Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1. 1 Latar Belakang..............................................................................................1
1. 2 Rumusan Masalah.........................................................................................2
1. 3 Tujuan............................................................................................................3
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Pengertian Perseroan Terbatas.......................................................................3
2.2 Syarat Syarat Perseroan Terbatas...................................................................6
a. Merupakan Persekutuan Modal.................................................................6
b. Didirikan Berdasar Perjanjian...................................................................6
c. Melakukan Kegiatan Usaha.......................................................................6
2.3 Maksud dan Tujuan........................................................................................7
2.4 Klasifikasi Perseroan Terbatas Lanjutan........................................................7
a. Perseroan Tertutup........................................................................................8
BAB III..................................................................................................................10
PENUTUP..............................................................................................................10
3.1 Kesimpulan...................................................................................................10
3.1 Saran.............................................................................................................11

1
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang

Perkembangan perekonomian di dunia menunjukan suatu faktor dimana


industri ekonomi swasta menjadi sangat terlihat dan ikut bersaing ketat dengan
industri ekonomi milik pemerintah. Industri ekonomi swasta semakin menonjol
dikarenakan adanya serangkaian deregulasi ekonomi, sektor swasta mayoritas
menggunakan bentuk perusahaan berupa Perseroan Terbatas ( PT ), Perseroan
Terbatas sangat berkembang dan menjadi mayoritas diantara bentuk usaha usaha
lainnya, sehingga tak dapat disangkal bahwasannya besar usaha yang
dikembangkan dan dijalankan sektor swasta maupun pemerintah ialah Perseoran
Terbatas. Di lain sisi, peran perseroan terbatas juga sangat berpengaruh dalam
perekonomian industri ketika dunia diguncang pandemi Covid 19

Hal ini tidak dapat sangkal karena banyaknya kelebihan yang ada pada
Perseroan Terbatas yang sangat menguntungkan bagi pengusaha. Salah atunya
RUPS sebagai penanggung jawab terhadap pemegang saham dan doctrine of
separate legal personality yang artinya pemisahan kekayaan pemilik dengan
kekayaan badan hukum ( Indra dan Ivan, 2008 ) Perseroan terdiri dari kata sero
yang berarti saham, dan terbatas yang artinya memilih satu penanggung jawab
saham yang tidak melebihi nominal saham yang dimiliki ( Khairandy, 2007 )

Perseroan terbatas ini juga terkait mengenai hukum yaitu UU Cipta Kerja.
UU Cipta Kerja sendiri merupakan salah satu itikad dari pemerintahan untuk
memajukan dan meningkatkan usaha mikro dan kecil dengan tujuan untuk
mengembangkan perekonomian nasional.

2
1. 2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat diperolah beberapa rumusan
permasalahan yang dapat dibahas, antara lain :
1. Apa definisi Perseroan Terbatas Lanjutan ?
2. Apa saja tujuan dan maksud dari Perseroan Terbatas Lanjutan?
3. Apa saja klasifikasi Perseroan Terbatas Lanjutan ?
4. Apa saja undang undang yang mengatur mengenai perseroan terbatas
lanjutan ?
5. Bagaimana Dampak dari perseroan terbatas lanjutan bagi pengusaha ?

1. 3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, dapat diperoleh beberapa tujuan,
antara lain :
1. Untuk mengetahui pengertian dari perseroan terbatas lanjutan
2. Untuk mengetahui tujuan dan maksud dari perseroan terbatas lanjutan
3. Untuk mengetahui klasifikasi perseroan terbatas lanjutan
4. Untuk mengetahui undang undang yang mengatur perseroan terbatas
lanjutan
5. Untuk mempelajari dampak negatif atau positif dari perseroan terbatas
lanjutan bagi pengusaha.

