Anda di halaman 1dari 7

TUGAS RESUME

BENTUK HUKUM PERUSAHAAN

Disusun oleh :

Kelompok 1

- Caroline Yoshe Kolondam 20080694053


- Dzikrilla Sarla Maulani 20080694006
- Fifi Dwi Rahmah S. 20080694088
- M. Sholikhul Huda 20080694067
- Rinasda Serena 20080694061
- Widy Amalya Putri 20080694051

Dosen Pengampu :

Insyirah Putikadea, S.E., M.A.

FAKULTAS EKONOMI

AKUNTANSI 2020 I
RESUME MATERI BENTUK BADAN HUKUM PERUSAHAAN

Badan usaha adalah suatu kesatuan yang yuridis atau hukum, ekonomis, serta teknis
dengan tujuan untuk mencari keuntungan. Dan perusahaan juga sering kali disamakan dengan
badan usaha, meskipun pada dasarnya berbeda. Yang paling utama perbedaanya ialah badan
usaha merupakan lembaga sementara perusahaan dengan arti tempat dimana Badan Usaha tiu
mengelola faktor dari produksi.

Istilah perusahaan dalam perundang-undangan terdapat pada pasal 6 Kitab Undang-Undang


Hukum Dagang.

“Setiap orang yang menyelenggarakan perusahaan, Ia pun tentang keadaan kekayaannya dan
segala sesuatu berkenaan dengan perusahaan itu diwajibkan, sesuai dengan kebutuhan
perusahaan, membuat catatan-catatan dengan cara demikian, sehingga sewaktu-waktu dari
catatan-catatan itu dapat diketahui segala hak dan kewajibannya.”

Perusahaan dalam pasal tersebut tidak terdapat penjelasan maupun perincian. Menurut H.M.N.
Purwosutjipto, hal tersebut memang disengaja agar pengertian perusahaan dapat berkembang
dengan baik sesuai perusahaan itu sendiri.

 Jenis Jenis Badan Usaha

1. Perusahaan Perseorangan atau Individu

Perusahaan perseorangan adalah badan usaha kepemilikannya dimiliki oleh satu orang.
Individu dapat membuat badan usaha perseorangan tanpa izin dan tata cara tententu. Semua
orang bebas membuat bisnis personal tanpa adanya batasan untuk mendirikannya. Pada
umumnya perusahaan perseorangan bermodal kecil, terbatasnya jenis serta jumlah produksi,
memiliki tenaga kerja / buruh yang sedikit dan penggunaan alat produksi teknologi sederhana.
Contoh perusahaan perseorangan seperti toko kelontong, tukang bakso keliling, pedagang
asongan, dan lain sebagainya.

Ciri dan sifat perusahaan perseorangan :

1. relatif mudah didirikan dan juga dibubarkan


2. tanggung jawab tidak terbatas dan bisa melibatkan harta pribadi
3. tidak ada pajak, yang ada adalah pungutan dan retribusi
4. seluruh keuntungan dinikmati sendiri
5. sulit mengatur roda perusahaan karena diatur sendiri
6. keuntungan yang kecil yang terkadang harus mengorbankan penghasilan yang lebih besar
7. jangka waktu badan usaha tidak terbatas atau seumur hidup
8. sewaktu-waktu dapat dipindah tangankan

2. Perusahaan Persekutuan (Partnership) atau Usaha Kemitraan

Merupakan kombinasi terorganisir dari dua orang atau lebih untuk menjalankan suatu
usaha sebagai mitra pemilik atau mitra pengelola dan dimiliki oleh dua orang atau lebih yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan bisnis. Pendirian badan usaha ini membutuhkan izin khusus
dari instansi pemerintah yang terkait.

Yang termasuk dalam badan usaha persekutuan adalah :

1. Bentuk Perusahaan yang diatur dalam KUHPerdata, yaitu Persekutuan Perdata


(Maatschap).
2. Bentuk Perusahaan yang diatur dalam KUHDagang, yaitu Persekutuan Firma (Fa) dan
Persekutuan Komanditer (CV).
3. Bentuk Perusahaan yang diatur dalam perundang-undangan khusus, yaitu Perseroan
Terbatas (PT), Koperasi dan Perusahaan Negara (BUMN).

 Perusahaan Badan Hukum Dan Bukan badan Hukum

1. Perusahaan Berbadan Hukum

Badan usaha yang berbadan hukum adalah badan usaha yang memisahkan antara harta
kekayaan pribadi pemilik/pendirinya dan harta kekayaan badan usaha..Apabila badan usaha
memisahkan antara harta kekayaan pribadi pemilik/pendirinya dan harta kekayaan badan usaha,
maka ketika terjadi suatu permasalahan hukum, badan usaha hanya dapat dituntut atau
diminakan ganti kerugian hanya sebatas harta kekayaan badan usaha itu sendiri dan tidak masuk
kepada harta pribadi pemilik/pendirinya.

