Anda di halaman 1dari 17

PEDOMAN KERJA UPAYA KIA/KB

PUSKESMAS RAWAT INAP TULANG BAWANG BARU

NO DOKUMEN

TANGGAL TERBIT Januari 2023

NO REVISI 0

HALAMAN

Ditetapkan,
Kepala UPTD Puskesmas Rawat Inap
Tulang Bawang baru

IWAN DARMAWAN, SKM.M.Kes


Pembina
NIP 197412172000121002

UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP TULANG BAWANG BARU

TAHUN 2023
PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP
TULANG BAWANG BARU
Jl. Jagad Buana. No. 10 Tulang Bawang Baru 34554
telp 082182613763 email; bludpkmtbb@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP TULANG BAWANG BARU

NOMOR : P.72101/ / /SK/15-LU/ 2023

TENTANG

PEDOMAN KERJA UPAYA KESEHATAN IBU ANAK DAN KELUARGA


BERENCANA DI UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP TULANG BAWANG BARU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP TULANG BAWANG BARU,

Menimbang : a. bahwa agar penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat


Essensial, Khususnya Upaya KIA/KB sesuai tujuan sehingga
tercapai target yang di harapkan, maka di pandang perlu
menyusun Pedoman Kerja Upaya KIA/KB;
b. bahwa untuk pemberlakuan buku pedoman tersebut di
perlukan Keputusan Kepala Puskesmas Rawat Inap Tulang
Bawang Baru.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang
Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri
Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;

MEMUTUSKAN

Menetapkan: KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP TULANG BAWANG


BARU TENTANG PEDOMAN KERJA UPAYA KESEHATAN IBU ANAK DAN
KELUARGA BERENCANA DI UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP TULANG
BAWANG BARU.

KESATU : Pedoman Kerja Upaya KIA/KB sebagaimana tercantum dalam

buku Pedoman Kerja Upaya kesehatan Ibu Anak dan Keluarga


Berencana UPTD Puskesmas Rawat Inap Tulang Bawang Baru
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari surat keputusan ini;
KEDUA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Tulang Bawang Baru


pada tanggal Januari 2023

KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP


TULANG BAWANG BARU,

IWAN DARMAWAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemerintah secara resmi mencabut status pandemi covid -19 di
indonesia. Mulai ,Rabu 21 juni 2023 indonesia dinyatakan telah beralih dari
masa pandemi menjadi endemi. Berdasarkan Pedoman Pelayanan KIA telah
di terbitkan oleh kementerian kesehatan untuk menjaga keberlangsungan
pelayanan KIA di daerah. Hal ini juga mencakup proses rujukan serta
pelayanan ibu hamil. Di harapkan dengan adanya system rujukan ini dapat
mendorong upaya pemerintah untuk menjaga terjaminnya pelayanan bagi
ibu selama hamil, bersalin, dan nifas . Dalam rancangan RPJMN bidang
kesehatan (2020-2024), upaya penurunan AKI termasuk dalam salah satu
program prioritas dan di targetkan pada 2024, AKI ditekan hingga 183
kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup, untuk mewujudkan hal tersebut,
diperlukan upaya untuk meningkatkan pelayanan KIA .
Puskesmas merupakan penanggung jawab penyelenggara upaya
kesehatan tingkat pertama. Pelayanan KIA di Puskesmas terdiri dari
kegiatan pelayanan KIA didalam gedung dan diluar gedung. Pelayanan KIA di
dalam gedung umumnya bersifat individual, dapat berupa pelayanan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan pelayanan KIA di
luar gedung umumnya pelayanan KIA pada kelompok dan masyarakat dalam
bentuk promotif dan preventif.
Dalam pelaksanaanya pelayanan KIA di Puskesmas Rawat Inap
Tulang Bawang Baru berperan strategis mendukung peningkatan
pencapaian target lintas program dan diharapkan berdampak pada
peningkatan kinerja puskesmas. Kegiatan pelayanan KIA dilakukan sesuai
visi Puskesmas yaitu Terwujudnya Masyarakat Kecamatan Bunga
Mayang Sehat Mandiri serta misi yaitu menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang prima, mendorong kemandirian masyarakat dalam
hidup bersih dan sehat, menggerakkan pembangunan berwawasan
kesehatan, memberdayakan masyarakat menuju kemandirian dibidang
kesehatan, memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan,
keluarga dan masyarakat serta lingkungan. Juga mempunyai tata nilai
CERIA yaitu Cermat: teliti dalam merespon masalah dalam pelayanan KIA
yang muncul, Efesien : Petugas memiliki sikap efesien (tepat waktu) dalam
melaksanakan pelayanan KIA, Rasional: rasional dalam melakukan
pelayanan KIA sesuai dengan pedoman dan Standar Operasional yang
berlaku, Inovatif: Petugas berinovasi dalam melakukan pelayanan KIA
sehingga upaya perbaikan KIA dapat segera tercapai, Adil : Petugas
memberikan pelayanan kesehatan terhadap klien dengan adil. Pelayanan
KIA yang bermutu dalam masa pandemic dapat diwujudkan apabila tersedia
acuan untuk melaksanakan pelayanan KIA yang bermutu sesuai dengan
petujuk praktis layanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir .
Pedoman ini dibuat untuk memberikan panduan kepada Tenaga
kesehatan (bidan) di Puskesmas, Khususnya Puskesmas Rawat Inap Tulang
Bawang Baru dalam memberikan pelayanan KIA . Pedoman ini dapat
berubah dan diperbarui sesuai dengan perkembangan penyakit dan situasi
terkini.

