan atau lebih
untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan satu Perseroan baru yang karena
hukum memperoleh aktiva dan pasiva dari Perseroan yang meleburkan diri dan status
badan hukum Perseroan yang meleburkan diri berakhir karena hukum.”
Dalam konsolidasi, perusahaan yang melakukan peleburan adalah para pendiri
dari perusahaan yang baru. Misalnya: Perusahaan A dan B melakukan konsolidasi
yang memiliki akibat lahirnya perusahaan AB. Perusahaan A dan perusahaan B akan
membubarkan diri masing-masing.
Ciri-ciri perusahaan yang melakukan konsolidasi yaitu jika terdapat
perusahaan yang meleburkan diri tersebut bubar tanpa proses likuidasi. Kemudian
perusahaan baru yang terbentuk dari hasil peleburan harus memperoleh status badan
hukum yang baru.

B. Pengertian Peleburan Menurut Para Ahli


 Menurut KBBI “Kamus Besar Bahasa Indonesia”
Konsolidasi ialah meleburnya dua perusahaan atau lebih menjadi satu perusahaan
dengan visi yang sama.
 Menurut Roman Nurbawa
Konsolidasi ialah dua buah perusahaan yang bubar demi hukum dan sebagai
gantinya didirikan suatu perusahaan baru yang secara finansial mengambil alih
aset yang dimiliki dua perusahaan yang bubar tersebut.
 Menurut Peraturan Pemerintah No.28 Tahun 1999
Konsolidasi ialah penggabungan dari dua buah bank atau lebih dengan cara
mendirikan bank baru dan membubarkan bank lama tanpa melikuidasinya terlebih
dahulu.

1
C. Tujuan Peleburan
Tujuan dilakukannya konsolidasi, yaitu untuk menyelamatkan kelangsungan
produksi, memperbesar modal, dan mengembangkan jalur distribusi.
Perseroan yang meleburkan diri berakhir karena hukum, dan menurut Pasal
122 ayat (2) UUPT bahwa berakhirnya Perseroan tersebut terjadi tanpa dilakukan
likuidasi terlebih dahulu. Waktu pengakhiran Perseroan yang meleburkan diri
terhitung bubar sejak tanggal akta pendirian Perseroan hasil peleburan disahkan oleh
menteri.
Pasal 122 ayat (3) UUPT menyebutkan pada pokoknya bahwa dalam hal
berakhirnya Perseroan yang terjadi tanpa dilakukan likuidasi terlebih dahulu, maka
berakibat pada:
a. Aktiva dan pasiva Perseroan yang meleburkan diri beralih karena hukum kepada
Perseroan yang menerima Perseroan hasil peleburan;
b. Pemegang saham Perseroan yang meleburkan diri karena hukum menjadi
pemegang saham Perseroan yang menerima Perseroan hasil peleburan; dan
c. Perseroan yang meleburkan diri berakhir karena hukum terhitung sejak tanggal
peleburan mulai berlaku.

D. Tahap-tahap Peleburan
1. Rancangan Peleburan
Direksi Perseroan yang akan meleburkan diri harus menyusun rancangan
peleburan. Hal tersebut sesuai dengan Pasal 123 ayat (1) UUPT. Berdasarkan
Pasal 124 UUPT, ketentuan yang terdapat dalam Pasal 123 UUPT tentang
rancangan penggabungan, berlaku juga bagi Perseroan yang akan meleburkan diri.
2. Persetujuan RUPS
Rancangan peleburan tersebut setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris
dari setiap Perseroan diajukan kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
masing-masing untuk mendapat persetujuan. Keputusan RUPS mengenai
peleburan sah apabila diambil sesuai dengan ketentuan 87 ayat (1) dan Pasal 89
UUPT yaitu berdasarkan musyawarah untuk mufakat dan disetujui paling sedikit
¾ (tiga perempat) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan, kecuali anggaran
dasar menentukan kuorum kehadiran dan/atau ketentuan RUPS yang lebih besar.