Terdapat kekurangan badan usaha yang berbadan hukum, yaitu ketika pengusaha
memiliki modal yang tidak banyak, maka sangat sulit untuk mendirikan badan usaha khusunya
yang berbadan hukum, sebab di dalam beberapa undang-undang mengutur secara limitatif
jumlah modal (dana) yang harus disiapkan untuk mendirikan badan usaha. Oleh karena itu,
biasanya pembentukan badan usaha yang berbadan hukum ini dibentuk untuk pengusaha-
pengusaha dalam skala menengah atau atas.

Sebagai contoh dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT)
membatasi secara limitatif bahwa modal dasar yang harus disiapkan untuk mendirikan PT adalah
Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta) yang dimana paling sedikit 12,5% (dua belas koma lima
persen) ditempatkan dan disetor.
Adapun badan usaha yang berbadan hukum, yaitu:

1. Perseroan Terbatas (PT);


2. Yayasan;
3. Koperasi;
4. Badan Usaha Milik Negara (BUMN);
5. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Untuk PT dan Yayasan Pengesahan Akta Pendirian dilakukan oleh Kementerian Hukum
dan HAM.

Sedangkan untuk Koperasi saat ini Pengesahan Akta Pendiriannya dilakukan di


Kementerian Hukum dan HAM sebagaimana diatur dalam Permenkumham No. 14 Tahun 2019
tentang Pengesahan Koperasi serta sistem Online Singe Submission (OSS).

2. Perusahaan Non Badan Hukum

Badan usaha yang tidak berbadan hukum adalah badan usaha yang tidak memiliki
memisahkan yang tegas antara harta kekayaan pribadi pemilik/pendirinya dan harta kekayaan
badan usaha..Apabila badan usaha tidak memisahkan antara harta kekayaan pribadi
pemilik/pendirinya dan harta kekayaan badan usaha, maka apabila terjadi suatu permasalahan
hukum, badan usaha dapat dituntut atau diminakan ganti kerugian hanya tidak hanya kepada
harta kekayaan badan usaha itu sendiri, akan tetapi termasuk harta pribadi pemilik/pendirinya.

Kelebihan dari badan usaha yang tidak berbadan hukum adalah tidak terdapatnya
pengaturan jumlah modal yang harus disiapkan dalam menjalankan kegiatan usaha. Selain itu,
biaya jasa pembentukan akta pendirian dari badan usaha tidak berbadan hukum lebih kecil
daripada badan usaha yang berbadan hukum. Oleh karena itu, pembentukan badan usaha yang
tidak berbadan hukum dibentuk untuk pengusaha-pengusaha yang menjalankan kegiatan usaha
mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Adapun badan usaha yang tidak berbadan hukum, yaitu:

A. Maatschap atau Persekutuan

Dasar Hukum Maatschap ada pada Pasal 1618 sampai Pasal 1652 Bab VIII Bagian Satu
Buku III KUHPerdata). Maatschap atau Persekutuan merupakan suatu perjanjian dengan mana
dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu dalam persekutuan, dengan
maksud untuk membagi keuntungan yang terjadi karenanya (Pasal 1618 KUHPerdata).

Maatschap atau persekutuan ini memiliki karakter yang bersifat 2 muka. Maksud dari
maatschap bersifat dua muka ialah Maatschap bisa untuk kegiatan yang bersifat komersial dan
bisa untuk kegiatan yang bersifat non-komersial (termasuk dalam hal ini untuk persekutuan-
persekutuan yang menjalankan profesi). Akan tetapi, dalam praktek kebanyakan dipakai ialah
maatschap untuk kegiatan non komersial kegiatan profesi, seperti persekutuan diantara para
lawyer (“associated”, “partner”, “compagnon”), persekutuan para akuntan (KAP)

Dalam KUHPerdata tidak diatur bagaimana cara penderian maatschap, karena hubungan
pada maatschap terjadi hanya bersifat intern diantara para sekutu. Dengan demikian tidak
relevan untuk didaftarkan dan diumumkan. Meskipun tidak relevan untuk didaftarkan dan
diumumkan, tetapi dalam praktek, maatschap didirikan sampai dengan penandatanganan akta
pendiriannya dihadapan Notaris, demikian mengingat bahwa maatschap adalah suatu perjanjian
dengan mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu dalam
persekutuan, dengan maksud untuk membagi keuntungan yang terjadi karenanya (Pasal 1618
KUHPerdata).

B. Firma (Fa)

Dasar Hukum Firma (Fa) diatur dalam Pasal 15 sampai 35 Bab III Bagian I Buku I
KUHD, segala yang menjadi dasar hukum Maatschap, dan Perjanjain-perjanjian antara para
pihak. Firma (Fa) merupakan suatu perseroan yang didirikan untuk melakukan suatu usaha
dibawah suatu nama bersama (Pasal 16 KUHD). Tata cara pendirian Firma diatur dalam pasal
22, 23, 28, dan 29 KUHD..

Pasal 22 KUHD menyebutkan bahwa Firma harus didirikan dengan akta otentik.

Pasal 23 KUHD menyebutkan bahwa Firma harus didirikan dengan akta persekutuan
yang memuat Anggaran Dasar persekutuan harus didaftarkan pada Kepaniteraan PN yang
berwenang.

Pasal 28 KUHD menyebutkan bahwa akta pendirian yang membuat Anggatan Dasar
harus diumumkan dalam BNRI.

