Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENGGABUNGAN USAHA DAN CONTOH

PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN MERGER DAN KONSOLIDASI


(Untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan 2)

Dosen Pengampuh : Diah Intan Syahfitri, S.E., M.Acc

Disusun Oleh :

Lala Aprilia Salsabila (20.01.032.020)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA
TAHUN 2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi, persaingan antar perusahaan sangat ketat.Kondisi


tersebut memaksa perusahaan untuk selalu menyusun strategi dan
strategi berinovasi untuk bertahan, bahkan berkembang lebih dari
sebelumnya. Oleh karena itu, perusahaan harus memikirkan strategi yang
tepat untuk itu perusahaan dapat mempertahankan eksistensinya dan
meningkatkan operasionalnya. Salah satu upaya untuk menjadi
perusahaan yang besar dan kuat adalah ekspansi. Ekspansi bisnis dapat
dilakukan dalam bentuk ekspansi internal serta ekspansi eksternal.
Ekspansi internal terjadi pada divisi Perusahaan berkembang dengan baik
secara internal, sedangkan ekspansi eksternal buruk.Hal ini dapat
dilakukan dalam bentuk merger perusahaan.

Sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.22


berkaitan dengan akuntansi merger perusahaan, menunjukkan bahwa
merger perusahaan (Kombinasi bisnis) adalah penggabungan dua atau
lebih perusahaan yang terpisah menjadi suatu kesatuan ekonomi karena
suatu perusahaan melakukan penggabungan (merger) dengan
perusahaan lain atau mendapatkan kendali atas aset dan operasi
perusahaan lain. Kombinasi bisnis dapat dilakukan dengan berbagai cara
berdasarkan alasan hukum, pajak atau alasan lainnya.Penggabungan
bisnis dapat dilakukan dalam bentuk pembelian saham internal
perusahaan-perusahaan lain atau pengambilalihan kekayaan bersih suatu
perusahaan oleh perusahaan lain.Penggabungan usaha dilakukan dengan
penerbitan saham atau dengan penyerahan kas, aktiva setara kas, atau
aktiva lainnya. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2007)
menjelaskan pula bahwa penggabungan usaha dapat berupa
pembentukan suatu badan usaha baru (new enterprise) untuk
mengendalikan perusahaan yang bergabung, pengalihan aktiva neto dari
satu atau lebih badan usaha yang bergabung kepada badan usaha lain
atau pembubaran satu atau lebih badan usaha yang bergabung.

Konsolidasi adalah situasi di mana perusahaan yang terpisah


menjadi satu. Kadang-kadang digambarkan sebagai merger, meskipun
secara teknis ini adalah dua situasi yang berbeda. Dalam merger, baru
bisnis terbentuk ketika satu perusahaan menyerap yang lain,dalam
konsolidasi, perusahaan bergabung pada istilah yang relatif sama untuk
membentuk satu perusahaan baru.

Konsolidasi dilakukan dengan mengevaluasi kondisi usaha saat ini,


diteruskan dengan pengembangan strategi usaha jangka panjang,
strategi tersebut dibuat lebih terperinci dalam bentuk perencanaan
dengan sasaran bergerak ke jangka menengah dan panjang yang meliputi
pengembangan sistem manajemen agar perencanaan dan implementasi
bisa sejalan,memberikan perioritas pada pengembangan yang dilakukan
secara terus menerus, pengembangan pasar dilakukan sistimatis dan
efisiensi menjadi acuan prestasi.

Merger adalah salah satu strategi ekspansi perusahaan atau


restrukturisasi perusahaan dengan cara menggabungkan dua perusahaan
atau lebih. Dalam merger hanya ada satu perusahaan yang dibiarkan
hidup, sementara perusahaan lainnya dibubarkan tanpa likuidasi.

Tujuan utama dari penggabungan usaha adalah perolehan


bermacam sinergi, baik sinergi ekonomi, sinergi teknologi, maupun sinergi
manajerial. Maka dari itu, secara teori, ketika perusahaan melakukan
akuisisi dan merger maka ukuran perusahaan dengan sendirinya
bertambah besar karena aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan
digabung bersama. Kinerja perusahaan seharusnya juga mengalami
perubahan dan semakin membaik, namun yang terjadi justru sebaliknya.
Hal ini menunjukkan ketidaksesuaian antara teori dan kenyataan
dilapangan mengenai perubahan kinerja keuangan perusahaan yang
membaik setelah melakukan aktivitas akuisisi dan merger.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Penggabungan Usaha?

