Anda di halaman 1dari 42

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PEMANTAUAN

KESEHATAN NEONATUS, BAYI DAN IBU HAMIL


RESIKO TINGGI DAK NON FISIK TA.2020
Provinsi/Kabupaten/Kota : Sulawesi Selatan/Sinjai
Jenis DAK : DAK NON FISIK
Bidang DAK Non Fisik : Kesehatan
Subbidang DAK (jika ada) : BOK Primer
Menu Kegiatan : Upaya Kesehatan Ibu & Neonatus
Sub kegiatan : 1. Kunjungan Neonatus dan Bayi Resiko Tinggi
: 2. Kunjungan Ibu Hamil Resti
Instansi Pelaksana : UPTD Puskesmas Biji Nangka

A. LATAR BELAKANG
Dengan adanya pergeseran Paradigma dari survival ke peningkatan kualitas
hidup ibu dan anak, maka pembinaan pelayanan Kesehatan Ibu dan anak lebih
diprioritaskan kepada Upaya Promotif dan preventif. Salah satu kegiatan yang
menunjang up
aya promotif dan preventif dalam program peningkatan keselamatan ibu dan
anak yang sangat tepat dalam penurunan penurunan Angka Kematian Ibu dan anak
serta peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan ibu dan anak di tingkat
pelayanan dasar adalah kegiatan pengawasan dan evaluasi terhadap bentuk dan
prosedur pelayanan petugas terhadap ibu hamil dan anak di fasyankes dan
masyarakat sesuai komitmen dan standar pelayanan yang bermutu. sehingga petugas
kesehatan mampu memberikan pelayanan yang diharapkan masyarakat dan
akhirnya dapat menekan angka kematian ibu dan bayi di kabupaten sinjai.
Dalam RPJMN 2015 – 2020 sasaran pokok upaya penurunan AKI dan AKB
tetap menjadi perioritas pemerintah daerah. Kurang lebih 90% penyebab utama
kematian ibu dan bayi baru lahir berhubungan dengan komplikasi obstetrik dan
neonatal, yang terjadi disekitar persalinan dan tidak dapat diramalkan. Menyadari
hal ini maka perlu dilaksanakan perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi,
serta pengawasan lebih lanjut terhadap neonatal, bumil maupun bayi/balita resti
yang tentunya memerlukan dukungan dan keterlibatab keluarga, kader-kader
masyarakat serta petugas kesehatan.

B. METODE ATAU CARA PELAKSANAAN KEGIATAN


a. Metode kegiatan
Pemantaun neonatal, ibu hamil/ibu nifas resti dilaksanakan dengan cara
mengunjungi rumah setiap sasaran dan melaksanakan pemantauan kesehatan
agar tidak terjadi komplikasi lanjutan yang bisa saja menyebabkan kematian.
Kegiatan yang bisa dilaksanakan pada kunjungan tersebut sesuai dengan
kebutuhasn atau berdasarkan klasifikasi atau jenis resti yang akan dikunjungi.
Adapun hasil kegiatan yang dilaksanakan akan dituliskan pada laporan hasil dan
rencana tindak lanjut.
b. Pelaksana Kegiatan
Petugas yang terlibat dalam kunjungan tersebut adalah 1 Bidan, 1 Petugas Gizi, 1
program terkait.

C. FREKUENSI KEGIATAN
1. Pemantauan Kesehatan Neonatus dan Bayi Resiko Tinggi
Transport 2 org x 4 Desa x 1 kali = Rp 380.000
2. Pemantauan Kesehatan Ibu Hamil Resiko Tinggi
Transport 3 org x 4 Desa x 4 kali = Rp 1.800.000

D. OUTPUT KEGIATAN
a. Output yang diharapkan
Kegiatan pemantauan ini diharapkan mampu menurunkan resiko kematian pada
Ibu hamil dan neonatus resti.
Jenis kunjungan resti:
1. Resti Ibu Hamil
- Bumil KEK didampingi sampai LILA normal
- Anemia didampingi sampai Hb Normal
- TD tinggi didampingi sampai TD menjadi normal/sampai saat persalinan
- dst
2. Resti Neonatus dan Bayi
- BBLR didampingi sampai BB normal
- Neonatus yang resti yang didapatkan saat kunjungan nifas tetap
didampingi sampai resti yang didapatkan menjadi normal
- Dst
b. Standar Pelaporan
1. Surat Tugas
2. Laporan Hasil
3. Dokumentasi kegiatan
4. Daftar pengeluaran riil
5. Kwitansi
c. Format Laporan hasil
1. Kunjungan Ibu hamil/Nifas Resti
KOP PUSKESMAS
Nama Kegiatan :
Dasar Pelaksanaan :
Tgl Pelaksanaan :
Jumlah Sasaran :
Jumlah yang
dikunjungi :
Tempat
Pelaksanaan :

