Anda di halaman 1dari 13

TUGAS BAHASA INDONESIA KELAS IX.

Disusun Oleh:
Johanes Danu Frans Wiranata
Absen: 23
Kelas: IX.1

SMP NEGERI 2 SEKAMPUNG UDIK


LAMPUNG TIMUR
2023
PUISI
1.
JIWA PRAMUKA
Ketika diri dibebankan,
Oleh berbagai hal yang akan diemban,
Jadilah orang terdepan,
Semua musti dituntaskan…

Berkibarnya jiwa Pramuka,


Laksana gunung tegap perkasa,
Jangan goyah oleh dunia,
Jangan murung kala gulita…

Bertanggung jawab dan tepati janji,


Bawalah keyakinan yang terpatri,
Sertakan kegagahan sang pemberani,
Dalam jiwa yang mengayomi…

Anggota Pramuka sejati,


Ksatria tangguh penepat janji,
Hadang aral dengan berani,
Hingga semua tersudahi…

Naikkan kepalamu,
Tegapkan badanmu,
Mari menyongsong hari baru,
Untuk masa depan yang dirindu
2.
PESAN UNTUK GURUKU
Karya: Lisa Ardhian Widhia Sari

Dalam lirih keluh di bibirku


Aku benar tak maksud membencimu, wahai guruku
Ego kami masih bangkitkan ragu
Kesal dan bosan terus menipu, hati ini larut membisu

Di relung terdalam, aku juga pernah sadar


Kelabunya di mataku, kau tetaplah pengajar
Mengalirkan bakti tanpa ingkar
Demi negeri agar tidak buyar

Guruku
Maksudku sampaikan rasa bukanlah untuk ungkap luka
Engkau adalah pelita terang, saat kau mampu berkelana
Merangkul seluruh siswa tanpa pilah cinta
Bercengkerama bak sohib dan tetap beretika.

Terima kasih kuucapkan


Untuk seluruh pembangun insan cendekiawan
Si petutur ilmu dari guratan awan
Penuh kasih nan tulus selalu kau berikan

Guruku
Kau adalah jingga, sosok inspiratif dalam senja
Kau selayaknya…
3.
APA ITU PERBEDAAN ?
Jalan untuk menghancurkan,
Pintu untuk menjerumuskan,
Atau saling meninggikan derajat ?

Apa itu perpisahan ?


Kelemahan yang lain,
Pembutaan hati nurani,
Atau bahkan sarana ego diri ?

Teman,
perbedaan adalah kelengkapan,
Perbedaan adalah persatuan,
Perbedaan adalah kemenangan.

Belajarlah darinya,
Bahwa tanpa adanya perbedaan,
Hidup takkan terasa indah,
Hidup takkan berkesan.

Tak perlu menegakkan kepala,


Untuk merendahkan yang lainnya,
Indonesia bukti keberagaman,
Bukan tempat berselisih paham.
4.
SYAIR UNTUK MU PAHLAWAN
Demi sang negeri
Kau korbankan jiwamu
Demi sang bangsa
Rela kau pertaruhkan nyawamu
Maut yang menghadang di medan tempur
Kau bilang itu hanyalah hiburan

Nampak jelas raut wajahmu


Tak segelintirpun rasa takut
Semangat membara di dalam jiwamu
Taklukkan mereka penjajah negeri

Harimu yang berwarna merah membara


Pembunuhan, pembantaian yang dihiasi bunga api
Mengalirkan sungai darah di hadapanmu
Bahkan saat mata air darah itu
Mengalir dari tubuhmu
Namun, tak dapat runtuhkan benteng semangat juangmu

Bambu runcing yang selalu setia menemanimu


Kaki telanjang penuh luka
Pakaian lesuh dengan seribu wangi
Basah badanmu kering badanmu
Kini menghantarkan bangsa ini
Ke dalam kemerdekaan yang hakiki
5.
PEMANDANGAN INDAH
Wahai Tuhan,
Aku memendam kagumku pada-Mu,
Dari malam hingga ketemu malam,
Tak pernah padam api pesonaku.

