Anda di halaman 1dari 54

HUKUM BISNIS: BADAN USAHA (3)

BADAN HUKUM SELAIN PT, PERIJINAN &


KEWAJIBAN PEMBUKUAN
Oleh:
Dr. Rosalinda Elsina Latumahina, S.H, M.Kn
BUMN
PERUSAHAAN NEGARA

Perusahaan Negara = BUMN / BUMD / PN


 yaitu suatu perusahaan yang modalnya dimiliki
oleh Negara.
Definisi
Pasal 1 UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN yang
diubah dengan UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja (UU BUMN):
• Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut
BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara
melalui penyertaan secara langsung yang berasal
dari kekayaan negara yang dipisahkan.

Pasal 9 UU BUMN:
• BUMN terdiri dari Persero dan Perum.
PT PERSERO
Pasal 1 ayat (2) UU BUMN:
Perusahaan Perseroan (Persero) adalah suatu
perusahaan yang mana:
1. Merupakan BUMN
2. Berbentuk PT (sesuai dg UU No.1/1995 yang
diubah dengan UU No. 40/2007)
3. Minimum 51% atau seluruh sahamnya dimiliki oleh
Negara
4. Melalui penyertaan modal secara langsung (yg
ditetapkan melalui Pemerintah)
5. Tujuan utamanya mengejar keuntungan.
Organ PT PERSERO
Pasal 13-14 UU BUMN
 Organ Persero adalah RUPS, Direksi, dan
Komisaris.
 Menteri bertindak selaku RUPS dalam hal
seluruh saham Persero dimiliki oleh negara
dan bertindak selaku pemegang saham pada
Persero dan perseroan terbatas dalam hal
tidak seluruh sahamnya dimiliki oleh negara.
Definisi Perusahaan Umum
(Perum)

Pasal 1 ayat (4) UU BUMN:


Perusahaan Umum, yang selanjutnya
disebut Perum adalah BUMN yang seluruh
modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi
atas saham, yang bertujuan untuk
kemanfaatan umum berupa penyediaan
barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi
dan sekaligus mengejar keuntungan
berdasarkan prinsip pengelolaan
perusahaan.
Perbedaan Perum dan Persero

PERUM PERSERO

TUJUAN : TUJUAN:
KEP UMUM LABA
DAN LABA
SUMBER SUMBER
MODAL: MODAL:
APBN YANG PEMEGANG
DIPISAHKAN SAHAM
Yayasan
YAYASAN

UU No 16 Tahun 2001 jo UU No 28 Tahun 2004


tentang Yayasan.

• Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas


kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan
untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial,
keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak
mempunyai anggota.
Kekayaan Yayasan
Kekayaan yayasan dapat diperoleh dari :
♣ Sumbangan / bantuan yang tidak mengikat
♣ Wakaf
♣ Hibah
♣ Hibah wasiat
♣ Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan
AD dan atau peraturan perUUan yang berlaku

Yayasan dapat mendirikan badan usaha yang kegiatannya


sesuai dengan maksud dan tujuan yayasan.
Syarat Pendirian Yayasan
1. Minimal didirikan oleh satu orang atau lebih.

2. Yayasan dapat didirikan berdasarkan surat wasiat

3. Pendiri tersebut harus memisahkan kekayaan


pribadinya untuk kekayaan Yayasan

4. Akta Pendirian dibuat dalam bentuk akta notaris yang


kemudian diajukan pengesahannya pada Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia, serta diumumkan
dalam berita negara Republik Indonesia.
Organ Yayasan

Organ yayasan terdiri dari :

• Pembina
• Pengurus
• Pengawas
koperasi
KOPERASI

UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian,


yang diubah dengan UU No. 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja

Koperasi adalah :
• Badan usaha yang beranggotakan orang seorang
atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Pengertian Koperasi
Dari Segi Ekonomi
Perkumpulan yang memiliki ciri-ciri:
a. Beberapa orang yang disatukan oleh
kepentingan ekonomi yang sama
b. Tujuannya untuk kesejahteraan bersama
secara kekeluargaan
c. Alat untuk mencapai tujuan = badan usaha
yang dimiliki bersama, dibiayai bersama,
dikelola bersama
Pengaturan Tentang Koperasi
Selain dalam UU Perkoperasian,
Koperasi juga diatur secara detail dalam:
PERANGKAT ORGANISASI KOPERASI

PP No. 7
Tahun
2021
MODAL KOPERASI

• SIMPANAN POKOK
• SIMPANAN WAJIB
• DANA CADANGAN
• HIBAH

SISA HASIL USAHA = pendapat koperasi yg


diperoleh dlm satu tahun buku dikurangi dg biaya,
penyusutan dan kewajiban lain dlm tahun buku
ybs.
Koperasi Primer dan Sekunder

PP No. 7 Tahun 2021


Pendirian Koperasi
ANGGARAN DASAR KOPERASI

Anggaran Dasar Koperasi yang memuat antara lain :


- Nama dan tempat kedudukan
- Maksud dan tujuan
- Bidang usaha
- Keanggotaan
- Rapat Anggota
- Pengurus dan Pengawas
- Sisa Hasil Usaha
PERBEDAAN KOPERASI DENGAN BADAN USAHA LAIN

NO UNSUR KOPERASI BADAN USAHA LAIN

1. Para Pihak Orang-orang yang tidak bermodal Tidak perlu banyak


sehingga untuk mendapatkan jumlahnya, masing-masing
modal yang besar harus banyak mempunyai modal yang
anggotanya besar
2. Tujuan Untuk kemakmuran bersama, Untuk mencari keuntungan
kebutuhan masing anggota
3. Modal Dikumpulkan dari simpanan- Terdiri atas masukan-
simpanan, pinjaman-pinjaman, masukan para sekutu yang
penyisihan hasil usaha, termasuk dilakukan sekali saja
dana cadangan, serta sumber lain dengan jumlah yang besar
yang sah
4. Pembagian hasil Pembagian SHU dibagikan kepada Pembagian hasil usaha atau
usaha semua anggota sebanding dengan keuntungan akan dibagi
jasa usaha yang dilakukan oleh sebanding dengan jumlah
masing-masing anggota setelah pemasukan modal
dikurangi dengan dana cadangan
Berbagai Ijin
Yang Harus Diurus Perusahaan

NIB (NOMOR INDUK BERUSAHA)


IZIN LOKASI / DOMISILI
IZIN LINGKUNGAN
NPWP BADAN USAHA
Berbagai Ijin
Yang Harus Diurus Perusahaan
Berbagai Ijin
Yang Harus Diurus Perusahaan
Berbagai Ijin
Yang Harus Diurus Perusahaan
Berbagai Ijin
Yang Harus Diurus Perusahaan
Berbagai Ijin
Yang Harus Diurus Perusahaan
Berbagai Ijin
Yang Harus Diurus Perusahaan
Perizinan Untuk UMKM
Perizinan Untuk UMKM
NPWP Badan

Selain NPWP Pribadi

wajib memiliki NPWP Badan


KEWAJIBAN
Pembukuan
(Book-keeping
OBLIGATION)
Kewajiban Perusahaan
Salah satu kewajiban perusahaan adalah
menyelenggarakan pembukuan
(Pasal 6 KUHD).
Dasar Hukum
KUHD Buku I Bab II dari pasal 6 - 9 dan
pasal 12
KUH Perdata
UU No. 37 Tahun 2002 tentang
Kepailitan dan PKPU
UU No. 8 Tahun 1997 tentang Dokumen
Perusahaan
PERUSAHAAN
DAN DOKUMEN PERUSAHAAN
UU Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan

Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang melakukan


kegiatan secara tetap dan terus menerus dengan tujuan
memperoleh keuntungan dan atau laba, baik yang
diselenggarakan oleh orang-perorangan maupun badan usaha
yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum, yang
didirikan dan berkedudukan dalam wilayah Negara RI.