Nama Kondisi

No Tgl Umur Diagnosa Intervensi RTL


Ibu Suami sebelumnya
Kunjungan neonatal
2. Resti
KOP PUSKESMAS
Nama Kegiatan :
Dasar Pelaksanaan :
Tgl Pelaksanaan :
Jumlah Sasaran :
Jumlah yang
dikunjungi :
Tempat Pelaksanaan :

Nama Kondisi

No Tgl Umur Diagnosa Intervensi RTL


sebelumnya
Anak Ibu Suami

E. BIAYA
Berdasarkan riil cost masing-masing wilayah

Sinjai, 02 Januari 2020


Kepala Puskesmas Biji Nangka

Andi Syamsinar, SKM


Nip. 19800920 200502 2 00
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PELACAKAN KASUS
KEMATIAN IBU/BAYI, BALITA TERMASUK OTOPSI
VERBAL DAK NON FISIK TA.2020

Provinsi/Kabupaten/Kota : Sulawesi Selatan/Sinjai


Jenis DAK : DAK NON FISIK
Bidang DAK Non Fisik : Kesehatan
Subbidang DAK (jika ada) : BOK Primer
Menu Kegiatan : Upaya Kesehatan Ibu & Neonatus
Sub kegiatan : 1. Kunjungan Neonatus dan Bayi Resiko Tinggi
:2. Kunjungan Ibu Hamil Resti
Instansi Pelaksana : UPTD Puskesmas Biji Nangka
A. LATAR BELAKANG
Program Penurunan AKI dan AKN di Indonesia telah dilakukan melalui
kebijakan Making Pragnancy Sever (MPS). Salahsatunya adalah kesinambungan
pelayanan kesehatan Ibu serta Neonatal di tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan konsep Audit Maternal Perinatal
(AMP).
Pelaksanaan AMP didukung oleh pengisian form laporan kematian mulai dari
tingkat desa sampai tingkat kabupaten. Data tersebut dapat dimanfaatkan untuk
menggali permasalahan yang berperan atas kejadian morbilitas ataupun mortalitas
yang berakar pada pasien, keluarga, petugas kesehatan, manajemen pelayanan, serta
kebijakan pelayanan.

B. METODE ATAU CARA PELAKSANAAN KEGIATAN


a. Metode Pelaksanaan
Pelacakan kasus kematian ibu/neonatal termasuk otopsi verbal dilakukan dengan
cara kunjungan ke rumah duka beberapa hari setelah kematian guna
mendapatkan informasi yang jelas tentang hal-hal yang berkaitan dengan
kematian yang dituangkan dalam Lembar OVM ataupun OVP.

b. Pelaksana Kegiatan
Petugas yang dalam kunjungan tersebut 1 Bidan Puskesmas, 1 bidan Penanggung
jawab.

C. FREKUENSI KEGIATAN
Pelacakan kasus kematian ibu/bayi, balita termasuk otopsi verbal
Transport 4 org x 4 Desa x 1 kali = Rp 820.000

D. OUTPUT KEGIATAN
a. Output
Kegiatan ini diharapkan mampu menghasilkan identifikasi factor berhubungan yang
dapat dicegah melalui pengisian Lembar OVM maupun OVP secara BAIK dan
BENAR, ada time line kasus maupun rencana tindak lanjut yang bisa menjadi
acuan/ pembelanjaran yang dapat mencegah terjadinya kasus/kejadian yang
serupa dimasa yang akan datang.
b. Standar Pelaporan
1. Surat Tugas
2. Laporan Hasil
3. Dokumentasi Kegiatan
4. Daftar Pengeluaran riil
5. Kwitansi
c. Format Laporan
Hasil - Lembar
OVM/OVP

