Anda di halaman 1dari 42

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PEMANTAUAN KESEHATAN

NEONATUS, BAYI DAN IBU HAMIL


RESIKO TINGGI

A. LATAR BELAKANG
Dengan adanya pergeseran Paradigma dari survival ke peningkatan kualitas hidup
ibu dan anak, maka pembinaan pelayanan Kesehatan Ibu dan anak lebih diprioritaskan
kepada Upaya Promotif dan preventif. Salah satu kegiatan yang menunjang up
aya promotif dan preventif dalam program peningkatan keselamatan ibu dan anak
yang sangat tepat dalam penurunan penurunan Angka Kematian Ibu dan anak serta
peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan ibu dan anak di tingkat pelayanan
dasar adalah kegiatan pengawasan dan evaluasi terhadap bentuk dan prosedur pelayanan
petugas terhadap ibu hamil dan anak di fasyankes dan masyarakat sesuai komitmen dan
standar pelayanan yang bermutu. sehingga petugas kesehatan mampu memberikan
pelayanan yang diharapkan masyarakat dan akhirnya dapat menekan angka kematian ibu
dan bayi di kabupaten sinjai.
Dalam RPJMN 2015 – 2020 sasaran pokok upaya penurunan AKI dan AKB tetap
menjadi perioritas pemerintah daerah. Kurang lebih 90% penyebab utama kematian ibu
dan bayi baru lahir berhubungan dengan komplikasi obstetrik dan neonatal, yang terjadi
disekitar persalinan dan tidak dapat diramalkan. Menyadari hal ini maka perlu
dilaksanakan perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi, serta pengawasan lebih
lanjut terhadap neonatal, bumil maupun bayi/balita resti yang tentunya memerlukan
dukungan dan keterlibatab keluarga, kader-kader masyarakat serta petugas kesehatan.

B. METODE ATAU CARA PELAKSANAAN KEGIATAN


a. Metode kegiatan
Pemantaun neonatal, ibu hamil/ibu nifas resti dilaksanakan dengan cara mengunjungi
rumah setiap sasaran dan melaksanakan pemantauan kesehatan agar tidak terjadi
komplikasi lanjutan yang bisa saja menyebabkan kematian. Kegiatan yang bisa
dilaksanakan pada kunjungan tersebut sesuai dengan kebutuhasn atau berdasarkan
klasifikasi atau jenis resti yang akan dikunjungi. Adapun hasil kegiatan yang
dilaksanakan akan dituliskan pada laporan hasil dan rencana tindak lanjut.
b. Pelaksana Kegiatan
Petugas yang terlibat dalam kunjungan tersebut adalah 1 Bidan, 1 Petugas Gizi, 1
program terkait.
C. TATA NILAI
Upaya pemantauan kesehatan neonatal, Bayi dan Ibu Hamil Resiko Tinggi
dilaksanakan sesuai dengan tujuan tata nilai Puskesmas yakni:
1. Kerja Amanah
2. Kerja Ikhlas
3. Kerja Cerdas
4. Kerja Sama
5. Kerja Tuntas
6. Bertanggung Jawab

D. FREKUENSI KEGIATAN
1. Pemantauan Kesehatan Neonatus dan Bayi Resiko Tinggi
Transport 2 org x 4 Desa x 2 kali = Rp 460.000
2. Pemantauan Kesehatan Ibu Hamil Resiko Tinggi
Transport 2 org x 4 Desa x 4 kali = Rp 1.800.000

E. OUTPUT KEGIATAN
a. Output yang diharapkan
Kegiatan pemantauan ini diharapkan mampu menurunkan resiko kematian pada Ibu
hamil dan neonatus resti.
Jenis kunjungan resti:
1. Resti Ibu Hamil
- Bumil KEK didampingi sampai LILA normal
- Anemia didampingi sampai Hb Normal
- TD tinggi didampingi sampai TD menjadi normal/sampai saat persalinan
- dst
2. Resti Neonatus dan Bayi
- BBLR didampingi sampai BB normal
- Neonatus yang resti yang didapatkan saat kunjungan nifas tetap didampingi
sampai resti yang didapatkan menjadi normal
- Dst
b. Standar Pelaporan
1. Surat Tugas
2. Laporan Hasil
3. Dokumentasi kegiatan
4. Daftar pengeluaran riil
5. Kwitan

E. BIAYA
Berdasarkan riil cost masing-masing wilayah

Sinjai, 02 Januari 2020


Kepala Puskesmas Biji Nangka

Andi Syamsinar, SKM


Nip. 19800920 200502 2 00
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PELACAKAN
KASUS KEMATIAN IBU/BAYI, BALITA TERMASUK
OTOPSI VERBAL DAK NON FISIK TA.2020

