Dosen :
1. Prof. Dr. Man Suparman, SH.,MH.
2. Nyulistyowati, SH.,MH.
3. R. Kartikasari, SH.,MH.
4. Sudaryat, SH.
MATERI PERKULIAHAN
Antar lain meliputi :
1. Asuransi sebagai suatu perjanjian.
2. Objek dan syarat mutlak perjanjian asuransi serta peranan polis dan premi.
3. Hak dan kewajiban para pihak yang terlibat dalam perjanjian asuransi.
4. Penggolongan dan jenis-jenis asuransi.
5. Ketentuan-ketentuan pokok perjanjian asuransi dan ketentuan pokok indemnitas.
6. Jenis-jenis asuransi sosial di Indonesia.
7. Jenis-jenis asuransi dalam praktek, meliputi :
- Asuransi rekayasa engineering.
- Asuransi pengangkutan laut.
- Asuransi kredit.
- Asuransi jiwa.
- Asuransi jiwa kredit.
- Asuransi kecelakaan diri.
- Asuransi pertanggungjawaban.
- Asuransi takaful.
ISTILAH
Berkaitan dengan asuransi ini, maka ada dua istilah yang digunakan, yaitu :
PENGERTIAN
Menurut Undang-undang
Pasal 246 KUHD :
Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung
mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk
memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa
yang tak tertentu.
Pasal 1 angka (1) UU No. 2 Tahun 1992 :
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan
mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada pihak tertanggung dengan menerima
premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan pembayaran yang didasarkan atas
meninggalnya atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkannya.
Kemajuan dalam UU No. 2 Tahun 1992 :
KUHD hanya meliputi asuransi kerugian, sedangkan UU No. 2 Tahun 1992 selain
asuransi kerugian juga meliputi asuransi sejumlah uang/ asuransi jumlah/ asuransi jiwa,
resiko yang timbul karena tanggung jawab hukum.
Dikatakan suatu kemajuan karena pasal 246 KUHD terletak dalam ketentuan umum
asuransi sehingga konsekuensinya harus dapat diberlakukan pada semua jenis asuransi.
Pengertian asuransi pada pasal 246 KUHD ini merupakan pengertian sempit
dari asuransi karena asuransi disini hanya meliputi :
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2
2004-2005
Campus in Compact – Hukum Asuransi
1. Kerugian
2. Kerusakan
3. Kehilangan
Yang hanya merupakan sesuatu yang bersifat materil atau dapat dinilai dengan uang,
dengan demikian maka hanya berlaku bagi asuransi kerugian.
Dalam UU No. 2 Tahun 1992;
- Disyaratkan adanya tanggung jawab hukum kepada pihak ke-3.
- Didasarkan atas meninggal/hidupnya seseorang yang dipertanggungkan → asuransi
pertanggungjawaban (liability insurance).
Kasus: dokter yang menyebabkan mati pasiennya akibat kesalahannya, maka ia
memiliki kewajiban memberikan ganti kerugian (dasar hukumnya adalah pasal
1365 KUHPdt).
- Jadi yang menjadi dasar hukum utama dari pada liability insurance ini adalah pasal
1365 KUHPdt.
- Liability insurance dikatakan sebagai suatu penerobosan karena dengan pasal 1365
KUHPdt ini, maka bisa karena kesalahan, bisa juga karena kesengajaan.
- Dalam pasal 276 KUHD dinyatakan bahwa kesalahan membebaskan kewajiban
membayar ganti kerugian, sedangkan dalam liabitity insurance maka adanya unsur
kesalahan juga tetap berhak diberi ganti kerugian.
- Dikenal pula wettelijke aansprakelijkheid verzekering, yaitu asuransi pertanggung-
jawaban berdasarkan undang-undang.
