Anda di halaman 1dari 5

DESEMBER 2022 EDISI HARI IBU

SUARA JUSTITIA
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH PIMPINAN KOMISARIAT FAKULTAS HUKUM UMY

“SAMUDERA
KEBAHAGIAANKU”
Immawati Annisa Ferunika
(Kader IMM FH UMY 2020)

“IBUMU”
Immawan Fawaz Muhammad
(Kader IMM FH UMY 2020)

ANGGUN
DALAM MORAL
UNGGUL DALAM
INTELEKTUAL

FASTABIQUL KHOIROT
SUARA JUSTITIA
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH PIMPINAN KOMISARIAT FAKULTAS HUKUM UMY

"SAMUDRA KEBAHAGIAANKU"

IBU
Tiga huruf yang memiliki arti besar dalam sejarah hidupku
Sosok pejuang kehidupan, hingga akhirnya aku terlahir didunia
Bola matamu terpancar harap
Gores senyum mu menanda pilar kasih cinta
Sabar sifat mu bukti tulus untuk ku
Syahdu nina bobok mu tak ku lupa hingga kelak
Ribuan doa mu adalah aminku
Nasehat lembut mu bukti cinta untuk ku
anak mu yang engkau liat selalu kanak
kini meruang merindukan hadirmu

Hanya kata maaf yang mampu ku ucap


Hanya kata semoga, untuk kepastian tenang mu
Pijakan kaki ku akan semakin kuat, berkat dirimu
Entah... entah jadi apa aku, tanpa dirimu

Sukma batin mu kau relakan demi aku


Dalam perantauan aku dekap jarak kasih mu
Hangat peluk mu selalu ku rindu
Ironi ego ku membuat ku malu mengucap
“aku sayang ibu”

FASTABIQUL KHOIROT
SUARA JUSTITIA
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH PIMPINAN KOMISARIAT FAKULTAS HUKUM UMY

"IBUMU..." "Sejauh ini, kita memahami bahwa Ibu


adalah seorang perempuan yang hidup
“Ibumu, Ibumu, Ibumu, lalu Bapakmu.” dan berperan sebagai pasangan dari
Begitulah sabda Nabi. Ayah kita. Dalam perjalanannya, kita
diasuh oleh Ibu sejak dalam kandungan.
Apa artinya? Mari kita coba membuat
Kita telah hidup dan dirawat
tafsiran subjektif terkait alasan mengapa
kehidupannya oleh Ibu sejak dalam
Rasulullah secara tersirat menyampaikan
pesan bahwa Ibu adalah seseorang yang kandungan. Apakah penderitaan Ibu
wajib hukumnya kita muliakan. Pesan cukup sampai di sini? Tentu tidak.
tersebut tidak dimaksudkan untuk Bayangkan betapa kuatnya seorang Ibu
mendiskreditkan peran seorang Ayah dalam yang memilih untuk melahirkan kita ke
hubungan keluarga. Memuliakan Ibu lebih dunia. Kata “melahirkan” sudah pasti
dari Ayah tidak berarti Ayah tidak pantas memiliki makna yang dalam bagi
dimuliakan. Ini hanyalah sebuah pesan seorang Ibu yang sudah melahirkan, Ibu
bahwa bagaimanapun dan dalam situasi
yang akan melahirkan, Ibu yang masih
apapun, Ibu harus dimuliakan, Ibu harus
mengandung, atau bahkan oleh
dimuliakan, Ibu harus dimuliakan.
perempuan yang belum punya pasangan
Mengapa demikian? Menurut Rasulullah, sama sekali. Mengapa demikian?
yang juga sama kita sepakati, Ibu Alasannya adalah karena hal tersebut
merupakan seseorang yang benar-benar adalah suatu keniscayaan bagi seorang
secara langsung mempertaruhkan hidupnya perempuan, tentu bagi mereka ingin dan
untuk kehidupan kita. Aku tidak begitu yang mampu. Keinginan untuk memiliki
paham kapan dimulainya perjuangan anak dan membangun keluarga dalam
seorang Ibu dalam menjalani hidup. Aku cara hidup yang tradisional merupakan
juga tidak begitu tahu menahu sejak kapan
salah satu bentuk pengorbanan yang Ibu
penderitaan mulai dialami oleh seorang Ibu.
ambil sebagai langkah yang nantinya
Apakah dimulai dari saat dia mengandung
seorang anak? Apakah dimulai dari akad akan menjadi salah satu tahapan penting
nikah dibacakan? Atau apakah dimulai dari dalam kehidupannya.
saat mengiyakan tawaran seorang lelaki
yang mengajaknya pacaran? Aku tidak Aku teringat percakapan antara Soleh
begitu paham. Solihun dan Farid Stevy dalam sebuah
episode siniar.
Namun, ada satu benang merah yang dapat “Bagaimana Mas Farid memandang
kita ambil dari kisah panjang perjuangan kehidupan berkeluarga?”
seorang Ibu, yaitu keniscayaan untuk “Melelahkan, namun jaminannya adalah
melanjutkan kehidupan. Sebentar, tentu ini kebahagiaan.”
akan menuai perdebatan jika ternyata ada
salah seorang dari kalian sebagai pembaca Begitulah secercah pembicaraan yang
yang memegang prinsip child-free. Tentu, membekas di hati saya. Sebuah pernyataan
saya akan coba agar pesan yang coba saya bahwa seterjal apapun jalan yang dilalui
sampaikan dalam tulisan ini dapat diterima dalam proses berkeluarga, jaminannya
dengan baik oleh siapapun. Mari kita coba adalah kebahagiaan. Begitulah keniscayaan
bedah apa makna dari “keniscayaan untuk dalam hidup, kita berusaha untuk meraih
melanjutkan kehidupan”. dan merawat kebahagiaan, berapapun
harganya.