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perseroan Terbatas
“Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan
hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian,
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam
saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini
serta peraturan pelaksanaannya”. Akan tetapi dalam UUPT tersebut tidak
dijelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan badan hukum (Herlien, 2012).
Namun ketentuan tersebut kemudian diubah dengan diterbitkannya UU Ciptaker
sehingga untuk selanjutnya berbunyi “Perseroan, adalah badan hukum yang
merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham atau
Badan Hukum perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro dan Kecil
sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan mengenai Usaha Mikro
dan Kecil.”
Dalam kedua peraturan tersebut dapat disimpulkan ada dua hal penting,
yakni Perseroan Terbatas adalah perusahaan yang merupakan badan hukum, dan
yang kedua Perseroan Terbatas memiliki perluasan makna dimana badan hukum
perseorangan menjadi cakupan wilayah yang memiliki pengertian sama dengan
Perseroan Terbatas. Namun dalam hal ini, UU Ciptaker memberikan batasan
sejauh mana badan hukum perseorangan dapat dianggap sebagai suatu Perseroan
Terbatas. Badan hukum perseorangan yang dianggap sama sebagai Perseroan
Terbatasadalah badan hukum yang memenuhi kriteria usaha mikro dan kecil yang
ditetapkan dalam PP Perseroan, yakni untuk Perseroan yang didirikan oleh dua
orang atau lebih dan juga didirikan oleh satu orang. Hal ini menjadi penguatan
dari pengertian perusahaan perseorangan yang merupakan sebuah perusahaan
yang dilakukan oleh 1 orang pengusaha. Perusahaan perseorangan ini yang
menjadi pengusaha hanyalah satu orang. Sehingga dengan demikian, modal yang
dimiliki perusahaan tersebut hanya dimiliki satu orang pula. Apabila di dalam
perusahaan tersebut terdapat banyak orang bekerja, mereka hanyalah pembantu

4
pengusaha dalam perusahaan berdasarkan perjanjian kerja atau pemberian kuasa
(Zainal dan Pria, 2016)

2.1.1 Pendirian
Berdasarkan definisi perseroan terbatas yang diamanatkan dalam UU
Cipta Kerja, terdapat dua jenis perseroan dengan dua cara pendirian yang berbeda.
Pertama adalah perseroan yang didirikan oleh dua orang atau lebih, dengan
didasari oleh usaha yang modal dasarnya terbagi dalam melibatkan minimal dua
orang dan boleh lebih dari dua orang. Kedua, perseroan yang didirikan oleh
perorangan dengan kriteria usaha mikro dan kecil sesuai aturan usaha mikro dan
kecil yang berlaku. Penekanan perorangan berarti tidak boleh didirikan oleh
Badan hukum dan hanya boleh didirikan oleh perorangan.
Perseroan Perorangan memperoleh perorangan yang telah memperoleh
status badan hukum setelah didaftarkan kepada menteri dan mendapatkan setifikat
pendaftaran secara elektornik. Perseroan perorangan yang telah memperoleh
status badan hukum juga diumumkan oleh menteri dalam laman resmi direktorat
jenderal uang menyelenggarakan tugsa dan fungsi di bidang administrasi hukum
umum.

2.1.2 Modal
Pasal 35 ayat ( 3 ) PP 7/2021 mengatur pada pokoknya kriteria modal
usaha terdiri atas:
a. Usaha mikro memiliki modal usaha sampai dengan paling banyak
Rp.1.000.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b. Usaha kecil memiliki modal usaha lebih Rp.1.000.000.000,00 sampai
banyak Rp.5.000.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha.
c. Usaha menengah memiliki modal usaha lebih dari Rp.5.000.000.000,00
sampai paling banyak Rp.10.000.000.000,00 tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha.

5
Selain kriteria modal usaha, digunakan pula kriteria penjualan tahunan
sebagaimana sudah diatur dalam pasal 35 ayat ( 5 ) PP 7/2021 yang berbunyi
sebagai berikut.
a. Usaha mikro memiliki hasil penjualan tahunan sampai dengan paling
banyak Rp.2.000.000.000,00
b. Usaha kecil memiliki hasil penjualan tahunan Rp.2.000.000.000,00 sampai
banyak Rp.15.000.000.000,00
c. Usaha menengah memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp.15.000.000.000,00 sampai paling banyak Rp.50.000.000.000,00.