Provinsi/Kabupaten/Kota : Sulawesi Selatan/Sinjai


Jenis DAK : DAK NON FISIK
Bidang DAK Non Fisik : Kesehatan
Subbidang DAK (jika ada) : BOK Primer
Menu Kegiatan : Upaya Kesehatan Ibu & Neonatus
Sub kegiatan : 1. Kunjungan Neonatus dan Bayi Resiko Tinggi
:2. Kunjungan Ibu Hamil Resti
Instansi Pelaksana : UPTD Puskesmas Biji Nangka
A. LATAR BELAKANG
Program Penurunan AKI dan AKN di Indonesia telah dilakukan melalui kebijakan
Making Pragnancy Sever (MPS). Salahsatunya adalah kesinambungan pelayanan kesehatan
Ibu serta Neonatal di tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan mengembangkan konsep Audit Maternal Perinatal (AMP).
Pelaksanaan AMP didukung oleh pengisian form laporan kematian mulai dari tingkat
desa sampai tingkat kabupaten. Data tersebut dapat dimanfaatkan untuk menggali
permasalahan yang berperan atas kejadian morbilitas ataupun mortalitas yang berakar pada
pasien, keluarga, petugas kesehatan, manajemen pelayanan, serta kebijakan pelayanan.

B. METODE ATAU CARA PELAKSANAAN KEGIATAN


a. Metode Pelaksanaan
Pelacakan kasus kematian ibu/neonatal termasuk otopsi verbal dilakukan dengan cara
kunjungan ke rumah duka beberapa hari setelah kematian guna mendapatkan informasi
yang jelas tentang hal-hal yang berkaitan dengan kematian yang dituangkan dalam
Lembar OVM ataupun OVP.

b. Pelaksana Kegiatan
Petugas yang dalam kunjungan tersebut 1 Bidan Puskesmas, 1 bidan Penanggung
jawab.

C. FREKUENSI KEGIATAN
Pelacakan kasus kematian ibu/bayi, balita termasuk otopsi verbal
Transport 4 org x 4 Desa x 1 kali = Rp 820.000

D. OUTPUT KEGIATAN
a. Output
Kegiatan ini diharapkan mampu menghasilkan identifikasi factor berhubungan yang
dapat dicegah melalui pengisian Lembar OVM maupun OVP secara BAIK dan
BENAR, ada time line kasus maupun rencana tindak lanjut yang bisa menjadi acuan/
pembelanjaran yang dapat mencegah terjadinya kasus/kejadian yang serupa dimasa yang
akan datang.
b. Standar Pelaporan
1. Surat Tugas
2. Laporan Hasil
3. Dokumentasi Kegiatan
4. Daftar Pengeluaran riil
5. Kwitansi
c. Format Laporan
Hasil - Lembar
OVM/OVP

E.BIAYA
Berdasarkan riil cost masing-masing wilayah
Sinjai, 02 Januari 2020
Kepala Puskesmas Biji Nangka

Andi Syamsinar, SKM


Nip. 19800920 200502 2 007
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PELAKSANAAN PROGRAM
PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DAK
NON FISIK TA. 2020

A. Latar Belakang

1. Dasar Hukum

a. Undang-undang Kesehatan No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);

b. Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 1996 Tenaga Kesehatan ;

c. Keputusan Menteri Kesehatan No 741 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan


Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten / Kota ;

d. Surat Edaran Menteri Kesehatan No. 295 Tahun 2008 Tentang Percepatan
Pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
( P4K ) dengan Stiker;

e. Peraturan Bupati Nomor 25 Tahun 2019 Tentang Rencana Kerja Pemerintah


Daerah Kabupaten Sinjai Tahun 2020 ( Berita Daerah Kabupaten Sinjai Tahun
2019 Nomor 25 );

f. Peraturan Bupati Nomor 41 Tahun 2019 Tentang Penjabaran Anggaran


Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Sinjai Tahun Anggaran 2020 ( Berita
Daerah kabupaten sinjai Tahun 2019 Nomor 41 );

2. Gambaran Umum
Kondisi kesehatan ibu dan anak di Indonesia saat ini sangat penting untuk
ditingkatkan serta mendapat perhatian khusus. Menurut data terakhir survei demografi
kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2018/2019 angka kematian ibu di Indonesia
mencapai 305/1000 KH.

Pada tahun 2007 Menteri kesehatan mencanangkan Program Perencanaan


Persalinan dan Pencegahan Komplikasi ( P4K ) dengan stiker yang merupakan ”upaya
terobosan” dalam percepatan penurunan angka kematian Ibu dan bayi baru lahir
melalui kegiatan peningkatan akses dan kualitas pelayanan, yang sekaligus merupakan
kegiatan yang membangun potensi
masyarakat, khususnya kepedulian masyarakat untuk persiapan dan tindakan dalam
menyelamatkan ibu dan bayi baru lahir.

