KUMPULAN PUISI
1. Pena Hitam
Ayam mencuat kokok di kala pagi
Sang mentari bangun meyejukkan hati
Membawa daku ingin mandi
Hasrat pun tak terbendung
Membawa maksud untuk mengepung
Berbagai ilmu yang menggunung
Ke sekolah daku berangkat
Tak lupa tas aku angkat
Pena hitam pun ikut mangkat
Dan kugoreskan dengan singkat
Daku ingin dapat cepat
Tidak mau dengan lambat
Pena hitam mengubah nasib
dengan makrifat.
2. Kemerdekaan Indonesia
Aku bisa tertawa
Aku bisa bergaya
Aku bisa berpesta
Aku bisa tamasya
Karena Indonesia telah merdeka
Kemerdekaan yang mahal harganya
yang tak dapat diukur dengan harta
sekalipun segunung, sepulau bahkan sebenua
Kini kewajibanku sebagai anak bangsa
Belajar tekun untuk membangun bangsa
Agar nanti menjadi negara yang kaya raya
Aku ingin….
Pahlawan yang telah gugur dahulu
dapat tertawa lega melihat anak cucunya bahagia
Mereka dapat tidur nyenyak di sisi-Nya
3. Bangunlah Ibu Pertiwiku
Kami saksikan suasana luka lara
menerpa Ibu Pertiwi
Kami tak habis pikir
Apa gerangan engkau bersedih
Mengapa keadaanmu begitu mengkhawatirkan
begitu mencemaskan
Kami tahu kami begitu durhaka
Tak pernah berbakti kepadamu
Kerusakan, perpecahan, pertikaian
,banyak kami lakukan
Dan hanyalah maaf yang dapat kami pinta
Selagi engkau masih mau menerima
Di hati kami tak ada bisikan selain minta maaf ,
dan menyaksikan engkau bangun
melawan keruntuhan itu
8. Kota Pendidikan
Di tempat ini kami lahir
Di tanah ini kami besar
Sejarah bicara dan kami menyaksikan
Kau tumbuh dengan timbunan pengalaman dan pengetahuan
Dan kini kau wariskan pada kami anak bangsa
Kota budaya, kota etika, kota pendidikan
tersandangkan di tanahmu
Bendera kalimat itu sulit
memang dipertahankan
Kini tersaksikan hanya segelintir saja
yang berkibar di udara
Apa ditanya ?, mengapa ini terjadi dan berbalik nyata ?
Manusia Jogja ada dimana ?
9. Serdadu Proklamasi
Terngiang – ngiang sudah
Puluhan tahun begitu membekas
Semangatmu tertancap kuat hingga sekarang
Tidak pernah terpikirkan
Apa jadinya bila serdadu itu hilang
Proklamasi tidak akan menggema
Serdadu proklamasi tancapan kuat proklamasimu
menorehkan barisan berapi – api
Perjuangan itu menjalar hingga sekarang
Kobaran nasionalismemu
membawa bangsa ini hingga merdeka
Oh, serdadu proklamasi
maafkanlah kami,jika sekarang perjuangan itu
tersendat bagaikan kereta yang macet
10. Untukmu Kartiniku
Masa penjajahan membelenggu bangsa Indonesia
Masa penindasan begitu mencekal rakyat
Tak ada kebebasan pada waktu itu
Tak ada kelapangan di zaman itu
Semua hidup dalam tekanan
Wanita – wanita tak boleh bersekolah
Wanita – wanita tak diberi kebebasan
Wanita- wanita dikurung di dalam rumah
Ibarat katak berada dalam tempurung
Hanya kekhawatiran yang ada pada waktu itu
Hanya kecemasan yang ada pada saat itu
Seolah menandakan wanita Indonesia tak mampu bangkit
Adalah sebuah keberanian melawan arus
Melakukan secara diam – diam
Merombak total pemikiran wanita Indonesia
Menuai hasil dimasa sekarang, terima kasih Kartiniku !
15. Terlambat sekolah
Burung telah bernyanyi di kala pagi
Menyanyikan lagu semangat tuk menanti hari berseri
Dan bedalah manusia dengan burung itu
Di balik selimut manusia bersembunyi
Menyenyakkan diri melupakan kewajiban hati
Aku tidaklah beda masih demikian
Kemalasan telah meracuniku
Hingga aku tak bisa berbuat banyak
Kesekolah tidak bisa datang tepat
Aku kalah dengan seekor burung
Hingga malupun aku dapat
16. Sekolahku Sehat
Sekolahku yang sehat
Betapa ku mencintaimu
Terimakasih kawan kawanku
Yang telah membersihkannya
Akan ku kenang engkau
Sekarang sekolahku indah dan sehat
Betapa aku senang
Ini semua karena keikhlasanmu yang menggema
17. Pahlawan
Oh, pahlawan
Engakulah yang melindungi bangsa
Tiada engkau, tiada kebebasan
Karenamu bangsa bebas dari penjajah
Sekarang tiada engkau lagi
Dan bangsa harus tetap bersatu
Ku akan merindukanmu selalu
Karena namamu tetap harum menyatu di kalbu
18. Untukmu Guru Bangsa
Guru…….
Engakulah pengajar kami
Engkau ajarkan ilmumu untuk kami
Tiada bosan bosan engkau mengajar
Dengan penuh kesabaran
Guru ………..
Engkau mengajar dengan ikhlas
Engkaulah pendidik putra putri bangsa
Jasamu kepada kami sungguh besar
Hingga aku menjadi pandai dan pintar
19. Indonesiaku
Angin berdesir di pantai
Angin berdesir sepoi-sepoi
Burung pun ikut berkicau dengan merdu
Di atas pantaiku
Sawahnya yang hijau terbentang luas
Gunungnya tinggi menjulang
Itulah Indonesiaku
Disanalah aku dilahirkan dan dibesarkan
Di sanalah aku akhir menutup mata
20. Guruku
Terima kasih guruku
Kau telah memberiku pendidikan
Sungguh senangnya aku
Mendapat ilmu karena pendidikanmu
Engkau adalah pahlawan tanpa tanda jasa
Aku ingin sepertimu
Walau kau keras kepadaku
Aku tau kau sangat sayang padaku
Terima
Pahlawan Kehidupan
Karya : Nur Wachid
Lilin Kegelapan
Karya : Nur Wachid
Pejuang Modern
Guru…………………….???
Mereka hanyalah manusia biasa
Tapi megapa dia tiada punyai rasa jenuh
Dalam menyajikan ilmu