PENGUATAN PERSEROAN
OLEH
Abdul Rasyid : 1810111001
Muhammad Firdaus : 1810111009
Zaky Arjunda : 1810111051
M.Fachrur Rozy : 1810111081
Fikri Khaikal Nasution : 1810111129
Alvi Putra Ramadika : 1810112015
ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ANDALAS
2020/2021
BAB I
Pendahuluan
harapan yang diharapkan semua pihak baik di dalam maupun di luar perusahaan.
Salah satu cara untuk menentukan keadaan masa depan perusahaan adalah melalui
adakalahnya yang mengalami kesulitan dan pada akhirnya merugi dan bankrut,
untuk tetap bisa terus berkembang persere atau perusahan perlu melakukan
Pembahasan
2. 1 Akuisisi
pada kasus akuisisi ini tidak ada perusahaan yang melebur ke perusahaan lainnya.
Jadi, setelah terjadi akuisisi, kedua perusahaan masij tetap exist, hanya
yang dapat diambil alih adalah saham yang telah ditempatkan dan disetor
(geplaats en gestort aandeel, subscribed and paid-up share). Akan tetapi, dapat
juga terhadap saham yang belum dikeluarkan atau yang akan dikeluarkan
1
M. Yahya Harahap : Hukum Perseroan terbatas, hal. 510
2
Dalam Pasal 103 Undang-Undang Perseroan Terbatas yang mengatur secara khusus mengenai
akuisisi, salah satunya yaitu dalam ayat 1 yang berbunyi : “pengambilalihan perseroan dapat
4. Ketentuan-ketentuan lainnya
bahwa apabila akuisisi tersebut (dalam hal ini akuisisi saham) dilakukan terhadap
dilakukan.
b. Pada prinsipnya harus dilakukan lewat mekanisme khusus untuk itu, yaitu apa
()
3
Pasal 125 ayat [1] UUPT
1. Akuisisi yang dilakukan atas inisiatif perusahaan yang bersangkutan maka
pemegang saham minoritas, dan karyawan bank juga kepentingan rakyat banyak
3. Akuisisi hanya dapat dilakukan dengan persetujuan rapat anggota yang dihadiri
¾ dari jumlah seluruh saham dengan suara yang sah dan disetujui oleh sekurang-
kurangnya ¾ bagian dari jumlah suara pemegang saham yang hadir (Pasal 7 ayat
(2)).
1) Sinergi
perusahaan sejenis atau bergerak dalambidang yang hampir sama. Sebagai contoh
lebih baik dapat terjadi karena pemilihanbentuk dan media promosi yang lebih
2.2 MERGER
penggabungan dari dua perusahaan atau lebih dengan cara tetap mempertahankan
berdirinya salah satu dari perusahaan dan membubarkan perusahaan lainnya tanpa
perusahaan. Dan tidak selamanya bank yang merger itu adalah bank yang tidak
sehat. Banyak juga bank yang sehat bahkan bank besar melakukan merger agar
menjadi lebih besar lagi atau agar dapat membentuk sinergi. Dilihat dari segi
a. Merger dalam rangka roscue program, yakni merger dengan atau antara
b. Merger dalam rangka improving business, yakni merger antara perusahaan yang
sehat
Dalam sistem hukum Indonesia, tentang merger di atur oleh peraturan perundang-
dari Pasal 102 sampai dengan Pasal 109 plus Pasal 76 mengenai kuorum dan
voting dalam Rapat Umum Pemegang Saham untuk merger, akuisisi dan
“suatu perseroan atau lebih dapat menggabungkan diri menjadi satu dengan
perseroan yang telah ada atau meleburkan diri dengan perseroan lain dan
10 Tahun 1998.
pasal yang mengatur tentang merger, akuisisi dan konsolidasi, yaitu Pasal 28 yang
berbunyi :
passiva bank yang melakukan merger atau konsolidasi beralih karena hukum
Ada dua macam ketentuan dalam KUH Perdata khususnya buku ke-III yang
Ketentuan di bidang pasar modal yang harus diikuti adalah berkenaan dengan hal-
hal, seperti prosedur, keterbukaan informasi, aspek saham dan pasar sekunder, dan
Dalam melakukan merger ada beberapa sektor hukum lain yang terlibat, yaitu :
1. Merger yang dilakukan atas inisiatif perusahaan yang bersangkutan dan
banyak dan persaingan yang sehat dalam melakukan usaha perusahaan (pasal 5).
3. Merger hanya dapat dilakukan dengan persetujuan rapat anggota yang
dihadiri oleh pemegang saham atau anggota koperasi yang mewakili sekurang-
kurangnya ¾ dari jumlah seluruh saham dengan suara yang sah dan di setujui oleh
ayat (2)).
Secara ringkas tata cara merger yaitu melalui tahapan sebagai berikut :
Menteri Kehakiman.