Melalui P4K dengan Stiker, masyarakat diharapkan dapat mengembangkan


norma sosial bahwa cara yang aman untuk menyelamatkan ibu hami,bersalin,nifas dan
bayi lahir ke bidan dengan memeriksakan kehamilan, bersalin, perawatan nifas dan
perawatan bayi baru lahir ke bidan atau tenaga kesehatan terampil di bidang
kebidanan, sehingga kelak dapat mencapai dan mewujudkan Visi Departemen
Kesehatan, yaitu ”Masyarakat mandiri untuk Hidup Sehat”

Upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi dapat dilakukan dengan
peningkatan cakupan dan kualitas kesehatan ibu dan anak. Salah satu upaya yang
dilakukan adalah dengan mendekatkan jangkauan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat melalui program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi
(P4K). Melalui kegiatan P4K, ibu, keluarga dan masyarakat diberdayakan untuk
meningkatkan kemandirian antara lain dengan membuat perencanaan persalinan dan
mengetahui tanda dan bahaya yang terjadi pada ibu hamil, selama persalinan dan pada
masa nifas serta dapat memanfaatkan buku KIA secara baik, benar dan efektif.

B. Metode/Cara Pelaksanaan Kegiatan Termasuk Pelaksanaannya

a. Metode

1. Kontak dengan ibu hamil dan keluarga dalam pengisian stiker

2. Pemasangan stiker di rumah ibu hamil

3. Pendataan jumlah ibu hamil di wilayah desa

4. Pengelolaan donor darah dan sarana transportasi/ambulance desa

5. Kepemilikan kepeserataan Jaminan Kesehatan Nasional ( JKN )


6. Pembuatan dan Penandatanganan amanat persalinan

b. Pelaksana Kegiatan

Bidan Puskesmas/Bidan Desa (1 orang)

C. Frekuensi Kegiatan

Kegiatan P4K dilakasanakan 1 kali perdusun dalam 1 bulan

D. Output Kegiatan

a. Output yang diharapkan adalah

1. Semua ibu hamil terdata dan rumahnya tertempel stiker P4K yang memuat
informasi tentang nama ibu hamil, nama suami, golongan darah ibu hamil, nama
pendamping persalinan suami dan keluarga ( tulis nama ), nama tenaga kesehatan
yang akan menolong persalinan, rencana nama pendonor darah yang akan
diminta bila ibu mengalami kegawatdaruratan dan rencana transportasi/
ambulance desa yang akan dipakai bila ada tanda-tanda persalinan dan
kegawatdaruratan, serta rencana pembiayaan. Semua ini tertulis
pada AMANAT PERSALINAN dan pernyataan yang di ketahui oleh penentu
kebijakan setempat.

2. Bidan memberikan pelayanan antenatal sesuai dengan standar.

3. Ibu hamil dan keluarganya mempunyai rencana persalinan termasuk KB yang


dibuat bersama dengan penolong persalinan.

4. Bidan menolong persalinan sesuai standar

5. Bidan memberikan pelayanan nifas sesuai standar

6. Keluarga menyiapkan biaya persalinan, kebersihan dan kesehatan lingkungan

( sosial-budaya)

7. Ibu mendapatkan pelayanan kontrasepsi pasca persalinan

b. Standar Pelaporan

1. Surat Tugas

2. Laporan Hasil

3. Dokumentasi Kegiatan

4. Daftar Pengeluaran riil

5. Kwitansi

c. Format Laporan Hasil

KOP
PUSKESMAS
Nama Kegiatan :
Dasar Pelaksanaan :
Tgl Pelaksanaan :
Jumlah Sasaran :
Jumlah yang
dikunjungi :
Tempat Pelaksanaan :

Kondisi Kunjungan
No Nama Jenis kegiatan Masalah RTL
sebelumnya

E. Biaya

Berdasakan Riil Cost masing-masing wilayah

Sinjai, 02 Januari 2020

Kabid Kesmas

drg. Andi Fatmawaty Yusuf


Nip. 19800920 200502 2 007

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PELAKSANAAN KELAS IBU DAK NON


FISIK TA. 2020

A. LatarBelakang

1. DasarHukum

a. Undang-undang Kesehatan No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

b. Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 1996 Tenaga Kesehatan ;

c. Keputusan Menteri Kesehatan No 741 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan


Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten / Kota ;

d. Peraturan Bupati Nomor 25 Tahun 2019 Tentang Rencana Kerja Pemerintah


Daerah Kabupaten Sinjai Tahun 2020 ( Berita Daerah Kabupaten Sinjai Tahun
2019 Nomor 25 );

e. Peraturan Bupati Nomor 41 Tahun 2019 Tentang Penjabaran Anggaran


Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Sinjai Tahun Anggaran 2020 ( Berita
Daerah kabupaten sinjai Tahun 2019 Nomor 41 );

2. Gambaran Umum

Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan


pada upaya peningkatan derajat kesehatan Ibu dan Anak, terutama pada kelompok
yang paling rentan kesehatan yaitu Ibu hamil, Bersalin dan bayi pada masa perinatal.
Hal ini ditandai dengan tingginya Angka kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB).
Tiga tantangan utama percepatan penurunan AKI adalah masih kurang
optimalnya akses terhadap pelayanan di fasilitas kesehatan yang berkualitas,
terbatasnya sumber daya strategis untuk kesehatan ibu dan neonatal, serta rendahnya
pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu. Diperkirakan 15 %
kehamilan dan persalinan akan
mengalami komplikasi. Sebagian komplikasi ini dapat mengancam jiwa, tetapi
sebagian besar komplikasi dapat dicegah dan ditangani bila ibu segera mencari
pertolongan ketenaga kesehatan, tenaga kesehatan melakukan prosedur penganan yang
sesuai, standar dan melakukan rujukan segera.

