Anda di halaman 1dari 9

AKUNTANSI KEUANGAN II

“AKUNTANSI DAN PELAPORAN EKUITAS”

OLEH :

D6 AKUNTANSI/SEMESTER 4

ANGGOTA KELOMPOK

1. KADEK FITRIANI (1833121020)


2. NI WAYAN EGITA MELISTYANI (1833121171)
3. KADEK HOKY PURNAMA SHANTI (1833121257)
4. NI PUTU APRIYANTI (1833121379)

UNIVERSITAS WARMADEWA

FAKULTAS EKONOMI
A. Pengertian Ekuitas

Ekuitas adalah hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.
Ekuitas pada dasarnya harus dikelompokkan dalam empat golongan secara jelas berdasarkan
sumbernya: Penyetoran modal dari pemilik atau pesero, Saldo laba yang berasal dari hasil
usaha (retained earning), Modal penilaian kembali aset (appraisal capital); dan Modal donasi
(donated capital).

B. Konsep Modal dan Pemeliharaan Modal (Concepts of Capital and Capital


Maintenance)

 Konsep Modal

 Konsep Modal Keuangan (Financial Capital Concept) :

menurut konsep modal keuangan, ekuitas suatu entitas adalah aset bersih (net
aset) yang diukur berdasarkan jumlah uang yang diinvestasikan (invested money)
atau jumlah daya beli yang diinvestasikan (invested purchasing power).

 Konsep Modal Fisik (Physical Capital Concept) :

menurut konsep modal fisik atau kemampuan usaha (operating capability),


modal diartikan sebagai kapasitas produktif suatu entitas berdasarkan, misalnya
jumlah unit produk yang dihasilkan per hari. Konsep modal mana yang dipilih
tentunya akan mempengaruhi perhitungan laba rugi.

 Konsep Pemeliharaan Modal dan Penentuan Laba Rugi

Pemeliharaan Modal Keuangan Menurut konsep pemeliharaan modal keuangan, laba


rugi suatu entitas dihitung dengan membandingkan aset bersih awal dan akhir periode usaha,
setelah mengeluarkan setiap transaksi keuangan dengan pemilik modal, yaitu penyetoran
modal atau penarikan modal serta pembayaran dividen.

Konsep pengembalian modal lebih menekankan pada nilai nominal aset neto atau
modal. Misalkan modal atau ekuitas awal suatu perusahaan adalah Rp10.000.000.000, dan
pada akhir periode usaha, aset neto adalah tetap Rp10.000.000.000, maka dapat dikatakan
bahwa modal perusahaan telah kembali, setiap kelebihan adalah laba dan setiap kekurangan
dari Rp10.000.000.000 adalah rugi. Sedangkan konsep imbal hasil atas modal (return on
capital) menekankan laba riil, yaitu kemampuan atau kapasitas operasi akhir harus melebihi
awal periode. Kajian pengertian tersebut diperlukan agar dapat lebih baik memahami latar
belakang diberlakukannya suatu standar akuntansi keuangan. Terutama dalam era
konvergensi IFRS, dan pergeseran dari nilai historis ke nilai wajar.

C. Pengenalan Bentuk Hukum Entitas Ekonomi dan Bisnis di Indonesia

Di Indonesia dikenal macam-macam bentuk hukum entitas ekonomi atau bisnis. Yang
dimaksud dengan entitas ekonomi adalah suatu entitas yang dalam pelaksanaan operasinya
tidak terlepas dari masalah ekonomi dan keuangan dalam arti luas, dan tidak terbatas semata-
mata pada perusahaan yang bermotif mancari laba.