Contoh: A menabrak B, B telah mengasuransikan dengan asuransi kecelakaan bagi
kendaraannya, maka perusahaan asuransi membayar ganti kerugian kepada B
(bukan A yang membayar ganti kerugian), tetapi perusahaan asuransi dapat
menuntut ganti kerugian kepada A (prinsip subrogasi).
Pasal 7.717 ayat (l) NBW :
Asuransi adalah suatu perjanjian dimana penanggung dengan menerima premi dalam
lawan pihaknya menutup asuransi mengikatkan diri untuk melakukan satu atau
beberapa kali pembayaran premi ataupun kedua-duanya digantungkan pada suatu
peristiwa tak tentu bagi kedua belah pihak pada waktu ditutupnya perjanjian.
Unsur-unsur
Unsur-unsur asuransi meliputi :
1. Perjanjian,
- Perjanjian bersifat timbal balik dimana hak dan kewajiban para
pihak saling berhadapan (tertanggung/terjamin, penanggung/ yang terjamin).
- Berlaku Buku III KUHPdt, diantaranya adalah pasal 1320,
1338, 1266, 1267, 1253 - 1262, 1318, 1339, 1347, 1365.
- Pasal 1774: perjanjian asuransi termasuk dalam perjanjian
untung-untungan/ perjanjian kemungkinan, meliputi :
1. Perjanjian pertanggungan (asuransi),
2. Cagak hidup,
3. Permainan dan perjudian.
- Pasal 1 KUHD; selama KUHD tidak mengatur maka KUHPdt
berlaku.
- Pasal 1338 KUHPdt; pasal 246, 255, 257,258 KUHD.
- Pasal 1338 KUHPdt bisa juga dikaitkan dengan pasal 268
KUHD.
2. Tertanggung dan penanggung.
3. Premi,
- Pasal 246, 256 butir (7) KUHD, pengecualian UU No. 33 Tahun 1964 - premi
mengenai angkutan darat.
- Premi sifatnya wajib berdasarkan pasal 246 KUHD, dalam asuransi sosial maka
premi tidak wajib, misal; angkutan Kereta Api untuk perjalanan kurang dari 50
Km maka tidak diwajibkan membayar premi, sedangkan jika seandainya terjadi
kecelakaan, maka ganti kerugian merupakan kewajiban Jasa Raharja.
4. Ganti kerugian,
- Ganti kerugian diberikan apabila peristiwa tak tertentu dan
diperjanjian tersebut terjadi.
Ad 1): Hukum
Menurut Prof. Mochtar, hukum terdiri dari 4 unsur, yaitu :
1. Kaidah,
Dalam KUHD dan KUHPdt.
2. Asas,
Prinsip-prinsip khusus dalam KUHD.
3. Lembaga,
Institusi dalam asuransi.
4. Proses,
Menyangkut hubungan antara hukum yang sifatnya abstrak (sollen) dan praktek
(sein).
Sumber-sumber hukum asuransi terdiri dari :
- Yang tertulis,
Yaitu hukum kebiasaan (costumary law). Hukum kebiasaan merupakan kebiasaan
yang bersanksi. Kebiasaan lebih bersifat individual, sedangkan hukum kebiasaan
lebih bersifat kolektif (diakui oleh masyarakat).
- Yang tidak tertulis,
Ad 2): Kegiatan
Kegiatan di sini adalah kegiatan dalam arti perbuatan hukum, misal; kontrak, klaim,
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 7
2004-2005
Campus in Compact – Hukum Asuransi
survey terhadap kasus, dll.
Prinsip-prinsip Asuransi
Antara lain:
5. Prinsip kepentingan (insurable interest) → pasal 250 KUHD,
- Kepentingan ialah kewajiban tertanggung yang diasuransikan/
dipertanggungkan.
Apabila kita melihat pasal 250 KUHD yang menyatakan bahwa apabila
seseorang telah menutup perjanjian asuransi untuk diri sendiri atau apabila
seseorang yang untuknya telah diadakan perjanjian asuransi semasa berjalannya
perjanjian asuransi tidak mempunyai kepentingan terhadap benda yang
diasuransikan maka penanggung tidak berkewajiban mengganti kerugian.
