Anda di halaman 1dari 48

Hukum BISNIS

HUKUM ASURANSI

Oleh:
Dr. Rosalinda Elsina Latumahina, S.H, M.Kn
Asal Kata Asuransi

• Bahasa Latin = ASSECURARE


= meyakinkan orang lain

• Assurance
Menanggung sesuatu yang pasti terjadi

• Insurance
Menanggung sesuatu yang belum tentu
terjadi
Definisi Asuransi
• Ekonomi
Metode mentransfer risiko dengan jalan
memindahkan akibat kerugian dari
ketidakpastian

• Hukum
Kontrak perjanjian dimana tertanggung
memindahkan risiko tertentu kepada
penanggung dengan membayar premi
Definisi Asuransi
• Bisnis
Lembaga usaha yang menerima pengalihan Risiko
dari masyarakat

• Sosial
Sarana sosial dalam penghimpunan dana untuk
menghadapi kerugian keuangan

• Matematis
Pendekatan kuantitatif dan statistik atas suatu
Risiko sehingga tercapai keseimbangan antara
manfaat dan premi
Definisi Asuransi

Pasal 246 KUHD :


Asuransi / Pertanggungan adalah:
Suatu perjanjian di mana seorang
penanggung dengan menikmati suatu premi
mengikatkan dirinya kepada tertanggung
untuk membebaskannya dari kerugian,
karena kehilangan, kerusakan, ketiadaan
keuntungan yg diharapkan, yg akan
dideritanya karena kejadian yg tidak pasti.
Definisi Asuransi
UU No. 40 Tahun 2014, Pasal 1
Definisi-Definisi Penting
UU No. 40 Tahun 2014, Pasal 1
Dasar Hukum
• KUHD Buku I Pasal 246-308; Buku II Pasal
592-695
• UU Nomor 40 Tahun 2014 tentang
Perasuransian
• PP Nomor 73 Tahun 1992 tentang
Penyelenggaraan Usaha Perasuransian, yang
diubah terakhir kali dengan PP Nomor 81
Tahun 2008
• Berbagai Peraturan OJK dan SE OJK
MANFAAT ASURANSI
1. Memberikan rasa aman dan perlindungan
2. Sebagai tabungan dan sumber pendapatan
lain
3. Merupakan alat penyebaran risiko
4. Pendistribusian biaya dan manfaat yg lebih
adil
TUJUAN ASURANSI

Dari Segi Pihak Tertanggung (Insured) :


Meringankan kerugian yang dialami dg cara
memperoleh penggantian dari Penanggung
sehingga:
a. Insured terhindar dari kebangkrutan
b. Mengembalikan Tertanggung pada keadaan
yang semula seperti sebelum menderita
kerugian
TUJUAN ASURANSI

Dari Segi Pihak Penanggung (Insurer) :


• Mendapatkan keuntungan
• Menciptakan rasa tentram bagi nasabah
• Menghimpun dana dari premi yang
dikumpulkan dari nasabah

UU No. 40
Tahun
2014
Sifat Perjanjian Asuransi
• Perjanjian timbal balik
• Perjanjian bersyarat
• Perjanjian untuk mengalihkan dan membagi
risiko
• Perjanjian konsensual
• Perjanjian untung-untungan
4 Unsur Dalam Asuransi
1. Pihak tertanggung (insured)
2. Pihak penanggung (insurer)
3. Peristiwa yg tidak tertentu (accident)
4. Kepentingan (interest) yg diasuransikan,
yg mungkin akan mengalami kerugian
Hak Tertanggung
• Menuntut agar polis ditandatangani oleh
penanggung (Ps.259 KUHD)

• Menuntut agar polis segera diserahkan oleh


penanggung (Ps.260 KUHD)