Hukum dan Peraturan Perundangan yang Berlaku untuk Masing Masing Bentuk Hukum
Entitas Ekonomi atau Bisnis

Entitas Ekonomi atau Bisnis Hukum dan Peraturan Perundangan yang


Mengatur
I. Bukan Badan Hukum  
Perusahaan Perseorangan Hukum lokal/Pemerintah Daerah
Persekutuan Perdata Kitab UU Hukum Pedata (KUHP)
Persekutuan Firma (Fa) Kitab UU Hukum Dagang (KUHD)
Persekutuan Komanditer (CV) Kitab UU Hukum Dagang (KUHD)
I Badan Hukum  
I Peseroan Terbatas (PT) UU No. 40 Tahun 2007 tentang PT
Perseroan Terbatas Tebuka UU No. 40 Tahun 2007 tentang PT dan
Peaturan (PT Tbk.) Bapepam-LK, OJK
Perusahaan Perseroan (Pesero) UU No. 19 Tahun 2003 jo UU No. 40 Tahun
2007
Peusahaan Umum (Peum) UU No. 19 Tahun 2003
Koperasi UU No. 25 tahun 1992
Yayasan UU No. 28 tahun 2004
Subjek hukum adalah orang biasa dan badan hukum yang dapat melakukan tindakan
hukum, yaitu melakukan sesuatu perbuatan yang dapat menimbulkan hak dan kewajiban
hukum, misalnya perikatan jual beli, sewa menyewa, pinjam meminjam uang dan lain-lain
(sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku) Badan hukum adalah suatu organisasi atau
entitas yang menurut hukum dianggap sebagai suatu subjek hukum terlepas dari orang,
pendiri, pengurus atau anggotanya yang secara mandiri dapat melakukan tindakan hukum.
D. Entitas Bukan Badan Hukum
 Usaha/Perusahaan Perorangan

Usaha/Perusahaan Perorangan adalah usaha atau perusahaan yang dimiliki dan


dijalankan oleh seorang dan atau bersama anggota keluarganya. Aset, liabilitas, dan ekuitas
atau modal kegiatan usaha melekat dan menjadi satu dengan pribadi.

 Persekutuan Perdata

Persekutuan Perdata diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHP).


Tertulis dalam KUHP:

Pasal 1618: Persekutuan adalah suatu perjanjian dengan mana dua orang atau
lebih mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu dalam persekutuan, dengan
maksud untuk membagi keuntungan yang terjadi karenanya.

Pasal 1619: Segala persekutuan harus mengenai suatu usaha yang halal, dan harus
dibuat untuk manfaat bersama para pihak. Masing-masing sekutu diwajibkan
memasukkan uang, barangbarang lain ataupun kerajinannya ke dalam perseroan
itu.

Dari kedua pasal tersebut dapat ditarik pengertian bahwa Persekutuan Perdata adalah Suatu
perjanjian antar dua orang atau lebih yang Bertujuan membagi keuntungan yang diperoleh
bersama dengan Masing-masing sekutu yang diwajibkan memasukkan uang, barang-barang
lain, atau kerajinan (tenaga dan jasa).

 Persekutuan Firma (Fa)

Persekutuan Firma (Fa) diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD).
Persekutuan Firma atau Vennootschap onder firma, adalah tiap-tiap perserikatan yang
didirikan untuk menjalankan sesuatu perusahaan di bawah satu nama bersama. Berdasarkan
KUHD Pasal 16, Firma didirikan oleh dua orang atau lebih pesero untuk bersama-sama
melakukan suatu usaha untuk mencari laba.

 Persekutuan Komanditer (CV)

Persekutuan Komanditer (CV) atau Commanditaire Vennootschap, juga diatur dalam


KUHD. Persekutuan ini merupakan pengembangan dari persekutuan firma, yaitu selain
sekutu atau anggota firma yang mengurus dan masing-masing sekutu bertanggungjawab
penuh secara renteng atau tanggung menanggung atas kewajiban firma, terdapat sekutu atau
pesero komanditer atau sekutu diam (sleep ing partner). Pesero komanditer hanya menyetor
sejumlah modal, tapi tidak ikut mengurus persekutuan, dan hanya bertanggungjawab sebesar
jumlah modal yang disetor.