Selanjutnya jika dikaitkan dengan pasal 268 KUHD, maka melihat dari
ketentuan pasal-pasal tersebut, maka kepentingan itu harus selalu ada pada tiap-
tiap perjanjian asuransi atau selama perjanjian asuransi berlangsung dimana
kepentingan itu harus dapat dinilai dengan uang, harus dapat diancam oleh
suatu bahaya, dan harus tidak dikecualikan oleh undang-undang.
- Menurut Prof. Emmy; kepentingan ini harus ada pada saat peristiwa terjadi.
- Kepentingan tidak sama dengan objek bahaya tapi kadang-kadang sama.
- Kepentingan yang tidak dapat diasuransikan adalah kepentingan yang :
a. tidak dapat dinilai dengan uang,
b. tidak diancam bahaya,
c. dilarang undang-undang.
- Bila pasal 250 KUHD dihubungkan dengan pasal 1320
KUHPdt, maka kepentingan ini termasuk syarat ketiga untuk sahnya perjanjian
yaitu untuk sebab/kausa yang halal.
- Penerapan prinsip kepentingan; bahwa pada saat menutup
SEJARAH
Apabila kita melihat pada sejarah maka asuransi mengalami
perkembangan :
- Asuransi atas budak,
- Asuransi pengangkutan laut,
- Asuransi kebakaran,
- Asuransi jiwa,
- Asuransi varia.
PENGATURAN
Antara lain:
1. KUHPdt (pasal 1774),
2. KUHD (Buku 1 Bab 9 dan 10, Buku II Bab 9 dan l0),
3. UU No. 2 tahun 1992 tentang Perusahaan Perasuransian,
4. PP No. 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaran Usaha Perasuransian, Perundang-
undangan tentang asuransi wajib (bentuknya dapat berupa UU, PP Keppres, dsb.),
misalnya; Askes, Astek, Asabri, Asuransi Penumpang Angkutan Umum (UU No.
33 Tahun 1964 dan PP No. 17 Tahun 1965 tentang Dana Kecelakaan Umum, UU
No. 34 Tahun 1964 dan PP No. 16 Tahun 1965 tentang Dana Kecelakaan Lalu
Lintas Jalan), asuransi korban di luar kendaraan.
Diatur dalam KUHD ;
Pasal 247, meliputi :
Tujuan
Antara lain:
- Tujuan ekonomi : Bahwa asuransi diharapkan dapat
memberikan tambahan nilai ekonomis berupa sejumlah uang, penggantian bagi
seseorang/bagi sesuatu perusahaan, misal, asuransi beasiswa, asuransi kredit bagi
usaha perbankan.
- Tujuan sosial : Bahwa asuransi diharapkan dapat mengatasi
risiko-risiko sosial, misal : asuransi pengangkutan penumpang umum.
Peranan
Antara lain :
1. Memberikan rasa aman atau terjamin (sehingga pimpinan perusahaan tidak terfokus
pada kerugian).
2. Meningkatkan efisiensi dan kegiatan perusahaan.
3. Memberikan perkiraan penilaian yang cenderung layak (besarnya risiko
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup asuransi, antara lain meliputi :
1. Kontrak asuransi (contract of insurance),
2. Bisnis asuransi (bussines of insurance).
PENGGOLONGAN
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 28
2004-2005
Campus in Compact – Hukum Asuransi
Penggolongan asuransi,
KUHD tidak secara tegas menggolongkan asuransi. Penggolongan asuransi yang
pertama adalah oleh Molengraf, dimana di dalam ketentuan KUHD Molengraf melihat
bahwa selain ada ketentuan-ketentuan yang umum berlaku, terdapat pula ketentuan-
ketentuan khusus yang berlaku bagi satu golongan dan tidak berlaku bagi golongan
lain.
