Anda di halaman 1dari 1

DIATAS BUMI UNGGUL

Oleh: NADHIFA AINI

Di tengah keheningan menuju munculnya mentari sang fajar dan ditengan hembusan
angin yang meniup dengan sangat lembut. Kamis,10 Maret 2005 pukul 05.15 WIB, Seorang
wanita yang kuat, sabar serta sangat lembut hatinya yakni Ibuku, sang Matahari di hidupku,
berhasil mendapatkan sebuah hadiah yang sangat bermakna di hari ulng tahunnya yang ke 26
tahun.

Bagaimana tidak? Seorang bayi perempuan mungil yang sangat mirip dengan sang ayah.
Konon katanya bayi yang nantinya pembawa rezeki bagi keluarga kecil itu. Bayi itu berhasil
lahir disaat orang orang menanti kehadirannya.

Terlahir sebagai putri serta cucu perempuan pertama menjadikan iriku layaknya sang
putri yang selalu dimanja dan ditimang dengan penuh kehangatan dan kasih saying yang tiada
duanya.

Namun dibalik itu, semua orang yang menyayangiku terutama kedua orang tuaku
menaruh harapan dan tanggung jawab yang penuh di kedua pundak ku yang kecil ini. Bayi
yang diberi nama Nadhifa Aini dengan segudang doa yang tersirat pula dengan nama itu,
menjadikanku sosok yang bertanggung jawab serta sangat menyayangi orang yang
menyayangiku

Aku, seorang perempuan yang tampak egois,anti sosial, serta tak memperdulikan
keadaan sekelilingku dituntut oleh keadaan agar semua keegoisanku itu berubah menjadi
peduli terhadap sesama, serta menjadikanku sosok yang sosial dengan sekitar.Mungkin inilah
sedikit pengenalan mengenai diriku dan akan kuceritakan di goresan tinta yang kutuangkan
ke dalam lembaran lembaran ini, semua perjuangan meraih jati diri yang diharapkan,
perjuangan menemukan prinsip kemanusiaan di dalam manusia, perjuangan lelahnya
penderaan di bukit gemilang, dan perjuangan menaklukkan pepatah ”People come and go”
yang selalu singgah di diriku

Pepatah yang hampir setiap malam aku baca pada buku buku yang berjejer indah di rak
buku ku itu, bukanlah pepatah biasa. Pepatah tersebut memang benar adanya sehingga aku
tersadar dari lamunanku bahwa seseorang yang dating pasti suatu saat akan pergi dari
hidupku.

Ingin rasanya pepatah tersebuh kuubah menjadi “People come and stay” sehingga tak
akan ada kekhawatiran yang muncul terhadap orang yang ingin dating di hidupku. Bak kata
“Rumah singgah”, orang orang tersebut hanya datang untuk singgah bukan untuk menetap
menemani diriku yang ingin selalu ditemani.

Anda mungkin juga menyukai