2.2 Syarat Syarat Perseroan Terbatas


a. Merupakan Persekutuan Modal
Perseroan sebagai badan hukum memiliki “modal dasar” yang disebut juga
authorized capital, yakni jumlah modal yang disebutkan atau dinyatakan dalam
Akta Pendirian atau AD Perseroan. Modal dasar tersebut, terdiri dan dibagi dalam
saham atau sero (aandelen, share, stock). Modal yang terdiri dan dibagi atas
saham itu, dimasukkan para pemegang sahan dalam status mereka sebagai
anggota perseroan dengan jalan membayar saham tersebut kepada perseroan.
Jadi, ada beberapa orang pemegang saham yang bersekutu mengumpulkan modal
umtuk melaksanakan kegiatan perusahaan yang dikelola. Besarnya modal dasar
perseroan menurut pasal 31 ayat (1) UUPT 2007, terdiri atas seluruh “Nilai
Nominal” saham. Selanjutnya menurut Pasal 32 ayat (2) Undang-Undang
tersebut, modal dasar perseroan paling sedikit Rp. 50.000.000 (lima juta rupiah).

b. Didirikan Berdasar Perjanjian


Pendirian Perseroan sebagai persekutuan modal di antara pendiri dan/atau
pemegang saham, harus memenuhi ketentuan hukum perjanjian yang duatur
dalam Buku Ketiga KUH Perdata, Khususnya Bab Kedua, Bagian Kesatu tentang
ketentuan umum perjanjian (pasal 1313-1337), serta bagian Ketiga tentang akibat
perjanjian (pasal 1338-1341). Sesuai dengan ketentuan pasal 27 ayat (1) UUPT
2007, supaya perjanjian untuk mendirikan perseroan sah menurut undang-undang,
pendirinya paling sedikit 2 (dua) orang atau lebih. Hal itu ditegaskan pada

6
penjelasan pasal 37 ayat (1) alinea kedua, bahwa prinsip yang berlaku berdasar
undang-undang ini, perseroan sebagai badan hukum didirikan berdasar perjanjian,
oleh karena itu mempunyai lebih dari 1 (satu) orang pemegang saham.

c. Melakukan Kegiatan Usaha


Pasal 18 UUPT 2007 ditegaskan, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha itu
harus dicantumkan dalam AD Perseroan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

2.3 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan merupakan “usaha pokok” Perseroan. Sedang
“kegiatan usaha” merupakan “kegiatan yang dijalankan” oleh Perseroan dalam
rangka mencapai maksud dan tujuan:
1. Kegiatan usaha harus “dirinci” secara jelas dalam AD
2. Dan rincian tersebut tidak boleh bertentangan dengan Undang-Undang
3. Lahirnya Perseroan Melalui Proses Hukum Dalam Bentuk Pengesahan
Pemerintah
Perseroan lahir sebagai badan hukum, tercipta melalui proses hukum. Itu
sebabnya perseroan disebut sebagai mahluk badan hukum yang berwujud artifisial
(kumstmatig, artificial) yang tercipta negara melalui proses hukum:
1. Untuk proses kelahirannya, harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan peraturan perundang-undangan.
2. Apabila persyaratan tidak terpenuhi, kepada perseroan yang bersangkutan
tidak diberikan keputusan pengesahan untuk berstatus sebagai badan
hukum oleh pemerintah, dalam hal ini MENHUK dan HAM.
Jadi, proses kelahirannya sebagai badan hukum, mutlak didasarkan pada
Keputusan Pengesahan oleh Menteri. Hal itu ditegaskan pada pasal 7 ayat (2)
UUPT 2007 yang berbunyi: Perseroan memperoleh status badan hukum pada
tanggal diterbitkannya keputusan pengesahan oleh Menteri mengenai pengesahan
badan hukum perseroan.ataupun ada masalah lain.

