Anda di halaman 1dari 11

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE)

KEGIATAN RAPAT APLIKASI E-KOHORT DAN MPDN


DI KABUPATEN PULAU MOROTAI
TAHUN ANGGARAN 2022

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang Undang Kesehatan No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak No. 25 Tahun
2014 tentang Upaya Kesehatan Anak
c. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014, tentang Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah
Melahirkan
d. Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015, tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2015-2019
e. Keputusan Menteri kesehatan RI Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019
f. Peraturan Menteri Kesehatan No.1144/Menkes/PER/VIII/2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
g. Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang tentang Kementerian Kesehatan
h. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal
2. Gambaran Umum Singkat
Salah satu sasaran pokok dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2020-2024 adalah Pembangunan Sumber Daya Manusia dengan
mengarusutamakan Sustainable Development Goals (SDGs) . Tujuan Pembangunan
berkelanjutan (SDGs) beserta indikatornya telah menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dalam 7 Agenda pembangunan Indonesia ke depan, khususnya di Bidang
Kesehatan ibu dan bayi. Dimana Derajat Kesehatan membaik, namun belum
menjangkau seluruh penduduk, Kematian Ibu dan Bayi masih tinggi, kapasitas tenaga
kesehatan, sistem rujukan maternal dan neonatal dan tata laksana pelayanan ibu dan
anak serta pelayanan kesehatan reproduksi belum berjalan optimal, sehingga salah
satu proyek prioritas strategis (Major Project) RPJMN 2020-2024 adalah Percepatan
penurunan kematian ibu hingga 183 per 100.000 kelahiran hidup.
Aplikasi e-Kohort KIA adalah aplikasi berbasis web dan mobile yang memiliki fungsi
untuk pencatatn pelayanan kesehatan ibu, bayi, dan balita yang menghasilkan kohort
untuk keperluan pemantauan kesehatan ibu, bayi dan balita tersebut. Aplikasi e-
Kohort-KIA merupakan digitalisasi kohort pelayanan kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
Wujudnya adalah kohort KIA elektronik yang mencakup data pelayanan kesehatan ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas, neonataus (bayi baru lahir), bayi dan balita (anak bawah
lima tahun). Kohort KIA merupakan basis data yang sangat penting karena berisi
informasi lengkap terkait data dasar,catatan hasil pemeriksaan dan pelayanan
kesehatan yang diberikan yang diberikan dari fase kehamilan ibu sampai anak
mencapai usia lima tahun.
Di Kabupaten Pulau Morotai, Aplikasi MPDN sudah mulai jalan akan tetapi belum
maksimal sehingga memerlukan tindak lanjut agar makin baik pencatatan dan
pelaporannya supaya dapat dikaji permasalahan yang terjadi. Aplikasi e-Kohort-KIA
belum dilakukan di seluruh Puskesmas. Oleh karena itu, hal ini menjadi dasar untuk
dilakukan pertemuan dalam rangka mengenalkan aplikasi e-Kohort KIA kepada
pengelola KIA di Puskesmas sehingga mampu meningkat kuantitas dan kualitas data
Program Kesehatan Ibu dan anak di Kabupaten Pulau Morotai
B. Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari kegiatan yang akan dilaksanakan adalah Seluruh Puskesmas yang
tersebar di wilayah Kab Pulau Morotai yang berjumlah 13 Puskesmas
C. Strategi Pencapaian Keluaran
1. Metode Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk Temu Tatap Muka yaitu penyajian, diskusi dan
tanya jawab dan demonstrasi menggunakan aplikasi e-Kohort KIA dan MPDN
2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut :
 Pembentukan panitia
 Pembuatan SK kegiatan
 Manyusun jadwal kegiatan
 Pengiriman surat undangan ke peserta
 Pelaksanaan kegiatan
 Pembuatan laporan kegiatan
Kegiatan direncanakan dilaksanakan pada tahun 2023
D Narasumber
Narasumber pada pertemuan ini adalah Narasumber dari Dinas Kesehatan Provinsi Maluku
Utara
E Kurun Waktu Pencapaian Keluaran
Keluaran kegiatan yang terdiri dari 1 (satu) laporan kegiatan untuk dicapai tahun anggaran
2023
F. Biaya Yang Diperlukan
Total biaya untuk pelaksanaan Kegiatan ini adalah Rp. 63.435.000,-

