Badan usaha yang tidak berbadan hukum adalah badan usaha yang tidak
memiliki memisahkan yang tegas antara harta kekayaan pribadi
pemilik/pendirinya dan harta kekayaan badan usaha.
Apabila badan usaha tidak memisahkan antara harta kekayaan pribadi
pemilik/pendirinya dan harta kekayaan badan usaha, maka apabila terjadi
suatu permasalahan hukum, badan usaha dapat dituntut atau diminakan
ganti kerugian hanya tidak hanya kepada harta kekayaan badan usaha itu
sendiri, akan tetapi termasuk harta pribadi pemilik/pendirinya.
Kelebihan dari badan usaha yang tidak berbadan hukum adalah tidak
terdapatnya pengaturan jumlah modal yang harus disiapkan dalam
menjalankan kegiatan usaha. Selain itu, biaya jasa pembentukan akta
pendirian dari badan usaha tidak berbadan hukum lebih kecil daripada
badan usaha yang berbadan hukum. Oleh karena itu, pembentukan badan
usaha yang tidak berbadan hukum dibentuk untuk pengusaha-pengusaha
yang menjalankan kegiatan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Adapun badan usaha yang tidak berbadan hukum, yaitu:
1. CV (Persekutuan Komanditer);
2. Firma; serta
3. Persekutuan Perdata.
Pasca dibentuknya sistem Online Single Submission (OSS)” yang diatur
dalam PP No. 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Terintegrasi
Secara Elektronik, maka saat ini pengesahan Akta Pendirian CV, Firma
ataupun Persekutuan Perdata tidak lagi di Pengadilan Negeri (PN), akan
tetapi melalui Kementerian Hukum dan HAM..