Disusun Oleh :
Alvi Dwiantoro 145020201111
Andika Raka Siwi 145020201111
Luckman Alhakim 145020201111072
David Hendra cahyono 145020201111101
Hanif 1450
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
BAB I
Pendahuluan
1.3 Tujuan
1. Mempelajari perkembangan merger, likuidasi dan akuisisi Indonesia serta peraturan-
peraturannya.
2. Mengetahui proses serta tujuan dilakukannya merger, likuidasi dan akuisisi.
3. Mengetahui dampak langsung dari pelaksanaan merger, likuidasi dan akuisisi
BAB II
Pembahasan
2.1 Merger
2.1.1 Pengertian Merger
Dalam Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas menggunakan istilah
penggabungan untuk pengertian merger. Dengan demikian, merger adalah penggabungan
dari dua perusahaan atau lebih dengan cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu dari
perusahaan dan membubarkan perusahaan lainnya tanpa melikuidasi terlebih dulu.
Alasan utama perusahaan melakukan merger adalah untuk memperbaiki kinerja
perusahaan. Dan tidak selamanya bank yang merger itu adalah bank yang tidak sehat. Banyak
juga bank yang sehat bahkan bank besar melakukan merger agar menjadi lebih besar lagi atau
agar dapat membentuk sinergi. Dilihat dari segi tujuannya tersebut, terdapat dua macam
merger bank, yaitu :
a. Merger dalam rangka roscue program, yakni merger dengan atau antara perusahaan yang
kurang atau tidak sehat.
b. Merger dalam rangka improving business, yakni merger antara perusahaan yang sehat
4. sebagai akibat dari merger atau konsolidasi perusahaan yang memerlukan likuidasi.
2.3 Akuisisi
2.3.1 Pengertian Akuisisi
Akuisisi merupakan pengambilalihan kepemilikan suatu perusahaan yang berakibat
beralihnya pengendalian terhadap perusahaan. Berbeda dengan merger, pada kasus akuisisi
ini tidak ada perusahaan yang melebur ke perusahaan lainnya. Jadi, setelah terjadi akuisisi,
kedua perusahaan masij tetapexist, hanya kepemilikannya yang telah berubah
2.3.2 Dasar Hukum Akuisisi
1. Undang-Undan Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan
Pelaksanaannya.
Dalam Pasal 103 Undang-Undang Perseroan Terbatas yang mengatur secara khusus
mengenai akuisisi, salah satunya yaitu dalam ayat 1 yang berbunyi :pengambilalihan
perseroan dapat dilakukan oleh badan hukum atau perseorangan.
2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang telah di ubah dengan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.
3. Perundang-undangan di bidang perbankan selain Undang-Undang Perbankan.
4. Ketentuan-ketentuan lainnya
Yang di maksud dengan ketentuan-ketentuan lainnya disini yaitu adanya ketentuan
dalam perundang-undangan di bidang pasar modal yang menyatakan bahwa apabila akuisisi
tersebut (dalam hal ini akuisisi saham) dilakukan terhadap perusahaan terbuka, haruslah
dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
a. Harus dilakukan lewat pasar modal, sungguhpunn biasanya juga dilakukan dengan
semacam pengikatan jual beli saham sebelum akuisisi tersebut dilakukan.
b. Pada prinsipnya harus dilakukan lewat mekanisme khusus untuk itu, yaitu apa yang disebut
tender offer.
3.1 Simpulan
1. Merger adalah penggabungan dari dua perusahaan atau lebih dengan cara tetap
mempertahankan berdirinya salah satu dari perusahaan dan membubarkan perusahaan lainnya
tanpa melikuidasi terlebih dulu.
2. Akuisisi merupakan pengambilalihan kepemilikan suatu perusahaan yang berakibat
beralihnya pengendalian terhadap perusahaan. Berbeda dengan merger, pada kasus akuisisi
ini tidak ada perusahaan yang melebur ke perusahaan lainnya. Jadi, setelah terjadi akuisisi.
3. Likuidasi yaitu Likuidasi yaitu proses penjualan aktiva non-kas dari persekutuan karena
perusahaan persekutuan sudah tidak memungkinkan untuk melunasi kewajiban jangka
pendek maupun jangka panjangnya dan operasional perusahaan juga sudah tidak
menguntungkan
4. Dalam melakukan merger, akuisisi dan likuidasi harus memperhatikan berbagai syarat-
syarat serta tata cara yang telah di tentukan.
3.2 Saran
1. Sebelum melakukan merger dan akuisisi, kedua perusahaan harus memperhatikan budaya
yang ada di perusahaan masing-masing. Karena dengan budaya yang berbeda akan
menimbulkan permasalahan baru bagi perusahaan
2. Selain itu merger dan akuisisi hendaknya dilakukan pada perusahaan yang memiliki bidang
yang sama, karena dengan bidang usaha yang sama tersebut kegiatan merger dan akuisisi
kemungkinan dapat berjalan seperti yang diharapkan kedua perusahaan
DAFTAR PUSTAKA