B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Memberikan pelayanan yang berkualitas bagi kelompok ibu, bayi, anak
dan pelayanan kesehatan remaja dan WUS di Puskesmas dan
jejaringnya dalam situasi darurat .
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan pelayanan ibu hamil
b. Memberikan pelayanan ibu nifas
c. Memberikan pelayanan KB
d. Memberikan pelayanan imunisasi bayi
e.
f. Melaksanakan pelayanan tumbuh kembang bayi dan balita
g. Pelayanan kesehatan remaja dan Wus

C. Ssaran Pedoman
Adapun sasaran dibuatnya pedoman ini adalah Petugas pelaksana
kesehatan ibu dan anak di Puskesmas Rawat Inap Tulang Bawang Baru.

D. Ruang Lingkup Pedoman


Pelayanan Kesehatan Ibu Anak dibagi dalam dua macam kegiatan, yaitu :
1. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas
2. Kegiatan di luar gedung Puskesmas

E. Batasan Operasional
1. Upaya Pelayanan Kesehatan Ibu adalah upaya pemerintah dalam rangka
meningkatkan kesehatan wanita yang berkaitan fungsi ke ibuannya
untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, dan
akselerasi penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), yang dimulai sejak
periode usia subur, kehamilan, persalinan, nifas dan menyusui.
2. Upaya Pelayanan Kesehatan Anak adalah upaya pemerintah dalam
rangka meningkatkan kesehatan anak untuk mencapai derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya, memiliki kebugaran jasmani,
kecerdasan intelektual, emosional dan intelektual melalui upaya
pemenuhan, peningkatan dan perlindungan hak anak, mulai dari
terwujutnya bayi lahir sehat dengan lahir normal, mempertahankan
hidup, tumbuh dan berkembang secara optimal sejak usia dini, usia
sekolah, masa pubertas sampai usia dewasa.
3. Upaya Kesehata Remaja adalah upaya pemerintah dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan remaja melalui peningkatan
pengetahuan, sikap dan perilaku tentang kesehatan remaja.
4. Upaya kesehatan remaja dilaksanakan dengan prinsip kemitraan dan
harus mampu membangkitkan, mendorong keterlibatan dan kemandirian
remaja. Pelaksanaan pembinaan kesehatan remaja dilaksanakan terpadu
lintas program dan lintas sektor, pemerintah dan swasta, serta LSM,
sesuai dengan peran dan kompetensi masing-masing sektor secara efektif
dan efisien sehingga mencapai hasil yang optimal.
5. Upaya Pelayanan Keluarga Berencana (KB) adalah upaya pemerintah
dalam mengendalikan laju pertambahan penduduk dengan
menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan
menggunakan kontrasepsi dan akselerasi penurunan Angka Kesakitan
Ibu (AKI) melalui pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan (KTD)
dengan menggunakan kontrasepsi, termasuk penanganan komplikasi,
efek samping dan kegagalan.

