Anda di halaman 1dari 1

Nama : Muhammad Anugrah Fajar Mahardika

NIM : 200209028

Prodi : Kriya Tekstil & Fashion

Mata Kuliah : Estetika

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Nanang Rizali, MSD.

Abstraksi “Pengalaman Estetis Sejati”

Pengalaman Estetis pertama saya adalah ketika saya masih belajar di Taman Kanak-
kanak. Saya sering mendengarkan setiap lantunan kata ibu saya yang terdengar indah dan
menjadi pesan untuk saya ketika saya harus berjuang dan bertahan di luar rumah, seperti
perintah ibu saya untuk saling menyayangi dan mencintai antar teman. Beranjak ke tingkat
Sekolah Dasar apa yang ibu saya ajarkan semakin bertambah, selain saya harus saling
mencintai sesama atas dasar kemanusiaan saya juga harus siap mulai membangun ikatan
yang mulai mendalam menyangkut perasaan.

Setiap kata yang terlontarkan dari lisannya terkesan indah ke dalam telinga saya.
Setiap pesan yang beliau sampaikan terdengar sejuk nan menenangkan hati. Ajaran
perdamaian yang akan saya kenang selalu, berdamai dengan diri sendiri dan berdamai
dengan semesta. Satu hal yang bisa saya simpulkan dari ajaran indah ini, ketika saya bisa
berdamai dengan diri sendiri, maka barulah saya bisa mencintai semesta dengan tulus.

Beranjak remaja, disini saya pertama kali merasakan ketertarikan dengan lawan
jenis, perasaan abstrak, kelabu, aneh namun rasanya yang indah nan bahagia membuat saya
tersenyum di atas perasaan yang asing bagi saya pada masa itu. Setelahnya ibu saya
bercerita tentang bagaimana mencintai seseorang dengan baik. Cinta merupakan sebuah
hal yang suci nan indah yang sengaja Tuhan ciptakan untuk membuktikan kebesaran-Nya,
Walau terkadang manusia menodai kesucian itu dengan hawa nafsu sesaat.

Semakin bertambahnya usia, mulai saya belajar merasakan yang namanya sakit hati
karena dunia. Dunia, bagi saya pada saat itu adalah pengkhiat terkejam yang pernah saya
rasakan, sampai pada saat ketika ibu saya datan dan kembali dengan ajaran barunya. Ia
mengatakan bahwa setiap rasa sakit yang saya rasakan adalah bagian dari pendewasaan
seorang insan, dan rasa sakit yang dirasakan adalah bagian dari dinamika kehidupan, suka
maupun duka, tawa maupun air mata saling melengkapi di alam semesta.

Sekarang saya mengerti, mengapa dinamika ini begitu rumit, ternyata setiap cerita
dan tragedi yang ada di dalamnya merupakan bagian pelengkap dan penghias sehingga
keberagamannya memperindah setiap kehidupan manusia. Sebuah tragedi yang terkadang
tak rasional, pun menjadi bukti kebesaran Tuhan atas takdir yang Ia kehendaki.

Anda mungkin juga menyukai