NPM:17742010012
A. SEJARAH ASURANSI
PaDa ABAD -19 Pertanggungan laut dimasukan kedalam kodifikasi. Setelah Indonesia
VOOR NEDERLEND INDIE dinyatakn tetap berlaku dan disebut KITAB UNDANG -UNDANG
DAGANG( KUHD ). Baru pada TAHUN 1992 Pembentuk UNDANG –UNDANG RI Memgundangkan
{LEMBARAN NEGARA NOMOR 13 TAHUN 1992}.Undang – undang ini mengatur terutama mengenai
Hal –hal yang bersifat adminitratif dalam rangka pembinaan dan pengawasan
DEFINISI ASURANSI
Menurut ketentuan Pasal 246 KUHD ,pertanggungan adalah perjanjian dengan mana penanggung
Kepadanya karena suatu kerugian ,kerusakan ,atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang
Mungkin akan dideritanya akibat dari suatu evenemen .Dalam definisi ini dapat ditentukan beberapa
Unsur pertanggungan ,yaitu:
A. UNSUR SUBJEK
Subjek pertanggungan adalah pihak –pihak ,yaitu PENANGGUNG dan TERTANGGUNG yang
mengadakan perjanjian secara timbal balik.
B.UNSUR STATUS
Pihak PENANGGUNG DAN TERTANGGUNG adalah Pendukung kewajiban dan hak ,dapat
Berstatus sebagai manusia pribadi sekelompok manusia pribadi ,dan badan hukum .Tetap
Khusus mengenai penanggung harus berstatus badan hukum(pasal 7 ayat (1) UU No. 2 Tahun
1992).
C.UNSUR OBJEK
Objek pertanggungan dapat berupa benda ,kepentingan yang melekat pada benda ,sejumlah
Uang.tujuan yang hendak dicapai oleh tertanggung ialah peralihan resiko dari tertanggung
Tertanggung merasa bebas dari resiko ,karena membayar sejumlah premi kepada
Penanggung dan ini merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh penanggung.
D.UNSUR PERISTIWA
dan tertanggung mengenai objek pertanggungan dan syarat –syarat yang berlaku
dalam pertanggungan .tidak ada pemberitahuan menurut pasal 251 KUHD dianggap
tidak ada kata sepakat,sehingga dianggap pula tidak ada pertanggungan.Dalam persetujuan
atau kata sepakat itu termasuk juga EVENEMEN (peristiwa tak tentu).jika EVENEMEN ini
tetap menikmati premi yang diterimanya dan tertanggung. EVENEMEN adalah peristiwa
terhadap mana benda itu dipertanggungkan. EVENEMEN ini tidak dapat diketahui
Hubungan hukum antara penanggung dan tertanggung adalah hubungan kewajiban dan
Hak.kewajiban pokok penanggung ialah memikul beban resiko dan jika terjadi EVENEMEN
Yang menimbulkan kerugian ,dia wajib membayar ganti kerugian kepada tertanggung .
Penanggung memperoleh hak atas premi. Premi ini merupakan kewajiban pokok tertanggung
Menyadari betul bahwa ada ancaman bahaya terhadap harta kekayaan miliknya dan
Terhadap jiwa raganya .jika bahaya itu menimpa harta kekayaan atau jiwa raganya, dia akan
Menderita rugi atau menderita korban jiwa atau cacat raganya.Secara ekonomi ,menderita
Kerugian material dan korban jiwa atau cacat raga akan mempengaruhi perjalan hidup
Seseorang dan ahli warisnya. Tertanggung sebagai pihak yang terancam bahaya merasa berat
Untuk mengurangi atau menghilangkan beban tersebut ,tertanggung berusaha mencari jalan
Kalau ada pihak lain yang ingin mengambil alih beban ancaman bahaya itu dan dia sanggup
Resiko dari tertanggung kepda penanggung. Dengan imbalan bahwa penanggung menerima
Sejumlah uang dari tetangung sebagai premi. Jika peristiwa itu terjadi maka penanggung akan
membayar ;
Ganti kerugian atau memberikan sejumlah uang kepada tertanggung sesuai dengan isi
Perjanjian.