Hembusan angin gunung,


Indahnya tarian tumbuhan,
Rasanya nyaman,
Bagai taman surga di bumi.

Sempurnalah alam ini,


Terpesona aku,
Terpana aku,
Harus dijaga selalu,
Agar tak pernah sirna.

Terjangan laut pun adalah kebiasaan alam,


Batu karang dipecahnya,
Aneka fauna terhempas,
Dari dasar laut paling dalam.
TUGAS BAHASA INDONESIA KELAS IX.1

Disusun Oleh:
Auxentia Jones Lea Arindra
Absen: 06
Kelas: IX.1

SMP NEGERI 2 SEKAMPUNG UDIK


LAMPUNG TIMUR
2023
CERPEN
1.

Persahabatan Sejati
Saat ini aku berada di kelas 3 SMP, setiap hari kujalani bersama dengan ketiga
sahabatku yaitu Aris, Andri, dan Ana. Kita berempat sudah bersahabat sejak kecil.

Suatu saat kami menulis surat perjanjian persahabatan di sobekan kertas yang
dimasukkan ke dalam sebuah botol, kemudian botol tersebut dikubur di bawah
pohon yang nantinya surat tersebut akan kami buka saat kami menerima hasil ujian
kelulusan.

Hari yang kami berempat tunggu akhirnya tiba, kami pun menerima hasil ujian dan
hasilnya kita berempat lulus semua.

Kami serentak langsung pergi berlari ke bawah pohon yang pernah kami datangi dan
menggali tepat di mana botol yang dahulu dikubur berada.

Kemudian, kami berempat membuka botol tersebut dan membaca tulisan yang dulu
pernah kami tulis. Kertas tersebut bertuliskan “Kami berjanji akan selalu bersama untuk
selamanya.”
Keesokan hari, aris berencana untuk merayakan kelulusan kami berempat. Malamnya
kami berempat pergi bersama ke suatu tempat dan di situlah saat-saat yang tidak
bisa aku lupakan karena aris berencana untuk menyatakan perasaannya kepadaku.
Akhirnya aku dan anis berpacaran.

Begitu juga dengan Andri, dia pun berpacaran dengan Ana. Malam itu sungguh
malam yang istimewa untuk kami berempat. Kami pun bergegas untuk pulang.

Ketika perjalanan pulang, entah mengapa perasaanku tidak enak.

“Perasaanku ngga enak banget ya?” Ucapku penuh cemas.


“Udahlah Ndi, santai aja, kita ngga bakalan kenapa-kenapa” jawab Andri dengan santai.
Tidak lama setelah itu, hal yang dikhawatirkan Nindi terjadi.

“Arissss awasss! di depan ada juang!” Teriak Nindi.

“Aaaaaaaaaa!!!”

Bruuukkk. Mobil yang kami kendarai masuk ke dalam jurang. Aku tak kuasa menahan
air mata yang terus mengalir sampai aku tidak sadarkan diri.
Perlahan aku buka mataku sedikit demi sedikit dan aku melihat ibu berada di
sampingku.

“Nindi.. kamu sudah sadar, Nak?” Tanya ibuku.

“Ibu.. aku di mana? Di mana Ana, Andri, dan Aris?” tanyaku.

“Kamu di rumah sakit Nak, kamu yang sabar ya, Andri dan aris tidak tertolong di lokasi
kecelakaan” Jawab ibu sambil menitikkan air mata.

Aku terdiam mendengar ucapan ibu dan air mataku menetes, tangisku tiada henti
mendengar pernyataan ibu.

“Aris, mengapa kamu tinggalkan aku, padahal aku sayang banget ke kamu, aku cinta
kamu, tapi kamu ninggalin aku begitu cepat, semua pergi ninggalin aku.” batinku
berkata.
Lantas, 2 hari berlalu dan aku berkunjung ke makam mereka, aku berharap kami bisa
menghabiskan waktu bersama sampai tua. Tetapi sekarang semua itu hanya angan-
angan. Aku berjanji akan selalu mengenang kalian.
2.