Kelas Ibu ini merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi
ibu hamil dan anak balita dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan,
perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos,
penyakit menular dan akte kelahiran dan pada kelas anak balita bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan tentang Pemberian ASI, Pemberian Imunisasi, Pemberian
MP-ASI, Pertumbuhan dan per

Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan
antara 20 minggu sampai dengan 32 minggu dengan jumlah peserta maksimal 10
orang. Di kelas ini ibu-ibu hamil akan belajar bersama, berdiskusi dan tukar
pengalaman tentang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) secara menyeluruh dan sistimatis
serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan. Kelas ibu hamil
difasilitasi oleh bidan/tenaga kesehatan dengan menggunakan paket kelas ibu hamil
yaitu Buku KIA, Flip Chart ( lembar balik ), Pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil,
Pegangan Fasilitator kelas Ibu Hamil dan Buku senam Ibu hamil.

Seperti kita ketahui bahwa salah satu indikator yang harus dicapai dalam
peningkatan kesehtan ibu adalah cakupan pelayanan antenatal yaitu K1 dan K4. Saat
ini, akses terhadap pelayanan pemeriksaan ibu hamil (K1) telah mencapai 81,3%,
sedangkan kunjungan antenatal K4 masih 70,0% (Data Riskesdas 2013). Besarnya
kesenjangan tersebut menunjukkan bahwa pelayanan antenatal belum berjalan
sebagaiman mestinya. Meski banyak ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya
pertama kali (K1) tidak pada trimester-1 dan ibu hamil yang telah memeriksakan
kehamilannya ke tenaga kesehatan masih banyak yang meneruskan kunjungannya
untuk pemeriksaan selanjutnya sehingga tidak dapat mencapai K4, artinya
kesinambungan pelayanan antenatal (continum of care) belum berjalan dengan baik.
Salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh Puskesmas dalam rangka
meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan antenatal agar dapat mencapai K4
adalah melalui pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan melaksanakan kelas
ibu hamil.

Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar kelompok bagi ibu hamil,
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar
memahami tentang pemeriksaan kehamilan sehingga ibu dan janin sehat, persalinan
aman, nifas nyaman ibu selamat, bayi sehat, pencegahan penyakit fisik dan jiwa,
gangguan gizi dan komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas agar ibu danbayi sehat.
Perawatan bayi baru lahir agar tumbuh kembang optimal, serta aktifitas fisik ibu
hamil.
B. Metode/Cara Pelaksanaan Kegiatan Termasuk
Pelaksanaannya a. Metode

1. Analisa Singkat

Melakukan analisa kebutuhan sebelum melaksanakan kelas ibu hamil bertujuan


untuk mengetahui kebutuhan apa yang diperlukan untuk menunjang kelancaran
dan keberhasilan pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil.

2. Kegiatan Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil

Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan 3 kali pertemuan selama hamil atau sesuai
dengan hasil kesepakatan fasilitator dengan peserta, suami dan keluarga. Pada
setiap pertemuan, materi kelas ibu hamil yang akan disampaikan disesuaikan
dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil tetapi tetap mengutamakan materi
pokok. Pada akhir pertemuan dilakukan senam ibu hamil. Senam ibu hamil
merupakan kegiatan/materi ekstra di kelas ibu hamil, jika dilaksanakan , setelah
sampai di rumah diharapkan dapat dipraktekkan. Kelas Ibu hamil dilakukan oleh
2 orang petugas yaitu 1 petugas melakukan penyuluhan dan 1 petugas sebagai
instruktur senam.

Waktu pertemuan disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi
atau sore hari dengan lama waktu pertemuan 120 menit termasuk senam hamil 15
– 20 menit.

3. Kegiatan Pelaksanaan Kelas Ibu Balita

Pertemuan kelas ibu Balita dilakukan setiap bulan. Pada setiap pertemuan, materi
kelas ibu Balita yang akan disampaikan disesuaikan dengan kebutuhan dan
kondisi Balita tetapi tetap mengutamakan materi pokok., yang diharapkan bisa di
praktekkan oleh Ibu Balita dirumah. Kegiatan Kelas Ibu Balita dilaksanakan oleh
2 orang petugas. 1 Petugas sebagai pemandu diskusi dan petugas lainnya
melksanakan pemantauan perkembangan. Waktu

pertemuan disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau
sore hari. b.Pelaksana Kegiatan

1. Kelas Ibu hamil dilaksanakan oleh 2 orang petugas ( 1 bidan sebagai penyuluh, 1
bidan atau petugas yang telah dilatih senam ibu hamil)

2. Kelas Ibu balita dilaksanakan oleh 2 petugas ( Penyuluhan Bidan/Gizi, DDTK


Bidan/Gizi)

C. Frekuensi Kegiatan

Kegiatan Kelas Ibu hamil/Ibu Balita dilakukan 4 kali dalam 1 tahun/Desa.