Dalam pratek tidak senantiasa bahaya yang mengancam itu sungguh –sungguh terjadi.
Ini merupakan kesempatan baik penanggung mengumpulkan uang premi yang dibayar
Bersangkutan akan dibayarkan ganti kerugian atau diberikan sejumlah uang yang jauh
Lebih besar daripada jumlah premi yang telah dibayar oleh tetanggung kepada penanggung
-pertanggungan jumlah (sommen verzekering) yang bertujuan untuk membayar sejumlah uang
Kan pengumpulan dana untuk kesejahteraan para anggotanya atau untuk mengurus kepenti-
Ngan paraanggota misalnya bantuan biaya upacara bagi anggotayang mengadakan selamatan
,bantuan biaya perpindahan bagi anggota yang pindah tempat , bantuan biaya penguburan
Dan uang duka bagi anggota yang meninggal dunia , bantuan biaya perawatan bagia anggota
Dalam perjanjian pertanggungan ,unsur kepentingan merupakan syarat mutlak yang harus
Ada pada tertanggung. Jika syarat ini tidak ada,maka ancaman ialah pertanggungan itu batal.
A. undang –undang no. 33 tahun 1964 tentang dana asuransi wajib kecelakaan penumpang
B.undang –undang no 34 tahun 1964 tentang dana kecelakaan lalu lintas jalan.
C. Peraturan pemerintah no.17 tahun 1965 tentang pelaksanaan dana asuransi wajib kecelakan
Penumpang .
D. Peraturan pemerintah no.18 tahun 1965 tentang pelaksanaan dana kecelakaan lalu lintas
Jalan.
G. Peraturan pemerintah no.22 tahun 1984 tentang asuaransi kesehatan PNS dan PENSIUNAN
H. undang –undang no.2 tahun 1992 tentang usaha peransuransian.
I. undang – undang no. 11 tahun 1992 tentang ASURANSI pegawai negeri (TASPEN).
BAB 11
B .PERJANJIAN ASURANSI
Pasal 1320 KUHpdt masih berlakukan lagi syarat –syarat khusus yang di atur dalam KUHP.
1.1PERSETUJUAN KEHENDAK
Antara pihak- pihak yang mengadakan pertanggungan harus ada persetujuan kehendak
Objek perjanjian atau objek yang dipertanggungkan. Apa yang dikehendaki ole pihak
Tertanggung dikehendaki jugs oleh pihak penaggung.dengan demikian , tercapai satu pegertian
Yang sama mengenai objek pertanggungan dan syarat –syarat pertanggunganantara tertanggung dan
Penanggung.
Kedua belah pihak yang mengadakan pertanggungan harus wenang melakukan perbuataan hukum
(bekwaam ,authorized) .artinya kedua belah pihak itu harus dewasa ,tidak berada dibawah
Pengampunan( curutele), tdak dalam keadaan sakit ingatan,tidak dalam keadaan pailit . demikian juga
Jika pihak –pihak itu mewakili phal lain, perlu menyatakan untuk kepentingan siapa pertanggungan
Itu diadakan
Kedua belah pihak dapat berupa badan hukum.tetapi pihak tertanggung dapat berupa badan hukum
Atau manusia pribadi. Sedangkan pihak penanggung selslu badan hukum yang menjalankan usaha
Raga manusia,( voorwerp der verzekering,object of insurance) karena yang mempertannggungkan objek
Itu adalah tertanggung,maka dia harus mempunyai hubungan langsung atau tidak langsung dengan
Objek pertanggungan itu. Dikatakan ada hubungan langsung jika tertanggung hanya memiliki
Yang dimaksud dengan ‘’klausa a yang diperbolehkan;’’ adala h bahwa isi perjanjian pertanggungan itu
Tidak dilarang oleh undang –undang, tidak bertentangan dengan kesusilaan. Contoh pertanggungan
Yang mempunyai klausa yang diperbolehkan, memepertanggungkan benda tetapi tidak mempunyai
Kepentingan,jadi hanya spekulasi saja yang sama dengan perjudian . pertangungan bukan perjudian
dan taruhan.