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM di KIA adalah :

No Jenis Tenaga Kualifikasi Puskesmas Puskesmas


Rawat Jalan Rawat Inap
1 Bidan PNS Kebidanan 8 0
2 Bidan TKS Kebidanan 11 4

B. Distribusi Ketenagaan
1. Penanggung Jawab KIA Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab
a. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis KIA
b. Bertanggung jawab terhadap mutu KIA, mengatasi masalah yang timbul
dalam pelayanan KIA
c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan KIA
d. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu
2. Tenaga tehnis KIA Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab:
a. Melaksanakan kegiatan teknis operasional KIA sesuai kompetensi dan
kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan dan standar prosedur
operasional
b. Melaksanakan kegiatan mutu KIA
c. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan
d. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja KIA
e. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab KIA atau tenaga
kesehatan lain
f. Menyiapkan rujukan.

C. Jadwal kegiatan
NO Jenis Pelayanan Jadwal Keterangan
Dalam Gedung Luar Gedung
1 Kesehatan Ibu / KB Setiap hari kerja - Posyandu Jadwal terlampir

- Kelas Ibu
2 Kesehatan Anak / Setiap hari kerja - Posyandu Jadwal terlampir
Imunisasi
3 Kesehatan Remaja Setiap Hari Kerja - Kunjungan Jadwal terlampir

ke sekolah

BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan
Gambar 1.1

Denah Ruangan KIA/KB

B. Standar Fasilitas

Ruangan KIA Puskesmas adalah sebagai berikut, ruang KIA dibagi 4


yang terdiri dari ruang MTBM/MTBS, Ruang Imunisasi, Ruang
ANC/PNC/KB, Ruang Menyusui.

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
Pelayanan Kegiatan di Dalam Gedung Kegiatan Di Luar
Gedung
Pelayanan 1. Pemeriksaan antenatal 1. Pendataan
Kesehatan Ibu 2. Pemeriksaan Nifas Bumil, Bufas
3. Pelaksanaan Kelas Ibu 2. Kelas Ibu
4. Bimbingan Konseling /KIE 3. Pemantauan
5. Skrening Faktor Resiko dan Resiko Stiker
Tinggi Bumil, Nifas 4. Penyuluhan
6. Surat Cuti ANC
7. Rujukan Internal dan Eksternal 5. Pelacakan
8. Skrening Hepatitis, HIV, Shypilis kesakitan dan
Ibu Hamil kematian ibu
9. Skrening Ca Cerviks dengan IVA 6. Kunjungan
Test Rumah Bumil,
Bufas Resti
7. Pembinaan
Bidan Desa
8. Pertolongan
Persalinan
normal
Pelayanan 1. Pemeriksaan Kesehatan Neonatal, 1. Pendataan
Kesehatan Anak bayi, anak balita dan anak pra Neonatal, Bayi
sekolah normal dan
2. Imunisasi
resri
3. Skrening KIPI
2. Kunjungan
4. MTBM dan MTBS
rumah
5. Pemantauan Tumbuh Kembang
neonatal dan
Anak (SDIDTK)
6. Konseling / KIE
bayi resti

7. Rujukan 3. Pemantauan
tumbuh
kembang bayi,
anak balita dan
anak pra
sekolah
/SDIDTK
(Posyandu,
TK/PAUD)
4. Penyuluhan
Pelayanan 1. Konseling / KIE 1. Skrening
Kesehatan 2. Pelayanan medis remaja yang
Remaja dan 3. Rujukan sekolah dan
WUS
4. Pelayanan Calon Pengantin yang tidak
sekolah
2. KIE untuk
remaja yang
sekolah dan
tidak sekolah
3. Konseling
untuk remaja
yang sekolah
dan yang tidak
sekolah

