a.Sebagai lembaga proteksi, memberikan proteksi berupa jaminan kerugian kepada tertanggung, sesuai dengan perjanjian yg tertuang dalam polis b.Sebagai lembaga keuangan, memobilisasi dana dari masy dgn cara mengumpulkan premi dari masy melalui penjualan polis Asuransi Sebagai Usaha
• Usaha asuransi, usaha asuransi kerugian, jiwa
dan reasuransi (harus berbadan hukum) • Usaha penunjang usaha asuransi, usaha pialang asuransi, penilai kerugian asuransi, konsultan aktuaria, agen asuransi (dapat perorangan) Definisi Perjanjian Asuransi
• Pasal 246 KUH Dagang, hanya terbatas pa-da
perjanjian asuransi kerugian • Pasal 1 UU No. 2 Tahun 1992, mengatur per- janjian auransi kerugian dan asuransi jiwa Prinsip-prinsip Perjanjian Asuransi • Prinsip keseimbangan (indemnity principle) besarnya ganti rugi adalah sama dengan be- sarnya kerugian yang diderita tertanggung, tidak lebih • Prinsip kepentingan (insurable interest prin- ciple), pihak yang mengasuransikan harus mempunyai kepentingan (hub hak milik, kreditur-debitur, orangtua-anak, suami-istri, dll. • Prinsip kejujuran yang sempurna (utmost goodfaith), pihak tertanggung wajib mem- beritahukan mengenai obyek/barang yg di- pertanggungkan secara benar. • Prinsip subrogasi bagi penanggung apabila tertaggung menerima gantirugi ter- nyata punya tagihan kepada pihak lain, maka tertanggung tidak berhak meneri-manya, dan hak itu beralih ke penanggung. Syarat-syarat Perjanjian Asuransi
• Mengacu pada pasal 1320 KUH Perdata
1. adanya kesepakatan kedua belah pihak 2. adanya kecakapan 3. mengenai hal tertentu 4. sesuatu sebab/causa yg halal/diperbolehkan Fungsi Polis • Pasal 255 KUH Dagang Pejanjian pertanggungan harus dilakukan secara tertulis dengan sebuah akta yang bernama polis • Pasal 257 ayat 1 KUH Dagang Perjanjian pertanggungan telah ada, setelah adanya kata sepakat bahkan sebelum polis itu ditandatangani. • Pasal 258 ayat 1 KUH Dagang Polis bukan merupakan syarat sahnya per- janjian, tetapi merupakan sekedar alat bukti adanya perjanjian pertanggungan • Pasal 259 ayat 1 KUH Dagang Teranggunglah yang membuat polis dan pe- nanggung harus menandatanganinya Pelaksanaan Perjanjian Asuransi
• Pertanggungan akan direalisasikan apabila
peristiwa tertentu (perirtiwa yang tertuang dalam polis) yang diperjanjikan terjadi dan menimbulkan kerugian kepada tertang-gung Syarat yang harus dipenuhi agar penanggung melaksanakan prestasinya • Adanya peristiwa yang tidak tentu yaitu peristiwa yang tidak diharapkan terjadi dan tidak ada kepastian bahwa peristiwa itu akan ter-jadi • Hubungan sebab akibat bahwa kerugian itu disebabkan oleh peril yang termasuk dalam tanggung jawab penanggung (polis), Peril adalah peristiwa/bahaya yg dapat me-nyebabkan kerugian/kerusakan: api, banjir, pe-rampokan, badai dll. Hazard adalah keadaan/kondisi untuk bisa memperbesar/ meningkatkan suatu kerugian dari suatu peril: menyimpan bensin dekat perapian. • Cacat atau kebusukan benda Cacat/kebusukan dari benda tidak ditanggung kecuali pe- nyakit sesoorang (psl. 249 KUHD) • Kesalahan sendiri dari tertanggung • Prinsip keseimbangan • Nilai benda yang dipertanggungkan, menentukan besar kecilnya premi • Hal-hal yang memberatkan risiko, perubahan pemakai-an/fisik gedung • Subrogasi • Persekutuan dari penanggung • Restorno , pengembalian premi asuransi karena gugur/ ba- talnya perjanjian asuransi. Prosedur klaim asuransi • Membuat laporan ke pihak asuransi (customer service) atau bagian klaim • Dicek di data base tertanggung • Peninjauan lokasi • Meminta data pendukung Perjanjian asuransi yang diatur di dalam KUHD • Pertanggungan kebakaran barang tidak bergerak • Pertanggungan kebakaran atas barang bergerak • Pertanggungan terhadap bahaya yg mengancam hasil pertanian yang belum dipanen • Pertanggungan jiwa • Pertanggungan terhadap segala bahaya laut • Pertanggungnan terhadap bahaya dalam pengangkutan di daratan, sungai dan perairan darat Perjanjian asuransi yang diluar KUHD • Asuransi kecelakaan • Asuransi kesehatan • Asuransi penerbangan • Asuransi gangguan usaha • Asuransi engineering • Asuransi tanggung jawab hukum • Asuransi kredit • Asuransi kecurian/perampokan • Asuransi penyimpanan surat berharga • Asuransi malpraktek Program asuransi sosial • Diselenggarakan secara wajib berdasarkan UU • Tujuan memberikan perlindungan dasar bagi kesejahteraan masyarakat • Diselenggarakan oleh BUMN Contoh asuransi sosial • Pertanggungan wajib kecelakaan penumpang (Jasa Raharja UU No. 33 Tahun 1964) • Pertanggungan kecelakaan lalu lintas jalan (Jasa Raharja UU No. 34 Tahun 1964) • Pertanggungan hari tua bagi PNS (Taspen) • Pertanggungan kesehatan bagi PNS dan pensiunan PNS (Askes) • Pertanggungan hari tua dan kesehatan anggota TNI dan pensiunan TNI (ASABRI) • Pertanggungan bagi karyawan swasta (Jamsostek)