D. Output Kegiatan

a. Output yang diharapkan adalah

1. Kelas Ibu Hamil diharapkan menjadi tempat bertukar informasi antara ibu hamil
yang satu dan ibu hamil yang lainnya sehingga ibu hamil mampu mengelola
setiap keluhan yang
dirasakan ( sifatnya fisiologis). Semua ibu hamil bias mengikuti kelas ibu hamil
minimal 4 kali selama kehamilannya

2. Kelas Ibu Balita diharapkan menjadi tempat bertukar informasi antara ibu balita
dalam proses pemantauan tumbuh kembang masing-masing balitanya. Semua Ibu
balita mengikuti kelas Ibu Balita minimal 2 kali dalam 1 tahun.

b. Standar Pelaporan

1. Surat Tugas

2. Surat Penyampaian ke Desa setempat

3. Laporan hasil

4. SAP

5. Dokumentasi Kegiatan

6. Daftar Hadir

7. Kwitansi

c. Format Laporan Hasil Kegiatan

KOP PUSKESMAS

Nama Kegiatan :

Dasar Pelaksanaan :

Tgl Pelaksanaan :
Jumlah Sasaran :

Jumlah Peserta :

Presentase : (Jumlah Bumil yang hadir/ Jumlah sasaran X 100 %)

Tempat Pelaksanaan :

Hal-Hal yang dibucarakan : (materi edukasi & Diskusi)

E. Biaya

Berdasakan Riil Cost masing-masing wilayah

Sinjai, 17 Januari 2020

Kabid Kesmas

Andi Syamsinar, SKM

Nip. 19800920 200502 2 007


KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PEMANTAUAN
KESEHATAN BAYI & BALITA DAK NON FISIK TA. 2020

A. Latar Belakang

1. Dasar Hukum

c. Undang-undang Kesehatan No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);

d. Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 1996 Tenaga Kesehatan ;

e. Keputusan Menteri Kesehatan No 741 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan


Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten / Kota ;

f. Surat Edaran Menteri Kesehatan No. 295 Tahun 2008 Tentang Percepatan
Pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
( P4K ) dengan Stiker;

g. Peraturan Bupati Nomor 25 Tahun 2019 Tentang Rencana Kerja Pemerintah


Daerah Kabupaten Sinjai Tahun 2020 ( Berita Daerah Kabupaten Sinjai Tahun
2019 Nomor 25 );

h. Peraturan Bupati Nomor 41 Tahun 2019 Tentang Penjabaran Anggaran


Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Sinjai Tahun Anggaran 2020 ( Berita
Daerah kabupaten sinjai Tahun 2019 Nomor 41 );

2. Gambaran Umum
Masa depan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan anak dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Nutrisi yang baik dan cukup, status
kesehatan yang baik, pengasuhan yang benar dan stimulasi yang tepat akan membantu
anak untuk mampu mencapai kemampuan optimalnya.

Stimulasi yang tepat akan merangsang otak balita sehingga perkembangan


kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita
berlangsung optimal sesuai dengan umur anak.
Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk menindak lanjuti
setiap keluahan orang tua terhadap masalah tumbuh kembang anaknya. Apabila
ditemukan ada penyimpangan maka dilakukan intervensi dini penyimpangan tumbuh
kembang balita sebagai tindakan koreksi dengan memanfaatkan plastisitas otak anak
agar tumbuh kembangnya kembali normal atau penyimpangannya tidak semakin berat.
Apabila balita perlu dirujuk maka rujukan harus dilakukan sedini mungkin sesuai
dengan indikasi.

Indikator keberhasilan pembinaan tumbuh kembang anak tidak hanya


meningkatnya status kesehatan dan gizi anak tetapi juga mental, emosional, sosial dan
kemandirian anak berkembang secara optimal.

B. Metode/Cara Pelaksanaan Kegiatan Termasuk


Pelaksanaannya a. Metode

1. Ditingkat Puskesmas

a) Pemeriksaan kesehatan, pemantauan berat badan dan deteksi dini tumbuh


kembang

b) Menentukan klasifikasi penyakit, keadaan gizi dan penyimpangan tumbuh


kembang

c) Melakukan intervensi/tindakan spesifik, gangguan gizi dan penyimpangan


tumbuh kembang sesuai standar

d) Konseling kepada ibu/pengasuh

e) Pelaksanaan Pemantauan tumbuh kembang melibatkan Bidan, Petugas gizi


dan Dokter.