E. BIAYA
Berdasarkan riil cost masing-masing wilayah
Sinjai, 02 Januari 2020
Kepala Puskesmas Biji Nangka

Andi Syamsinar, SKM


Nip. 19800920 200502 2 007
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN
PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DAK NON FISIK TA. 2020

Provinsi/Kabupaten/Kota : Sulawesi Selatan / Sinjai

Jenis DAK : DAK NON FISIK

Bidang DAK Non Fisik : Kesehatan

Sub bidang DAK (Jika ada) : BOK Primer

Menu Kegiatan : Upaya Kesehatan Ibu dan Neonatus

Instansi Pelaksana : 16 Puskesmas

A. Latar Belakang

1. Dasar Hukum

a. Undang-undang Kesehatan No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

b. Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 1996 Tenaga Kesehatan ;

c. Keputusan Menteri Kesehatan No 741 Tahun 2008 Tentang Standar


Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten / Kota ;
d. Surat Edaran Menteri Kesehatan No. 295 Tahun 2008 Tentang Percepatan
Pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
( P4K ) dengan Stiker;

e. Peraturan Bupati Nomor 25 Tahun 2019 Tentang Rencana Kerja Pemerintah


Daerah Kabupaten Sinjai Tahun 2020 ( Berita Daerah Kabupaten Sinjai
Tahun 2019 Nomor 25 );

f. Peraturan Bupati Nomor 41 Tahun 2019 Tentang Penjabaran Anggaran


Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Sinjai Tahun Anggaran 2020
( Berita Daerah kabupaten sinjai Tahun 2019 Nomor 41 );

2. Gambaran Umum

Kondisi kesehatan ibu dan anak di Indonesia saat ini sangat penting untuk
ditingkatkan serta mendapat perhatian khusus. Menurut data terakhir survei
demografi kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2018/2019 angka kematian ibu di
Indonesia mencapai 305/1000 KH.

Pada tahun 2007 Menteri kesehatan mencanangkan Program Perencanaan


Persalinan dan Pencegahan Komplikasi ( P4K ) dengan stiker yang merupakan
”upaya terobosan” dalam percepatan penurunan angka kematian Ibu dan bayi
baru lahir melalui kegiatan peningkatan akses dan kualitas pelayanan, yang
sekaligus merupakan kegiatan yang membangun potensi
masyarakat, khususnya kepedulian masyarakat untuk persiapan dan tindakan
dalam menyelamatkan ibu dan bayi baru lahir.

Melalui P4K dengan Stiker, masyarakat diharapkan dapat


mengembangkan norma sosial bahwa cara yang aman untuk menyelamatkan ibu
hami,bersalin,nifas dan bayi lahir ke bidan dengan memeriksakan kehamilan,
bersalin, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir ke bidan atau tenaga
kesehatan terampil di bidang kebidanan, sehingga kelak dapat mencapai dan
mewujudkan Visi Departemen Kesehatan, yaitu ”Masyarakat mandiri untuk
Hidup Sehat”

Upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi dapat dilakukan dengan
peningkatan cakupan dan kualitas kesehatan ibu dan anak. Salah satu upaya yang
dilakukan adalah dengan mendekatkan jangkauan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat melalui program perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi (P4K). Melalui kegiatan P4K, ibu, keluarga dan masyarakat
diberdayakan untuk meningkatkan kemandirian antara lain dengan membuat
perencanaan persalinan dan mengetahui tanda dan bahaya yang terjadi pada ibu
hamil, selama persalinan dan pada masa nifas serta dapat memanfaatkan buku
KIA secara baik, benar dan efektif.

B. Metode/Cara Pelaksanaan Kegiatan Termasuk Pelaksanaannya

a. Metode

1. Kontak dengan ibu hamil dan keluarga dalam pengisian stiker

2. Pemasangan stiker di rumah ibu hamil

3. Pendataan jumlah ibu hamil di wilayah desa

4. Pengelolaan donor darah dan sarana transportasi/ambulance desa


5. Kepemilikan kepeserataan Jaminan Kesehatan Nasional ( JKN )

6. Pembuatan dan Penandatanganan amanat persalinan

b. Pelaksana Kegiatan

Bidan Puskesmas/Bidan Desa (1 orang)