Tujuan yang hendak dicapai dalam pertanggungan itu ialah peralihan risiko atau objek pertanggungan
Yang dimbangi dengan pembayaran premi.jadi kedua belah pihak berpretasi tertanggung membayar
Premi, penangung menerima peralihan risiko atas objek pertanggungan . jika premi dibayar ,risiko
Kewajiban pemberitahuan ( notificatie, notification), ini ada pada tertanggung. Tertanggung wajib
Dilakukan pada saat mengadakan pertanggungan. Jika tertanggung lalai ,maka dapat mrngakibatkan
Pertanggugan tersebut harus dibusat secara tertulis dalam suatu akta yang disebut polis (pasal 255
Ayat (1) KUHD). Polis ini merupakan alat bukti tertulis untuk membuktikan bahwa pertanggungan
Tetapi jika akta polis belum ada, pembuktian dilakukan dengan segala catatan , nota ,surat perhitungan
,telegram , dan sebagainya . inilah yang disebut ‘’ permulaan bukti tertulis ‘’( begin van schriftelijk
Jika permulaan bukti tertulis ini sudah ada, barulah dapat digunakan alat buktti biasa yang diatur
Dalam hukum acara perdata. Inilah yang dimaksudkan oleh pasal 258 ayat(1) KUHD dengan kalimat
‘’namun demikian alat bukti lain boleh digunakan juga apabila sudah ada permulaan pembuktian
Degan tulisan’’.
Yang dimaksud dengan janji –janji dan syarat-syarat khusus dalam pasal 258 ayat(2) KUHD . adalah
Mengenai esensialia ( inti isi) perjanjian pertanggungan yang telah dibuat , yaitu mengenai pelaksaaan
Hak dan kewajiban kedua belah pihak , seperti penyebab timbulnya kerugian (evenemen), sifat
Kerugian yang menjadi beban penanggung . pembayarn premi oleh tertanggung . klausula klausula ter-
Tentu . keadaaan yang demikian ini hanya dapat diketahui dengan jelas dalam polis.
Yang dimaksud dengan janji-janji yang harus dibuktikan dengan tulisan itu ialah janji-janji yang oleh
Undang-undang harus dicantumkan di dalam polis.jika tidak dicantumkan didalam polis , janji janji
Tersebut dianggap tidak ada ( batal). Misalnya ketentuan pasal 271KUHD mengenai pertanggungan
Kapal yang sudah berangkat berlayar, pasal 606 KUHD mengenai pertanggungan kapal yang belum
Sampai di tempat tujuan , pasal 615 KUHD mengenai pertanggungan atas keuntungan yang diharap
-kan.
3.A.ISI POLIS
Menurut ketentuan pasal 255 KUHD ,perjanjian pertanggungan harus dibuat secara tertulis
Dalam suatu akta yang disebut polis (inggris :policy). Polis ini berfungsi sebagai alat bukti
Tetulis bahwa telah terjadi pertanggugangan antara tertanggung dan penanggung. Dalam
Polis dicantumkan semua ketentuan dan syarat mengenai pertanggungan yang telah dibuat.
