A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
a. Undang Undang Kesehatan No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi
c. Peraturan Menteri Kesehatan No.64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan
d. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
e. Peraturan Menteri Kesehatan No 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa
Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi dan Pelayanan Kesehatan Seksual
f. Keputusan Menteri kesehatan RI Nomor 21 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan 2020 - 2024
g. Peraturan Menteri Kesehatan No. 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan
Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan
2. Gambaran Umum
Pencapaian sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN), sampai saat ini untuk AKI semula 334/100.000 kelahiran hidup (KH)
pada tahun 1997, dalam kurun waktu 10 tahun turun menjadi 228/100.000 KH
(SDKI 2007); Berdasarkan hasil SDKI 2012 AKI 359/100.000 KH. Hasil tersebut
meningkat dibandingkan SDKI tahun 2007, yaitu 228/100.000 KH. Meskipun hasil
AKI SDKI 2012 terlihat meningkat apabila dibandingkan SDKI 2007, namun
dalam menginterpretasikan angka tersebut perlu kehati-hatian oleh karena adanya
perbedaan metode penelitian dan sampling. Sedangkan untuk hasil SUPAS tahun
2015 didapatkan AKI sebesar 305/100.000 KH. AKB turun dari 46/1.000 KH
(tahun 1999), menjadi 34/1.000 KH menurut SDKI 2007 dan data hasil SDKI 2012
menjadi 32/1.000 KH. Walaupun kematian bayi mengalami penurunan, namun
kematian neonatal tetap stagnan dalam 10 tahun terakhir, yaitu 19/1000 KH.
Berdasarkan hasil SDKI 2017 didapatkan AKN adalah 15 / 1000 KH.
Salah satu upaya dalam percepatan penurunan AKI dan AKN adalah
memberikan perhatian serius di dalam mengatasi masalah komplikasi pada saat
kehamilan, persalinan dan nifas. Diperkirakan 15 – 20 % kehamilan dan
persalinan akan mengalami komplikasi. Sebagian komplikasi ini dapat
mengancam jiwa, tetapi sebagian besar komplikasi dapat dicegah dan ditangani
bila: 1) ibu segera mencari pertolongan ketenagakesehatan; 2) tenaga kesehatan
melakukan prosedur penanganan yang sesuai, antara lain penggunaan partograf
untuk memantau perkembangan persalinan, dan pelaksanaan manajemen aktif
kala III (MAK III) untuk mencegah perdarahan pasca-salin; 3) tenaga kesehatan
mampu melakukan identifikasi dini komplikasi; 4) apabila komplikasi terjadi,
tenaga kesehatan dapat memberikan pertolongan pertama dan melakukan tindakan
stabilisasi pasien sebelum melakukan rujukan; 5) proses rujukan efektif; 6) pelayanan di RS
yang cepat dan tepat guna.
2. Tujuan Khusus
a) Tersosialisasikannya Pedoman Antenatal Terpadu Revisi 2020
b) Tersosialisasinya Pedoman Pelayanan Persalinan
c) Terorientasikannnya Pedoman Penyelenggaraan Pascapersalinan
C. Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari kegiatan yang akan dilaksanakan berasal dari lintas program, lintas
sektor dan organisasi profesi.
Peserta
Pusat dan Dinas Kesehatan Provinsi dan kabupaten Kota seluruh Indonesia, serta perwakilan
puskesmas
1. Metode Pelaksanaan
1. Metode Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan melalui metode, diskusi dan Tanyajawab
2. Tahap dan Waktu Pelaksanaan
1) RapatPersiapan
2) Pelaksanaan secara online
o paparan
o Diskusi interaktif dengan peserta berupa tanya jawab
o Laporan pelaksanaan kegiatan
Waktu Pelaksanaan:
hari/tanggal : Senin – Selasa / 7 – 8 Desember 2020
pukul : 13.30 – 16.30 WIB
ID Zoom hari ke-1 : 917 5821 1994
ID Zoom hari ke-2 : 950 5377 0489
password : kesga
Streaming Youtube : bit.ly/YoutubeKesga