Di dalam NBW membagi secara tegas asuransi menjadi :
1. Schade verzekering (asuransi kerugian),
2. Sommen verzekering (asuransi jumlah),
Sedangkan pengertian asuransi sendiri di dalam NBW lebih luas dari pasal 246 KUHD,
yang dapat dikatakan mengandung sistem yang tertutup karena lebih menitikberatkan
pada asuransi kerugian saja. Pasal 7.717 NBW tidak hanya mengatur asuransi kerugian
saja.
Penggolongan asuransi ada 4, yaitu :
1. Penggolongan asuransi secara yuridis;
a. Asuransi kerugian,
Adalah suatu perjanjian asuransi yang berisikan ketentuan bahwa penanggung
mengikatkan dirinya untuk melakukan prestasi berupa memberikan ganti
kerugian kepada tertanggung, seimbang dengan kerugian yang diderita oleh
pihak tertanggung.
Ciri-ciri asuransi kerugian antara lain :
1. Kepentingan dapat dinilai dengan uang.
2. Berlaku prinsip indemnitas dalam menentukan besar kerugian.
3. Berlaku ketentuan tentang subrogasi.
Contoh asuransi kerugian :
1. Asuransi pencurian (thief insurance)
2. Asuransi pembongkaran (burglary insurance),
3. Asuransi perampokan (robbery insurance)
4. Asuransi kebakaran (fire insurance),
5. Asuransi terhadap bahaya yang mengancam hasil pertanian (crop
Asuransi Deposito
Asuransi deposito diatur berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999
tentang Bank Indonesia, ruang lingkupnya :
1. Kepailitan bank,
2. Simpanan nasabah yang dibawa lari oleh direktur
bank,
3. Kredit macet,
4. Risiko politik.
Para pihak ;
- Bank,
- Deposan,
- Perusahaan asuransi.
Hubungan hukum antara 2 pihak, terdapat 2 kemungkinan, yaitu :
1. Hubungan hukum antara Bank dengan perusahaan asuransi,
- Kepentingan : Tanggung jawab bank terhadap uang/deposito nasabah bank
(pasal 1317 KUHPdt, asuransi tanggung jawab berdasarkan perjanjian → untuk
pihak ke-3).
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 35
2004-2005
Campus in Compact – Hukum Asuransi
- Premi : Dibayar oleh Bank.
2. Hubungan hukum antara deposan dengan perusahaan asuransi,
- Kepentingan : Uang deposan di Bank (perjanjian asuransi).
- Premi : Dibayar oleh deposan.
Asuransi Kejahatan
Asuransi kejahatan (crime insurance) berbeda dengan kejahatan asuransi :
Asuransi kejahatan adalah perjanjian yang dilakukan antara tertanggung dan
penanggung (perusahaan asuransi) dari kemungkinan kejahatan yang menimpa harta
kekayaan karena tindakan tidak jujur orang lain, sedangkan kejahatan asuransi adalah
suatu perbuatan yang mencari keuntungan di bidang asuransi secara melawan hukum.
Asuransi kejahatan adalah suatu asuransi yang ditutup oleh pemilik harta kekayaan
agar mendapatkan ganti kerugian yang disebabkan oleh perbuatan jahat terhadap harta
kekayaan itu.
Kejahatan asuransi adalah kejahatan-kejahatan yang terjadi dalam asuransi, jika
kejahatan itu dilakukan oleh tertanggung sendiri maka berdasarkan pasal 276 KUHD,
maka penanggung dibebaskan dari kewajiban membayar ganti kerugian.
Dalam asuransi kejahatan yang berbuat pihak ke-3, sedangkan dalam kejahatan
asuransi dapat pihak tertanggung sendiri atau pihak lain.