Menurut ketentuan pasal 256KUHD , dalam setiap polis kecuali mengenai pertanggungan jiwa
F. Saat bahaya mulai berjalan dan berakhir yang menjadi tanggungan penanggung.
G. Premi pertanggungan.
H.Umumnya semua keadaan yang perlu diketahui oleh penanggung dan segala syarat yang
Disamping syarat- syarat umum tersebut , dalam polis harus dicantumkan juga isi polis dari
Berbagai pertanngungan yang diadakan lebih dulu (sebelumnya), dengan ancaman batal jika
Tidak dicantumkan. Berbagai pertanggungan yang dimaksud ialah seperti yang diatur dalam
Pasal 271, 272,280, 603, 606, 615 KUHD. Bagi pertanggungan pertanggungan tertentu, selain
Syarat – syarat yang telah dikemukan tadi , didalam polisnya harus dimuat juga ketentuan
Tambahan , yaitu ketentuan pasal 299 KUHD bagi pertanggungan hasil panen, pasal 304 KUHD
Bagi pertanggungan jiwa, pasal 287 KUHD bagi pertanggungan kebakaran , pasal 592 KUHD
Bagi pertanggungan bahaya di laut, pasal 686 KUHD bagi pertanggungan bahaya didarat,
Pentingnya penanngalan ini ialah untuk menentukan saat mulai berlakunya pertanggungan.
Selain itu juga untuk mengetahui pertanggungan yang telah terjadi lebih dahulu dalam hal
Ada lebih dari satu pertanggungan ( pertanggungan rangkap) seprti yang diatur dalam pasal
277, 278, 279 KUHD. Hal ini penting jika terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian , yaitu
Hal ini mempunyai arti penting sehubungan dengan adanya ketentuan pasal 264 dan 267 KUHD
. jika pertanggungan diadakan untuuk diri sendiri, atau untuk kepentingan pihak ketiga , maka
Hal ini harus dinyatakan dalam polis. Jika tidak dinyatakan , maka pertanggungan dianggap
Untuk diri sendiri. Jika tidak berkepentingan pertanggungan tidak mempunyai kekuataan
Berlaku, penanggung tidak berkewajiban membayar ganti kerugian ( pasal 250 KUHD).
Jumlahnya berapa, ukurannya bagaimana, sifat letak dan keadaannya bagaimana , pokoknya
Uraian sedemikian rupa sehingga kekeliruan atau salah pengertian dapat dihindarkan.
Jumlah ini menunjuk kepada sejumlah uang. Perhitungan jumlah uang tersebut erat sekali
Hubungannya dengan nilai benda sesungguhnya dalam tiap –tiap pertanggungan. Dari jumlah
Uang pertanggungan itu dapat diketahui apakah pertanggungan itu di bawah nilai benda ,
Sama dengan nilai benda , atau diatas nilai benda sesungguhnya. Jumlah yang di
Pertanggungkan merupakan jumlah maksimal ganti kerugian yang harus dibayar oleh
Bahaya atau peristiwa yang menjadi tanggungan penanggung harus dinyatakan dengan jelas
Dan tegas . jika diperjanjikan dengan klausula , harus tegas dengan klausula apa, sehingga
Jelas sampai dimana batas tanggung jawab penangung. Penanggung hanya bertanggung jawab
BAB 3
Yang dimaksud disini ialah jangak waktu pertanggungan itu diadakan . jangak waktu ini dapat
Berupa dari waktu dan jam tertentu sampai pada waktu dan jam tertentu pula. Misalnya dari
Tanggal 1 januari 1991 pukul 12.00 siang sampai tanggal 1 januari 1992 pukul 12.00 siang.
Atau dapat juga ditentukan dari tempat ke tempat , misanya dari gudang ke gudang ( from
Warehouse to warehouse) dari kapal pada pemberangkatan sampai pada dermaga pelabuhan
Tujuan. Yang demikian ini penting sekali untuk mengetahui apakah peristiwa yang terjadi itu
PREMI PERTANGGUNGAN
Hal ini menyatakan tentang besarnya jumlah premiyang harus dibayar oleh tertanggung.