7
2.4 Klasifikasi Perseroan Terbatas Lanjutan
Berdasarkan ketentuan pasal, klasifikasi perseroan dapat dijelaskan dalam
uraian di bawah ini.
a. Perseroan Tertutup
Ciri-ciri yang menjadi karakter perseroan tertutup jika dibandingkan dengan
klasifikasi perseroran lain. Pada perseroan tertutup terdapat ciri khusus, antara
lain:
1. Biasanya pemegang sahamnya “terbatas” dan “tertutup” (besloten, close).
2. Hanya terbatas pada orang-orang yang masih kenal mengenal atau
pemegang sahamnya hanya terbatas diantara mereka yang masih ada
ikatan keluarga, dan tertutup bagi orang luar;
3. Saham perseroan yang ditetapkan dalam AD, hanya sedikit jumlahnya,
dan dalam AD, sudah ditentukan dengan tegas siapa yang boleh menjadi
pemegang saham;
4. Sahamnya juga hanya atas nama (aandeel op nam, registered share) atas
orang-orang tertentu secara terbatas.
Perseroan Terbatas yang tertutup, dalam kenyataan praktik, dapat juga
diklasifikasikan lagi, yang terdiri atas:
a. Murni Tertutup
Ciri-ciri perseroan yang murni tertutup, dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Yang boleh menjadi pemegang saham benar-benar terbatas dan
tertutup secara mutlak, hanya terbatas pada lingkungan teman
tertentu atau anggota keluarga tertentu saja,
2. Sahamnya diterbitkan atas nama orang-orang tertentu dimaksud,
3. Dalam AD ditentukan dengan tegas, pengalihan saham, hanya
boleh dan terbatas diantara sesama pemegang saham saja.

b. Sebagian Tertutup, Sebagian Terbuka


Coraknya, sebagian tetap tertutup dan sebagian lagi terbuka dengan
acuan sebagai berikut:
1. Seluruh saham perseroan, dibagi menjadi dua kelompok,

8
2. Satu kelompok saham tertentu, hanya boleh dimiliki orang atau
kelompok tertentu saja. Saham yang demikian,
misalnyadikelompokkan atau digolongkan “Saham Istimewa”,
hanya dapat dimiliki orang tertentu dan terbatas,
3. Sedang kelompok saham yang lain, boleh memiliki secara terbuka
oleh siapapun.
4.
b. Perseroan Publik
Pasal 1 angka 8 UUPT 2007, berbunyi: Perseroan Publik adalah Perseroan yang
telah memenuhi kriteria jumlah pemegang saham dan modal disetor sesuai dengan
ketentuan peraturan. Rujukan peraturan perudang-undangan yang dimaksud pasal
1 angka 8 UUPT adalah UU No. 8 tahun 1995 tentang 1995 tentang pasal modal
(selanjutnya disebut UUPM) dalam hal ini pasal 1angka 22. Menurut pasal ini,
agar perseroan menjadi perseroan publik, harus memenuhi kriteria sebagai
berikut:

1. Saham perseroan yang bersangkutan, telah memiliki sekurangkurangnya


300 (tiga ratus) pemegang saham,
2. Memiliki modal disetor (gestort capital, paid up capital)
sekurangkurangnya Rp. 3.000.000.000,- (tiga miliyar rupiah),
3. Atau suatu jumlah pemegang saham dengan jumlah modal disebut yang
ditetapkan oleh peraturan pemerintah
Kalau perseroan telah memenuhi kriteria yang disebut diatas, perseroran itu
harus mematuhi ketentuan pasal 24 UUPT 2007. Menurut pasal ini:
1. Perseroan yang telah memenuhi kriteria sebaga perseroan publik, wajib
mengubah AD menjadi perseoan terbuka (Perseroan Tbk),
2. Perubaha AD dimaksud, harus dilakukan dalam jangka waktu 30 (tiga
puluh) hari terhitung sejak terpenuhi kriteria tersebut,
3. Selanjutnya, Direksi Perseroan “wajib” mengajukan pernyataan pendaftara
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang pasar
modal.
c. Perseroan Terbuka (Perseroan Tbk)

