Kelas : IX3
Hari ke dua, hari ke tiga, bahkan sampai hari ke empat, pemuda itu masih saja
mengutuk dirinya. Kakek yang masih setia mendengarkan dan menunggu cucunya
keluar dari sekolah itu, akhirnya keluar dan mendekatinya.
Setelah menjelaskan siapa dirinya, sang kakek itu menawarkan kepada pemuda untuk
bertukar posisi selama beberapa hari, dia tinggal di rumah mewah dan menikmati
kemewahannya, sedangkan sang kakek menjadi tukang cimol dan tinggal di kontrakan
sang pemuda.
Singkat cerita, beberapa hari berlalu, sang pemuda merasa tak ada perubahan, bahkan
ketika semua teman-temannya di undang ke rumah mewahnya itu, masih sama saja,
semua orang masih menjauhinya.
“Kenapa kekayaan ini masih tidah bisa merubahku, bukankah semua orang harusnya
menghormatiku karena kekayaan ini?” ucapnya dalam hati.
Hari itupun tiba, hari dimana dia harus menjadi dirinya sendiri. Sang kakek
mendatanginya dan bertanya, “apakah kamu merasa nyaman dengan semua ini?”
Sang pemuda hanya terdiam dan menunduk dengan mimik muka sedih. Sang kakek
menjelaskan bahwa kekayaan bukanlah ukuran mutu seseorang. Pada dasarnya, semua
manusia itu sama di hadapan Tuhan.
“Jika ada dua botol yang sama, salah satunya diisi air got dan satu lagi diisi parfum
mewah, tentunya kamu akan memilih botol parfum kan?” tanya sang kakek.
“Begitu juga dengan manusia, yang memjadikan dia bermutu bukan dari hartanya,
melainkan akhlaknya,” ucap kakek memperjelas.
Nama : Jefry tobing
Kelas : IX3