• Menuntut ganti kerugian pada penanggung


apabila peristiwa yang diperjanjikan dalam
polis terjadi.
Kewajiban Tertanggung
• Membayar premi kepada penanggung
(Ps.246 KUHD)
• Memberikan keterangan yg benar kepada
penanggung tentang obyek yang
diasuransikan (Ps.251 KUHD)
• Mengusahakan / mencegah agar peristiwa yg
menimbulkan kerugian terhadap obyek yg
diasuransikan tidak terjadi (Ps.283 KUHD)
• Memberitahukan kepada penanggung bahwa
peristiwa yg menimpa obyek yg diasuransikan
terjadi, berikut usaha pencegahannya.
Hak Penanggung (1)
a.Menuntut pembayaran premi kepada
tertanggung sesuai dg perjanjian

b.Meminta keterangan yg benar dan lengkap


kepada tertanggung yg berkaitan dg obyek
yg diasuransikan kepadanya

c.Memiliki premi / menuntutnya dalam hal


peristiwa yg diperjanjikan terjadi disebabkan
karena kesalahan tertanggung sendiri
(Ps.276 KUHD)
Hak Penanggung (2)
d.Memiliki premi yg sudah diterima dalam hal
asuransi batal / gugur yg disebabkan oleh
perbuatan curang dari tertanggung (Ps.282
KUHD)

e.Melakukan asuransi kembali (reinsurance)


kepada penanggung yg lain dg maksud
untuk membagi risiko yg dihadapinya
(Ps.271 KUHD)
Kewajiban Penanggung
a.Memberikan ganti kerugian kepada tertanggung
bila peristiwa yg diperjanjikan terjadi (kecuali
ada alasan pembebas)

b.Menandatangani & menyerahkan polis kepada


tertanggung (Ps.259, 260 KUHD)

c.Mengembalikan premi kepada tertanggung bila


asuransi batal / gugur dg syarat tertanggung
belum menanggung risiko sebagian /
seluruhnya (Ps.281 KUHD)
Kapan Pertanggungan Mulai Berlaku?

UU No. 40 Tahun 2014


Kapan Pertanggungan Mulai Berlaku?
UU No. 40 Tahun 2014
RISIKO

= kerugian yg diakibatkan peristiwa di luar


kesalahannya

• Pasal 637 KUHD


• Pasal 249 dan Pasal 276 KUHD
Risiko Yang Tidak Dijamin

• Akibat perbuatan yang disengaja


• Akibat sifat alamiah dari obyek
• Akibat peperangan
• Akibat Strike, Riot, Civil Commotion
• Akibat act of God
• Akibat reaksi nuklir atau radio aktif
• Akibat bertentangan dengan Undang-Undang
Polis Asuransi
• Asas konsensual = Pasal 257 KUHD

• Pembuktian = Polis (Pasal 255 KUHD)

• Isi Polis = Pasal 256 KUHD

• Isi khusus Polis Asuransi Jiwa


= Pasal 304 KUHD
REASURANSI

Pasal 271 KUHD


Tiga Pihak:
a. Tertanggung
b. Penanggung Pertama
c. Penanggung Kedua
PRINSIP DASAR ASURANSI

• INSURABLE INTEREST (adanya kepentingan)


• INDEMNITY (ganti kerugian)
• UTMOST GOOD FAITH (itikad baik)
• SUBROGRATION (pengganti kedudukan)
• PROXIMA CAUSA (penyebab kerugian)
• CONTRIBUTION (saling menutup)
• TRUST (kepercayaan)
PENGGOLONGAN ASURANSI (1)
PENGGOLONGAN ASURANSI (2)

Secara yuridis
 Asuransi Kerugian
 Asuransi Jumlah

Berdasarkan kehendak bebas para pihak


 Asuransi Sukarela
 Asuransi Wajib
PENGGOLONGAN ASURANSI (3)