E. Entitas Berbentuk Badan Hukum

Entitas berbentuk badan hukum adalah entitas yang dapat berlaku sebagai subjek
hukum yang mandiri untuk melakukan tindakan hukum. Terutama dikenal dalam bentuk
Perseroan Terbatas (PT), Perseroan Terbatas Terbuka (PT Tbk), Perusahaan Umum (Perum),
dan Yayasan. Perusahaan Umum hanya untuk beberapa perusahaan negara yang dibentuk
untuk melayani pelayanan umum, misalnya Perum Otorita Jatiluhur, sedangkan Yayasan
lazimnya didirikan tidak untuk mencari laba (nirlaba), perusahaan lazimnya berbentuk badan
hukum Perseroan Terbatas (PT).

 Perseroan Terbatas (PT)

Undang-Undang RI No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas


merupakan landasan hukum untuk badan hukum PT. Dijelaskan dalam Bab I
Ketentuan Umum Pasal 1 beberapa pengertian tentang istilah tertentu:

 Pengertian Perseroan Terbatas (PT)

Perseroan Terbatas, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal;


didirikan berdasarkan perjanjian; melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham; dan memenuhi syarat yang ditetapkan dalam Undang-
Undang No. 40 Tahun 2007 tentang PT serta peraturan pelaksanaannya.

 Organ PT

Organ PT terdiri atas Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi, dan Dewan
Komisaris. RUPS adalah Organ Perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan
kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam undang-undang
tentang PT dan/atau anggaran dasar. Dengan demikian anggaran dasar suatu PT adalah sangat
penting dalam mengelola suatu perseroan yang berbentuk PT. Direksi adalah Organ
Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan PT untuk
kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan PT
 Maksud dan Tujuan PT

Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha PT tidak boleh bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, ketertiban umum, dan/atau kesusilaan.

 Tanggung Jawab Pemegang Saham

Pemegang saham tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang dibuat
atas nama Perseroan dan tidak bertanggung jawab atas kerugian Perseroan melebihi saham
yang dimiliki. Kecuali bila: a. persyaratan PT sebagai suatu badan hukum belum atau tidak
dipenuhi; b. pemegang saham yang bersangkutan: • baik langsung atau tidak langsung dengan
iktikad buruk memanfaatkan PT untuk kepentingan pribadi;

 Nama dan Alamat PT

Nama dan alamat dalam wilayah negara RI ditentukan dalam Anggaran Dasar.

 Jangka Waktu PT

PT didirikan untuk jangka terbatas atau tidak terbatas sebagai mana ditentukan dalam
anggaran dasar.

 Struktur Modal PT

Berdasarkan keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-347/BL/2012 Tanggal :


25 Juni 2012 tentang penyajian dan pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau
perusahaan publik, Ekuitas pada Perseroan Terbatas terdiri atas :

1. Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilikentitas induk:

Modal Saham:

 Modal Dasar

 Modal Ditempatkan dan disetor penuh

Tambahan Modal Disetor (Additional Paid-in Capital)