Dalam Asuransi kejahatan terdapat unsur perbuatan jahat, adapun perbuatan jahat yang
dimaksud adalah antara lain meliputi :
1. Pembongkaran (burglary),
2. Perampokan (robbery),
3. Pencurian (thief),
4. Pemalsuan (forgery),
5. Lain-lain tindakan tidak jujur, misal : perbuatan yang bersifat
penyimpangan.
Untuk asuransi kejahatan dalam praktek & dipisahkan sebagai
berikut :
1. Asuransi pencurian (thief insurance),
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 36
2004-2005
Campus in Compact – Hukum Asuransi
2. Asuransi pembongkaran (burglary insurance),
3. Asuransi perampokan (robbery insurance),
4. Asuransi perbuatan curang (forgery insurance).
Pembagian tersebut sesuai dengan yang diatur dalam pasal 362 KUHP.
Perbuatan jahat tersebut di atas termasuk thief, dalam arti luas.
Didalam KUHP:
1. Thief/ pencurian dalam arti sempit (pasal 362 KUHP) :
Sebagai suatu perbuatan mengambil barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian
kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum.
2. Pembongkaran (pasal 363 ayat 1 (5) KUHP) :
Sebagai suatu pencurian yang untuk masuk ke tempat melakukan kejahatan, atau
untuk sampai pada barang yang diambilnya, dilakukan dengan merusak, memotong
atau memanjat atau dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian
jabatan palsu.
3. Perampokan (pasal 365 ayat 1 KUHP) :
Sebagai pencurian yang didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau
ancaman kekerasan, terhadap orang, dengan maksud untuk mempersiapkan atau
mempermudah pencurian, atau dalam hal tertangkap tangan untuk memungkinkan
melarikan diri sendiri atau peserta lainnya, atau untuk tetap menguasai barang yang
dicurinya. (Terdapat unsur ancaman, tidak ada unsur merusak).
4. Perbuatan curang (pasal 378) :
Sebagai suatu perbuatan untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu
muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk
menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi utang maupun
menghapuskan piutang.
Dalam praktek ada 2 kelompok asuransi kejahatan :
1. Personal thief insurance,
Dilakukan oleh orang perorangan, ada 2 macam :
a. Broad form policy,
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 37
2004-2005
Campus in Compact – Hukum Asuransi
Tidak ada pembatasan lokasi.
b. Personal thief policy,
Ada pembatasan policy.
2. Bussines/ commercial thief insurance,
Asuransi yang ditutup bcrkaitan dengan bidang bisnis/bidang usaha, ada beberapa
macam :
a. Mercantile open stock burglary,
Berhubungan dengan apakah barang yang sedang dipajang/sedang dipamerkan,
oleh karena itu jenis polis asuransi pada umunmya menutup risiko terhadap 3
hal :
1. Kehilangan barang-barang yang timbul karena peristiwa burglary.
2. Kerusakan barang yang disebabkan perbuatan atau percobaan burglary.
3. Perampokan (robbery) yang terjadi karena penjaga barang-barang diancam
dengan kekerasan.
Jenis asuransi ini objeknya tidak termasuk uang dan surat-surat berharga.
Surety Bond
Dalam perkembangan asuransi
pada tahun 1980 (di Indonesia) ada suatu jenis asuransi yang kita kenal dengan surety
bond, yang dalam hal ini PT. Jasa Raharja ditunjuk untuk menjadi surety shift.
Surety bond merupakan suatu
jaminan yang bersifat perorangan, yang memberikan jaminan terhadap suatu peristiwa.
Skema :
C (Suretee)
Ket :
Yang menutup adalah principal.
- Performance bond,
Berkaitan dengan suatu pekerjaan,
Contoh : A (Obligee) memberi B (principal) suatu proyek, dalam hal ini maka B
memilih surety bond dari C.
Asuransi Takaful
Eksistensi asuransi takaful masih banyak menimbulkan perdebatan
terutama di kalangan umat Islam sendiri, hal ini berkenaan dengan asuransi yang
merupakan perjanjian untung-untungan. Berkenaan dengan ini maka ada yang
berpendapat halal ada juga yang berpendapat haram.
