A. LATAR BELAKANG
Dengan adanya pergeseran Paradigma dari survival ke peningkatan kualitas hidup
ibu dan anak, maka pembinaan pelayanan Kesehatan Ibu dan anak lebih diprioritaskan
kepada Upaya Promotif dan preventif. Salah satu kegiatan yang menunjang up
aya promotif dan preventif dalam program peningkatan keselamatan ibu dan anak
yang sangat tepat dalam penurunan penurunan Angka Kematian Ibu dan anak serta
peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan ibu dan anak di tingkat pelayanan
dasar adalah kegiatan pengawasan dan evaluasi terhadap bentuk dan prosedur pelayanan
petugas terhadap ibu hamil dan anak di fasyankes dan masyarakat sesuai komitmen dan
standar pelayanan yang bermutu. sehingga petugas kesehatan mampu memberikan
pelayanan yang diharapkan masyarakat dan akhirnya dapat menekan angka kematian ibu
dan bayi di kabupaten sinjai.
Dalam RPJMN 2015 – 2020 sasaran pokok upaya penurunan AKI dan AKB tetap
menjadi perioritas pemerintah daerah. Kurang lebih 90% penyebab utama kematian ibu
dan bayi baru lahir berhubungan dengan komplikasi obstetrik dan neonatal, yang terjadi
disekitar persalinan dan tidak dapat diramalkan. Menyadari hal ini maka perlu
dilaksanakan perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi, serta pengawasan lebih
lanjut terhadap neonatal, bumil maupun bayi/balita resti yang tentunya memerlukan
dukungan dan keterlibatab keluarga, kader-kader masyarakat serta petugas kesehatan.
D. FREKUENSI KEGIATAN
1. Pemantauan Kesehatan Neonatus dan Bayi Resiko Tinggi
Transport 2 org x 4 Desa x 2 kali = Rp 460.000
2. Pemantauan Kesehatan Ibu Hamil Resiko Tinggi
Transport 2 org x 4 Desa x 4 kali = Rp 1.800.000
E. OUTPUT KEGIATAN
a. Output yang diharapkan
Kegiatan pemantauan ini diharapkan mampu menurunkan resiko kematian pada Ibu
hamil dan neonatus resti.
Jenis kunjungan resti:
1. Resti Ibu Hamil
- Bumil KEK didampingi sampai LILA normal
- Anemia didampingi sampai Hb Normal
- TD tinggi didampingi sampai TD menjadi normal/sampai saat persalinan
- dst
2. Resti Neonatus dan Bayi
- BBLR didampingi sampai BB normal
- Neonatus yang resti yang didapatkan saat kunjungan nifas tetap didampingi
sampai resti yang didapatkan menjadi normal
- Dst
b. Standar Pelaporan
1. Surat Tugas
2. Laporan Hasil
3. Dokumentasi kegiatan
4. Daftar pengeluaran riil
5. Kwitan
E. BIAYA
Berdasarkan riil cost masing-masing wilayah
b. Pelaksana Kegiatan
Petugas yang dalam kunjungan tersebut 1 Bidan Puskesmas, 1 bidan Penanggung
jawab.
C. FREKUENSI KEGIATAN
Pelacakan kasus kematian ibu/bayi, balita termasuk otopsi verbal
Transport 4 org x 4 Desa x 1 kali = Rp 820.000
D. OUTPUT KEGIATAN
a. Output
Kegiatan ini diharapkan mampu menghasilkan identifikasi factor berhubungan yang
dapat dicegah melalui pengisian Lembar OVM maupun OVP secara BAIK dan
BENAR, ada time line kasus maupun rencana tindak lanjut yang bisa menjadi acuan/
pembelanjaran yang dapat mencegah terjadinya kasus/kejadian yang serupa dimasa yang
akan datang.
b. Standar Pelaporan
1. Surat Tugas
2. Laporan Hasil
3. Dokumentasi Kegiatan
4. Daftar Pengeluaran riil
5. Kwitansi
c. Format Laporan
Hasil - Lembar
OVM/OVP
E.BIAYA
Berdasarkan riil cost masing-masing wilayah
Sinjai, 02 Januari 2020
Kepala Puskesmas Biji Nangka
A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
d. Surat Edaran Menteri Kesehatan No. 295 Tahun 2008 Tentang Percepatan
Pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
( P4K ) dengan Stiker;
2. Gambaran Umum
Kondisi kesehatan ibu dan anak di Indonesia saat ini sangat penting untuk
ditingkatkan serta mendapat perhatian khusus. Menurut data terakhir survei demografi
kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2018/2019 angka kematian ibu di Indonesia
mencapai 305/1000 KH.
Upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi dapat dilakukan dengan
peningkatan cakupan dan kualitas kesehatan ibu dan anak. Salah satu upaya yang
dilakukan adalah dengan mendekatkan jangkauan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat melalui program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi
(P4K). Melalui kegiatan P4K, ibu, keluarga dan masyarakat diberdayakan untuk
meningkatkan kemandirian antara lain dengan membuat perencanaan persalinan dan
mengetahui tanda dan bahaya yang terjadi pada ibu hamil, selama persalinan dan pada
masa nifas serta dapat memanfaatkan buku KIA secara baik, benar dan efektif.
a. Metode
b. Pelaksana Kegiatan
C. Frekuensi Kegiatan
D. Output Kegiatan
1. Semua ibu hamil terdata dan rumahnya tertempel stiker P4K yang memuat
informasi tentang nama ibu hamil, nama suami, golongan darah ibu hamil, nama
pendamping persalinan suami dan keluarga ( tulis nama ), nama tenaga kesehatan
yang akan menolong persalinan, rencana nama pendonor darah yang akan
diminta bila ibu mengalami kegawatdaruratan dan rencana transportasi/
ambulance desa yang akan dipakai bila ada tanda-tanda persalinan dan
kegawatdaruratan, serta rencana pembiayaan. Semua ini tertulis
pada AMANAT PERSALINAN dan pernyataan yang di ketahui oleh penentu
kebijakan setempat.
( sosial-budaya)
b. Standar Pelaporan
1. Surat Tugas
2. Laporan Hasil
3. Dokumentasi Kegiatan
5. Kwitansi
KOP
PUSKESMAS
Nama Kegiatan :
Dasar Pelaksanaan :
Tgl Pelaksanaan :
Jumlah Sasaran :
Jumlah yang
dikunjungi :
Tempat Pelaksanaan :
Kondisi Kunjungan
No Nama Jenis kegiatan Masalah RTL
sebelumnya
E. Biaya
Kabid Kesmas
A. LatarBelakang
1. DasarHukum
2. Gambaran Umum
Kelas Ibu ini merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi
ibu hamil dan anak balita dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan,
perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos,
penyakit menular dan akte kelahiran dan pada kelas anak balita bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan tentang Pemberian ASI, Pemberian Imunisasi, Pemberian
MP-ASI, Pertumbuhan dan per
Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan
antara 20 minggu sampai dengan 32 minggu dengan jumlah peserta maksimal 10
orang. Di kelas ini ibu-ibu hamil akan belajar bersama, berdiskusi dan tukar
pengalaman tentang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) secara menyeluruh dan sistimatis
serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan. Kelas ibu hamil
difasilitasi oleh bidan/tenaga kesehatan dengan menggunakan paket kelas ibu hamil
yaitu Buku KIA, Flip Chart ( lembar balik ), Pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil,
Pegangan Fasilitator kelas Ibu Hamil dan Buku senam Ibu hamil.
Seperti kita ketahui bahwa salah satu indikator yang harus dicapai dalam
peningkatan kesehtan ibu adalah cakupan pelayanan antenatal yaitu K1 dan K4. Saat
ini, akses terhadap pelayanan pemeriksaan ibu hamil (K1) telah mencapai 81,3%,
sedangkan kunjungan antenatal K4 masih 70,0% (Data Riskesdas 2013). Besarnya
kesenjangan tersebut menunjukkan bahwa pelayanan antenatal belum berjalan
sebagaiman mestinya. Meski banyak ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya
pertama kali (K1) tidak pada trimester-1 dan ibu hamil yang telah memeriksakan
kehamilannya ke tenaga kesehatan masih banyak yang meneruskan kunjungannya
untuk pemeriksaan selanjutnya sehingga tidak dapat mencapai K4, artinya
kesinambungan pelayanan antenatal (continum of care) belum berjalan dengan baik.
Salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh Puskesmas dalam rangka
meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan antenatal agar dapat mencapai K4
adalah melalui pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan melaksanakan kelas
ibu hamil.
Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar kelompok bagi ibu hamil,
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar
memahami tentang pemeriksaan kehamilan sehingga ibu dan janin sehat, persalinan
aman, nifas nyaman ibu selamat, bayi sehat, pencegahan penyakit fisik dan jiwa,
gangguan gizi dan komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas agar ibu danbayi sehat.
Perawatan bayi baru lahir agar tumbuh kembang optimal, serta aktifitas fisik ibu
hamil.