 Agio Saham

 Selisih Modal dari Transaksi Saham Treasuri

 Selisih Kurs atas Modal Disetor

 Selisih Nilai Transaksi dengan Entitas Sepengendali


 Tambahan Modal Disetor Lainnyaa

Selisih Transaksi dengan pihak Nonpengendali

Saham Treasuri

Saldo Laba

Pendapatan Komprehensif Lain

2. Kepentingan Nonpengendali

 Nilai Ekuitas

Dikenal beberapa nilai ekuitas atau nilai aset bersih (net assets) suatu perusahaan
(Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 67):
• Nilai pasar keseluruhan (aggregate market value),
yaitu jumlah keseluruhan saham yang diterbitkan dan ditempatkan dinilai menurut
harga pasar saham.
• Nilai likuidasi,
yaitu nilai perusahaan saat dilikuidasi, nilai sisa aset yang dijual satu per satu setelah
melunasi liabilitas perusahaan.
• Nilai kelangsungan usaha (going concern value),
yaitu nilai perusahaan dalam kelangsungan usaha. Laporan keuangan yang disusun
sesuai SAK, menyajikan nilai kelangsungan usaha perusahaan.
 Modal Saham Perseroan Terbatas (PT)
Modal saham suatu perseroan terbatas, secara umum diatur dalam Undang-Undang RI
No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Bab III Modal dan Saham. Beberapa hal yang
relevan dengan topik bab ini dan perlu dijelaskan adalah sebagai berikut:
A. Pelaporan dan Pengungkapan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas
Analisis Posisi Keuangan dan Kinerja Perusahaan Berdasarkan Ekuitas Ekuitas atau
modal suatu entitas merupakan faktor penting untuk mengadakan analisis posisi keuangan
dan kinerja perusahaan.
a. Rasio Liabilitas terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio)
Rasio liabilitas terhadap ekuitas digunakan untuk mengukur solvabilitas perusahaan,
yaitu kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh liabilitas seandainya perusahaan
dilikuidasi. Total Liabilitas : Total Ekuitas
b. Tingkat Imbal Hasil Ekuitas
Rasio ini mengutamakan kepentingan pemegang saham biasa, yaitu untuk menghitung
berapa persen keuntungan yang akan diperoleh pemegang saham biasa dari setiap Rupiah
yang diinvestasikan pada saham biasa.
(Tingkat imbal hasil saham biasa = Laba bersih-deviden Saham preferen/Modal saham
biasa rata-rata)
c. Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio)
Rasio ini menunjukkan persentase dividen tunai (kas) terhadap laba bersih. Pemegang
saham juga perlu mengetahui berapa bagian dari laba yang dihasilkan pada suatu tahun usaha
yang dibagikan sebagai dividen. Terutama investor institusi (dana pensiun, perusahaan
asuransi, organisasi nirlaba dan lain-lain) dan pemegang saham perorangan sangat
berkepentingan untuk mengetahui berapa besar dividen yang mereka dapat.
d. Nilai Buku Per Saham (Book Value Per Share)
Setiap investor tentu sangat berkepentingan untuk mengetahui berapakah nilai setiap
saham yang dimilikinya menurut laporan keuangan yang tersusun pada suatu saat, khususnya
bagi perusahaan yang tidak menjual saham di bursa. Keakuratan nilai buku ini tentunya
sangat tergantung pada keandalan penilaian, perhitungan dan pelaporan asset dan liabilitas
yang dilaporkan di laporan posisi keuangan.

Ekuitas Badan Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN/D)


Undang-Undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara mengatur tentang
perusahaan milik negara. BUMN. Badan hukum perusahaan negara atau BUMN terdiri atas:
a. Perusahaan Perseroan (Persero)
Perusahaan Perseroan (Persero) adalah BUMN yang berbentuk perseroan
terbatas, yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51%
(lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh negara Republik Indonesia. Seperti PT
pada umumnya tujuan utama Persero adalah mencari keuntungan.
Akuntansi ekuitas untuk Persero adalah sesuai dengan suatu PT.
b. Perusahaan Umum (Perum)
Perum adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh negara dan tidak
terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum, yaitu menyediakan
barang atau jasa kebutuhan publik dan diusahakan mendapatkan keuntungan agar
mampu mandiri dengan mengelola perusahaan berdasarkan prinsip manajemen
perusahaan secara efektif dan efisien atau GCG (good corporate governance)
Koperasi
Koperasi diatur dalam Undang-Undang RI No. 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian,
berikut adalah beberapa pokok peraturan yang perlu dipahami sehubungan dengan
pembahasan ekuitas untuk koperasi. Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang
perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya
sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirsi dan kebutuhan bersama di
bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi.
Yayasan
Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan
diperuntukan untuk mencapai tujuanm tertentu dibidan sosial,keagamaan, dan kemanusiaan,
yang tidak mempunyai anggota.

Anda mungkin juga menyukai