2. Apa saja bentuk Penggabungan Usaha?

3. Apa alasan-alasan Penggabungan Usaha?

4. Apa saja metode Akuntansi untuk Penggabungan Usaha?

5. Apa saja Contoh perusahaan yang melakukan Konsolidasi dan


Merger?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian Penggabungan Usaha

2. Mengetahui bentuk Penggabungan Usaha

3. Mengetahui Alasan-alasan Penggabungan Usaha

4. Mengetahui Metode Akuntansi untuk Penggabungan Usaha

5. Mengetahui Contoh Perusahaan yang melakukan Konsolidasi dan


Merger
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Penggabungan Usaha

Pada dasarnya untuk dapat terus beradaptasi dengan


perkembangan dalam dunia usaha seperti sekarang ini, perusahaan
harus siap menunjukan kesanggupan dalam menghadapi persaingan
bisnis yang kian ketatnya, mulai dari segi kualitas barang yang di
produksi, variasi produknya serta dari segi pengaturan strategi
penjualannya. Hal ini berguna bagi perusahaan dalam meningkatkan
kinerja serta mampu mempertahankan keberadaannya ditengah
pesaing perusahaan. Ketatnya persaingan dalam hal berbisnis, sering
memunculkan tindakan yang diduga menjadi pemicu kerugian antar
perusahaan. Para pelaku usaha mulai mencari solusi terbaik dimulai
dengan melakukan kegiatan bisnis yang saling menguntungkan.
Bentuk kerjasama yang saat ini lazim digunakan dikalangan pelaku
usaha yaitu dengan adanya penggabungan usaha antara dua
perusahaan atau lebih sejenis serta memiliki tujuan yang sama.

Menurut Surat Keputusan Ketua Bapepam No.52/PM/1997


mengenai penggabungan usaha atau peleburan usaha perusahaan
publik atau emiten,penggabungan usaha diartikan sebagai:
“Penggabungan usaha adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh
satu perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan
perseroan lain yang telah ada dan selanjutnya perseroan yang
menggabungkan diri menjadi bubar.” Sedangkan definisi menurut
PSAK Nomor 22 didefinisikan sebagai:

“Bentuk penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah


menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu
dengan perusahaan lain atau memperoleh kendali atas aktiva dan
operasi perusahaan lain.” Dalam beberapa kondisi penggabungan
usaha dinyatakan tidak lain adalah pengambilalihan. Menurut
Payatama dan Setiawan (2004) dalam Gustina (2017)Merger berupa
penggabungan usaha yang dilakukan oleh perusahaan dengan
adanya pengambilalihan satu perusahaan atau lebih yang kemudian
melakukan likuidasi pada perusahan yang telah diambil alih.

2.1.2 Merger

Dalam peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.27 tahun


1998 menyatakan bahwa merger berupa peraturan hukum yang
dilakukan oleh suatu perusahan atau lebih untuk bergabung dengan
perusahaan lain yang telah ada selanjutnya perusahaan hasil
merger tersebut dibubarkan. Menurut Payatama dan Setiawan
(2004) dalam Gustina (2017) Merger berupa penggabungan usaha
yang dilakukan oleh perusahaaan dengan melakukan
pengambilalihan satu atau lebih perusahaan yang kemudian
melakukan likuidasi pada perusahan yang telah diambil alih.

2.1.3 Konsolidasi

Dalam Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1999, pengertian


konsolidasi adalah penggabungan dua buah bank atau lebih
dengan cara mendirikan bank baru dan membubarkan bank lama
tanpa melakukan likuidasi terlebih dahulu. Menurut Aliminsyah, arti
konsolidasi adalah penggabungan usaha antara dua perusahaan
atau lebih, dimana untuk meneruskan kegiatan usaha gabungan
tersebut dibentuk perusahaan baru dan semua perusahaan yang
telah bergabung menghentikan kegiatannya.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Penggabungan Usaha

Penggabungan Usaha (Business combination) adalah Penyatuan dua


atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena
satu perusahaan menyatu dengan perusahaan lain atau memperoleh
kendali atas aktiva dan operasi perusahaan lain.