Morotai Selatan, 2023

Kepala Dinas Kesehatan


Kabupaten Pulau Morotai

dr. Julys Giscar Kroons


Nip.19800704 200804 1 001
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM
(TERM OF REFERENCE)
REFERENCE)
KEGIATAN RAPAT PENGKAJIAN KASUS KEMATIAN IBU DAN ANAK TRIWULAN
(AUDIT MATERNAL PERINATAL)
DI KABUPATEN PULAU MOROTAI
TAHUN ANGGARAN 2022

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang Undang Kesehatan No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan AnakI No. 25 Tahun
2014 tentang Upaya Kesehatan Anak
c. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014, tentang Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah
Melahirkan
d. Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015, tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2015-2019
e. Keputusan Menteri kesehatan RI Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019
f. Peraturan Menteri Kesehatan No.1144/Menkes/PER/VIII/2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
g. Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang tentang Kementerian Kesehatan
h. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal

2. Gambaran Umum Singkat


Rawannya derajat kesehatan pada ibu hamil, bukan saja berakibat kepada anak
yang sedang di kandungnya namun juga berdampak kepada keluarganya yang harus
ekstra hati - hati dalam menjaganya. Dengan demikian, upaya peningkatan kesehatan
perinatal tidak dapat dipisahkan dengan upaya peningkatan kesehatan ibu.
Sejalan dengan sasaran Rencana Panjang Jangka Menengah Nasional 2009 yang
dicetuskan dalam Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2005, yaitu meningkatnya UHH dari
66,2 tahun menjadi 70,6 tahun, menurunnya Angka Kematian Bayi dari 35 menjadi 26
per 1000 Kelahiran Hidup, menurunnya Angka Kematian Ibu dari 307 menjadi 226 per
100.000 Kelairan Hidup dan menurunnya prevelensi gizi kurang pada anak-anak balita
dari 25,8% menjadi 20 %.
Sebagai upaya dalam mewujudkan tujuan tersebut adalah dengan semakin
ditingkatkannya mutu pelayanan kesehatan kepada ibu dan perinatal ditingkat
pelayanan dasar dan rujukan primer maka dikembangkan konsep Audit Maternal-
Perinatal. Audit ini dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi faktor medik, non medik
dan faktor pelayanan kesehatan yang berpengaruh kepada kesakitan dan kematian ibu
maupun perinatal.

Melalui kegiatan ini diharapkan para pengelola pelayanan dasar (Puskesmas dan
jajarannya) dan di tingkat pelayanan rujukan primer (Rumah Sakit Kab / Kota) dapat
menetapkan prioritas untuk mengatasi faktor-faktor yang mempengaruhi kematian
ibu / maternal dan perinatal
B. Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari kegiatan yang akan dilaksanakan adalah Seluruh Puskesmas yang
tersebar di wilayah Kab Pulau Morotai yang berjumlah 13 Puskesmas
C. Strategi Pencapaian Keluaran
1. Metode Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk Temu Tatap Muka yaitu penyajian, diskusi dan
tanya jawab dan demonstrasi penanganan kasus dengan menggunakan alat bantu
yang ada serta praktek lapangan
2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut :
 Pembentukan panitia
 Pembuatan SK kegiatan
 Manyusun jadwal kegiatan
 Pengiriman surat undangan ke peserta
 Pelaksanaan kegiatan
 Pembuatan laporan kegiatan
Kegiatan direncanakan dilaksanakan pada tahun 2023
D Narasumber
Narasumber pada pertemuan ini terdiri dari Dokter Spesialis Obgyn, Dokter spesialis Anak
dan Narasumber Pendamping dari Dinas Kesehatan & KB Kabupaten Pulau Morotai
E Kurun Waktu Pencapaian Keluaran
Kegiatan akan dilakukan Sebanyak 4 kali (Triwulan) Keluaran kegiatan yang terdiri dari 1
(satu) laporan kegiatan untuk dicapai tahun anggaran 2023
F. Biaya Yang Diperlukan
Total biaya untuk pelaksanaan Kegiatan ini adalah Rp. 138.420.000,-

