Anda di halaman 1dari 3

PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

NAMA : RATNO TIMUR JAYADILAGA


NIM : 191152
MATA KULIAH : Hukum Asuransi
SEMESTER/KELAS : 8/C2
DOSEN PENGAMPU : Intan Netty HC, SH, MKn

Soal :

1. Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara 2 (dua) pihak atau


lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung,
dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan
diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.
a. Sebutkan Undang-Undang yang mengatur defiinisi tersebut ?.
JAWAB.
Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992
Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992, dirumuskan definisi asuransi yang lebih
lengkap jika dibandingkan dengan rumusan yang terdapat dalam Pasal 246 KUHD.
Menurut ketentuan Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992.

b. Sebutkan dua jenis asuransi yang mencakup Undang-Undang tersebut ?.


JAWAB.
Ketentuan Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 ini mencakup 2
(dua) jenis asuransi, yaitu:
Asuransi kerugian (loss insurance), dapat diketahui dari rumusan :
“ untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin akan diderita oleh tertanggung”.
2. Asuransi Jumlah, (sun insurance), yang meliputi asuransi jiwa dan asuransi sosial,
dapat diketahui dari rumusan:

2021
PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

2. Dalam asuransi jiwa apakah evenemen harus di cantumkan didalam polis ?


jelaskan dan berikan ketentuan yang mengaturnya ?.
JAWAB.
Evenemen dalam Asuransi Jiwa
Dalam Pasal 304 KUHD yang mengatur tentang isi polis, tidak ada ketentuan atau
keharusan mencantumkan evenemen dalam polis asuransi jiwa. Berbeda dengan
asuransi kerugian, Pasal 256 ayat (1) KUHD mengenai isi polis mengharuskan
pencantuman bahaya-bahaya yang menjadi beban penanggung. Mengapa tidak ada
keharusan mencantumkan bahaya dalam polis asuransi jiwa. Karena meninggalnya
seseorang adalah hal yang sudah pasti. Evenemen ini hanya 1 (satu), yaitu
ketidakpastian waktu meninggalnya seseorang.

3. Dalam proses subrogasi didalam asuransi kerugian, pihak ketiga melakukan


perbuatan yang merugikan pemegang polis. apakah pihak ketiga wajib
bertanggung jawab pada saat ada evenemen yang dilakukan oleh pihak ketiga
tersebut ?. jelaskan, dan berikan ketentuan peraturannya ?.
JAWAB.
Evenenmen dan Ganti Kerugian
Dalam asuransi tanggung jawab, evenemen adalah perbuatan melawan hukum. Akibat
yang ditimbulkan oleh perbuatan tersebut adalah kerugian bagi orang lain. Menurut
ketentuan Pasal 1365 KUHpdt, pihak yang melakukan perbuatan yang merugian orang
lain itu wajib mengganti kerugian tersebut.
Jika terjadi perbuatan melawan hukum (evenemen) karena disengaja untuk
menimbulkan kerugian bagi orang lain (pihak ketiga), penanggung tidak berkewajiban
mengganti kerugian. Hak ini diatur dalam Pasal 276 KUHD, bahwa tidak ada kerugian
yang disebabkan oleh kesalahan tertanggung sendiri menjadi beban penanggung.

4. Dalam asuransi kendaraan bermotor apakah asuransi melekat apabila


kendaraan tersebut berpindah tangan ? berikan penjelasannya dan jelaskan
pengaturannya ?.
JAWAB.
Peralihan Hak Pemilik
Apabila kendaraan bermotor dana tau kepentingan yang diasuransikan pidah tangan,
baik berdasarkan suatu persetujuan maupun karena tertanggung meninggal dunia,

2021
PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

maka menyimpang dari Pasal 263 KUHD polis ini batal dengan sendirinya 10
(sepuluh )hari sejak pindah tangan tersebut, kecuali apabila penanggung setuju
melanjutkannya.

5. Berikan penjelasan dari makalah yang saudara buat, kaitkan masalah tersebut
dengan peraturan perundang-undangan di Indonesia.
JAWAB.
Berdasarkan uraian dan pembahasan MAKALAH sebagaimana bab sebelumnya,
dapat disimpulkan bahwa penolakan klaim karena tidak dipenuhinya syarat rekam
medis yang diajukan oleh nasabah ifranius tidak dibenarkan menurut hukum, karena PT
Asuransi Allianz yang tidak mengakui polis asuransi dengan meminta syarat rekam
medis, sedangkan catatan medis lengkap melanggar Permenkes No
269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis. Dalam polis telah jelas disebutkan
termasuk sebagai bentuk kerugian yang dijamin oleh perusahaan asuransi. Perjanjian
tersebut sebenarnya telah memenuhi unsur-unsur asuransi dan syarat-syarat perjanjian
asuransi sebagaimana Pasal 1 angka 1 UU No. 2 Tahun 1992. PT Allianz dapat
dikualifikasikan telah melakukan wanprestasi, yaitu tidak memenuhi kewajiban yang
timbul dalam perjanjian asuransi. Makanya, perlu dilakukan komunikasi yang lebih
intensif antara perusahaan, agen, nasabah.
Apabila timbul persengketaan antara penanggung dan tertanggung sebagai akibat
pelaksanaan atau penafsiran perjanjian asuransi ini dan persengketaan tersebut tidak
dapat diselesaikan secara musyawarah dalam tempo 30 (tiga puluh) hari sejak
terjadinya kerugian yang menjadi pokok persengketaan, maka pihak yang
berkepentingan berhak mengajukan persengketaan tersebut kepada Dewan Asuransi
Kerugian Indonesia cq Ketua Bidang Asuransi Kerugian, yang akan membentuk badan
arbitrase ad hoc dalam tempo paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak surat
permohonan arbitrase diterima Sekertariat Jenderal Dewan Asuransi Indonesia.
Keputusan badan abritase merupakan keputusan final dan mengikat kedua belah pihak.

2021

Anda mungkin juga menyukai