Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE

PROGRAM PERENCANAAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI


TERINTEGRASI DESA SIAGA
TAHUN ANGGARAN 2022

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Kesehatan


Menu Kegiatan : Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas
Rincian Menu Kegiatan : Pelayanan UKM Essensial
Komponen : Pelayanan Kesehatan Keluarga

Sub Komponen : Program Perencanaan dan Pencegahan Kompliikasi


Terintegrasi Desa Siaga (Kabupaten/Kota dan
Puskesmas)
Target 2022 : 91%
Sasaran Kegiatan : Ibu hamil
Satuan Output : Persalinan di Fasilitas Kesehatan (Pf)

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025.
b. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
c. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
d. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
e. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
f. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
g. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Reproduksi.
h. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2013 tentang
Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS.
i. Permenkes No. 97 tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa
Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaran Pelayanan Kontrasepsi serta Pelayanan Kesehatan
Seksual.
j. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kewajiban
Pemberi Layanan Kesehatan untuk Memberikan Informasi atas Adanya
Dugaan Kekerasan terhadap Anak.
k. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya
Kesehatan Anak.
l. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional.
m. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas.
n. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa
Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta
Pelayanan Kesehatan Seksual.
o. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 92 Tahun 2015 tentang Petunjuk
teknis pelaksanaan program Kerjasama antara Puskesmas, Unit
Transfusi Darah dan RS dalam Pelayanan Darah untuk menurunkan AKI
p. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan.
q. Permenkeu No. 119/PMK.2/2020 tahun 2020 tentang Standar Biaya
Masukan Tahun Anggaran 2021

r. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 725/Menkes/SK/V/2003 tentang


Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan di Bidang Kesehatan.

2. Gambaran Umum

a. Definisi Operasional Output


Persalinan di Fasilitas Kesehatan (Pf) adalah upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas ibu bersalin di Fasilitas Kesehatan serta
dalam rangka percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Neonatal (AKN).
Upaya tersebut dapat berupa :
- Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam pelayanan kesehatan ibu
dan bayi baru lahir
- Peningkatan Manajemen Program Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
Baru Lahir, termasuk monitoring dan evaluasi serta bimbingan teknis.
- Advokasi lintas program, lintas sektor dan organisasi profesi untuk
mendukung pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir
- Peningkatan peran serta masyarakat
- Pemenuhan sarana pendukung pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru
lahir

b. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI ) merupakan prediktor utama dampak dari


