Anda di halaman 1dari 2

BADAN USAHA BERBADAN HUKUM

Badan usaha yang berbadan hukum adalah badan usaha yang memisahkan antara harta kekayaan
pribadi pemilik/pendirinya dan harta kekayaan badan usaha.

Apabila badan usaha memisahkan antara harta kekayaan pribadi pemilik/pendirinya dan harta
kekayaan badan usaha, maka ketika terjadi suatu permasalahan hukum, badan usaha hanya dapat
dituntut atau diminakan ganti kerugian hanya sebatas harta kekayaan badan usaha itu sendiri dan
tidak masuk kepada harta pribadi pemilik/pendirinya.

Terdapat kekurangan badan usaha yang berbadan hukum, yaitu ketika pengusaha memiliki modal
yang tidak banyak, maka sangat sulit untuk mendirikan badan usaha khusunya yang berbadan
hukum, sebab di dalam beberapa undang-undang mengutur secara limitatif jumlah modal (dana)
yang harus disiapkan untuk mendirikan badan usaha. Oleh karena itu, biasanya pembentukan badan
usaha yang berbadan hukum ini dibentuk untuk pengusaha-pengusaha dalam skala menengah atau
atas.

Sebagai contoh dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) membatasi secara
limitatif bahwa modal dasar yang harus disiapkan untuk mendirikan PT adalah Rp. 50.000.000,- (lima
puluh juta) yang dimana paling sedikit 12,5% (dua belas koma lima persen) ditempatkan dan disetor.

Adapun badan usaha yang berbadan hukum, yaitu:

Perseroan Terbatas (PT);

Yayasan;

Koperasi;

Badan Usaha Milik Negara (BUMN);

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Untuk PT dan Yayasan Pengesahan Akta Pendirian dilakukan oleh Kementerian Hukum dan HAM.

Sedangkan untuk Koperasi saat ini Pengesahan Akta Pendiriannya dilakukan di Kementerian Hukum
dan HAM sebagaimana diatur dalam Permenkumham No. 14 Tahun 2019 tentang Pengesahan
Koperasi serta sistem Online Singe Submission (OSS).
HUKUM PERUSAHAAN
PERBEDAAN BENTUK HUKUM PERUSAHAAN

BADAN USAHA TIDAK BERBADAN HUKUM

Badan usaha yang tidak berbadan hukum adalah badan usaha yang tidak memiliki memisahkan yang
tegas antara harta kekayaan pribadi pemilik/pendirinya dan harta kekayaan badan usaha.

Apabila badan usaha tidak memisahkan antara harta kekayaan pribadi pemilik/pendirinya dan harta
kekayaan badan usaha, maka apabila terjadi suatu permasalahan hukum, badan usaha dapat
dituntut atau diminakan ganti kerugian hanya tidak hanya kepada harta kekayaan badan usaha itu
sendiri, akan tetapi termasuk harta pribadi pemilik/pendirinya.

Kelebihan dari badan usaha yang tidak berbadan hukum adalah tidak terdapatnya pengaturan
jumlah modal yang harus disiapkan dalam menjalankan kegiatan usaha. Selain itu, biaya jasa
pembentukan akta pendirian dari badan usaha tidak berbadan hukum lebih kecil daripada badan
usaha yang berbadan hukum. Oleh karena itu, pembentukan badan usaha yang tidak berbadan
hukum dibentuk untuk pengusaha-pengusaha yang menjalankan kegiatan usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM).

Adapun badan usaha yang tidak berbadan hukum, yaitu:

CV (Persekutuan Komanditer);

Firma; serta

Persekutuan Perdata.

Pasca dibentuknya sistem Online Single Submission (OSS)” yang diatur dalam PP No. 24 Tahun 2018
tentang Pelayanan Perizinan Terintegrasi Secara Elektronik, maka saat ini pengesahan Akta Pendirian
CV, Firma ataupun Persekutuan Perdata tidak lagi di Pengadilan Negeri (PN), akan tetapi melalui
Kementerian Hukum dan HAM.

Anda mungkin juga menyukai