Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muh. Resky Hidayat.

M
Npm :
Fakultas : Ekonomi Dan Bisnis Islam
Jurusan/Prodi : Ekonomi Syariah

TUGAS 3
Buatlah Paragraf Dekuktif dan Paragraf Induktif 2 paragraf?

1. Paragraf Deduktif

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Ada lebih dari


17.000 pulau di Indonesia, yang di antaranya ada 7.000 pulau yang berpenghuni.
Sebagai negara kepulauan dengan wilayah terluas di dunia, Indonesia memiliki
potensi besar menjadi poros maritim dunia dan memberi keuntungan yang besar bagi
Indonesia dalam hal perairan.

Setiap orang dilahirkan dan dibesarkan di dalam lingkungan keluarga. Tidak


seorang pun yang tidak mengalami kehidupan di dalam keluarga. Pemeliharaan dan
pembinaan seorang anak adalah perwujudan cinta kasih orang tua. Secara alamiah,
orang tua mempunyai rasa cinta kepada anak. Bagaimanapun keadaannya, orang tua
tetap akan memelihara dengan penuh kasih sayang terhadap anaknya.

2. Paragraf Induktif

Entah berapa kali sudah Damayanti mengepalkan kedua belah tangannya.


Bibirnya berulang-ulang dikatupkannya, menahan air matanya yang sebentar-sebentar
hendak keluar. Dicobanya melupakan kemalangan yang sedang menimpa dirinya,
tetapi tidak berhasil. Ia kecewa, sedih berkepanjangan sehingga menyesakkan
dadanya.

Panas atau demam yang tinggi selama beberapa hari dapat dicurigai sebagai
demam berdarah. Seseorang yang menderita demam berdarah juga mengalami
pendarahan dari lubang hitung atau mimisan. Selain itu, muncul bintik-bintik merah
pada tubuh. Semua gejala tersebut hendaknya diperhatikan, sehingga jika terdapat
gejala-gejala tersebut, penderita bisa ditolong dan ditangani oleh dokter.
Nama : Muh. Resky Hidayat. M
Npm :
Fakultas : Ekonomi Dan Bisnis Islam
Jurusan/Prodi : Ekonomi Syariah

TUGAS 2

Judul: "Mazhab Kasih Ibu: Jejak Kehangatan di Antara Hujan dan Terik"

Dalam memori hidupku, satu sosok selalu mendominasi lanskap perjalanan: ibuku, seorang
wanita yang melahirkan cinta dan kehangatan di setiap hela napasnya. Ia, yang diberi nama
Ratna, adalah simbol dari mazhab kasih ibu yang tak tergantikan, sebuah cerita tentang
pengorbanan, ketabahan, dan kelembutan di tengah badai dan keindahan hidup.

Kisah dimulai di sebuah desa kecil, tempat kami, keluarga sederhana, tinggal. Ibu adalah
pilar pertama di rumah kami. Dengan senyum lembutnya, ia membantu meringankan beban
ayah, seorang petani yang berjuang di sawah terik. Meski terbatas secara materi, namun
kekayaan jiwa keluargaku melimpah berkat kehadiran ibu.

Dalam pelukannya, hujan yang turun begitu deras tak pernah membawa kegelapan. Ibu
mengajarkan arti kesederhanaan dan kebahagiaan yang tak tergantung pada harta atau
kedudukan. Rumah kami, meski sederhana, selalu penuh dengan tawa dan canda, karena di
dalamnya terdapat ibu yang menabur benih kebahagiaan.

Ketika masa kecilku diwarnai dengan keceriaan, ibu adalah guru pertamaku. Setiap malam, di
bawah cahaya remang-remang, ia membacakan dongeng-dongeng indah. Ia mengajarkan
bahwa di dalam buku, terdapat dunia yang tak terbatas. Itulah yang membuka jendela
imajinasiku dan membiarkan mimpiku mengambang setinggi langit.

Namun, kehidupan bukan selalu berjalan di jalur yang mulus. Badai datang menghantam
keluarga kami ketika ayah jatuh sakit. Ibu, seperti pahlawan tak berjubah, menggandeng
tanganku dan bersama-sama kami melalui rintangan itu. Dengan tabah, ia menjadi tulang
punggung keluarga, mencari pengobatan, dan menenangkan hati kami dengan senyuman
yang tak pernah pudar.

Pendidikan adalah harta yang diinginkan ibu untuk anak-anaknya. Dengan penuh tekad, ia
bekerja lebih keras untuk memastikan bahwa kami bisa melanjutkan pendidikan. Meski
terkadang harus berjalan kaki berkilometer-kilometer, ibu tak pernah mengeluh. Ia selalu
memberikan dukungan tanpa syarat, memotivasi kami untuk bermimpi dan meraih cita-cita.

Saat aku memasuki masa remaja, ibu mengajarkan tentang makna cinta sejati. Cinta yang tak
hanya diungkapkan dengan kata-kata, tetapi melalui tindakan nyata. Ia memberikan ruang
bagiku untuk tumbuh dan belajar dari kesalahan. Dalam setiap nasihatnya, terdapat hikmah
yang menuntunku menjelajahi dunia yang penuh ujian.

Namun, takdir berkata lain saat ibu harus merelakan aku pergi ke kota untuk mengejar studi
lanjut. Walau hatinya remuk, ia tetap tersenyum, menyembunyikan kepedihan di balik
matanya yang lembut. Kepulangan menjadi titik terang dalam hidupnya, dan ketika kami
berdua saling berpelukan, aku merasakan getaran kasih sayang yang tak terhingga dari
seorang ibu.

