Anda di halaman 1dari 4

NAMA: MUHAMMAD FIKRI MUHTAROM

NIM: 2120013

1) Ketentuan Pasal 1320 KUH Perdata menerangkan bahwa supaya terjadi persetujuan
yang sah, perlu dipenuhi empat syarat:
1. kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya;
2. kecakapan untuk membuat suatu perikatan
3. suatu pokok persoalan tertentu; dan
4. suatu sebab yang tidak terlarang.

2) BADAN USAHA BERBADAN HUKUM

Apabila badan usaha memisahkan antara harta kekayaan pribadi pemilik/pendirinya


dan harta kekayaan badan usaha, maka ketika terjadi suatu permasalahan hukum,
badan usaha hanya dapat dituntut atau diminakan ganti kerugian hanya sebatas harta
kekayaan badan usaha itu sendiri dan tidak masuk kepada harta pribadi
pemilik/pendirinya.

Terdapat kekurangan badan usaha yang berbadan hukum, yaitu ketika pengusaha
memiliki modal yang tidak banyak, maka sangat sulit untuk mendirikan badan usaha
khusunya yang berbadan hukum, sebab di dalam beberapa undang-undang mengutur
secara limitatif jumlah modal (dana) yang harus disiapkan untuk mendirikan badan
usaha. Oleh karena itu, biasanya pembentukan badan usaha yang berbadan hukum ini
dibentuk untuk pengusaha-pengusaha dalam skala menengah atau atas.

Sebagai contoh dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas  (PT)
membatasi secara limitatif bahwa modal dasar yang harus disiapkan untuk mendirikan
PT adalah Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta) yang dimana paling sedikit 12,5% (dua
belas koma lima persen) ditempatkan dan disetor.

Adapun badan usaha yang berbadan hukum, yaitu:

1. Perseroan Terbatas (PT);


2. Yayasan;
3. Koperasi;
4. Badan Usaha Milik Negara (BUMN);
5. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Untuk PT dan Yayasan Pengesahan Akta Pendirian dilakukan oleh Kementerian
Hukum dan HAM.

Sedangkan untuk Koperasi saat ini Pengesahan Akta Pendiriannya dilakukan di


Kementerian Hukum dan HAM sebagaimana diatur dalam Permenkumham No. 14
Tahun 2019 tentang Pengesahan Koperasi serta sistem Online Singe Submission
(OSS).

BADAN USAHA TIDAK BERBADAN HUKUM

Badan usaha yang tidak berbadan hukum adalah badan usaha yang tidak memiliki
memisahkan yang tegas antara harta kekayaan pribadi pemilik/pendirinya dan harta
kekayaan badan usaha.

Apabila badan usaha tidak memisahkan antara harta kekayaan pribadi


pemilik/pendirinya dan harta kekayaan badan usaha, maka apabila terjadi suatu
permasalahan hukum, badan usaha dapat dituntut atau diminakan ganti kerugian
hanya tidak hanya kepada harta kekayaan badan usaha itu sendiri, akan tetapi
termasuk harta pribadi pemilik/pendirinya.

Kelebihan dari badan usaha yang tidak berbadan hukum adalah tidak terdapatnya
pengaturan jumlah modal yang harus disiapkan dalam menjalankan kegiatan usaha.
Selain itu, biaya jasa pembentukan akta pendirian dari badan usaha tidak berbadan
hukum lebih kecil daripada badan usaha yang berbadan hukum. Oleh karena itu,
pembentukan badan usaha yang tidak berbadan hukum dibentuk untuk pengusaha-
pengusaha yang menjalankan kegiatan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Adapun badan usaha yang tidak berbadan hukum, yaitu:

1. CV (Persekutuan Komanditer);
2. Firma; serta
3. Persekutuan Perdata.
3) Satu hal yang paling membedakan antara badan usaha tidak berbadan hukum dan
yang berbadan hukum adalah, dalam badan hukum kekayaan pendiri dan kekayaan
Lembaga terpisah. Tidak ada percampuran harta di dalamnya sehingga secara teori
pertanggung jawaban dalam hal hukum hanya sebatas modal yang disetorkan saja.

Selain itu, usaha yang berstatus badan hukum dapat bertindak atas namanya sendiri.
Misalnya PT Karya Jaya Sentosa dapat bertindak dengan nama PT tersebut di luar
maupun di dalam pengadilan. Kekhususan tersebut diberikan oleh hukum karena
bentuknya yang dianggap sebagai “subyek tersendiri” dalam hukum.

Apa saja bentuk badan hukum? Yuk simak disini.

1. PERSEROAN TERBATAS (PT). adalah bentuk usaha berbadan hukum yang


didirikan oleh 2 orang atau lebih dengan saham dan modal tertentu. Pengaturan
mengenai Perseroan Terbatas dan diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas. Dalam PT, terdapat 3 organ penting yakni
Direksi, Komisaris dan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Bentuk usaha
inilah yang paling ideal digunakan.

2. YAYASAN. Adalah badan usaha berbentuk badan hukum yang terdiri  atas
kekayaan terpisah dan diperuntukkan mencapai tujuan tertentu di bidang sosial,
keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota. Berbeda dengan
PT, Yayasan biasanya bersifat non profit. Organ penting dalam Yayasan ada 3
yakni pengurus, pembina dan pengawas. Pengaturan mengenai Yayasan tunduk
pada Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan Juncto Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Yayasan.

3. PERKUMPULAN. Yayasan dan perkumpulan memiliki karakteristik yang


hampir sama, perbedaan keduanya adalah pertama, dalam perkumpulan tidak
berbasis anggota. Kedua, Yayasan bersifat non profit sementara perkumpulan
tidak secara khusus diatur larangan mengenai hal tersebut. Ketiga, perkumpulan
dapat berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum. Pengaturan mengenai
Perkumpulan dapat kita lihat pada beberapa aturan berikut yaitu, Permenkumham
Nomor 3 tahun 2016 tentang tata cara Pengajuan Permohonan Pengesahan Badan
Hukum dan Persetujuan Perubahan Anggaran dasar Perkumpulan, Staatsblad
Nomor 64 Tahun 1870 tentang Perkumpulan berbadan Hukum dan Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Masyarakat (tidak berbadan
hukum).

Anda mungkin juga menyukai