3.1.2 Bentuk Penggabungan Usaha

Bentuk Penggabungan Usaha dari segi hukum :

1. Perusahaan induk dan anak perusahaan adalah penggabungan


usaha dengan cara membeli sebagian besar saham atau seluruh
saham perusahaan lain untuk memperoleh hak pengendalian
(controlling interest). Perusahaan yang dikuasai tersebut tidak
kehilangan status hukumnya dan masih beroperasi sebagaimana
perusahaan lainnya. Pihak yang mempunyai saham minoritas
disebut anak perusahaan (subsidiary) dan pihak yang memiliki
saham mayoritas adalah induk perusahaan (parent). Sejak saat itu
perusahaan anak dan induk telah melakukan penggabungan
usaha yang disebut afiliasi (affiliated companies).

2. Integrasi secara fisik adalah suatu bentuk penngabungan usaha


yang memindahkan aktiva bersih (net assets) dari beberapa jenis
perusahaan yang akan melakukan penggabungan. Adapun
bentuknya ada dua macam yaitu merger dan konsolidasi. Merger,
yaitu penggabungan usaha dengan cara satu perusahaan membeli
perusahaan lain yang kemudian perusahaan yang dibelinya
tersebut menjadi anak perusahaannya atau dibubarkan.
Perusahaan yang dibelinya sudah tidak mempunyai status hukum
lagi dan yang mempunyai status hukum adalah perusahaan yang
membelinya. Dan yang kedua adalah Konsolidasi, merupakan
bentuk lain dari merger, yaitu penggabungan usaha dengan cara
satu perusahaan bergabung dengan perusahaan lain membentuk
satu perusahaan baru.

3.1.3 Alasan-alasan Penggabungan Usaha

1. Manfaat biaya (Cost Advantange). Acapkali lebih murah bagi


perusahaan untuk memperoleh fasilitas yang dibutuhkan
melalui penggabungan dibandingkan melalui pengembangan,
terutama pada keadaan inflasi.

2. Risiko Lebih Rendah (Lower Risk). Membeli lini produk dan


pasar yang telah didirikan biasanya lebih besar risikonya
dibandingkan dengan mengembangkan produk baru dan
pasarnya. Penggabungan usaha kurang berisiko terutama
ketika tujuannya adalah diversifikasi.

3. Penundaan Operasi Lebih Sedikit (Fewer Operating Delays).


Fasilitas-fasilitas pabrik yang diperoleh melalui penggabungan
usaha dapat diharapkan untuk segera beroperasi. Sedangkan
apabila membangun fasilitas perusahaan yang baru akan
menimbulkan masalah yang baru juga misalnya perlunya izin
pemerintah.

4. Mencegah Pengambilalihan (Avoidance of Takeovers).


Beberapa Perusahaan bergabung untuk mencegah
pengambilalihan diantara mereka.

5. Akuisisi harta tidak berwujud (Acquisition of Intangible


Assets).Penggabungan usaha melibatkan penggabungan
sumber daya tidak berwujud maupun berwujud. Akusisi atas
hak paten, hak atas mineral, database pelanggan, atau keahlian
manajemen mungkin menjadi faktor utama yang memotivasi
suatu penggabungan usaha.

6. Alasan-alasan lain. Selain untuk perluasan, perusahaan-


perusahaan mungkin memilih penggabungan usaha untuk
memperoleh manfaat dari segi pajak.a

Meskipun pada dasarnya strategi penggabungan usaha yang


dilakukan oleh beberapa perusahaan memberikan banyak manfaat, tetapi
ada juga risiko yang harus ditanggung oleh perusahaan yang melakukan
penggabungan tersebut yaitu risiko sumber daya manusia,dalam hal ini
dampak dari penggabungan usaha tersebut.

3.1.4 Metode Akuntansi untuk Penggabungan Usaha

1. Metode Penyatuan kepemilikan (pooling of interest) Dalam


metode penyatuan kepemilikan, diasumsikan bahwa kepemilikan
perusahaan-perusahaan yang bergabung adalah satu kesatuan
dan secara relatif tetap tidak berubah pada entitas akuntansi yang
baru.Karena tidak ada salah satupun dari perusahaan-perusahaan
yang bergabung telah dianggap memperoleh perusahaan-
perusahaan yang bergabung lainnya, tidak ada pembelian, tidak
ada harga pembelian,sehingga karenanya tidak ada dasar
pertanggungjawaban yang baru.