Dokumen perusahaan adalah data, catatan, dan atau


keterangan yang dibuat dan atau diterima oleh perusahaan
dalam rangka pelaksanaan kegiatannya, baik tertulis di atas
kertas atau sarana lain maupun terekam dalam bentuk corak
apapun yang dapat dilihat, dibaca, atau didengar.
Neraca
Menurut Polak, neraca ialah daftar yang berisi,
antara lain :
Seluruh harta kekayaan beserta harganya
dari masing-masing benda.
Segala hutang-hutang dan saldonya.
Tujuan Kewajiban Pembukuan
 agar pihak pihak yang berkepentingan
dapat mengetahui hak-hak dan
kewajiban pengusaha/perusahaan.
Pasal 6 KUHD
Penyimpanan catatan selama 30 th dan
10 th (berhubungan dg daluwarsa /
verjaring, suatu pembebasan dari suatu
perikatan).

Pasal 1967 KUH Perdata :


“segala tuntutan hukum, baik bersifat
kebendaan maupun bersifat
perseorangan, hapus karena kadaluwarsa
dengan lewatnya waktu 30 tahun”.
Pertimbangan
Keluarnya UU No. 8 Tahun 1997
tentang Dokumen Perusahaan

Kewajiban penyimpanan buku, catatan, dan


neraca selama 30 tahun dan penyimpanan
surat, surat kawat beserta tembusannya selama
10 tahun (Pasal 6 KUHD)

sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan


dan kebutuhan hukum masyarakat khususnya di
bidang ekonomi dan perdagangan;
Ketentuan Dalam UU No. 8 Tahun 1997
Dokumen Perusahaan wajib disimpan selama
10 (sepuluh) tahun terhitung sejak akhir tahun
buku perusahaan yang bersangkutan.

Data pendukung administrasi keuangan waktu


penyimpanannya disesuaikan dengan
kebutuhan perusahaan yang bersangkutan.

Dokumen perusahaan yg tdk terkait dg


keuangan jangka waktu penyimpanannya
ditetapkan berdasarkan nilai guna dokumen
tersebut.
Hubungan Antara Kewajiban
Pembukuan dg Pasal 1131 - 1132 BW
 Bahwa seluruh harta benda debitur, baik
bergerak maupun tidak bergerak,baik yg
telah ada maupun yg masih akan
diperoleh, dipertanggungjawabkan bagi
pemenuhan perikatan2nya.

 Semua harta debitur merupakan jaminan


bagi pelunasan utang2nya terhadap para
krediturnya.
Ketentuan UU Kepailitan
Pasal 21 UU No.37 Tahun 2002
tentang Kepailitan dan PKPU

 Kepailitan meliputi seluruh kekayaan


Debitur pada saat putusan pernyataan
pailit diucapkan serta segala sesuatu
yang diperoleh selama kepailitan.
Pasal 7 KUHD
Hakim dapat memerintahkan untuk
memperlihatkan catatan itu atas
permintaan salah satu pihak apabila
terjadi sengketa.

Penilaian terhadap pembukuan


diserahkan pada hakim untuk
mempergunakan catatan / pembukuan
tersebut sebagai alat bukti, bahkan untuk
menguntungkan orang yg membuat
catatan itu.
Sifat Pembukuan adalah Rahasia
(Asas Kerahasiaan)
Pasal 12 KUHD
Catatan / Pembukuan tidak boleh dilihat
atau diketahui oleh orang yang tidak berhak
karena tidak ada izin yang merupakan
rahasia perusahaan yang harus dilindungi
yang berhubungan dengan kekayaan
perusahaan.
Penerobosan Terhadap
Asas Kerahasiaan
1. Representation
 pembukaan pembukuan oleh hakim
(Ps.8 KUHD).
 Penerobosan rahasia pembukuan
(surat-surat dll).
 Hanya dapat dilakukan oleh hakim secara
ambtshalve (krn jabatannya).
 Atas izin hakim dapat diambil turunan surat.
 Hakim dapat meminta pendapat ahli
(akuntan).
2. Communication :
Pihak yg berkepentingan dpt minta
diperlihatkan pembukuan masing-masing
secara terbuka atas pemintaan salah
satu atau kedua belah pihak, dan atas
permintaan pihak yg berkepentingan dpt
minta hakim krn jabatannya dalam
persidangan utk membuka pembukuan.