2. Ditingkat PAUD
a) Peran Pendidik

- Mengisis identritas anak di Formolir SDIDTK

- Melakukan pengukuran TB dan BB

- Menuliskan hasil pengukuran

- Melakukan pemeriksaan perkembangan anak dengan KPSP

- Mengisi Kousioner TDD

- Melakukan Tes daya Lihat (TDL)

- Mengisi kousioner KMPE

b) Peran Petugas

- Menentukan status Gizi

- Melakukan pengukuran Lingkar kepala

- Melakukan pemeriksaan Autis jika ada keluhan

- Melakukan pemeriksaan GPPH jika ada keluhan

- Menuliskan hasil pemeriksaan di Formulir

- Melakukan intervensi kelainan Gizi dan tumbuh kembang

- Merujuk bila diperlukan


3. Ditingat Posyandu

a) Peran Kader Posyandu

- Mengisis identritas anak di Formolir SDIDTK

- Melakukan pengukuran TB dan BB

- Melakukan pengamatan kemampuan perkembangan anak dengan


menggunakan cheklist perkembangan anak di Buku KIA

- Mamberi penyuluhan kepada Ibu/Keluarga mengenai pentingnya


stimulasi pasda anak agar tumbuh kembang optimal

- Merujuk anak ke meja 5 (bila anak sakit, mengalami permasalahan gizi,


anak dengan kemampuan perkembangan tidak sesuai usia, ada
indikasi/keluahan dari orang tua anak)

b) Peran Petugas

- Menentukan status Gizi

- Melakukan pengukuran Lingkar kepala

- Melakukan pemeriksaan perkembangan anak dengan KPSP

- Mengisi Kousioner TDD

- Melakukan Tes daya Lihat (TDL)

- Mengisi kousioner KMPE


- Melakukan pemeriksaan Autis jika ada keluhan

- Melakukan pemeriksaan GPPH jika ada keluhan

- Menuliskan hasil pemeriksaan di Formulir

- Melakukan intervensi kelainan Gizi dan tumbuh kembang

- Merujuk bila diperlukan

b. Pelaksana Kegiatan

Kegiatan pemantauan tumbuh kembang dilaksanakan oleh 3 orang petugas


kesehatan yang terdiri dari, 1 Bidan sebagai pemantau Perkembangan, 1 orang
petugas Gizi sebagai pemantau pertumbuhan, dan 1 dokter.

C. Frekuensi Kegiatan

Kegiatan Pertumbuhan dan perkembangan dilakukan di setiap posyandu, Faskes,


PAUD, Kelompok bermain sesuai dengan sasaran di setiap wilayah.

D. Output Kegiatan

a. Output yang diharapkan adalah

1. Semua balita dan anak prasekolah mendapatkan pelayanan stimulasi, deteksi


dan interfensi dini penyimpangan tumbuh kembang sesuai dengan usianya,
ditindak
lanjuti oleh keluarga dengan menstimulasi anak dan dirujuk bilamana
memerlukan rujukan.

2. Semua Puskesmas melaksanakan SDIDTK

b. Standar Pelaporan

1. Surat Tugas

2. Laporan Hasil

3. Dokumentasi Kegiatan

4. Kwitansi

c. Format Laporan Hasil

Laporan hasil mengikuti pedoman SDIDTK

E. Biaya

Berdasakan Riil Cost masing-masing wilayah

Sinjai, 02 Januari 2020

Kabid Kesmas
drg. Andi Fatmawaty Yusuf

Nip. 19800920 200502 2 007


KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PELAYANAN
ANTE NATAL CARE DAK NON FISIK TA. 2020

Provinsi/Kabupaten/ : Sulawesi Selatan / Sinjai


Kota
: DAK NON FISIK
Jenis DAK
: Kesehatan
Bidang DAK Non Fisik
: BOK Primer
Sub bidang DAK (Jika
ada) : Upaya Kesehatan Ibu dan Neonatus

Menu Kegiatan : 16 Puskesmas

Instansi Pelaksana

A. LatarBelakang

1. DasarHukum

a. Undang-undang Kesehatan No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
b. Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 1996 Tenaga Kesehatan ;

c. Keputusan Menteri Kesehatan No 741 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan


Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten / Kota ;

d. Peraturan Bupati Nomor 25 Tahun 2019 Tentang Rencana Kerja Pemerintah


Daerah Kabupaten Sinjai Tahun 2020 ( Berita Daerah Kabupaten Sinjai Tahun
2019 Nomor 25 );

e. Peraturan Bupati Nomor 41 Tahun 2019 Tentang Penjabaran Anggaran


Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Sinjai Tahun Anggaran 2020 ( Berita
Daerah kabupaten sinjai Tahun 2019 Nomor 41 );

2. Gambaran Umum

Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan


pada upaya peningkatan derajat kesehatan Ibu dan Anak, terutama pada kelompok
yang paling rentan kesehatan yaitu Ibu hamil, Bersalin dan bayi pada masa perinatal.
Hal ini ditandai dengan tingginya Angka kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB).