Pada metode penyatuan, aktiva dan kewajiban dari


perusahaanperusahaan yang bergabung dimasukkan dalam entitas
gabungan sebesar nilai bukunya. Oleh karena itu setiap goodwill pada
buku masing-masing perusahaan yang bergabung akan dimasukkan
sebagai aktiva pada entitas yang masih beroperasi (disatukan).

Laba ditahan dari perusahaan-perusahaan yang bergabung juga


dimasukkan dalam entitas yang disatukan, dan pendapatan yang
bergabung untuk seluruh tahun dengan mengabaikan tanggal
penggabungan usaha dilakukan. Perusahaan-perusahaan terpisah
dalam suatu penggabungan usaha masing-masing dapat
menggunakan metode akuntansi yang berbeda untuk mencatat aktiva
dan kewajibannya.

Dalam penggabungan secara penyatuan kepemilikan, jumlah yang


dicatat oleh masing-masing perusahaan dengan menggunakan
metode akuntansi yang berbeda dapat disesuaikan menjadi dasar
akuntansi yang sama apabila perusahaan tersebut diperlukan oleh
perusahaan lainnya.Perubahan metode akuntansi untuk
menyesuaikan masing-masing harus berlaku surut, dan laporan-
laporan keuangan yang disajikan untuk periodeperiode sebelumnya
harus disajikan kembali (restated).

Prosedur Akuntansi Penggabungan usaha Metode Pooling Of Interest

1. Semua aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang bergabung


dinilai pada nilai buku saat diadakan penggabungan

2. Besarnya nilai investasi pada perusahaan yang bergabung


sebesar jumlah modal perusahaan yang digabung atau sebesar
aktiva bersih perusahaan yang digabung

3. Bila terjadi selisih antara jumlah yang dibukukan sebagai modal


saham yang diterbitkan ditambah kompensasi pembelian
lainnya dalam bentuk kas ataupun aktiva lainnya dengan
jumlah aktiva bersih yang diperoleh, maka harus diadakan
penyesuaian terhadap modal perusahaan yang akan digabung

4. Laporan keuangan gabungan adalah penjumlahan dari laporan


keuangan milik perusahaan yang bergabung.

2. Metode Pembelian (purchase method)

Metode pembelian didasarkan pada asumsi bahwa penggabungan


usaha merupakan suatu transaksi yang salah satu entitas memperoleh
aktiva bersih dari perusahaanperusahaan lain yang bergabung.
Berdasarkan metode ini perusahaan yang memperoleh atau membeli
mencatat aktiva yang diterima dan kewajiban yang ditanggung sebesar
nilai wajarnya. Biaya untuk memperoleh perusahaan (biaya perolehan)
ditetapkan dengan cara yang sama seperti pada transaksi lain. Biaya ini
dialokasikan pada aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasikan
sesuai dengan nilai wajarnya pada tanggal penggabungan. Menurut
PSAK tahun 2007 No.19 setiap kelebihan biaya perolehan atas nilai
wajar aktiva bersih yang diperoleh dialokasikan ke goodwill dan
diamortisasikan selama maksimum 20 tahun.

3.1.5 Contoh Perusahaan yang melakukan Merger dan Konsolidasi

3.1.5.1 Perusahaan yang melakukan Merger

Merger adalah kesepakatan bisnis untuk menyatukan dua


perusahaan menjadi satu perusahaan baru. Kesepakatan
menyatukan dua perusahaan ini biasanya dengan cara transfer
kepemilikan.Transfer kepemilikan ini dapat dilakukan dengan
pembayaran tunai maupun juga transfer saham. Dengan kata lain,
perusahaan yang melakukan merger melepaskan sahamnya, lalu
menerbitkan saham baru sebagai perusahaan baru.

Beberapa contoh merger adalah sebagai berikut.

1. Bank Syariah Indonesia

Salah satu contoh merger adalah yang terjadi pada tiga


bank syariah BUMN, yaitu BRI Syariah, Mandiri Syariah, dan BNI
Syariah. Keputusan untuk merger ketiga bank ini dilakukan
pada 2021.Ketiga entitas bank tersebut bergabung dan menjadi
Bank Syariah Indonesia atau yang dikenal dengan BSI dengan
total aset lebih dari 240 triliun.

