Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH KABUPATEN BUTON TENGAH

DINAS KESEHATAN
Jl. Gersamata No. Lakudo 93763
Telepon / Fax. (0402) ……….. Email : dinkes.buteng@gmail.com

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE


PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) NONFISIK BIDANG KESEHATAN
TAHUN ANGGARAN 2024

Perangkat Daerah : Dinas Kesehatan Kabupaten Buton Tengah


Urusan / Tugas : Kesehatan Masyarakat
Program : Program Pemenuhan Upaya Kesehatan Perorangan Dan Upaya
Kesehatan Masyarakat
Kegiatan : Koordinasi Pelaksanaan Program Pelayanan Kesehatan Usia
Lanjut
Sub Kegiatan : Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut

A. LATAR BELAKANG

1. Dasar Hukum

a. Undang Undang No. 17 tahun 2007 tentang Rencana Jangka Panjang


Nasional 2005-2025.
b. Undang Undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
c. Inpres No. 3 tahun 2011 tentang Program Pembangunàn Yang
Berkeadilan
d. Undang Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
e. Kepmenkes No 604//Menkes/SK/VII/2008 tentang Pedoman Pelayanan
Maternall dan Perinatal di RSU tipe B, C, dan D.
f. Keputusan Menteri Kesehatan No.375 tentang Rencana Jangka Panjang
Bidang Kesehatan 2005-2025.
g. Peraturan Pemerintah No. 46 tahun 2014 tentang Sistem Informasi
Kesehatan.
h. Peraturan Pemerintah No. 61 tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi
i. Pemerintah No. 47 tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
j. Permenkes No. 53 tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Neonatal
k. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.
l. Peraturan Menteri Kesehatan No. 97 tahun 2014 tentang Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Hamil, Sesudah Melahirkan dan
Pelayanan Penyelenggaraan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan
Seksual.
m. Peraturan Menteri Kesehatan No.45 tahun 2014 tentang Survailans
Kesehatan
n. Permenkes 25/2014 tentang Pelayanan Kesehatan .

2. Gambaran Umum
Jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di dunia saat ini mengalami
peningkatan dengan cepat. Batasan umur menurut WHO, lansia adalah
seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas. Hal ini merupakan salah satu
dampak keberhasilan pembangunan dan kemajuan teknologi yang berakibat
pada menurunnya angka kematian dan angka kesakitan ibu dan anak,
menurunnya angka fertilitas serta meningkatnya umur harapan hidup (UHH).
Dengan makin meningkatnya UHH, akan terjadi peningkatan populasi lansia.
Populasi lansia di Indonesia, pada tahun 2010, UHH Indonesia mencapai 69,8
tahun meningkat menjadi 70,9 tahun pada tahun 2014 dan diperkirakan
meningkat 72,4 tahun pada tahun 2035 (BPS, 2015). Peningkatan UHH ini
berdampak pada terus bertambahnya penduduk lansia dengan
konsekuensinya, Sensus Penduduk (SP) menunjukkan populasi lansia pada
tahun 2010 sebesar 18,1 juta jiwa atau 7,6% dari jumlah penduduk.
Berdasarkan Sensus Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), tahun 2015 jumlah
lansia sebesar 21,72 juta jiwa atau 8,43% dari jumlah penduduk. Selanjutnya,
menurut proyeksi penduduk dari BPS, diperkirakan pada tahun 2020
penduduk lansia akan mencapai 27,09 juta atau 9,99% dari jumlah penduduk
dan pada tahun 2035 sebesar 48,20 juta atau 15,77% dari jumlah penduduk.
Menurut SUPAS 2015, diperkirakan pada tahun 2050 penduduk lansia
mencapai 61,7 juta atau 19,2% dari jumlah penduduk.

Proses penuaan sebagai proses perubahan progresif dalam biologis,


psikologis dan struktursocial. Perubahan biologis menyebabkan kecenderungan
lansia menderita penyakit kronik degenerative. Banyaknya penyakit yang
diderita (multi patologis) dan meningkatnya tingkat disabilitas pada lansia
merupakan indikasi dibutuhkannya Perawatan Jangka Panjang (PJP)/Long
Term Care (LTC).

Di Indonesia saat ini sudah ada beberapa wahana pelayanan PJP yang
berbasis masyarakat, sayangnya wahana ini belum terorganisir dan memiliki
acuan yang terstandar. Salah satu bentuk PJP yang di utamakan adalah
pelayanan home care (perawatan di rumah atau panti) yang dikembangkan oleh
beberapa institusi pemerintah. Pengembangan PJP ini harus didukung oleh
tenaga formal yang professional maupun tenaga informal yang handal. Oleh
karena itu, Dinas Kesehatan mempunyai peran dan kontribusi yang amat
penting dalam tercapainya tenaga yang professional. Salah satu langkah yang
perlu segera dilakukan adalah dengan melakukan orientasi pelaksanaan
perawatan jangka panjang bagi petugas Puskesmas.

No Rinciaan Menu/Kompoen Uraian

UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN USIA LANJUT


Merupakan kegiatan untuk untuk mencapai
Koordinasi Pelaksanaan
tujuan bersama dengan cara yang efektif dan
1 Program Pelayanan
efisien dalam penyelenggaraan kesehatan usia
Kesehatan Usia Lanjut
lanjut

B. PENERIMA MANFAAT

No Nama Kegiatan Jumlah Penerima Manfaat


Koordinasi Pelaksanaan Program Orang (Dinas Kesehatan
1 1
Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Kabupaten Buton Tengah)

C. STRATEGI PECAPAIAN KELUARAN

No. Rincian Output Metode Tahapan


menu/Komponen Satuan Volume Pelaksanaan Pelaksanaan
1. Persiapan
Administrasi
Koordinasi 2. Pelaksanaan
Pelaksanaan Kegiatan
Dokumen Kunjungan
1 Program Pelayanan 1 3. Waktu
Laporan Langsung
Kesehatan Usia Pelaksanaan
Lanjut (Maret)
4. Pembuatan
Laporan Akhir

D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Waktu pelaksanaan kegiatan dalam output ini direncanakan akan
dilaksanakan mulai bulan Januari - Desember 2024.

E. BIAYA YANG DIPERLUKAN


Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran Bantuan Operasional
Kesehatan sebesar Menu Kesehatan Keluarga (KESGA) sebesar Rp. Rp 6,824,000,-
(Enam Juta Delapan Ratus Dua Puluh Empat Ribu Rupiah) dengan kebutuhan
per rincian menu kegiatan sebagai berikut:

No. Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan Biaya


Koordinasi Pelaksanaan Program Pelayanan
1 Rp 6,824,000,-
Kesehatan Usia Lanjut

Labungkari, 2024

KEPALA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT


KABUPATEN BUTON TENGAH

RATNA
Penata Tk. I, IV/b
NIP. 19651231 198603 2 148

Anda mungkin juga menyukai