1).Merger Horizontal
bergerak pada bidang bisnis yang sama (samelineof business). Konsentrasi bisnis
2).Merger Vertikal
di dalam bidang atau jenis usaha yang sejenis tetapiberbeda dalam tingkat operasi
penjualan mobil. Contoh yang lain yaitu merger antaraDu Pond dengan
perusahaan minyak bumi Conoco, karena Du Pond memerlukan minyak bumi
.3)Merger Konglomerat
2.3. Konsolidasi
Konsolidasi yaitu penggabungan dari dua perusahaan atau lebih dengan cara
4
CorneliusSimanjuntak (2004:29)
3)Dicapainya keunggulan market power dalam persaingan
Apa yang merupakan dasar hukum bagi merger perusahaan, seperti yang telah di
uraikan di depan, pada prinsipnya berlaku juga bagi tindakan konsolidasi ini
1. Konsolidasi yang dilakukan atas inisiatif perusahaan yang bersangkutan dan
rakyat banyak dan persaingan yang sehat dalam melakukan usaha perusahaan
(Pasal 5).
3. Konsolidasi hanya dapat dilakukan dengan persetujuan rapat anggota yang
dihadiri oleh pemegang saham atau anggota koperasi yang mewakili sekurang-
kurangnya ¾ dari jumlah seluruh saham dengan suara yang sah dan disetujui oleh
yang dapat dilakukan oleh Perseroan untuk melakukan efisiensi usaha dan
menekan ongkos operasi disamping untuk mengejar laba yang lebih maksimal.
intinya (core business) dan juga dapat mengurangi risiko usaha pada Perseroan
akibat meluasnya kegiatan usaha yang dilakukan oleh Perseroan yang
bersangkutan.5
pasiva Perseroan beralih karena hukum kepada 2 (dua) Perseroan atau lebih atau
sebagian aktiva dan pasiva Perseroan beralih karena hukum kepada 1 (satu)
Pemisahan murni dan Pemisahan tidak murni. Pemisahan murni adalah Pemisahan
yang mengakibatkan seluruh aktiva dan pasiva Perseroan beralih karena hukum
kepada 2 (dua) Perseroan lain atau lebih yang menerima peralihan dan Perseroan
sebagian aktiva dan pasiva Perseroan beralih karena hukum kepada 1 (satu)
Perseroan lain atau lebih yang menerima peralihan dan Perseroan yang melakukan
Pemisahan tetap ada.persamaan dari kedua Pemisahan ini adalah adanya peralihan
karena hukum atas aktiva dan pasiva dari Perseroan yang melakukan pemisahan.
5
Ilham Ramdani, Hukum Perusahaan
Suatu Perseroan apabila akan melakukan Pemisahan harus memperhatikan
usaha lainnya, serta masyarakat dan persaingan sehat dalam melakukan usaha.
Pemisahan tidak dapat dilakukan apabila akan merugikan kepentingan pihak pihak
jika dalam rapat paling sedikit ¾ (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh
saham dengan hak suara hadir atau diwakili dalam RUPS, dan keputusan RUPS
adalah sah jika disetujui oleh paling sedikit ¾ (tiga per empat) bagian dari jumlah
ke dalam Akta Pemisahan yang dibuat di hadapan notaris dalam bahasa Indonesia.
merujuk kepada ketentuan dalam Pasal 89 UUPT. Hal yang harus diperhatikan
sebagaimana diatur dalam Pasal 89 UUPT. RUPS ini harus dihadiri sekurang-
kurangnya ¾ dari seluruh saham dengan hak suara yang sah, dan ¾ dari seluruh
saham dengan hak suara hadir harus menyetujui keputusan Pemisahan Perseroan.
127 ayat (1) UUPT harus terlebih dahulu diterapkan ketentuan Pasal 87 ayat (1)
UUPT sebelum dilakukan voting.16 Oleh karena itu, harus terlebih dahulu
Perseroan dapat dilakukan setelah tidak ada halangan yang sah untuk melakukan
keberatan. Tindakan ini pada dasarnya mencakup pendirian Perseroan Baru dan
ketiga.
(satu persepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara;
b pihak lain yang berdasarkan peraturan perundang-undangan, anggaran
tersebut.
(5 Permohonan untuk mendapatkan data atau keterangan tentang Perseroan
tersebut harus didasarkan atas alasan yang wajar dan itikad baik.
(6 Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3) huruf a, dan ayat
Pasal 139
(1 Ketua pengadilan negeri dapat menolak atau mengabulkan permohonan
) konsultan, dan akuntan publik yang telah ditunjuk oleh Perseroan tidak
) dokumen dan kekayaan Perseroan yang dianggap perlu oleh ahli tersebut
untuk diketahui.
(6 Setiap anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan semua karyawan
pelaksanaan pemeriksaan.
(7 Ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib merahasiakan hasil
Pasal 140
(1 Laporan hasil pemeriksaan disampaikan oleh ahli sebagaimana dimaksud
) dalam Pasal 139 kepada ketua pengadilan negeri dalam jangka waktu
paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal laporan hasil
pemeriksaan diterima.