Indahnya Berbagi dengan Sahabat


Pagi itu hujan turun dengan deras. Ani merasa bingung bagaimana untuk berangkat
ke sekolah. Ketika sedang memandang hujan, terdengar suara HP berdering dari
kamar Ani, lantas saja Ani masuk ke kamar dan menjawab telepon.

Ternyata yang menghubungi Ani adalah Lia sahabatnya. Dalam teleponnya Lia
mengatakan bahwa ia akan menjemput Ani, sebab Lia tahu jika Ani sedang
kebingungan bagaimana untuk pergi ke sekolah.

Tak selang berapa lama, Lia sudah sampai di depan rumah Ani bersama ayahnya
menggunakan mobil. Ani pun bergegas berpamitan pada orang tuannya dan keluar
untuk menemui Lia.

Setelah sampai di sekolah, yang merupakan teman sebangku tersebut pun masuk
menuju kelasnya. Istirahat pun tiba, keduanya pergi ke kantin untuk menghilangkan
rasa lapar. Ketika hendak membayar ternyata Lia lupa membawa dompet. Sehingga
Ani sang sahabat membayarkannya.
3.

Anak Bermalasan
Minggu adalah hari libur yang ditunggu kaum rebahan, malas beraktivitas. Ada yang
hanya ingin rebahan di rumah menghilangkan penat selama satu minggu beraktivitas
dan ada pula yang berencana akan berlibur. Banu memilih opsi pertama, Banu
memilih bersantai rebahan di rumah, dan parahnya Banu aka selalu merasa kurang
dengan liburnya.

“Banu bangun sudah siang, nanti kamu terlambat.” Tanya ibunya.

“Bu Banu masih capek, Banu bolos sehari ya.” Banu memelas pada ibunya.

“ Jangan begitu, bayaran sekolahmu mahal jangan menyepelekan menuntut ilmu”


Jawab ibunya menyanggah.

“Sehari saja bu, Banu tidur lagi.”

Melihat kelakuan Banu Ibunya geram, hingga ibunya mengajak Banu melihat anak
keterbelakangan di suatu panti asuhan.

“Nah sekarang coba kamu buka mata kamu, mereka ingin sekolah sepertimu, namun
tidak ada orang tua yang akan membiayai mereka bersekolah” Jelas ibunya, mereka
masih di dalam mobil.

Dengan kejadian itu Banu tersadar dan mau berangkat sekolah walau terlambat. Di
perjalanan menuju sekolah Banu melihat seorang anak yang pincang berseragam
sekolah sama dengannya, dalam hati Banu berkata, aku bersyukur masih punya fisik
yang sempurna untuk bisa menuntut ilmu.
4.
Pendidikan yang Aku Tunggu
Pendidikan, satu kata yang seharusnya dapat dirasakan oleh setiap orang, terutama
oleh anak-anak. Namun pada kenyataannya, tidak semua orang mampu merasakan
pendidikan di sekolah, salah satu penyebabnya yakni karena harus mencari rezeki.
Gilang, itulah nama panggilanku dan aku adalah satu dari sekian banyak anak yang
tak bisa merasakan apa itu arti bersekolah.

Usiaku sekarang 10 tahun dan aku masih kelas 2 SD. Kata teman-temanku,
seharusnya aku sudah duduk di kelas 4 atau 5 SD. Akan tetapi, karena keadaan
ekonomi yang tidak mendukung, aku harus mencari rezeki agar bisa memenuhi
kebutuhan hidup aku dan adikku yang masih berusia 5 tahun.