9
Klasifikasi atau tipe yang ketiga adalah perseroan terbuka (Perseroan
Tbk), sebagaimana yang dinyatakan pada pasal 1 angka 7 UUPT 2007, yang
berbunyi: Perseroan Terbuka adalah Perseroan Publik atau Perseroan yang
melakukan penawaran umum saham, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dibidang pasal modal. Jadi yang dimaksud dengan
perseroan Tbk menurut pasal 1 angka 7 UUPT 2007, adalah:
1. Perseroan publik yang telah memenuhi ketentuan pasal 1 angka 22 UU
No. 8 tahun 1995 yakni memiliki pemegang saham sekurang-kurangnya
300 (tiga ratus) orang dan modal disetor sekurang-kurangnya
Rp.3.000.000.000 (tiga miliar rupiah).
2. Perseroan yang melakukan penawaran umum (public offering) saham di
Bursa Efek. Maksud nya perseroan tersebut, menawarkan atau menjual
saham atau efeknya kepada masyarakat luas.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dalam bagian sebelumnya,
penulis menarik kesimpulan mengenai perseroan terbatas. Perseroan Terbatas
adalah perusahaan yang merupakan badan hukum, dan yang kedua Perseroan
Terbatas memiliki perluasan makna dimana badan hukum perseorangan menjadi
cakupan wilayah yang memiliki pengertian sama dengan Perseroan Terbatas.
Perseroan terbatas juga memiliki ketentuan di modal, klasifikasi, dan
syarat dalam perseroan terbatas, hal hal tersbut yang mengatur mengenai
perseroan terbatas ini

3.1 Saran
Perusahaan terkhususnya UMKM harus bisa bersaing dalam dunia industri
dan peningkatan perusahaan untuk menjalin keberlangsungan roda perekonomian.
Perseroan terbatas adalah salah satu kunci dan UMKM wajib mengikuti peraturan
mengenai perseroan terbatas agar bisa mengikuti pereokoniam dalam negeri
maupun luar negeri.

11
DAFTAR PUSTAKA

Pangesti, Sinta ( 2021 ) Penguatan Regulasi Perseroan Terbatas Perorangan


Usaha Mikro Dan Kecil Dalam Mendukung Pemulihan Ekonomi Masa
Pandemi Covid-1. Fakultas Huku Universitas Pelita Harapan, Tangerang.

Rita, Maria Rio ( 2012 ) Perbandingan Profitabilitas Perusahaan Sebelum dan


Setelah Penerapan UU No. 40/ 2007 Tentang Kewajiban Perseroan
Terbatas. Fakultas Ekonomi dan Bisnis UKSW.

Adriadi, Radith Prawira. Pratama, Shandy Aditya. Syahida, Aufi Qonititatus


Syahida ( 2021 ) Perubahan Pengaturan Pendirian PerseroanvTerbatas
Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Pasca Diundangkannya
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020

HRP, M. Syahrul Ramadhan ( 2019 ) Tinjauan Yuridis Akuisis Perseroan


Terbatas Dalam Perspektif Hukum Persaingan Usaha. Fakultas Hukum,
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Hansen, Louis Simon ( 2021 ) Arah Bentuk Perusahaan Perseroan Sebagai


Perkembangan Perseroan Terbatas, Fakultas Hukum, Universitas Mpu
Tantular, Jakarta Timu.

12
SOAL – SOAL

1. Jelaskan definisi mengenai Perseroan Terbatas Lanjutan !


Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah
badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan
perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya”.

2. Sebutkan dan jelaskan macam macam klasifikasi dari Perseroan Terbatas


Lanjutan !
a. Perseroan Tertutup
Ciri-ciri yang menjadi karakter perseroan tertutup jika dibandingkan
dengan klasifikasi perseroran lain. Pada perseroan tertutup terdapat ciri
khusus, antara lain:
5. Biasanya pemegang sahamnya “terbatas” dan “tertutup” (besloten,
close).
6. Hanya terbatas pada orang-orang yang masih kenal mengenal atau
pemegang sahamnya hanya terbatas diantara mereka yang masih
ada ikatan keluarga, dan tertutup bagi orang luar;
7. Saham perseroan yang ditetapkan dalam AD, hanya sedikit
jumlahnya, dan dalam AD, sudah ditentukan dengan tegas siapa
yang boleh menjadi pemegang saham;
8. Sahamnya juga hanya atas nama (aandeel op nam, registered share)
atas orang-orang tertentu secara terbatas.
b. Perseroan Publik
Pasal 1 angka 8 UUPT 2007, berbunyi: Perseroan Publik adalah Perseroan
yang telah memenuhi kriteria jumlah pemegang saham dan modal disetor
sesuai dengan ketentuan peraturan. Rujukan peraturan perudang-undangan
yang dimaksud pasal 1 angka 8 UUPT adalah UU No. 8 tahun 1995
tentang 1995 tentang pasal modal (selanjutnya disebut UUPM) dalam hal