Pelayanan 1. Pelayanan dan konseling KB, masa 1. Pelayanan


Keluarga pre menopause sasaran KB
Berencana (KB) 2. Pelayanan KB (IUD, Implan, suntik, (4T),
pil, kondom) Unmetneed,
3. Pelayanan efek samoing dan keluarga
komplikasi KB miskin
4. Penyuluhan 2. Konseling dan
5. Pelayanan dan konseling pada calon penyuluhan
pengantin, masa pra hamil dan ( Posyandu
masa antara dua kehamilan dan
6. Pelayanan IVA kunjungan
7. Rujukan Rumah)
3. Pelayanan KB
dengan Tim
KB Keliling
(TKBK)
4. Pelacakan
kegagalan KB
Pelayanan 1. Pelayanan Imunisasi Dasar 1. BIAS
Imunisasi Lengkap 2. Pelacakan
2. Pelayanan Imunisasi Booster KIPI
Keterangan :
4T : Terlalu Tua, terlalu muda, terlalu sering, terlalu dekat
Unmetneed : Calon akseptor yang menjadi sasaran KB tapi belum mengikuti KB

B. Metoda
1. Tatap muka
2. Tanya jawab
3. Ceramah
4. Pelayanan langsung

C. Langkah Kegiatan
1. Kegiatan di Dalam Gedung
a. Persiapan Ruangan
- Persiapan alat-alat pemeriksaan
- Tersedianya Hand Scone, Face Shield, Masker, Gown dan Hand
Sanitizer untuk menerapkan protokol kesehatan .

b. Penatalaksanaan pasien
- Pasien datang sendiri atau dirujuk dari struktural Puskesmas ( Pustu,
Posbindu atau sarana kesehatan lain) dengan menerapkan protokol
kesehatan yaitu melakukan cuci tangan pakai sabun sebelum
memasuki puskesmas dan memakai masker.
- Memanggil pasien berdasarkan nomor urut
- Pasien mendaftar di loket pendaftaran Puskesmas, dengan melakukan
skrining terlebih dahulu diantaranya cek suhu tubuh, cek tekanan
darah, penimbangan dan pengukuran tinggi badan.
- Menulis nomor jaminan pada klaim jaminan, untuk pasien peserta
jaminan kesehatan
- Melakukan kajian awal klinis bagi pasien baru dan pasien yang belum
pernah dilakukan kajian awal
- Melakukan pemeriksaan, anamneses dan menentukan diagnose
- Melakukan tindakan yang diperlukan sesuai prosedur (SOP)
- Memberikan resep apabila diperlukan
- Memberikan surat rujukan internal atau eksternal apabila dibutuhkan
c. Selesai Pelayanan
- Mencuci dan mensterilkan alat sesuai prosedur

2. Kegiatan di Luar Gedung


a. Perencanaan
- Penjadwalan Kegiatan
- Penjadwalan kegiatan posyandu dan penyuluhan, pembinaan kader
kesehatan.
- Persiapan
Persiapan Hand Sanitizer, Masker, Hand Scone dan gown sesuai
kebutuhan untuk tetap menjaga protokol kesehatan selama kegiatan,
dan menyiapkan formulir dan media untuk melakukan kegiatan.
- Materi Penyuluhan
b. Pelaksanaan
- Persiapan tempat
- Pelaksanaan penyuluhan / kegiatan

3. Dokumentasi
1. Kegiatan di Dalam Gedung :
Setelah selesai pelayanan, data – data pasien :
- ditulis dalam Buku Register
- di-input dalam E-kohort aplikasi
2. Kegiatan di Luar Gedung :
a. Buku Tugas Luar
b. Penyuluhan :
- Undangan
- Materi Penyuluhan
- Daftar Hadir
- Notulen Penyuluhan

BAB V
LOGISTIK
Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang
pelaksanannya dilakukan oleh semua petugas penanggungjawab program
kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing-masing organisasi.

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan program KIA


direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas sektor
sesuai dengan tahapan kegiatan dan metoda pemberdayaan yang akan
dilaksanakan.

1. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan


prasarana antara lain :

- Meja, Kursi

- Alat tulis

- Buku Register

- Leaflet

- Buku panduan

- Komputer

- Printer

2. Kegiatan di luar gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan


prasarana yang meliputi :

- Leaflet

- Buku catatan kegiatan

Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator program KIA


berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam pertemuan
mini lokakarya Puskesmas untuk mendapatkan persetujuan Kepala Puskesmas.
Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan direncanakan oleh
koordinator program KIA berkoordinasi dengan bendahara puskesmas dan dibahas
dalam kegiatan mini lokakarya puskesmas untuk selanjutnya dibuat perencanaan
kegiatan ( POA – Plan Of Action ).

BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN / PROGRAM
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak, baik
resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang
terjadi pada petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus
diperhatikan karena masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja
melainkan menjadi sasaran banyak program kesehatan lainnya. Tahapan –
tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain :
1. Identifikasi Resiko
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus
mengidentifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada
saat pelaksanaan kegiatan. Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan
kegiatan dimulai sejak membuat perencanaan. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisir dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Upaya
pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan
yang akan dilaksanakan.
2. Analisis Resiko
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau
dampak dari pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu
dilakukan untuk menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam
menangani resiko yang terjadi.
3. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisir Resiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah
menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko
atau dampak yang mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah
atau meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.
4. Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan
untuk mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang
dilakukan. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat
dalam mengatasi resiko atau dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan
sedang berjalan. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan
sudah berjalan sesuai dengan perencanaan, apakah ada kesenjangan atau
ketidaksesuaian pelaksanaan dengan perencanaan. sehingga dengan segera
dapat direncanakan tindak lanjutnya. Tahap yang terakhir adalah melakukan
Evaluasi kegiatan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan sudah
tercapai.

BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-hari
sering disebut Safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah petugas dan hasil kegiatannya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai
suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan atau kegiatan yang
dilakukan.
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan
suasana kerja yang aman, kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan
dan kerusakan serta penurunan kesehatan akibat dampak dari pekerjaan yang
dilakukan, bagi petugas pelaksana dan petugas terkait. Keselamatan kerja disini
lebih terkait pada perlindungan fisik petugas terhadap resiko pekerjaan.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang
kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus
melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada
pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Seiring dengan kemajuan Ilmu dan tekhnologi, khususnya sarana dan
prasarana kesehatan, maka resiko yang dihadapi petugas kesehatan semakin
meningkat. Petugas kesehatan merupakan orang pertama yang terpajan terhadap
masalah kesehatan, untuk itu`semua petugas kesehatan harus mendapat
pelatihan tentang kebersihan, epidemiologi dan desinfeksi. Sebelum bekerja
dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi tubuh yang sehat.
Menggunakan desinfektan yang sesuai dan dengan cara yang benar, mengelola
limbah infeksius dengan benar dan harus menggunakan alat pelindung diri yang
benar.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang
untuk mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat
berhubungan dengan aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu
merupakan upaya untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan
sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan
indikator sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metode yang digunakan
4. Tercapainya indikator
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang
ditemukan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.

BAB IX
PENUTUP
Pedoman pelaksanaan program KIA ini dibuat untuk memberikan petunjuk
dalam pelaksanaan kegiatan program KIA di Puskesmas Rawat Inap Tulang
Bawang Baru, penyusunan pedoman disesuaikan dengan kondisi riil yang ada di
puskesmas, tentu saja masih memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan
pedoman yang berlaku secara nasional. Perubahan perbaikan, kesempurnaan
masih diperlukan sesuai dengan kebijakan, kesepakatan yang menuju pada hasil
yang optimal.

Pedoman ini di harapkan untuk digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam
melaksanakan pelayanan program KIA di puskesmas agar tidak terjadi
penyimpangan atau pengurangan dari kebijakan yang telah ditentukan.

Tulang Bawang Baru, Januari 2023


KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP
TULANG BAWANG BARU,

IWAN DARMAWAN

Anda mungkin juga menyukai