Aku dan adikk tinggal di rumah berukuran 4×4 meter persegi yang juga merupakan
milik orang lain. Tak bisa terbayangkan oleh diriku jika tak ada rumah ini, mungkin
aku dan adikku harus tidur di depan ruko yang setiap malam harus melawan
dinginnya malah atau hujan. Suatu waktu, malam hari terasa lebih dingin, kami
berdua tak memiliki selimut dan hanya mempunyai satu sarung, kemudian sarung itu
kuberikan kepada adikku.

Orang tua kami sudah lama meninggal dunia karena kecelakaan. Waktu itu, motor
yang dikendarai oleh ayahku jatuh saat hujan sedang turun dengan deras. Kedua
orang tuaku sempat dibawa ke rumah sakit, tetapi apa hendak dikata, takdir Tuhan
berkata lain.

Secercah harapan akhirnya kudapatkan di tahun ketiga, aku dan adikku mendapatkan
pembiayaan sekolah sampai lulus SMA dari lembaga pendidikan pemerintah. Setelah
mendengar kabar tersebut, aku tentu merasa senang karena bisa merasakan
bersekolah dan bertemu dengan teman-teman baru. Terlebih, aku sangat merasa
bahagia karena adikku tercinta bisa menempuh pendidikan yang layak dan kami
berdua belajar dengan sungguh-sungguh.

Sejak saat itulah aku dan adikku mendapat banyak ilmu pengetahuan bermanfaat.
Bahkan, aku juga berhasil melanjutkan pendidikan sarjana dengan beasiswa yang aku
peroleh. Jadi, percayalah bahwa suatu saat, hal yang kita inginkan bisa tercapai dan
kita bisa bahagia.
5.
Persahabatan yang Tak Akan Pernah Luntur
Surat ini kutuliskan untuk sahabatku yang Bernama Jasmine yang sudah berpindah ke
luar kota. Dengan ditulisnya surat ini, aku berharap agar persahabatan kita terus
terjaga walaupun dipisah jarak yang cukup jauh.

Kisah persabahatanku dengan Jasmine dimlai sejak kami masuk SMP. Pada saat itu,
aku dan dia baru berkenalan ketika aku ingin pingsan di jam olaharaga. Sebelum
pingsan, Jasmine bertanya padaaku, “ kamu terlihat lemas, apakah kamu perlu
kupanggil guru agar segera dibawa ke UKS?” aku yang berusaha untuk tetap kuat
kemudian menjawab, “tidak perlu, aku masih kua untuk mengikuti jam olahraga.”

Jasmine yang merasa kalau diriku benar-benar sedang tidak sehat, kemudian
memanggil guru untuk memberitahukan bahwa Putri sepertinya akan pingsan. Tanpa
berlama-lama, guru olahraga segera membawa Putri ke ruangan UKS agar bisa
beristirahat. Setelah masuk ke ruang UKS, aku merasa sudah lebih baik dan tahu
kalau penyebab ingin pingsan adalah karena belum sarapan di pagi hari.

Sesampainya kembali ke kelas, aku sangat berterima kasih kepada Jasmine karena
sudah memberitahukan kepada guru kalau aku bisa saja pingsan. Tanpa Jasmine,
mungkin aku akan pingsan. Kami berdua pun pulang bersama naik angkutan umum
yang sama karena tanpa diduga rumah kami searah.

Tiga tahun sudah aku dan Jasmine memiliki tali persahabatan dan kami selalu berbagi
cerita sedih atau bahagia. Setelah kami berdua lulus dari SMP, Jasmine bersama
orang tuanya pindah ke luar kota. Mendengar kabar itu, aku sedih karena akan sulit
untuk bertemu langsung dengan Jasmine. Meskipun sudah alat komunikasi canggih,
tetapi rasanya akan kurang kalau tidak bisa berbagi cerita secara langsung.

Tak terasa juga, aku sudah hampir selesai menempuh pendidikan SMA, sehingga aku
berinisiatif untuk menulis surat kepada Jasmine. Pada bagian akhir surat itu, aku
menulis, “Apakah kita bisa bertemu kembali di universitas yang sama?”

Anda mungkin juga menyukai