Biasanya ditentuksn dengan prosentase dari jumlah yang dipertanggungkan , dan ditambah
Juga dengan biaya –biaya lainnya, misalnya biaya materai ,biaya perantar. Demikian juga
Cara pembayarannya, biasanya dibayar lebih dahulu , dengan cara cicilan atau sekaligus.
Termasuk dalam uraian butir ini misalnya tentang benda pertanggungan apakah ada dibebani
Hipotik ,fiducia , sehingga jika terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian , penanggung
Dapat berhadapan dengan siapa, pemilik atau pemegang hipotik fiducia . demikan juga
Mengenai syarat- syarat tertentu , misalnya pembayaran premi. Jika premi tidak dilunasi
JENIS-JENIS POLIS
Dibuat oleh maskapai- maskapai asuransi. Selain dari syarat – syarat yang diharuskan oleh
Undang –undang, polis maskapai memuat ketentuan –ketentuan khusus yang berlaku bagi
Banyak mengalami kesulitan,sehingga lambat laun polis ini ditinggalkan dan orang lain
Polis ini mempunyai syarat- syarat yang seragam dan digunakan pada bursa asuransi.
Ada dua macam polis bursa ,yaitu polis bursa Amsterdam dan polis bursa Rotterdam . kedua
Polis ini dipakai dalam pertanggungan pengangkut barang melalui laut dan pertanggungan
Kebakaran. Kedua polis ini dinamakan demikian karena polis bursa Amsterdam digunakan
Pertanggugan Rotterdam.
Disamping itu, dewan asuransi Indonesia (DAI) juga telah menetapkan polis standar untuk
Polis Lloyds adalah polis yang digunakan di bursa Lloyds London. Polis ini telah dikembangkan
Tersendiri dibwah merk ‘’Lloyds’’dan hanya digunakan oleh perusahaan asuransi yang menjadi
Polis Lloyds untuk pertanggungan pengangkutan melaui laut diakui oleh marine insurance
Polis ini dibuat untuk pertanggungan satu perjalanan atau satu pelayaran tertentu saja
Misalnya dari tanjungg priok ke belawan. Berapa hari perjalanan itu dilakukan tidak menjadi
Persoalan , kecuali jika perjalanan atau pelayaran itu di hentikan atau di putuskan di tengah
Berhenti di suatu pelabuhan karena kerusakan atau keadaan darurat, tidak dapat dikatakan
Sebagai penghentian atau pemutusan perjalanaan.
Polis dibuat untuk pertanggungan yang berdasarkan jangka waktu tertentu , misalnya
Enam bulan , setahun penentuan jangaka waktu harus tepat tanggal dan jamnya
Maksudnya ialah untuk mengetahui sampai dimana batas tanggung jawab penaggung dalam
Pembayaran ganti kerugian jikaa terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian. Klausula –
Klausula ini terdapat pada pertanggungan atas bahaya pencurian dan pembongkaran ( inbraaak
Verzekering, burglary insurance) dan pertanggungan atas tanggung jawab ( aansprakelijk heids
Verzekering, lability insurance). Klausula ini menentukan , jika dalam perrtanggungan dibawah
Nilai benda terjadi kerugian sebagian ( partial loss) , peanngung akan membayar ganti kerugian
Seluruhnya sampai maksimum jumlah yang dpertanggungkan ( pasal 253 ayat(3) KUHD).
Klausula ini menentukan bahwa penanngung memikul segala risiko atas benda yang dipertangg-
ungkan.ini berate bahwa penanggung akan menganti semua kerugian yang timbul karena perist
-tiwa apapun kecuali kerugian yang timbul karena kesalahan tertanggung sendiri , penanggung
Tidak bertanggung jawab ( pasal 276 KUHD), dan cacat sendiri(pasal 249 KUHD).