2
Bagi Perseroan tertentu yang akan melakukan peleburan selain berlaku ketentuan
dalam UUPT, perlu mendapat persetujuan terlebih dahulu dari instansi terkait
sesuai dengan Peraturan perundang-undangan.
Setiap perbuatan hukum peleburan wajib memperhatikan kepentingan:
a. Perseroan, pemegang saham minoritas, karyawan Perseroan;
b. Kreditor dan mitra usaha lainnya dari Perseroan; dan
c. Masyarakat dan persaingan sehat dalam melakukan usaha
Menurut Pasal 126 ayat (2) UUPT beserta penjelasannya, pemegang saham yang
tidak setuju terhadap keputusan RUPS mengenai peleburan hanya boleh
menggunakan haknya sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 62 UUPT.
Pemegang saham yang tidak menyetujui peleburan berhak meminta kepada
Perseroan agar sahamnya dibeli sesuai harga wajar saham dari Perseroan
sebagaimana yang dimaksud dalam penjelasan Pasal 123 ayat (2) huruf c dan
Pasal 125 ayat (6) huruf d UUPT. Adapun pelaksanaan hak sebagaimana
dimaksud diatas tidak menghentikan proses pelaksanaan peleburan.
3. Pengumuman Ringkasan Rancangan
Selanjutnya Pasal 127 ayat (2) UUPT mengatur bahwa, Direksi wajib
mengumumkan ringkasan rancangan paling sedikit dalam 1 (satu) Surat Kabar dan
mengumumkan secara tertulis kepada karyawan dari Perseroan yang akan
melakukan peleburan dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari
sebelum pemanggilan RUPS. Pengumuman sebagaimana dimaksud tersebut
memuat juga pemberitahuan bahwa pihak yang berkepentingan dapat memperoleh
rancangan peleburan tersebut di kantor Perseroan terhitung sejak tanggal
pengumuman sampai tanggal RUPS diselenggarakan.
Pasal 33 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1998 tentang
Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas (“PP
27/1998”) mengatur juga bahwa, Dewan Direksi yang akan melakukan peleburan
wajib untuk menyampaikan rancangan peleburan kepada seluruh kreditor dengan
surat tercatat paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pemanggilan RUPS.
4. Pengajuan Keberatan Kreditor
Kreditor dapat mengajukan keberatan kepada Perseroan dalam jangka waktu
paling lambat 14 (empat belas) hari setelah pengumuman mengenai peleburan
sesuai dengan rancangan tersebut (Pasal 127 ayat (4) UUPT). Apabila dalam
jangka waktu tersebut kreditor tidak mengajukan keberatan, kreditor dianggap

3
menyetujui peleburan tersebut. Jika, keberatan kreditor sampai dengan tanggal
diselenggarakan RUPS tidak dapat diselesaikan oleh Direksi, keberatan tersebut
harus disampaikan dalam RUPS guna mendapat penyelesaian. Selama masa
penyelesaian belum tercapai, peleburan tidak dapat dilaksanakan.
5. Pembuatan Akta Peleburan dihadapan Notaris
Menurut Pasal 128 ayat (1) menyatakan, Rancangan Peleburan yang telah
disetujui RUPS dituangkan ke dalam akta peleburan yang dibuat dihadapan
notaris dalam Bahasa Indonesia. Akta peleburan tersebut menjadi dasar
pembuatan akta pendirian Perseroan hasil peleburan.
6. Permohonan Kepada Menteri
Salinan akta peleburan dilampirkan pada pengajuan permohonan untuk
mendapatkan keputusan menteri mengenai pengesahan badan hukum Perseroan
hasil peleburan.
7. Pengumuman Hasil Peleburan
Menurut Pasal 133 ayat (1) UUPT, direksi Perseroan yang menerima Perseroan
hasil peleburan wajib mengumumkan hasil peleburan dalam 1 (satu) Surat Kabar
atau lebih dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak
tanggal berlakunya peleburan.