C. Frekuensi Kegiatan

Kegiatan P4K dilakasanakan 1 kali perdusun dalam 1 bulan

D. Output Kegiatan

a. Output yang diharapkan adalah

1. Semua ibu hamil terdata dan rumahnya tertempel stiker P4K yang memuat
informasi tentang nama ibu hamil, nama suami, golongan darah ibu hamil,
nama pendamping persalinan suami dan keluarga ( tulis nama ), nama
tenaga kesehatan yang akan menolong persalinan, rencana nama pendonor
darah yang akan diminta bila ibu mengalami kegawatdaruratan dan rencana
transportasi/ ambulance desa yang akan dipakai bila ada tanda-tanda
persalinan dan kegawatdaruratan, serta rencana pembiayaan. Semua ini
tertulis
pada AMANAT PERSALINAN dan pernyataan yang di ketahui oleh penentu
kebijakan setempat.

2. Bidan memberikan pelayanan antenatal sesuai dengan standar.

3. Ibu hamil dan keluarganya mempunyai rencana persalinan termasuk KB


yang dibuat bersama dengan penolong persalinan.

4. Bidan menolong persalinan sesuai standar

5. Bidan memberikan pelayanan nifas sesuai standar

6. Keluarga menyiapkan biaya persalinan, kebersihan dan kesehatan


lingkungan

( sosial-budaya)

7. Ibu mendapatkan pelayanan kontrasepsi pasca persalinan

b. Standar Pelaporan

1. Surat Tugas

2. Laporan Hasil

3. Dokumentasi Kegiatan

4. Daftar Pengeluaran riil

5. Kwitansi

c. Format Laporan Hasil


KOP PUSKESMAS
Nama Kegiatan :
Dasar Pelaksanaan :
Tgl Pelaksanaan :
Jumlah Sasaran :
Jumlah yang
dikunjungi :
Tempat
Pelaksanaan :

Kondisi Kunjungan
No Nama Jenis kegiatan Masalah RTL
sebelumnya

E. Biaya

Berdasakan Riil Cost masing-masing wilayah

Sinjai, 02 Januari 2020

Kabid Kesmas

drg. Andi Fatmawaty Yusuf


Nip. 19800920 200502 2 007

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PELAKSANAAN KELAS IBU DAK NON FISIK
TA. 2020

Provinsi/Kabupaten/
Kota : Sulawesi Selatan / Sinjai
Jenis DAK : DAK NON FISIK
Bidang DAK Non Fisik : Kesehatan
Sub bidang DAK (Jika
ada) : BOK Primer
: Upaya Kesehatan Ibu dan
Menu Kegiatan Neonatus
Sub kegiatan : 1.Kelas Ibu Hamil
2.Kelas Ibu Balita
Instansi Pelaksana : 16 Puskesmas

A. LatarBelakang

1. DasarHukum

a. Undang-undang Kesehatan No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

b. Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 1996 Tenaga Kesehatan ;

c. Keputusan Menteri Kesehatan No 741 Tahun 2008 Tentang Standar


Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten / Kota ;
d. Peraturan Bupati Nomor 25 Tahun 2019 Tentang Rencana Kerja Pemerintah
Daerah Kabupaten Sinjai Tahun 2020 ( Berita Daerah Kabupaten Sinjai
Tahun 2019 Nomor 25 );

e. Peraturan Bupati Nomor 41 Tahun 2019 Tentang Penjabaran Anggaran


Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Sinjai Tahun Anggaran 2020
( Berita Daerah kabupaten sinjai Tahun 2019 Nomor 41 );

2. Gambaran Umum

Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih


diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan Ibu dan Anak, terutama
pada kelompok yang paling rentan kesehatan yaitu Ibu hamil, Bersalin dan bayi
pada masa perinatal. Hal ini ditandai dengan tingginya Angka kematian Ibu (AKI)
dan Angka Kematian Bayi (AKB).

Tiga tantangan utama percepatan penurunan AKI adalah masih kurang


optimalnya akses terhadap pelayanan di fasilitas kesehatan yang berkualitas,
terbatasnya sumber daya strategis untuk kesehatan ibu dan neonatal, serta
rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu.
Diperkirakan 15 % kehamilan dan persalinan akan
mengalami komplikasi. Sebagian komplikasi ini dapat mengancam jiwa, tetapi
sebagian besar komplikasi dapat dicegah dan ditangani bila ibu segera mencari
pertolongan ketenaga kesehatan, tenaga kesehatan melakukan prosedur
penganan yang sesuai, standar dan melakukan rujukan segera.