Communication dpt diminta dg perantara


hakim bila ada penolakan dr salah satu
pihak.
Apabila di depan hakim masih ada
penolakan untuk memperlihatkan
pembukuan
Maka pihak tergugat dpt dihukum:
1. Membayar biaya, kerugian dan bunga
2. Membayar uang paksa (dwangsom)
3. Memerintahkan paksa badan (lijfsdwang)
Ancaman Pidana

Ancaman terhadap kelalaian dan


manipulasi pembukuan terdapat dalam
KUHP, yaitu bila terjadi kepailitan

(Pasal 396 - 398 KUH Pidana).


Pasal 396 KUHP
1. jika pengeluarannya melewati batas;
2. jika yang bersangkutan dengan maksud untuk
menangguhkan kepailitannya telah meminjam uang
dengan syarat-syarat yang memberatkan sedang
diketahuinya bahwa pinjaman itu tiada mencegah
kepailitan;
3. jika dia tak dapat memperlihatkan dalam keadaan tak
diubah buku-buku dan surat-surat untuk catatan
menurut pasal 6 Kitab Undang-undang Hukum Dagang
dan tulisan-tulisan yang harus disimpannya menurut
pasal itu. Seorang pengusaha yang dinyatakan dalam
keadaan pailit atau yang diizinkan melepaskan budel oleh
pengadilan, diancam karena merugikan pemiutang dengan
pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan:
Pasal 397 KUHP
Seorang pengusaha yang dinyatakan dalam keadaan pailit atau diizinkan
melepaskan budel oleh pengadilan, diancam karena merugikan pemiutang
secara curang jika yang bersangkutan untuk mengurangi hak pemiutang
secara curang:

1. membikin pengeluaran yang tak ada, maupun tidak membukukan


pendapatan, atau menarik barang sesuatu dari budel;
2. telah melijerkan (uervreemden) barang sesuatu dengan cuma-cuma atau
jelas di bawah harganya;
3. dengan suatu cara menguntungkan salah seorang pemiutang diwaktu
pailitnya atau pada saat di mana diketahui hahwa keadaan tersebut tak
dapat dicegah;

4 tidak memenuhi kewajiban untuk mengadakan pencatatan menurut


pasal 6 ayat pertama KUHD atau untuk menyimpan dan
memperlihatkan buku-buku, surat-surat, dan tulisan-tulisan yang
dimaksud dalam ayat ketiga pasal tersebut.
Pasal 398 KUHP
Seorang pengurus / komisaris perseroan terbatas, maskapai andil Indonesia
atau perkumpulan koperasi yang dinyatakan dalam keadaan pailit atau yang
diperintahkan penyelesaian oleh pengadilan, diancam dengan pidana penjara paling
lama satu tahun empat bulan:

1. jika yang bersangkutan turut membantu atau mengizinkan untuk melakukan


perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan anggaran dasar, sehingga oleh
karena itu seluruh atau sebagian besar dari kerugian diderita oleh perseroan,
maskapai atau perkumpulan,
2. jika yang bersangkutan dengan maksud untuk menangguhkan kepailitan atau
penyelesaian perseroan, maskapai atau perkumpulan. turut membantu atau
mengizinkan peminjaman uang dengan syarat-syarat yang memberatkan, padahal
diketahuinya tak dapat dicegah keadaan pailit atau penyelesaiannya;

3. jika yang bersangkutan dapat dipersalahkan tidak memenuhi kewajiban yang


diterangkan dalam pasal 6 ayat pertama KUHD dan pasal 27 ayat pertama ordonansi
tentang maskapai andil Indonesia, atau bahwa buku- buku dan surat-surat yang
memuat catatan-catatan dan tulisan-tulisan yang disimpan menurut pasal tadi, tidak
dapat diperlihatkan dalam keadaan tak diubah.

Anda mungkin juga menyukai