Akan tetapi pada prakteknya pendirian Firma hanya sampai pada pendaftaran di PN saja,
tidak ada yang sampai pengumuman dalam BNRI.Dalam Firma, semua sekutu saling
bertanggung-jawab secara tanggung renteng sampai kepada harta kekayaan pribadinya untuk
seluruh perikatan-perikatan persekutuan (Psl. 18 KUHD).

C. CV (Commanditaire Vennootschap)
Dasar hukum CV sama dengan dasar hukum Firma yakni segala yang diatur dalam
Maatschap, Pasal 15 sampai 32 Bab III Bagian I Buku I KUHD, serta perjanjian antar pihak. CV
memiliki pengertian bahwa Perseroan yang terbentuk dengan cara meminjamkan uang atau
disebut juga perseroan komanditer, didirikan antara seseorang atau antara beberapa orang persero
yang bertanggungjawab secara tanggung renteng untuk keseluruhannya, dan satu orang atau
lebih sebagai pemberi pinjaman uang.

Suatu perseroan dapat sekaligus berwujud perseroan firma terhadap persero-persero firma
didalamnya dan perseroan komanditer terhadap pemberi pinjaman uang. (Pasal 19
KUHD)..Mengingat CV diatur 1 titel dengan Firma (Fa dan CV diatur dalam 1 titel ke III,
Bagian I, Buku I KUHD) dan mengingat CV merupakan bentuk khusus dari Firma, maka
ketentuan pendirian Firma tersebut diatas juga berlaku untuk CV. Sebagaimana salah satu
karakteristik CV adalah pembatasan tanggungjawab daripada sekutu diam, maka agar
pembatasan tanggung jawab sekutu diam itu berlaku, mutlak untuk CV haruslah minimal dibuat
secara otentik dan didaftarkan ke PN.

Diatas disebutkan bahwa CV merupakan bentuk khusus dari Firma, maka dimana letak
kekhususan CV disbanding Firma? Dalam Firma, semua sekutu saling bertanggung-jawab secara
tanggung renteng sampai kepada harta kekayaan pribadinya untuk seluruh perikatan-perikatan
persekutuan. (Pasal 18 KUHD). Sedangkan dalam CV ada 2 macam sekutu, yaitu sekutu
komplementer/sekutu kerja/sekutu aktif dan sekutu komanditer/sekutu diam/sekutu pasif. Sekutu
aktif merupakan sekutu yang bertanggungjawab penuh sampai pada harta kekayaan pribadi,
sedangkan sekutu pasif merupakan sekutu yang hanya bertanggungjawab tidak lebih dari
bagiannya dalam persekutuan.

3. Perbedaan Berbadan Hukum Dan Bukan Berbadan Hukum

No Perusahaan yang badan hukum Perusahaan yang bukan badan hukum


1 Yang menjadi subjek hukumnya di sini Yang menjadi subjek hukumnya di sini ialah
ialah perusahaan itu sendiri , karena ia orang-orang yang menjadi pengurus. Jadi
telah menjadi badan hukum yang juga bukan perusahaan tersebut yang menjadi
termasuk subjek hukum di samping subjek karena ia bukan badan hukum
manusia sehingga tidak menjadi subjek

2 Pada perusahaan badan hukum harta Pada perusahaan tidak berbadan hukum harta
kekayaan harta kekayaan perusahaan perusahaan menjadi satu dengan harta pribadi
terpisah dari harta kekayaan pribadi para pengurus/anggotanya. Akibatnya , kalau
pengurus /anggota. Akibatnya, kalau perusahaanya pailit. Harta pribadi
perusahaannya pailit yang terkena sita pengurus/angotanya ikut tersita selain
hanya harta perusahaanya saja (harta menyita harta perusahaanya
pribadi pengurus/anggotanya tetap bebas
dari sitaan)
3 Dari bentuk perusahaan yang termasuk Sedangkan bentuk-bentuk perusahaan bukan
badan hukum adalah berbadan hukum adalah

1. PT (Perseroan Terbatas) 1. Persekutuan perdata


2. PN (Perusahaan Negara) 2. Firma
3. PD (Perusahaan daerah) 3. CV

Perseroan (perusahaan sero yaitu PT yang


modalnya milik pemerintah

 Contoh atau Study Kasus Tentang Bentuk Badan Hukum Perusahaan

PT. Sariwangi Agricultural Estate Agency merupakan salah satu perusahan badan hukum.
Dimana, terdapat pembagian harta milik perusahaan dan milik pribadi. Perusahaan ini sangat
dikenal di Indonesia, siapa sangka ternyata perusahaan ini terlilit hutang yang telah berlangsung
sejak tahun 2015. Perusahaan tersebut terlilit hutang sebanyak 1,5 Triliun pada beberapa bank di
Indonesia. Namun inilah keuntungan atau kelebihan dari perusahaan berbadan hukum karena
ketika perusahaan mengalami kebangkrutan seperti ini, yang menjadi tanggung jawab adalah
hanya harta perusahaan, tidak dengan harta pemiliknya.

Anda mungkin juga menyukai