Tujuan asuransi takaful (Islam) adalah tolong-menolong,
sedangkan asuransi konvensional (umum) adalah mengalihkan/membagi risiko.
Adanya prinsip mudarobah (bagi hasil).
Yang menjadi dasar hukum umumnya adalah KUHPdt, KUHD dan
UU No. 2 Tahun 1992.
Dalam asuransi takaful ada yang disebut dengan dewan pengawas
syariah yang bertugas mengawasi produk dan investasi.
Selain terkandung prinsip indemnitas juga terkandung konsep
tabungan, dimana premi selain ada yang untuk meng-cover apabila peristiwa tak
tertentu terjadi, juga dapat diambil sebelum masanya berakhir.
Tujuan asuransi takaful adalah tolong menolong, dimana hasil
(bagi hasil) dan invetasi sangat transparan.
Jamsostek
Diwajibkan kepada perusahaan yang mempekerjakan pekerjanya
min. 10 orang dan minimal memiliki beban untuk upah Rp. 1 juta/bulan.
Dasar hukumnya adalah UU No. 3 Tahun 1992 ttg Jamsostek.
Mengenai analisis yang digunakan oleh perusahaan dalam hal
perhitungan risiko (baik untuk ekstern maupun untuk intern), maka digunakan analisis
SWOT (Strength/ kekuatan, Weakness/ kelemahan, Opportunity/ peluang,
Threat/ancaman).
Untuk para pekerja adalah Jamsostek - UU No.3 Tahun l999.
Wajib tidaknya perusahaan mengasuransikan pekerjanya tergantung dari jumlah pekerja
dan omzetnya, jika lebih dari 10 pekerja dan omzetnya lebih dari 10 juta Rupiah maka
perusahaan tersebut wajib mengasuransikan pekerjanya.
SISTEMATIKA ASURANSI
(Yang dipakai dalam mempelajari asuransi di Inggris/ pada umumnya)
Antara lain meliputi :
1. Sejarah asuransi,
Mengenai perkembangan dalam peristilahannya, pertama kali di Italia.
2. Apa itu asuransi,
Berhubungan dengan pasal 264, pasal 1 UU No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha
Perasuransian, pasal 7.717 NBW.
3. Policy holder protection (perlindungan terhadap pemegang polis),
Dapat kita lihat dalam KUHD dan UU No. 2 Tahun 1912.
4. What is the market in asurance,
Tentang perusahaan-perusahaan asuransi, dalam hal ini yaitu bagaimana
memasarkan asuransi kepada masyarakat. Dapat dilihat dalam UU No. 2 Tahun
1992.
5. Insurable interest (kepentingan yang dapat diasuransikan),
Berhubungan dengan pasal 250 dan 268 KUHD.
6. Penggolongan asuransi dalam praktek,
(Di Inggris), terdapat :
- live insurance,
- property insurance.
7. Making and breaking the insurance contract,
Berhubungan dengan pasal 255, 256, 257, 258 KUHD, harus ada offered dan
acceptance, dan juga berhubungan dengan alat-alat bukti dalam perjanjian asuransi.
8. Misrepresentation and disclosure,
Berhubungan dengan pasal 251 KUHD.
9. Warranty and condition (ruang lingkup yang dijalankan),
10. Insurance intermediarist (perantara-perantara yang berkaitan dengan kegiatan
Aspek-aspek Hukum Asuransi dalam Surat Berharga, oleh : Prof. Man Suparman
Sastrawidjaja,
Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, oleh Dr. Sri Rejeki Hartono, S.H,
Hukum Asuransi di Indonesia, oleh Prof. Dr. Wirjono Prodjodikoro, S.H.,
Hukum Asuransi - Perlindungan Tertanggung, Asuransi Deposito, Usaha
Perasuransian, oleh Prof. Man Suparman, S.H., SU.,
Dll.