13
ini pasal 1angka 22. Menurut pasal ini, agar perseroan menjadi perseroan
publik, harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

4. Saham perseroan yang bersangkutan, telah memiliki


sekurangkurangnya 300 (tiga ratus) pemegang saham,
5. Memiliki modal disetor (gestort capital, paid up capital)
sekurangkurangnya Rp. 3.000.000.000,- (tiga miliyar rupiah),
6. Atau suatu jumlah pemegang saham dengan jumlah modal disebut
yang ditetapkan oleh peraturan pemerintah
Kalau perseroan telah memenuhi kriteria yang disebut diatas, perseroran
itu harus mematuhi ketentuan pasal 24 UUPT 2007. Menurut pasal ini:
4. Perseroan yang telah memenuhi kriteria sebaga perseroan publik,
wajib mengubah AD menjadi perseoan terbuka (Perseroan Tbk),
5. Perubaha AD dimaksud, harus dilakukan dalam jangka waktu 30
(tiga puluh) hari terhitung sejak terpenuhi kriteria tersebut,
6. Selanjutnya, Direksi Perseroan “wajib” mengajukan pernyataan
pendaftara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
dibidang pasar modal.

c. Perseroan Terbuka (Perseroan Tbk)


Klasifikasi atau tipe yang ketiga adalah perseroan terbuka
(Perseroan Tbk), sebagaimana yang dinyatakan pada pasal 1 angka 7
UUPT 2007, yang berbunyi: Perseroan Terbuka adalah Perseroan Publik
atau Perseroan yang melakukan penawaran umum saham, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang pasal modal. Jadi yang
dimaksud dengan perseroan Tbk menurut pasal 1 angka 7 UUPT 2007,
adalah:
3. Perseroan publik yang telah memenuhi ketentuan pasal 1 angka 22
UU No. 8 tahun 1995 yakni memiliki pemegang saham sekurang-
kurangnya 300 (tiga ratus) orang dan modal disetor sekurang-
kurangnya Rp.3.000.000.000 (tiga miliar rupiah).

14
4. Perseroan yang melakukan penawaran umum (public offering)
saham di Bursa Efek. Maksud nya perseroan tersebut, menawarkan
atau menjual saham atau efeknya kepada masyarakat luas.

3. Jelaskan maksud dan tujuan dari Perseroan Terbatas Lanjutan !


Maksud dan tujuan merupakan “usaha pokok” Perseroan. Sedang
“kegiatan usaha” merupakan “kegiatan yang dijalankan” oleh Perseroan dalam
rangka mencapai maksud dan tujuan:
4. Kegiatan usaha harus “dirinci” secara jelas dalam AD
5. Dan rincian tersebut tidak boleh bertentangan dengan Undang-Undang
6. Lahirnya Perseroan Melalui Proses Hukum Dalam Bentuk Pengesahan
Pemerintah
Perseroan lahir sebagai badan hukum, tercipta melalui proses hukum. Itu
sebabnya perseroan disebut sebagai mahluk badan hukum yang berwujud artifisial
(kumstmatig, artificial) yang tercipta negara melalui proses hukum:
3. Untuk proses kelahirannya, harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan peraturan perundang-undangan.
4. Apabila persyaratan tidak terpenuhi, kepada perseroan yang bersangkutan
tidak diberikan keputusan pengesahan untuk berstatus sebagai badan
hukum oleh pemerintah, dalam hal ini MENHUK dan HAM.
Jadi, proses kelahirannya sebagai badan hukum, mutlak didasarkan pada
Keputusan Pengesahan oleh Menteri. Hal itu ditegaskan pada pasal 7 ayat (2)
UUPT 2007 yang berbunyi: Perseroan memperoleh status badan hukum pada
tanggal diterbitkannya keputusan pengesahan oleh Menteri mengenai pengesahan
badan hukum perseroan.ataupun ada masalah lain.

15

Anda mungkin juga menyukai