Morotai Selatan, 2023

Kepala Dinas Kesehatan


Kabupaten Pulau Morotai

dr. Julys Giscar Kroons


Nip.19800704 200804 1 001
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM
(TERM OF REFERENCE)
REFERENCE)
KEGIATAN PENDAMPINGAN TIM AHLI KE PUSKESMAS DAN FKTP LAINNYA
DALAM PELAYANAN KIA, KEGAWATDARURATAN DAN SISTEM RUJUKAN
MATERNAL DAN NEONATAL TERMASUK PEMERIKSAAN USG
DI KABUPATEN PULAU MOROTAI
TAHUN ANGGARAN 2023

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang Undang Kesehatan No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan AnakI No. 25 Tahun
2014 tentang Upaya Kesehatan Anak
c. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014, tentang Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah
Melahirkan
d. Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015, tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2015-2019
e. Keputusan Menteri kesehatan RI Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019
f. Peraturan Menteri Kesehatan No.1144/Menkes/PER/VIII/2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
g. Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang tentang Kementerian Kesehatan
h. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal
2. Gambaran Umum Singkat
Salah satu upaya yang telah dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan dalam
mendukung percepatan penurunan AKI dan AKN adalah melalui penanganan Obstetri
dan Neonatal emergensi/komplikasi pelayanan dasar dengan Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas yang didukung dengan keberadaan
Rumah Sakit dengan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK)
dalam suatu Collaborve Improvement PONED-PONEK. Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi (PONED-PONEK) merupakan upaya terakhir pencegahan kematian ibu
hamil dan bayi baru lahir perlu di dukung dengan upaya penurunan AKI dan AKB
lainnya. Dimulai dari pelayanan kesehatan remaja / kesehatan reproduksi remaja
(KR/KRR), pelayanan ANC pada masa kehamilan, pertolongan persalinan dan Keluarga
Berencana oleh tenaga kesehatan kompeten dan terlatih.
Masih tingginya AKI dan AKB termasuk neonatal juga dipengaruhi dan didoron
berbagai faktor yang mendasari timbulnya risiko maternal dan atau neonatal, yaitu
faktor-faktor penyakit, masalah gizi dari WUS/maternal serta faktor 4T (terlalu muda
dan terlalu tua untuk hamil dan melahirkan, terlalu dekat jarak kehamilan/ persalinan
dan terlalu banyak hamil atau melahirkan).
Kondisi tersebut di atas lebih diperparah lagi oleh adanya keterlambatan
penanganan kasus emergensi/komplikasi maternal dan atau neonatal secara adekuat
akibat oleh kondisi 3T (Terlambat), yaitu:1) Terlambat mengambil keputusan merujuk,
2) Terlambat mengakses fasyankes yang tepat, dan 3) Terlambat memperoleh
pelayanan dari tenaga kesehatan yang tepat/ kompeten.
Melihat permasalahan yang kita hadapi dalam upaya mempercepat penurunan AKI
dan AKB termasuk AKN yang begitu kompleks maka diperlukan upaya yang lebih keras
dan dukungan komitmen dari seluruh stakeholder baik Pusat maupun daerah, seperti
dukungan dari organisasi profesi dan seminat, masyarakat dan swasta serta LSM baik
nasional maupun internasional. Salah satu upaya yang telah dilaksanakan untuk
mempercepat penurunan AKI dan AKN melalui penanganan obstetri dan neonatal
emergensi/komplikasi di tingkat pelayanan dasar adalah melalui Upaya melaksanakan
Puskesmas Mampu Pelayanan Obstetri Neonatal.
Agar Puskesmas mampu PONED sebagai salah satu simpul dari system
penyelenggaraan pelayanan kesehatan maternal neonatal emergensi dapat
memberikan kontribusi pada upaya penurunan AKI dan AKN maka perlu dilaksanakan
dengan baik agar dapat dioptimalkan fungsinya.
Hasil tersebut diatas merupakan kajian pelatihan petugas kesehatan sebagai
pelaksana asuhan persalinan terutama bagi mereka yang bekerja di lini terdepan atau
pedesaan.

B. Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari kegiatan yang akan dilaksanakan adalah Seluruh Puskesmas yang
tersebar di wilayah Kab Pulau Morotai yang berjumlah 13 Puskesmas
C. Strategi Pencapaian Keluaran
1. Metode Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk Pendampingan Tim Ahli Beserta Tim dari dinas
Kesehatan Kabupaten yang Berkunjung ke Puskesmas dimana didalamnya terdapat
penyajian, diskusi dan tanya jawab dan demonstrasi penanganan kasus dengan
menggunakan alat bantu yang ada serta praktek lapangan
2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut :
 Pembentukan panitia
 Pembuatan SK kegiatan
 Manyusun jadwal kegiatan
 Pengiriman surat undangan ke peserta
 Pelaksanaan kegiatan
 Pembuatan laporan kegiatan
Kegiatan direncanakan dilaksanakan pada tahun 2023
D Narasumber
Narasumber pada pertemuan ini terdiri dari Dokter Obgyn, Dokter Anak serta tim dari Dinas
Kesehatan & KB Kabupaten Pulau Morotai.
E Kurun Waktu Pencapaian Keluaran
Keluaran kegiatan yang terdiri dari 1 (satu) laporan kegiatan untuk dicapai tahun anggaran
2023
F. Biaya Yang Diperlukan
Total biaya untuk pelaksanaan Kegiatan ini adalah Rp. 63.792.000,-

Morotai Selatan, 2022

Kepala Dinas Kesehatan


Kabupaten Pulau Morotai

dr. Julys Giscar Kroons


Nip.19800704 200804 1 001
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE)
KEGIATAN ON THE JOB TRAINING KASUS KEGAWATDARURATAN IBU DAN
ANAK BAGI DOKTER, BIDAN DAN PERAWAT FKTP KE RS
DI KABUPATEN PULAU MOROTAI
TAHUN ANGGARAN 2023

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang Undang Kesehatan No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan AnakI No. 25 Tahun
2014 tentang Upaya Kesehatan Anak
c. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014, tentang Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah
Melahirkan
d. Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015, tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2015-2019
e. Keputusan Menteri kesehatan RI Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019
f. Peraturan Menteri Kesehatan No.1144/Menkes/PER/VIII/2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
g. Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang tentang Kementerian Kesehatan
h. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal

2. Gambaran Umum Singkat


Dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi, WHO mencanangkan
program Safe Motherhood yang mempunyai slogan Making Pregnancy Safer (MPS), di
dalamnya terdapat 4 pilar penting salah satunya adalah Pelayanan Obstetrik Neonatal
Esensial/Emergensi yang bertujuan untuk menjamin tersedianya pelayanan esensial
pada kehamilan risiko tinggi dengan gawat-obstetrik, pelayanan emergensi untuk
gawat-darurat-obstetrik dan komplikasi persalinan pada setiap ibu yang
membutuhkannya.
Kasus gawat darurat obstetri adalah kasus obstetri yang apabila tidak segera
ditangani akan berakibat kematian ibu dan janinnya. Kasus ini menjadi penyebab
utama kematian ibu janin dan bayi baru lahir. pelayanan medis gawat darurat
merupakan salahsatu pelayanan yang membutuhkan kecepatan, ketepatan, dan
kecermatan dalam pelaksanaannya untuk mencegah kematian
maupun kecacatan yang dapat dialami oleh pasien. Untuk itu diperlukan tenaga medis
yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam menangani
kegawatdaruratan medis.
Kondisi dan kejadian gawat darurat bisa terjadi kapanpun dan pada siapapun,
sayangnya korban terkadang belum bisa tertolong dan tertangani secara baiksehingga
berakibat buruk yaitu kematian yang sebenarnya masih bisa dicegah/ditunda.Oleh
karena itu perlu skill khusus pengetahuan kegawatdaruratan tersebut. Selain itu,
kemampuan tersebut juga disyaratkan oleh instansi tertentu dalam rangka
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para penolong kejadian gawat darurat
khususnya bidan maupun petugas Kesehatan lainnya. Untuk itu, dilakukan pelatihan
kegawatdaruratan ibu dan anak maka di Puskesmas dalam rangka meningkatkan
kapasitas tenaga Kesehatan
B. Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari kegiatan yang akan dilaksanakan adalah Seluruh Puskesmas yang
tersebar di wilayah Kab Pulau Morotai yang berjumlah 13 Puskesmas
C. Strategi Pencapaian Keluaran
1. Metode Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk Pelatihan oleh Tim Ahli Beserta Tim dari dinas
Kesehatan Kabupaten yang Berkunjung ke Puskesmas dimana didalamnya terdapat
penyajian, diskusi dan tanya jawab dan demonstrasi penanganan kasus dengan
menggunakan alat bantu yang ada serta praktek lapangan
2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut :
 Pembentukan panitia
 Pembuatan SK kegiatan
 Manyusun jadwal kegiatan
 Pengiriman surat undangan ke peserta
 Pelaksanaan kegiatan
 Pembuatan laporan kegiatan
Kegiatan direncanakan dilaksanakan pada tahun 2023
D Narasumber
Narasumber pada pertemuan ini terdiri dari Dokter Obgyn, Dokter Anak serta tim dari Dinas
Kesehatan & KB Kabupaten Pulau Morotai.
E Kurun Waktu Pencapaian Keluaran
Keluaran kegiatan yang terdiri dari 1 (satu) laporan kegiatan untuk dicapai tahun anggaran
2023
F. Biaya Yang Diperlukan
Total biaya untuk pelaksanaan Kegiatan ini adalah Rp. 73.392.000,-