Pasal 141
(1 Dalam hal permohonan untuk melakukan pemeriksaan dikabulkan, ketua
) Perseroan.
(3 Ketua pengadilan negeri atas permohonan Perseroan dapat membebankan
2.6.Pembubaran Perseroan
Dewan Komisaris atau 1 (satu) pemegang saham atau lebih yang mewakili paling
sedikit 1/10 (satu persepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara.
diwakili dalam RUPS dan disetujui paling sedikit ¾ (tiga perempat) bagian dari
Menurut Pasal 142 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
telah berakhir;
telah mempunyai kekuatan hukum tetap, harta pailit perseroan tidak cukup
e. karena harta pailit perseroan yang telah dinyatakan pailit berada dalam
undangan.
Pembubaran perseroan berdasarkan keputusan RUPS diajukan oleh Direksi,
Dewan Komisaris atau 1 (satu) pemegang saham atau lebih yang mewakili paling
sedikit 1/10 (satu persepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara.
(tiga perempat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau
diwakili dalam RUPS dan disetujui paling sedikit ¾ (tiga perempat) bagian dari
waktu berdirinya yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir atau
perseroan wajib diikuti dengan likuidasi yang dilakukan oleh likuidator atau
kurator; dan perseroan tersebut tidak dapat melakukan perbuatan hukum, kecuali
Dan jika ternyata anggota Direksi, Dewan Komisaris dan Perseroan melanggar hal
tersebut, maka dapat dikenakan tanggung jawab hukum secara tanggung renteng.
peraturan perundang-undangan;
perseroan dalam Surat Kabar dan Berita Negara Republik Indonesia dalam jangka
waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal pembubaran
Pasal 147 UU PT, maka pembubaran perseroan tidak berlaku bagi pihak ketiga
perseroan, maka setiap surat keluar perseroan dicantumkan kata “dalam likuidasi”
2.7 Likuidasi
para kreditor dan pembagaian harta yang tersisa kepada para pemegang saham
(Persero)”. Tujuan utama dari likuidasi itu sendiri adalah untuk melakukan
Dalam hal terjadinya pembubaran Perseroan sesuai yang tercantum dalam pasal
(“UUPT”), maka Pasal 142 ayat (2) huruf a UUPT menentukan bahwa setelah
pembubaran perseroan karena alasan-alasan yang dimaksud dalam pasal 142 ayat
(1) UUPT wajib diikuti dengan likuidasi yang dilakukan oleh likuidator atau
kurator.
kreditor mengenai pembubaran Perseroan dalam Surat Kabar dan Berita Negara
Kabar dan Berita Negara Republik Indonesia. sebagaimana yang dimaksud diatas,
dan alamat likuidator; tata cara pengajuan tagihan dan jangka waktu pengajuan
tagihan. Jangka waktu pengajuan tagihan tersebut adalah 60 (enam puluh) hari
kepada kreditor dalam surat kabar. (Pasal 147 ayat (2), (3) dan (4) UUPT).
pembubaran Perseroan tidak berlaku bagi orang ketiga. Jika likuidator lalai
Perseroan bertanggung jawab atas kerugian yang diderita pihak ketiga. (Pasal 148
Selanjutnya, menurut Pasal 149 ayat (1) UUPT, kewajiban likuidator dalam
meliputi pelaksanaan:
kekayaan.
Kemudian dalam hal likuidator memperkirakan bahwa utang Perseroan lebih
likuidasi dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam) puluh hari terhitung sejak
negeri dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari terhitung sejak
pengadilan negeri dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari
(dua) tahun terhitung sejak pembubaran perseroan diumumkan (Pasal 150 ayat (1)
dan (2)). Tagihan yang diajukan kreditor tersebut dapat dilakukan dalam hal
terdapat sisa kekayaan hasil likuidasi yang diperuntukkan bagi pemegang saham.
Apabila dalam hal likuidator tidak dapat melaksanakan kewajibannya seperti yang
jawab kepada hakim pengawas atas likuidasi Perseroan yang dilakukan (Pasal 152
hasil akhir proses likuidasi dalam Surat Kabar setelah RUPS memberikan
juga bagi kurator yang pertanggung jawabannya telah diterima oleh hakim
pada Pasal 152 ayat (3) dan ayat (4) dipenuhi. Ketentuan ini berlaku juga bagi
ayat (3) dan (4) UUPT dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga
diterima oleh RUPS, pengadilan atau hakim pengawas (Pasal 152 ayat (7) UUPT).
Indonesia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
yang baik, terkadang adakalanya suatu perseroan mengalami suatu masalah. Agar
3.2 Saran
petinggi perseroan memikirkan dengan matang Langkah apa dan cara yang seperti
Peter Van Den Bossche,2010 Pengantar Hukum WTO, Yayasan Obor Indonesia :
Jakarta