Seiring berjalannya waktu, ketabahan ibu semakin mengukir cerita. Ia tetap menjadi tempat
yang bisa aku pulangi setiap kali dunia terasa terlalu berat. Meski telah memasuki usia senja,
hatinya tetap muda. Ia terus menuntun kami dengan bijaksana dan mengajarkan bahwa kasih
ibu tak mengenal batas waktu.

Kisah hidupku adalah jejak yang diukir oleh kasih sayang seorang ibu. Dalam labirin
kehidupan, beliau adalah pemandu yang setia, memberikan kehangatan ketika malam datang
dan cahaya ketika hari berganti. Cerita ini tak sekadar tentang pengalaman pribadi, tetapi
sebuah syair indah yang menceritakan tentang mazhab kasih ibu yang abadi.
Judul: "Labirin Waktu: Detik, Menit, dan Cerita di Balik Pengalaman Pribadi"

Setiap hidup adalah sebuah cerita, dan di dalamnya terselip labirin waktu yang
membingungkan dan memukau. Pengalaman pribadi merupakan benang merah yang
menghubungkan setiap potongan puzzle yang membentuk gambar hidup. Cerita saya, yang
mungkin sederhana namun sarat makna, adalah hasil dari detik-detik yang terukir dalam
perjalanan labirin pribadi ini.

Sejak kecil, saya tumbuh dalam suasana rumah yang penuh canda tawa. Ayah dan ibu saya,
dua pahlawan tak berjubah di mata kecil saya, menjadi sumber inspirasi dan teladan. Mereka
mengajarkan saya arti kerja keras, kejujuran, dan kebahagiaan dalam sederhana. Kenangan
indah dari masa kecil itu bagaikan kilatan cahaya yang mengarahkan saya melalui lorong-
lorong labirin yang pertama kali saya jalani.

Perguruan tinggi adalah babak berikutnya di dalam perjalanan ini. Di sinilah saya
diperkenalkan pada dunia pengetahuan yang lebih luas. Setiap mata kuliah, teman baru, dan
tantangan akademis menjadi jembatan yang mengarahkan saya melewati tikungan-tikungan
labirin pendidikan. Pengalaman belajar dan bertemu dengan berbagai orang membentuk pola-
pola yang kompleks di dalam labirin ini.

Setelah melangkah keluar dari gerbang kampus, saya memulai perjalanan profesional saya.
Karier saya, seperti halnya sebuah petualangan, membawa saya ke tempat-tempat yang tidak
pernah terbayangkan sebelumnya. Saya menghadapi proyek-proyek yang menantang,
berkolaborasi dengan orang-orang luar biasa, dan merasakan manisnya pencapaian
profesional. Labirin karier ini memberikan pelajaran tentang ketangguhan dan kreativitas.

Namun, di dalam labirin pengalaman pribadi ini, tidak selalu ada keceriaan dan kesuksesan.
Ada juga labirin kegagalan dan kekecewaan yang harus saya lalui. Kehilangan orang-orang
yang saya cintai, kegagalan dalam meraih tujuan, dan kecewa pada diri sendiri adalah bagian
dari realitas yang tak terhindarkan. Namun, setiap tikungan tajam di labirin ini juga memberi
saya kesempatan untuk tumbuh dan belajar lebih lanjut tentang diri saya sendiri.

Salah satu cerita terpenting dalam labirin pribadi saya adalah tentang cinta. Pertemuan
dengan pasangan hidup saya, perjalanan bersama melalui suka dan duka, adalah lapisan emas
yang melingkupi jejak-jejak hidup saya. Pernikahan kami, bukan hanya sebagai mitra hidup,
tetapi juga sebagai teman sejati, adalah satu dari banyak pintu keluar yang membimbing saya
dari labirin yang kadang-kadang rumit ini.

Pada suatu titik di dalam labirin ini, saya menghadapi krisis identitas. Saya bertanya pada diri
sendiri tentang arti hidup dan tujuan saya di dunia ini. Perjalanan pencarian diri membawa
saya pada pengalaman spiritual dan refleksi mendalam. Saya menemukan bahwa labirin
pribadi ini bukan hanya tentang pencarian materi atau pencapaian, tetapi juga tentang
pertumbuhan batin dan konektivitas dengan makna yang lebih besar.

Kini, saya melangkah maju dalam labirin waktu ini dengan rasa syukur dan keberanian.
Setiap tikungan, setiap lorong, dan setiap detik adalah bagian dari perjalanan pribadi yang
unik ini. Meski labirin ini belum mencapai akhirnya, saya menyadari bahwa pengalaman
pribadi saya tidak sekadar tentang destinasi akhir, tetapi lebih pada keindahan dan pelajaran
di setiap perjalanan.

Dalam labirin waktu ini, saya menyadari bahwa pengalaman pribadi adalah kumpulan cerita
yang mengeja kehidupan saya. Setiap detik, menit, dan cerita mengukir jejak yang tak
terhapuskan dalam diri saya. Labirin ini terus membawa saya ke arah yang tak terduga,
membuka pintu baru yang mengarah pada pengalaman-pengalaman baru, dan memberikan
makna yang lebih dalam pada setiap perjalanan hidup yang saya jalani.

Anda mungkin juga menyukai