Klausula ini menentukan bahwa penanggung sudah mengetahui betul keadaan , konstruksi,
Letak ,dan cara pemakaian bangunan yang ditanggung . dengan demikian , klausula ini
Menghilangkan tuduhan bahwa tertanggung telah menyembunyikan hal- hal tertentu dari
Bangunan itu ( pasal 215 KUHD).karena itu, penanggung bertanggung jawab terhadap setiap
Peristiwa yang menimbulkan kerugian sebagai akibat dari keadaan benda ( bangunan) tersebut
D. KLAUSULA RENUNTIATIE(RENUNCIATION)
Klausula ini juga mengenai pasal 251 KUHD yang berarti melepaskan / menyimpang dari
Ketentuan pasal tersebut . menurut klausula ini , penanggung tidak menggugat tertanggung
Dengan alasan pasal 251 KUHD , kecuali jika hakim menetapkan bahwa pasal tersebut harus
Dilakukan secara jujur atau dengan itikad baik( te goeder trouw , in good faith)dan menurut
Adat kebiasaan.
Klausula ini terdapat pada pertanggungan pengangkutan melaui laut. Average artinya kerugian
Laut. Klausulaini mempunyai arti bahwa penanggung dibebaskan dari kewajiban mengganti
Kerugian yang timbul karena particular average ( avarij khusus) seperti ditentukan dalam pasal
709 KUHD.
Klausula ini kebalikan dari free from particular average yang berarti penaggung harus
Penanggung dan dalam tempo 24 jam sesudah ditanda tangani harus diserahkan kembali
Kepada tertanggung.
Apa bila penanggung menyetujuinya , maka dia membubuhkan tanda tangan nya pada polis
Tersebut.sesudah itu polis diserahkan kembali pada tertanggung., jadi inisiatif menga-
dakan pertanggungan datangnya dari pihak tertanggung karena dialah sebagai orang yang be-
rkepentingan.
Untuk menghindarkan hal- hal yang tidak dinginkan supaya tertanggung membacakan syarat
Makelar sebagai pihak pengantara yang melaksanakan amanat tertanggung bertugas meng-
b. membayar premi lebih dahulu kepada penanggung yang kemudian menuntut pengembali
Disamping kewajiban- kewajiban tersebut makelar mempunyai hak –hak sebagai berikut;
b. berhak mendapat polis jika premi yang telah dibayar lebih dahulu oleh makelar itu belum
dibayar atau diganti oleh penanggung. Makelar berhak menahan polis sampai tertanggung
melunasi premi yang telah dibayar oleh makelar tersebut ( pasal 684 KUHD).
SEBAGAI SYARAT SAH PERTANGGUNGAN
Ketentuan pasal ini merupakan ketentuan khusus dari pasal 1321 dan 1322 KUHpdt . pasal
251 ini tidak mempertimbangkan apakah perbuatn tertanggung itu dilakukan dengan sengaja
Atau tidak sengaja.inilah syarat batal yang diperlukan oleh pasal 251 KUHD.tujuan pasal 25I
KUHD ialah untuk melindungi penanggung dari perbuatan tertanggung yang akan merugikan
. dengan adanya pemberitahuan yang benar mengenai benda pertanggungan tehadap risiko
Yang dihadapi, penanggung dapat menentukan apakah dia akan mengadakan pertanggunga
Atau tidak.
Pasal 274 KUHD penanggung dapat mengajukan keberatan dengan mengemukakan alasan-
Alasannya bahwa nilai benda pertanggungan terlalu tinggi. Hakim berwensng untuk
Memerintahkan tertanggung supaya membuktiakn bahwa nilai benda yang dicantumkan dalam
5. PREMI PERTANGGUNGAN
Dalam pasal 246 KUHD terdapat kalimat ‘’dengan mana penangggung mengikatkan diri kepada
Besarnya jumlah premi yang harus dibayar oleh tertanggung ditentukan dengan prosentase
Dari jumlah yang dipertanggungakan berdasarkan penilaian risiko yang dipikul oleh penang-
Gung .