B. Metode/Cara Pelaksanaan Kegiatan Termasuk
Pelaksanaannya a. Metode
1. Analisa Singkat
Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan 3 kali pertemuan selama hamil atau sesuai
dengan hasil kesepakatan fasilitator dengan peserta, suami dan keluarga. Pada
setiap pertemuan, materi kelas ibu hamil yang akan disampaikan disesuaikan
dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil tetapi tetap mengutamakan materi
pokok. Pada akhir pertemuan dilakukan senam ibu hamil. Senam ibu hamil
merupakan kegiatan/materi ekstra di kelas ibu hamil, jika dilaksanakan , setelah
sampai di rumah diharapkan dapat dipraktekkan. Kelas Ibu hamil dilakukan oleh
2 orang petugas yaitu 1 petugas melakukan penyuluhan dan 1 petugas sebagai
instruktur senam.
Waktu pertemuan disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi
atau sore hari dengan lama waktu pertemuan 120 menit termasuk senam hamil 15
– 20 menit.
Pertemuan kelas ibu Balita dilakukan setiap bulan. Pada setiap pertemuan, materi
kelas ibu Balita yang akan disampaikan disesuaikan dengan kebutuhan dan
kondisi Balita tetapi tetap mengutamakan materi pokok., yang diharapkan bisa di
praktekkan oleh Ibu Balita dirumah. Kegiatan Kelas Ibu Balita dilaksanakan oleh
2 orang petugas. 1 Petugas sebagai pemandu diskusi dan petugas lainnya
melksanakan pemantauan perkembangan. Waktu
pertemuan disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau
sore hari. b.Pelaksana Kegiatan
1. Kelas Ibu hamil dilaksanakan oleh 2 orang petugas ( 1 bidan sebagai penyuluh, 1
bidan atau petugas yang telah dilatih senam ibu hamil)
C. Frekuensi Kegiatan
D. Output Kegiatan
1. Kelas Ibu Hamil diharapkan menjadi tempat bertukar informasi antara ibu hamil
yang satu dan ibu hamil yang lainnya sehingga ibu hamil mampu mengelola
setiap keluhan yang
dirasakan ( sifatnya fisiologis). Semua ibu hamil bias mengikuti kelas ibu hamil
minimal 4 kali selama kehamilannya
2. Kelas Ibu Balita diharapkan menjadi tempat bertukar informasi antara ibu balita
dalam proses pemantauan tumbuh kembang masing-masing balitanya. Semua Ibu
balita mengikuti kelas Ibu Balita minimal 2 kali dalam 1 tahun.
b. Standar Pelaporan
1. Surat Tugas
3. Laporan hasil
4. SAP
5. Dokumentasi Kegiatan
6. Daftar Hadir
7. Kwitansi
KOP PUSKESMAS
Nama Kegiatan :
Dasar Pelaksanaan :
Tgl Pelaksanaan :
Jumlah Sasaran :
Jumlah Peserta :
Tempat Pelaksanaan :
E. Biaya
Kabid Kesmas
A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
f. Surat Edaran Menteri Kesehatan No. 295 Tahun 2008 Tentang Percepatan
Pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
( P4K ) dengan Stiker;
2. Gambaran Umum
Masa depan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan anak dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Nutrisi yang baik dan cukup, status
kesehatan yang baik, pengasuhan yang benar dan stimulasi yang tepat akan membantu
anak untuk mampu mencapai kemampuan optimalnya.
1. Ditingkat Puskesmas
2. Ditingkat PAUD
a) Peran Pendidik
b) Peran Petugas
b) Peran Petugas
b. Pelaksana Kegiatan
C. Frekuensi Kegiatan
D. Output Kegiatan
b. Standar Pelaporan
1. Surat Tugas
2. Laporan Hasil
3. Dokumentasi Kegiatan
4. Kwitansi
E. Biaya
Kabid Kesmas
drg. Andi Fatmawaty Yusuf
Instansi Pelaksana
A. LatarBelakang
1. DasarHukum
2. Gambaran Umum
Seperti kita ketahui bahwa salah satu indikator yang harus dicapai dalam
peningkatan kesehtan ibu adalah cakupan pelayanan antenatal yaitu K1 dan K4. Saat
ini, akses terhadap pelayanan pemeriksaan ibu hamil (K1) telah mencapai 81,3%,
sedangkan kunjungan antenatal K4 masih 70,0% (Data Riskesdas 2013). Besarnya
kesenjangan tersebut menunjukkan bahwa pelayanan antenatal belum berjalan
sebagaiman mestinya. Meski banyak ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya
pertama kali (K1) tidak pada trimester-1 dan ibu hamil yang telah memeriksakan
kehamilannya ke tenaga kesehatan masih banyak yang meneruskan kunjungannya
untuk pemeriksaan selanjutnya sehingga tidak dapat mencapai K4, artinya
kesinambungan pelayanan antenatal (continum of care) belum berjalan dengan baik.
Salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh Puskesmas dalam rangka
meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan antenatal agar dapat mencapai K4
adalah melalui pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan melaksanakan kelas
ibu hamil.
Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar kelompok bagi ibu hamil,
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar
memahami tentang pemeriksaan kehamilan sehingga ibu dan janin sehat, persalinan
aman, nifas nyaman ibu selamat, bayi sehat, pencegahan penyakit fisik dan jiwa,
gangguan gizi dan komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas agar ibu danbayi sehat.
Perawatan bayi baru lahir agar tumbuh kembang optimal, serta aktifitas fisik ibu
hamil.
a. Metode
Pelaksanaan Pemeriksaan Ante Natal Care diposyandu sesuai standar
b. Pelaksana Kegiatan
C. Frekuensi Kegiatan
Pelaksanaan Pemeriksaan Ante Natal Care dilakukan sesuai dengan jadwal posyandu 1
kali/posyandu/bulan.
D. Output Kegiatan
a. Output Kegiatan
b. Standar Pelaporan
1. Surat Tugas
2. Laporan Hasil
3. Dokumentasi Kegiatan
4. Kwitansi
KOP PUSKESMAS
Nama Kegiatan :
Dasar Pelaksanaan :
Tgl Pelaksanaan :
Jumlah Sasaran :
Jumlah Peserta :
: (Jumlah Bumil yang hadir/ Jumlah sasaran X
Presentase 100 %)
Tempat Pelaksanaan :
Jenis Hasil
Ket
No Nama RTL
pemeriksaan Pemeriksaan
E. Biaya
Kabid Kesmas
: 16 Puskesmas
Instansi Pelaksana
A. LatarBelakang
1. DasarHukum
2. Gambaran Umum
Seperti kita ketahui bahwa salah satu indikator yang harus dicapai dalam
peningkatan kesehtan ibu adalah cakupan pelayanan antenatal yaitu K1 dan K4. Saat
ini, akses terhadap pelayanan pemeriksaan ibu hamil (K1) telah mencapai 81,3%,
sedangkan kunjungan antenatal K4 masih 70,0% (Data Riskesdas 2013). Besarnya
kesenjangan tersebut menunjukkan bahwa pelayanan antenatal belum berjalan
sebagaiman mestinya. Meski banyak ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya
pertama kali (K1) tidak pada trimester-1 dan ibu hamil yang telah memeriksakan
kehamilannya ke tenaga kesehatan masih banyak yang meneruskan kunjungannya
untuk pemeriksaan selanjutnya sehingga tidak dapat mencapai K4, artinya
kesinambungan pelayanan antenatal (continum of care) belum berjalan dengan baik.
Salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh Puskesmas dalam rangka
meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan antenatal agar dapat mencapai K4
adalah melalui pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan melaksanakan kelas
ibu hamil.
Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar kelompok bagi ibu hamil,
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar
memahami tentang pemeriksaan kehamilan sehingga ibu dan janin sehat, persalinan
aman, nifas nyaman ibu selamat, bayi sehat, pencegahan penyakit fisik dan jiwa,
gangguan gizi dan komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas agar ibu danbayi sehat.
Perawatan bayi baru lahir agar tumbuh kembang optimal, serta aktifitas fisik ibu
hamil.
a. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan Pemantaua Nifas dilakukan oleh bidan dengan cara mengunjungi rumah
setiap sasaran.
b. Pelaksana Kegiatan
C. Frekuensi Kegiatan
a.Output kegiatan
b. Standar Pelaporan
1. Surat Tugas
2. Laporan Hasil
3. Dokumentasi Kegiatan
4. Kwitansi
KOP PUSKESMAS
Nama Kegiatan :
Dasar Pelaksanaan :
Tgl Pelaksanaan :
Jumlah Sasaran :
Jumlah Peserta :
: (Jumlah Bufas yang dikunjungi/ Jumlah sasaran X
Presentase 100 %)
Tempat Pelaksanaan :
Jenis Hasil
Ket
No Nama RTL
pemeriksaan Pemeriksaan
E. Biaya
Kabid Kesmas