Tiga tantangan utama percepatan penurunan AKI adalah masih kurang


optimalnya akses terhadap pelayanan di fasilitas kesehatan yang berkualitas,
terbatasnya sumber daya strategis untuk kesehatan ibu dan neonatal, serta rendahnya
pengetahuan dan kesadaran
masyarakat tentang kesehatan ibu. Diperkirakan 15 % kehamilan dan persalinan akan
mengalami komplikasi. Sebagian komplikasi ini dapat mengancam jiwa, tetapi
sebagian besar komplikasi dapat dicegah dan ditangani bila ibu segera mencari
pertolongan ketenaga kesehatan, tenaga kesehatan melakukan prosedur penganan yang
sesuai, standar dan melakukan rujukan segera.

Seperti kita ketahui bahwa salah satu indikator yang harus dicapai dalam
peningkatan kesehtan ibu adalah cakupan pelayanan antenatal yaitu K1 dan K4. Saat
ini, akses terhadap pelayanan pemeriksaan ibu hamil (K1) telah mencapai 81,3%,
sedangkan kunjungan antenatal K4 masih 70,0% (Data Riskesdas 2013). Besarnya
kesenjangan tersebut menunjukkan bahwa pelayanan antenatal belum berjalan
sebagaiman mestinya. Meski banyak ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya
pertama kali (K1) tidak pada trimester-1 dan ibu hamil yang telah memeriksakan
kehamilannya ke tenaga kesehatan masih banyak yang meneruskan kunjungannya
untuk pemeriksaan selanjutnya sehingga tidak dapat mencapai K4, artinya
kesinambungan pelayanan antenatal (continum of care) belum berjalan dengan baik.

Salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh Puskesmas dalam rangka
meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan antenatal agar dapat mencapai K4
adalah melalui pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan melaksanakan kelas
ibu hamil.

Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar kelompok bagi ibu hamil,
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar
memahami tentang pemeriksaan kehamilan sehingga ibu dan janin sehat, persalinan
aman, nifas nyaman ibu selamat, bayi sehat, pencegahan penyakit fisik dan jiwa,
gangguan gizi dan komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas agar ibu danbayi sehat.
Perawatan bayi baru lahir agar tumbuh kembang optimal, serta aktifitas fisik ibu
hamil.

B. Metode/Cara Pelaksanaan Kegiatan Termasuk Pelaksanaannya

a. Metode
Pelaksanaan Pemeriksaan Ante Natal Care diposyandu sesuai standar

b. Pelaksana Kegiatan

1 orang bidan Puskesmas/Bidan Desa

C. Frekuensi Kegiatan

Pelaksanaan Pemeriksaan Ante Natal Care dilakukan sesuai dengan jadwal posyandu 1
kali/posyandu/bulan.

D. Output Kegiatan

a. Output Kegiatan

Pelaksanaan pemeriksaan di posyandu diharapkan sebagai sarana untuk mendekatkan


akses pelayanan yang mampu dijangkau oleh semua sasaran yang berada disekitar
posyandu, semua
sasaran bisa mendepatkan pemeriksaan setiap bulannya. Selanjutnya semua sasaran,
jenis pemeriksaan dan hasil pemeriksaan akan dituliskan di dalam laporan hasil.

b. Standar Pelaporan

1. Surat Tugas

2. Laporan Hasil

3. Dokumentasi Kegiatan

4. Kwitansi

c. Format Laporan Hasil Kegiatan

KOP PUSKESMAS
Nama Kegiatan :
Dasar Pelaksanaan :
Tgl Pelaksanaan :
Jumlah Sasaran :
Jumlah Peserta :
: (Jumlah Bumil yang hadir/ Jumlah sasaran X
Presentase 100 %)
Tempat Pelaksanaan :

Jenis Hasil
Ket
No Nama RTL
pemeriksaan Pemeriksaan
E. Biaya

Berdasakan Riil Cost masing-masing wilayah

Sinjai, 17 Januari 2020

Kabid Kesmas

Andi Syamsinar, SKM

Nip. 19800920 200502 2 007


KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PEMANTAUAN
KESEHATAN IBU NIFAS DAK NON FISIK TA. 2020

Provinsi/Kabupaten/ : Sulawesi Selatan / Sinjai


Kota
: DAK NON FISIK
Jenis DAK
: Kesehatan
Bidang DAK Non Fisik
: BOK Primer
Sub bidang DAK (Jika
ada) : Upaya Kesehatan Ibu dan Neonatus

Menu Kegiatan : 1. Pelayanan Nifas termasuk KB

Sub Kegiatan 2.Pemantaua kesehatan Ibu Nifas

: 16 Puskesmas
Instansi Pelaksana
A. LatarBelakang

1. DasarHukum

a. Undang-undang Kesehatan No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);

b. Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 1996 Tenaga Kesehatan ;

c. Keputusan Menteri Kesehatan No 741 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan


Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten / Kota ;

d. Peraturan Bupati Nomor 25 Tahun 2019 Tentang Rencana Kerja Pemerintah


Daerah Kabupaten Sinjai Tahun 2020 ( Berita Daerah Kabupaten Sinjai Tahun
2019 Nomor 25 );

e. Peraturan Bupati Nomor 41 Tahun 2019 Tentang Penjabaran Anggaran


Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Sinjai Tahun Anggaran 2020 ( Berita
Daerah kabupaten sinjai Tahun 2019 Nomor 41 );

2. Gambaran Umum

Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan


pada upaya peningkatan derajat kesehatan Ibu dan Anak, terutama pada kelompok
yang paling rentan
kesehatan yaitu Ibu hamil, Bersalin dan bayi pada masa perinatal. Hal ini ditandai
dengan tingginya Angka kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).

Tiga tantangan utama percepatan penurunan AKI adalah masih kurang


optimalnya akses terhadap pelayanan di fasilitas kesehatan yang berkualitas,
terbatasnya sumber daya strategis untuk kesehatan ibu dan neonatal, serta rendahnya
pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu. Diperkirakan 15 %
kehamilan dan persalinan akan mengalami komplikasi. Sebagian komplikasi ini dapat
mengancam jiwa, tetapi sebagian besar komplikasi dapat dicegah dan ditangani bila
ibu segera mencari pertolongan ketenaga kesehatan, tenaga kesehatan melakukan
prosedur penganan yang sesuai, standar dan melakukan rujukan segera.

Seperti kita ketahui bahwa salah satu indikator yang harus dicapai dalam
peningkatan kesehtan ibu adalah cakupan pelayanan antenatal yaitu K1 dan K4. Saat
ini, akses terhadap pelayanan pemeriksaan ibu hamil (K1) telah mencapai 81,3%,
sedangkan kunjungan antenatal K4 masih 70,0% (Data Riskesdas 2013). Besarnya
kesenjangan tersebut menunjukkan bahwa pelayanan antenatal belum berjalan
sebagaiman mestinya. Meski banyak ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya
pertama kali (K1) tidak pada trimester-1 dan ibu hamil yang telah memeriksakan
kehamilannya ke tenaga kesehatan masih banyak yang meneruskan kunjungannya
untuk pemeriksaan selanjutnya sehingga tidak dapat mencapai K4, artinya
kesinambungan pelayanan antenatal (continum of care) belum berjalan dengan baik.

Salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh Puskesmas dalam rangka
meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan antenatal agar dapat mencapai K4
adalah melalui pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan melaksanakan kelas
ibu hamil.

Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar kelompok bagi ibu hamil,
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar
memahami tentang pemeriksaan kehamilan sehingga ibu dan janin sehat, persalinan
aman, nifas nyaman ibu selamat, bayi sehat, pencegahan penyakit fisik dan jiwa,
gangguan gizi dan komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas agar ibu danbayi sehat.
Perawatan bayi baru lahir agar tumbuh kembang optimal, serta aktifitas fisik ibu
hamil.

B. Metode/Cara Pelaksanaan Kegiatan Termasuk Pelaksanaannya

a. Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan Pemantaua Nifas dilakukan oleh bidan dengan cara mengunjungi rumah
setiap sasaran.

b. Pelaksana Kegiatan

Dilakukan oleh 1 orang petugas (bidan puskesmas/bidan desa)

C. Frekuensi Kegiatan

Pelaksanaan Pemantauan Nifas Dilakukan 1 kali/dusun/bulan.


D. Output Kegiatan

a.Output kegiatan

Pelaksanaan pemantauan nifas diharapkan mampu mendeteksi secara dini kelainan-


kelaian atau tanda bahaya yang terjadi pada ibu nifas agar segera dilakukan tindakan
berdasarkan tanda bahaya yang didapatkan. Adapun jenis pemeriksaan dan hasil
pemeriksaan akan dituliskan di dalam laporan hasil.

b. Standar Pelaporan

1. Surat Tugas

2. Laporan Hasil

3. Dokumentasi Kegiatan

4. Kwitansi

c. Format Laporan Hasil Kegiatan

KOP PUSKESMAS
Nama Kegiatan :
Dasar Pelaksanaan :
Tgl Pelaksanaan :
Jumlah Sasaran :
Jumlah Peserta :
: (Jumlah Bufas yang dikunjungi/ Jumlah sasaran X
Presentase 100 %)
Tempat Pelaksanaan :
Jenis Hasil
Ket
No Nama RTL
pemeriksaan Pemeriksaan

E. Biaya

Berdasakan Riil Cost masing-masing wilayah

Sinjai, 17 Januari 2020

Kabid Kesmas

Andi Syamsinar, SKM

Nip. 19800920 200502 2 007

Anda mungkin juga menyukai