E. Alasan Perusahaan Melakukan Konsolidasi


1. Memperbesar Skala
Perusahaan yang bersatu dan bergabung menjadi lebih besar posisinya
dibandingkan sebelumnya. Skala yang lebih besar memperkuat posisi perusahaan
di pasar. Hal ini akan menguntungkan kedua belah pihak.
2. Efisiensi
Karena dengan melakukan peleburan  menjadi satu, sistem produksi dan bisnis
menjadi lebih simpel namun memiliki kemampuan yang jauh lebih besar. Jadi,
proses kinerja berpusat pada satu sumber dan sistem.
3. Mengurangi Persaingan
Bergabung bersama akan memperbesar skala bisnis perusahaan. Secara otomatis
skala yang lebih besar akan mengurangi risiko persaingan di pasar dan akan
meningkatkan profit.

4
4. Jaminan Pasokan, Penjualan, dan Distribusi
Sebelum perusahaan-perusahaan bergabung, mereka telah terlebih dahulu
memiliki pemasok dan saluran penjualan distribusi untuk penjualan. Oleh
karenanya perusahaan yang melebur jadi satu tidak perlu khawatir dengan
pasokan dan saluran distribusi penjualan karena sudah memiliki saluran
dan vendor tetap yang ada. Sehingga setelah perusahaan bergabung tentu akan
jauh terjamin kinerja perusahaannya.
5. Diferensiasi Produk atau Jasa
Masing-masing perusahaan sebelum bergabung telah memiliki ciri khas dan
segmentasi pasar. Hal ini memudahkan perusahaan yang memutuskan konsolidasi
lebih mudah melakukan diferensiasi produk dan jasa. Diferensiasi ini justru akan
memperkokoh persatuan antar perusahaan karena lebih unggul dalam menarik
konsumen dari berbagai macam jenis.
6. Memperbaiki Kesehatan Perusahaan
Perusahaan dapat melebur bersama perusahaan lain jika kondisi kesehatan internal
perusahaan cukup buruk meskipun telah melakukan perbaikan berkali-kali. Modal
yang terlalu kecil juga sangat mempengaruhi kondisi kesehatan perusahaan.
Penggabungan perusahaan dengan perusahaan yang jauh lebih sehat dan memiliki
modal besar diharapkan dapat memperbaiki kesehatan perusahaan sehingga
tercipta manajemen baru yang lebih berkualitas untuk menjaga keberlangsungan
perusahaan.

F. Syarat-syarat Konsolidasi
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi perusahaan ketika ingin melakukan
konsolidasi atau peleburan, yaitu sebagai berikut :
1. Dilakukan atas inisiatif perusahaan yang bersangkutan dan badan khusus
penyehatan perusahaan.
2. Harus memperhatikan kepentingan kreditur, pemegang saham, karyawan, dan
kepentingan persaingan yang sehat.
3. Melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dengan dihadiri oleh
pemegang saham yang mewakili sekurang-kurangnya ¾ dari jumlah seluruh
saham dengan suara yang sah dan disetujui oleh sekurang-kurangnya ¾ dari
jumlah suara pemegang saham yang hadir. Syarat ini tertuang pada Pasal 89 Ayat
1 UU Perseroan Terbatas.