FASTABIQUL KHOIROT
SUARA JUSTITIA
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH PIMPINAN KOMISARIAT FAKULTAS HUKUM UMY

"Lanjutan... Tentu, pernyataan tersebut akan sulit


Melalui tulisan ini, aku juga ingin diterima bagi mereka yang benar-benar
memberi pesan kepada setiap anak yang memiliki memori kelam dengan
merasa tidak memiliki memori yang orangtuanya. Tapi saya juga tetap ingin
memegang prinsip dan menyampaikan
cukup baik dengan ibunya karena satu
pesan bahwa mereka harus kita maklumi.
dua alasan dan merasa tidak punya celah
untuk memuliakan ibunya. Saat kecil, Lantas, bagaimana dengan mereka yang
dengan pengaruh media, pengaruh sudah tidak dapat memuliakan Ibunya
bacaan, pengaruh pergaulan, aku punya secara langsung? Terinspirasi dari Jason
standar yang ideal untuk seorang Ibu. Ranti, marilah kita kirim doa sebanyak-
Pada waktu itu, aku berpikir bahwa Ibu banyaknya untuk Ibu kita dari sini. Karena
yang baik adalah Ibu yang bisa merawat aku yakin, dimanapun Ibu, ia pasti
anaknya dengan baik selama 24 jam, memahami lirik musikalisasi puisi Sapardi
yang ditampilkan oleh Reda Gaudiamo
yang bisa masak dengan enak, yang
berujudul “Pada Suatu Hari Nanti”.
penyabar, yang bisa mengurus urusan

rumah dengan baik, dan hal-hal baik Pada suatu hari nanti,
lainnya yang disajikan dalam media. Jasadku tak akan ada lagi,
Pada waktu kecil, aku tidak melihat hal- Tapi dalam bait-bait sajak ini,
hal tersebut melekat pada Ibu. Aku Kau tak akan kurelakan sendiri.
melihat Ibu sebagai seorang yang super- Pada suatu hari nanti,
sibuk dalam bekerja dan terkesan lupa Suaraku tak terdengar lagi,
akan tugasnya sebagai seorang Ibu yang Tapi di antara larik-larik sajak ini.
aku ekspektasikan. Kau akan tetap kusiasati,
Pada suatu hari nanti,
Impianku pun tak dikenal lagi,
Dewasa ini aku tersadar bahwa orang tua
Namun di sela-sela huruf sajak ini,
kita khususnya Ibu, tidak memiliki waktu
Kau tak akan letih-letihnya kucari.
untuk berlatih agar siap menjadi orang tua.
Mereka tidak memiliki waktu sama sekali
Percayalah, Ibu akan selalu mencari celah
untuk berlatih. Mereka tidak memiliki
untuk menemani langkah-langkah kita
kesempatan untuk gagal. Mereka dituntut
dalam menjalani kehidupan. Hiduplah
untuk sempurna. Mereka dituntut untuk
dengan amanat-amanat yang telah
sempurna oleh anaknya sendiri. Maka dari
diberikan Ibu sebelumnya. Bahagiakan Ibu
itu, dalam beberapa momen yang aku
dengan cara itu. Dengan penuh ketulusan.
temukan saat ini, aku dapat dengan senang
Dengan penuh do’a yang terarus deras.
hati mentolerir pelbagai kesalahan yang
Dengan sepenuh hati.
mungkin mereka lakukan. Hal itu
dilatarbelakangi oleh pengetahuan dan
pemakluman bahwa mereka tidak pernah
punya kesempatan untuk berlatih sebagai
orang tua. Maka dari itu, kita sebagai anak
sepatutnya memaklumi dan menjadikannya
sebagai suatu hal yang biasa saja. Jadi kalo
mereka salah ya biasa aja.

FASTABIQUL KHOIROT
SUARA JUSTITIA
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH PIMPINAN KOMISARIAT FAKULTAS HUKUM UMY

Lanjutan...
Lalu, aku juga ingin mengirimkan pesan
kepada setiap laki-laki. Hey, kamu berhak
menyatakan cintamu kepada perempuan
yang kamu pilih. Kamu berhak menautkan
hatimu kepada perempuan yang kamu
inginkan. Kamu juga berhak untuk sekedar
menjadi teman yang baik bagi setiap
perempuan. Namun, ingatlah bahwa kelak,
jika mereka memilih, mereka akan menjadi
seorang Ibu. Pastikan kehadiranmu dapat
menjadi cerita yang baik baginya dalam
menempuh tangga kehidupan untuk
menjadi seorang Ibu. Pastikan kamu tidak
mengganggu langkahnya. Pastikan kamu
menjadi salah satu sumber kebahagiaannya.
Berbuatbaiklah kepada setiap perempuan
yang ada di sekitarmu, sebab dengan cara
itu, bagiku, kamu sudah pandai memuliakan
Ibumu, yang juga seorang perempuan.
Sekian.

FASTABIQUL KHOIROT

Anda mungkin juga menyukai