Morotai Selatan, 2022

Kepala Dinas Kesehatan


Kabupaten Pulau Morotai

dr. Julys Giscar Kroons


Nip.19800704 200804 1 001
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM
(TERM OF REFERENCE)
REFERENCE)
ON THE JOB TRAINING PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG BALITA (SDIDTK) BAGI
BIDAN DESA DAN KADER POSYANDU
DI KABUPATEN PULAU MOROTAI
TAHUN ANGGARAN 2023

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
i. Undang Undang Kesehatan No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
j. Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan AnakI No. 25 Tahun
2014 tentang Upaya Kesehatan Anak
k. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014, tentang Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah
Melahirkan
l. Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015, tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2015-2019
m. Keputusan Menteri kesehatan RI Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019
n. Peraturan Menteri Kesehatan No.1144/Menkes/PER/VIII/2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
o. Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang tentang Kementerian Kesehatan
p. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal
2. Gambaran Umum Singkat
Pembangunan Kesehatan sebagai bagian dari upaya pembangunan manusia
sutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya Kesehatan anak yang dilakukan
sedini mungkin sejak masih dalam kandungan. Upaya Kesehatan yang dilakukan sejak
anak masih dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya ditujukan
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup
anak agar mencapai tumbuh kembang optimal baik fisik maupun, mental, emosional.
Mengingat jumlah balita di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 10% dari seluruh
populasi, maka sebagai calon penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita perlu
mendapat perhatian khusus yaitu mendapat gizi yang baik, stimulasi yang memadai
serta terjangkau oleh pelayanan Kesehatan berkualitas termasuk deteksi dan intervensi
dini penyimpangan tumbuh kembang.
B. Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari kegiatan yang akan dilaksanakan adalah Seluruh
Puskesmas yang tersebar di wilayah Kab Pulau Morotai yang berjumlah 13
Puskesmas
C. Strategi Pencapaian Keluaran
1. Metode Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk Pendampingan Tim dari dinas Kesehatan
Provinsi dan Kabupaten yang Berkunjung ke Puskesmas dimana didalamnya
terdapat penyajian, diskusi dan tanya jawab dan demonstrasi penanganan kasus
dengan menggunakan alat bantu yang ada serta praktek lapangan
2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut :
 Pembentukan panitia
 Pembuatan SK kegiatan
 Manyusun jadwal kegiatan
 Pengiriman surat undangan ke peserta
 Pelaksanaan kegiatan
 Pembuatan laporan kegiatan
Kegiatan direncanakan dilaksanakan pada tahun 2023
D Narasumber
Narasumber pada pertemuan ini yaitu Tim dari dinas Kesehatan Provinsi & Kabupaten.
E Kurun Waktu Pencapaian Keluaran
Keluaran kegiatan yang terdiri dari 1 (satu) laporan kegiatan untuk dicapai tahun anggaran
2022
F. Biaya Yang Diperlukan
Total biaya untuk pelaksanaan Kegiatan ini adalah Rp. 46.881.000,-

Morotai Selatan, 2022

Kepala Dinas Kesehatan


Kabupaten Pulau Morotai

dr. Julys Giscar Kroons


Nip.19800704 200804 1 001

Anda mungkin juga menyukai