Berdasarkan tujuan
 Asuransi Komersial
 Asuransi Sosial

Berdasarkan sifat dari penanggung


 Asuransi Premi
 Asuransi Saling Menanggung
Klasifikasi Lain ASURANSI
Berdasarkan SIFAT
• Asuransi Wajib
• Asuransi Sukarela

Berdasarkan TUJUAN
• Asuransi Jiwa
• Asuransi Sosial
• Asuransi Kerugian

Berdasarkan KEPEMILIKAN
• Asuransi milik Pemerintah
• Asuransi milik Swasta
Klasifikasi Lain ASURANSI
Berdasarkan BENTUK HUKUM
• Perseroan Terbatas
• Persero
• Koperasi
• Usaha Bersama

Berdasarkan OBYEK
• Obyek Manusia
• Obyek Harta Benda

Berdasarkan KEGIATAN
• Proteksi pada kegiatan Individu
• Proteksi pada kegiatan Usaha
Jenis-Jenis Perusahaan Perasuransian
Berdasarkan UU No. 40 Tahun 2014
Definisi
UU No. 40 Tahun 2014, Pasal 1
Berdasarkan UU No. 2 Tahun 1992
(UU Lama Yang Sudah Dicabut)

1. Usaha Asuransi terbagi menjadi:


a. Asuransi Kerugian
b. Asuransi Jiwa
c. Reasuransi

2. Usaha Penunjang:
a. Pialang Asuransi
b. Pialang Reasuransi
c. Penilai Kerugian Asuransi
d. Agen Asuransi
Asuransi Kerugian
= asuransi yang memberikan jasa dalam
penanggulangan risiko atas kerugian,
kehilangan manfaat, dan tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga, yang timbul dari
peristiwa yang tidak pasti.

Penanggung tidak harus membayar ganti rugi


kepada tertanggung kalau selama jangka
waktu perjanjian obyek pertanggungan tidak
mengalami bencana atau bahaya yang
dipertanggungkan.
Beberapa Jenis Asuransi Kerugian

- Asuransi pencurian
- Asuransi kebakaran
- Asuransi terhadap bahaya yg mengancam
hasil pertanian
Asuransi Wajib

• BPJS Ketenagakerjaan (Jamsostek)


• Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Bagi
Penumpang Kendaraan Umum
Asuransi Sosial
Asuransi Sosial adalah program asuransi yang
diselenggarakan secara wajib berdasarkan
suatu Undang-Undang, dengan tujuan untuk
memberikan perlindungan dasar bagi
kesejahteraan masyarakat dan tidak bertujuan
untuk mendapatkan keuntungan komersial

Contoh:
- Asuransi kecelakaan lalu lintas (Jasa Raharja).
- Asuransi BPJS Kesehatan, ASABRI.
Bentuk Badan Hukum Perusahaan Asuransi

UU No. 40 Tahun 2014


Obyek Asuransi Yang Ada Di Indonesia

UU No. 40 Tahun 2014


Permohonan Pailit
Kepada Perusahaan Asuransi

UU No. 40
Tahun
2014

Penjelasan
Permohonan Pailit
Kepada Perusahaan Asuransi

UU No. 40
Tahun
2014
Pemegang Polis / Tertanggung
Harus Dibayar Lebih Dulu Dalam Hal Terjadi Kepailitan / Likuidasi

UU No. 40
Tahun
2014
Penyelesaian Sengketa
Melalui Lembaga Mediasi

UU No. 40
Tahun
2014
Profesi Penyedia Jasa Perasuransian

UU No. 40
Tahun
2014
Profesi Penyedia Jasa Perasuransian

UU No. 40
Tahun
2014
Sanksi

Terdapat sanksi administratif maupun sanksi pidana bagi pihak-


pihak yang melanggar ketentuan dalam UU Perasuransian

Contoh sanksi pidana:

UU No. 40
Tahun
2014
Sanksi
Contoh
sanksi
administratif

UU No. 40
Tahun
2014
Pasal 71
ayat (2)

Anda mungkin juga menyukai