5.3 PREMI RESTORNO
Premi yang telah dibayar oleh tertanggung kepada penanggung dapat dituntut pengembalian-
Nya oleh tertanggung.premi yang harus dibayar kembali oleh penanggung disebut’’ premi
Rostorno’’ (pasal 281 KUHD). Pasal 281 KUHD menekankan pada syarat bahwa pertanggungan
Gugur atau batal bukan karena kesalahan tertanggung bukan karena itikad jahat tertanggung
BAB 4
Istilah ‘’evenemen’’ adalah adopsi dari istilah dalam bahasa belanda , yaitu evenement, bahasa
Inggrisnya fortouistous event artinya peristiwa tak tentu. Evenemen atau peristiwa tak tentu
Adalah peristiwa terhadap man pertanggungan diadakan , tidak dapat ditentukan terjadi
Dalam KUHD ada dua pasal yang menentukan jenis evenemen,yaitu pasal 290 KUHD
Asas kseimbangan mempunyai arti penting apabila terjadi peristiwa ( evenemen) yang
Menimbulkan kerugian
Dalam ilmu hukum asasini diartikan tidak boleh memperkaya diri tanpa hak( onrech matige
Verrijking illegal self enrichment).terdapat pada pasal 250 yang isinya’’apabila tertanggung
Tidak mempunyai kepentingan atas benda yang dipertanggungkan , maka penanggung tidak
Berkewajiban membayar ganti kerugian. Pasal 252, pasal 253, pasal274, pasal 277, pasal 279
1. PENGERTIAN SUBROGASI
Menurut ketentuan pasal 284 KUHD ,penanggung yang telah membyar ganti kerugian atas
Benda yang dipertanggungkan mengantikan tertanggung dalam segala hak yang diperolehnya
Terhadap pihak ketiga yang telah menimbulkan kerugian tersebut dan tertanggung itu
Bertanggung jawab untuk setiap perbuatan yang dapat merugikaan hak penangung terhadap
Pihak ketiga itu .penggantian kedudukan semacam ini dalam hukum perdata disebut
B. adanya hak tersebut karena timbulnya kerugian sebagai akibat dari perbuatan pihak ketiga.
BAB 5
1.PERTANGGUNGAN RANGKAP
Jika masih diadakan lagi pertanggungan kedua , maka pertanggungan kedua itu batal.
Insurance) pertanggungan rangkap seperti ini dilarang atau tidak dibolehkan . tetapi ada
Pertanggungan rangkap yang tidak dilarang, yaitu diatur dalam pasal 277 KUHD. Dalam pasal
Pertanggungan kedua tidak batal , melainkan tidak mengikat. Dalam pasal 277 ayat (2)KUHD
Pertanggungan pertama tidak dengan nilai penuh, pertanggungan yang berikutnya hanya
PERTANGGUNGAN ULANG
Pertanaggungan ulang diatur dalam pasal 280 KUHD .menurut ketentuan pasal ini ,
Pertanggungan ulang tidak dianggap sebagai perjanjian terlarangf apabila oleh yang
Penuh itu dipertanggungkan lagi baik untuk sebagian maupun untuk seluruhnya , dengan
Ketentuan yang tegas bahwa tertanggung hanya akan menggunakan haknya terhadap
Penanggung terdahulu, jika ada perjanjian demikian ini, maka pertanggungan yang dibuat
Terdahulu harus diterangakn dengan jelas didalam polis , dengan ancaman kalau tidak
Dibuat secara tertulis dalam akta yang disebut polis . pada dasarnya isi polis pertanggungan
Kembali sama dengan isi polis pertanggungan asli . syarat –syarat dan klausula –klasula dalam
Polis asli terdapat juga dalam polis pertanggungan kembali. Jadi dua polis itu seolah- olah
Bersambung satu sama lain. Kerugian yang harus diganti oleh penanggung asli harsu diganti
Oleh penangung asli harus juga diganti oleh penanggung kembali baik untuk seluruhnya