2. PT Lippo Karawaci Tbk

Ini adalah salah satu contoh merger paling sukses di


Indonesia.Mengutip dari Detik Finance,tercatat ada delapan
perusahaan yang tergabung dalam Lippo Group, yaitu PT Lippo
Land Development Tbk, PT Siloam Healthcare Tbk, PT Aryaduta
Hotels Tbk, PT Lippo Karawaci Tbk, PT Kartika Abadi Sejahtera,
PT Sumber Waluyo, PT, Ananggadipa Berkat Mulia, dan PT
Metropolitan Tatanugraha.

3. Gojek-Tokopedia

Gojek dan Tokopedia merupakan salah satu contoh


perusahaan hasil merger yang sukses. Gojek dan Tokopedia
melakukan merger menjadi entitas bisnis bernama GoTo sejak
awal 2022 lalu. Meski terbilang baru, namun penggabungan
dua startup ini telah menghasilkan banyak pencapaian.Emiten
dengan ekosistem digital terbesar di Indonesia ini mencatat
kenaikan nilai transaksi bruto pada kuartal I/2022 sebesar 46%
atau sekitar Rp140 triliun. Setelah merger, perusahaan ini fokus
pada tiga layanan sekaligus yakni on-demand, marketplace, dan
sistem pembayaran digital.

3.1.5.2 Perusahaan yang melakukan Konsolidasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa


konsolidasi adalah peleburan dua perusahaan atau lebih menjadi
satu.

Menurut penjelasan di buku “Merger, Konsolidasi, Akuisisi, &


Permisahan Perusahaan: Cara Cerdas Mengembangkan &
Memajukan Perusahaan”, disebutkan bahwa konsolidasi atau
peleburan bisa diterapkan pada perusahaan seperti perseroan
terbatas, koperasi, UD, PD, CV, dan firma.

Beberapa contoh konsolidasi adalah sebagai berikut.

1. Bank Mandiri, hasil konsolidasi dari Bank Bumi Daya (BBD),


Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor Indonesia
(Bank Exim), Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo).

2. SmartFren, hasil konsolidasi dari PT. Mobile-8 Telecom Tbk


(Mobile-8), PT. Smart Telecom (Smart).

3. Indonesian Professional Reinsurer (IPR), hasil konsolidasi


dari PT. Reasuransi Internasional Indonesia (Reindo), PT.
Reasuransi Nasional Indonesia (Nas Re), PT. Tugu
Reasuransi Indonesia (Tugu Re), dan PT. Maskapai
Reasuransi Indonesia (Mare
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penggabungan usaha merupakan salah satu bentuk


restrukturisasi perusahaan dalam rangka memperluas jaringan usaha
serta bertujuan untuk meningkatkan sinergi perusahaan. Bentuk-
bentuk penggabungan usaha diantaranya yaitu: Merger, Konsolidasi,
Akuisisi, Kartel, dan Holding Company. Pada kontribusi relative
yang bergabung, terdapat dua pendekatan dalammenentukan
banyaknya saham yang harus diserahkan kepada masing-masing
perusahaan yangbergabung, diantaranya yaitu kontribusi relatif dari
kekayaan bersih dan kontribusi relatif dari laba yang diproyeksikan.
Masalah akuntansi dalam penggabungan usaha yaitu pertimbangan
kontijen, alokasi total biaya, penelitian dan pengembangan dalam
proses, utang dalam laporan keuangan konsolidasi, keuntungan dari
penawaran perdana saham anak perusahaan, penjualan dan
pendapatan sebelum akuisisi, serta push-down accounting
DAFTAR PUSTAKA

Beams. Floyd A dan Jusuf Amir Abadi. 1998.”Akuntansi Keuangan Lanjutan di


Indonesia.” Edisi Enam. Jakarta: Salemba Empat.

Zulfikar., 1999, “Kondisi-kondisi Untuk Penyatuan (Pooling) dalam


Penggabungan Usaha (Business Combination).

Khaerunisa Fathin, “Makalah Popularitas Penggabungan Usaha di Indionesia”,


https://khairunnisafathin.wordpress.com/2013/07/03/popularitaspenggabun
gan- usaha-di-indonesia/, diakses tanggal 25 September 2023

https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/arti-konsolidasi-adalah.html,diakses
tanggal 24 September 2023

https://www.harmony.co.id/blog/konsolidasi-merger-dan-akuisisi/,diakses
tanggal 24 September 2023

Anda mungkin juga menyukai