5
G. Cara-cara Perusahaan Melakukan Konsolidasi
Adapun tata cara melakukan konsolidasi ialah sebagai berikut:
 Direksi perusahaan yang akan meleburkan diri harus menyusun usulan rencana
konsolidasi, usulan rencana ini harus disetujui oleh komisaris dari masing-masing
perusahaan.
 Usulan rencana konsolidasi akan dijadikan bahan untuk menyusun rancangan
konsolidasi, rancangan ini disusun bersama oleh direksi perusahaan yang akan
melakukan peleburan.
 Ringkasan dari rancangan konsolidasi harus diumumkan direksi dalam dua surat
kabar harian dan diumumkan kepada para karyawan secara tertulis paling lambat
dua minggu sebelum pemanggilan RUPS.
 Rancangan konsolidasi dan konsep akta konsolidasi harus disetujui oleh RUPS
masing-masing perusahaan. Konsep akta konsolidasi yang telah disetujui akan
dituangkan dalam akta konsolidasi yang dibuat dihadapan notaris dalam bahasa
Indonesia. Jika sudah disahkan oleh notaris, akta konsolidasi bisa digunakan
sebagai dasar pembuatan akta pendirian PT baru.
 Direksi perusahaan harus mengajukan permohonan pengesahan akta pendirian PT
baru kepada Menkumham paling lambat dua minggu sejak tanggal keputusan
RUPS.
 Menkumham memberikan tanda pengesahan paling lama 60 hari setelah
permohonan diterima, perusahaan yang meleburkan diri akan dianggap bubar
terhitung sejak tanggal akta pendirian PT baru hasil peleburan disahkan oleh
Menkumham.
 Jika telah disahkan Menkumham, akta pendirian PT baru hasil peleburan harus
dimasukkan dalam daftar perusahaan dan diumumkan dalam tambahan berita
Negara RI.

H. Efek Konsolidasi
Adapun efek dari konsolidasi yaitu sebagai berikut :
1. Kualitas, untuk meningkatkan pendapatan, media akan menekan angka
pengeluaran dengan cara mengurangi kualitas proses penulisan dan penyuntingan
2. Kesamaan, demi menekan pengeluaran, satu konten berita akan lebih mudah jika
digunakan misalnya, untuk 7 jenis media yang berbeda yang berada di bawah satu
kepemilikan
6
I. Contoh Skema Peleburan (Konsolidasi)

J. Contoh-contoh Perusahaan yang Melakukan Konsolidasi


Contoh perusahaan yang melakukan konsolidasi di Indonesia adalah
penggabungan dari perusahaan sejenis antara Trans TV dengan Trans 7 dimana
keduanya telah telah menjadi televisi swasta nasional dibawah naungan Trans.corp.
Sebelumnya PT Trans Corporation yang bernama PT Para Inti Investindo
merupakan usaha milik para group pada bidang media, gaya hidup, dan hiburan.
Awalnya, Trans Corp hanya didirikan sebagai penghubung antara stasiun
televisi Trans Tv dengan stasiun televisi yang baru saja diambil alih 49% kepemilikan
sahamnya oleh Para Group dari Kelompok Kompas Gramedia (KKG), Trans 7 (yang
dulunya Tv 7). Trans Corp sendiri dimiliki oleh para group yang dimiliki oleh
konglomerat Indonesia Chairul Tanjung.
Selain perusahaan yang bergerak dalam bidang media, terdapat juga
perusahaan reasuransi yang melakukan konsolidasi kapasitas atau joint-capacity (JC)
dalam menjalankan transaksi reasuransi di Indonesia.

Keempat perusahaan yang melakukan konsolidasi tersebut adalah PT


Reasuransi Internasional Indonesia (Reindo), PT Reasuransi Nasional Indonesia (Nas

7
Re), PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugu Re), dan PT Maskapai Reasuransi
Indonesia (Marein).
Alasan keempat perusahaan tersebut melakukan konsolidasi adalah besarnya
nilai IPR setelah keempat perusahaan tersebut melakukan konsolidasi. Setelah
konsolidasi kapasitas IPR mampu menampung 60% treaty.
Selain itu ada tiga hal yang melatarbelakangi konsolidasi tersebut. 
Pertama, praktik impor jasa reasuransi yang berlebihan. Kedua,  kapasitas reasuransi
di Indonesia belum dioptimalkan. Terakhir, dibutuhkannya kerja sama yang lebih erat
dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dalam jangka panjang.
Bank Mandiri, hasil konsolidasi dari Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang
Negara (BDN), Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), Bank Pembangunan
Indonesia (Bapindo).
Keempat Bank tersebut mengalami kesulitan dalam mengentaskan
permasalahan rumah tangga perusahaanya saat krisis ekonomi melanda Indonesia.
Untuk menghentikan usahanya yang selama ini mereka bangun pun merupakan hal
yang sayang untuk dilakukan.. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk dapat
melakukan protect terhadap kemungkinan yang terjadi akibat krisis adalah bersatu
padu dengan bank yang lain dengan melakukan kerjama dalam bentuk konsolidasi.
Kerjasama dalam bentuk konsolidasi ini bisa terjadi ketika sekelompok perusahaan
yang mempunyai motif yang sama dalam meraih kehidupan baru bersama di masa
akan datang.
Konsolidasi keempat perusahaan ini terbukti berhasil dengan membuahkan
Bank Mandiri yang menjadi salah satu Bank besar di Indonesia yaitu Bank Mandiri.
SmartFren, hasil konsolidasi dari PT. Mobile-8 Telecom Tbk (Mobile-8), PT.
Smart Telecom (Smart).