pelayanan KIA. Tahun 2015 AKI sebesar 305 per 100,000 Kelahiran Hidup
(Data Survey antar Sensus (SUPAS) 2015). Sementara Target penurunan
AKI tahun 2024 sebesar 183 per 100.000 Kelahiran Hidup. Untuk mencapai
target yang diinginkan perlu dukungan seluruh pihak untuk memberikan
kontribusi solutif dan inovatif agar jumlah kematian ibu dapat menurun
sehingga meningkatkan usia harapan hidup sebagai bagian dari penilaian
terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Sedangkan Angka Kematian
Neonatal (AKN) sebagai prediktor utama dampak dari pelayanan bayi baru
lahir menurut data baseline SDKI 2012, AKN di Indonesia sebesar 19 per
1000 Kelahiran Hidup. Menurun menjadi 15 per 1000 Kelahiran Hidup pada
tahun 2017 (Data SDKI 2017). Target penurunan AKB tahun 2024 sebesar
10 per 1000 Kelahiran Hidup. Target ini diperkirakan akan tercapai.
Masalah utama dalam percepatan penurunan kematian ibu dan bayi
terletak pada kualitas pelayanan termasuk kebutuhan peningkatan
kompetensi petugas dan kelengkapannya, obat, peralatan, sarana dan
prasarana layanan di semua lini. Untuk mempercepat penurunan AKI dan
AKB maka perlu dilakukan penguatan pelayanan kesehatan dengan
meningkatkan akses pelayanan kesehatan tingkat primer, optimalisasi sistem
rujukan, peningkatan mutu pelayanan kesehatan termasuk kesehatan
maternal dan neonatal yang ditopang dengan pemerataan jenis dan jumlah
SDMK yang berkualitas. Tidak kalah pentingnya adalah pemberdayaan
masyarakat seperti Pemanfaatan Buku KIA, Kelas Ibu hamil dan ibu balita,
Posyandu, Pemanfaatan dana desa, Peran PKK serta Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (ambulans desa, donor darah).
Sejak tahun 2007 Menteri Kesehatan telah mencanangkan Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). P4K merupakan
suatu kegiatan yang difasilitasi oleh Bidan di desa dalam rangka peningkatan
peran aktif suami, keluarga dan masayarakat dalam merencanakan
persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil,
termasuk perencanaan penggunaan KB Pasca Salin. P4K menggunakan
stiker yang didapat dari Buku KIA, sebagai media notifikasi sasaran dalam
rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan Kesehatan bagi ibu dan
bayi baru lahir. Pemasangan Stiker P4K bukanlah sekedar menempelkan
stiker pada setiap rumah ibu hamil, tapi harus dilakukan konseling kepada ibu
hamil, suami dan keluarga untuk mendapatkan kesepakatan dan kesiapan
dalam merencanakan persalinan. Untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan
P4K di masing-masing tingkat wilayah dari Puskesmas kemudian Kab/Kota
mempunyai wadah forum komunikasi yang meliputi lintas program dan lintas
sektor seperti Kantor Desa, Unit Transfusi Darah, PMI dan RS.
Untuk kegiatan di kabupaten/ kota dibutuhkan Monitoring P4K dan
Pertemuan Evaluasi P4K dengan melibatkan Lintas Sektor terkait. Sedangkan
kegiatan di puskesmas dibutuhkan :
a) Orientasi P4K;
b) Koordinasi penguatan P4K;
c) Pembentukan forum peduli KIA dalam mendukung P4K
d) Transport calon pendonor darah
Monitoring yang akan dilaksanakan menggunakan prinsip Superfisi
fasilitatif. Hasil monitoring digunakan untuk penyusunan kegiatan prioritas dan
perencanaan kegiatan selanjutnya.

c. Analisis Kelayakan/Manfaat
Output ini adalah untuk mendukung pencapaian indikator RPJMN 2020 –
2024 serta percepatan penurunan AKI dan AKN.

B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kegiatan yang akan dilaksanakan adalah:
1. Ibu Hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir
2. Dinkes Kabupaten/Kota
3. Puskesmas
4. Lintas Program terkait
5. Lintas Sektor terkait

C. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN

1. Metode Pelaksanaan
 Pertemuan/rapat/koordinasi/orientasi dilakukan melalui online/ offline :
a. Pemaparan materi
b. Sesi diskusi
c. Penyusunan RTL
 Monitoring pelaksanaan P4K :
Kunjungan lapangan, identifikasi permasalahan, pengumpulan data

2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan

Menu Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu Pelaksana Penanggung


jawab
Monitoring Awal triwulan
pelaksanaan P4K II, III, IV
terintegrasi desa Siaga Dinas
Kepala Dinas
Pertemuan Evaluasi Triwulan I Kesehatan
Kesehatan
BOK Kab/Kota Pelaksanaan P4K Kab/Kota
Kab/Kota
terintegrasi desa Siaga
melibatkan Lintas
Sektor

Orientasi P4K Triwulan II


Peserta : bidan, kepala
desa/kelurahan, kader,
tokoh masyarakat, dll
Koordinasi penguatan Triwulan I
P4K
BOK Kepala
Pembentukan forum Triwulan Puskesmas
Puskesmas Puskesmas
peduli KIA dalam I/Awal
mendukung P4K Triwulan II

Transport calon Triwulan I, II,


pendonor darah III, IV

D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Pencapaian keluaran akan dicapai dalam kurun waktu sepanjang TA 2022.

E. BIAYA YANG DIPERLUKAN

Biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan dibebankan pada anggaran


BOK Kab/Kota dan BOK Puskesmas melalui DAK Non Fisik Bidang Kesehatan
Tahun Anggaran 2022.

Kepala Dinas Kabupaten/ Kota/


Puskesmas

...............................................
NIP. ................................

Anda mungkin juga menyukai