K. Penyelesaian Sengketa dalam Konsolidasi


Langkah-langkah penyelesaian sengketa sebagai berikut:
 Penyelesaian diajukan dulu pada mediasi

8
 Bila mediasi gagal, bisa dicoba mencari penyelesaian melalui minirial.
 Apabila upaya ini gagal, disepakati untuk mencari penyelesaian melalui
konsolidasi,

 Bila konsiliasi tidak berhasil, baru diajukan ke arbitrase.

9
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peleburan atau konsolidasi adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua
perseroan atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara membentuk satu perseroan
baru dan masing-masing perseroan yang meleburkan diri menjadi bubar.
Tujuan dilakukannya konsolidasi, yaitu untuk menyelamatkan kelangsungan
produksi, memperbesar modal, dan mengembangkan jalur distribusi.
Dari beberapa contoh di atas dapat disimpulkan alasan perusahaan-perusahaan
tersebut melakukan peleburan adalah supaya perusahaan menjadi lebih baik, menjadi
lebih efisien dapat memperbaiki kesehatan perusahaan.

B. Kritik dan Saran


Berdasarkan apa yang telah penulis jelaskan mengenai makalah ini pasti ada
kekurangan maupun kelebihannya. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan dapat menambah wawasan pembaca. Adapun kritik maupun saran
dapat disampaikan ke penulis agar dapat memperbaiki makalah ini baik dari segi
penulisan, materi, maupun tata bahasa yang disampaikan. Penulis mengharapkan
pembaca dapat mengambil manfaat dari makalah yang telah dibuat.

10
DAFTAR PUSTAKA
Tambunan, Jonni.2021.Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan Perusahaan.
https://dunianotaris.com/penggabungan-peleburan-pengambilalihan-perusahaan.php Diakses
pada 24 November 2021

Widyana, Sofie.2016.Peleburan Perseroan Terbatas.


https://www.hukumperseroanterbatas.com/peleburan-perseroan/peleburan-perseroan-terbatas/
Diakses pada 24 November 2021.

Sidharta.2020.Seputar Pengertian Merger, Konsolidasi dan Akuisisi. https://business-


law.binus.ac.id/2020/05/18/seputar-pengertian-merger-konsolidasi-dan-akuisisi/ Diakses
pada 27 November 2021.

Hutagalung, Chyntia.2021.Tujuan Akuisisi, Merger dan Konsolidasi hingga Perbedaan dan


Persamaannya. https://www.pphbi.com/tujuan-akuisisi-merger-dan-konsolidasi-hingga-
perbedaan-dan-persamaannya/ Diakses pada 03 Desember 2021.

Mansur, Kambali.2019.Perusahaan yang Melakukan Konsolidasi di Indonesia.


https://readaksi.com/ekonomi/perusahaan-yang-melakukan-konsolidasi-di-indonesia/ Diakses
pada 04 Desember 2021.

LinovHR, Admin.2020.Konsolidasi Perusahaan dalam Dunia Bisnis.


https://www.linovhr.com/konsolidasi-perusahaan/ Diakses pada 04 Desember 2021.

Pendidikan, Dosen. 2021.Konsolidasi Adalah.


https://www.dosenpendidikan.co.id/konsolidasi-adalah/ Diakses pada 04 Desember 2021.

11

Anda mungkin juga menyukai