Kelas Ibu ini merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan
bagi ibu hamil dan anak balita dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai
kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi
baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran dan pada kelas anak balita
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang Pemberian ASI, Pemberian
Imunisasi, Pemberian MP-ASI, Pertumbuhan dan per

Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur
kehamilan antara 20 minggu sampai dengan 32 minggu dengan jumlah peserta
maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu-ibu hamil akan belajar bersama, berdiskusi
dan tukar pengalaman tentang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) secara menyeluruh
dan sistimatis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan.
Kelas ibu hamil difasilitasi oleh bidan/tenaga kesehatan dengan menggunakan
paket kelas ibu hamil yaitu Buku KIA, Flip Chart ( lembar balik ), Pedoman
pelaksanaan kelas ibu hamil, Pegangan Fasilitator kelas Ibu Hamil dan Buku
senam Ibu hamil.

Seperti kita ketahui bahwa salah satu indikator yang harus dicapai dalam
peningkatan kesehtan ibu adalah cakupan pelayanan antenatal yaitu K1 dan K4.
Saat ini, akses terhadap pelayanan pemeriksaan ibu hamil (K1) telah mencapai
81,3%, sedangkan kunjungan antenatal K4 masih 70,0% (Data Riskesdas 2013).
Besarnya kesenjangan tersebut menunjukkan bahwa pelayanan antenatal belum
berjalan sebagaiman mestinya. Meski banyak ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya pertama kali (K1) tidak pada trimester-1 dan ibu hamil yang telah
memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan masih banyak yang
meneruskan kunjungannya untuk pemeriksaan selanjutnya sehingga tidak dapat
mencapai K4, artinya kesinambungan pelayanan antenatal (continum of care)
belum berjalan dengan baik.

Salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh Puskesmas dalam rangka
meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan antenatal agar dapat mencapai K4
adalah melalui pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan melaksanakan
kelas ibu hamil.

Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar kelompok bagi ibu hamil,
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku
ibu agar memahami tentang pemeriksaan kehamilan sehingga ibu dan janin
sehat, persalinan aman, nifas nyaman ibu selamat, bayi sehat, pencegahan
penyakit fisik dan jiwa, gangguan gizi dan komplikasi kehamilan, persalinan, dan
nifas agar ibu danbayi sehat. Perawatan bayi baru lahir agar tumbuh kembang
optimal, serta aktifitas fisik ibu hamil.
B. Metode/Cara Pelaksanaan Kegiatan Termasuk
Pelaksanaannya a. Metode

1. Analisa Singkat

Melakukan analisa kebutuhan sebelum melaksanakan kelas ibu hamil


bertujuan untuk mengetahui kebutuhan apa yang diperlukan untuk
menunjang kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan kegiatan kelas ibu
hamil.

2. Kegiatan Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil

Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan 3 kali pertemuan selama hamil atau
sesuai dengan hasil kesepakatan fasilitator dengan peserta, suami dan
keluarga. Pada setiap pertemuan, materi kelas ibu hamil yang akan
disampaikan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil tetapi
tetap mengutamakan materi pokok. Pada akhir pertemuan dilakukan senam
ibu hamil. Senam ibu hamil merupakan kegiatan/materi ekstra di kelas ibu
hamil, jika dilaksanakan , setelah sampai di rumah diharapkan dapat
dipraktekkan. Kelas Ibu hamil dilakukan oleh 2 orang petugas yaitu 1
petugas melakukan penyuluhan dan 1 petugas sebagai instruktur senam.

Waktu pertemuan disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada


pagi atau sore hari dengan lama waktu pertemuan 120 menit termasuk
senam hamil 15 – 20 menit.

3. Kegiatan Pelaksanaan Kelas Ibu Balita

Pertemuan kelas ibu Balita dilakukan setiap bulan. Pada setiap pertemuan,
materi kelas ibu Balita yang akan disampaikan disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi Balita tetapi tetap mengutamakan materi pokok.,
yang diharapkan bisa di praktekkan oleh Ibu Balita dirumah. Kegiatan Kelas
Ibu Balita dilaksanakan oleh 2 orang petugas. 1 Petugas sebagai pemandu
diskusi dan petugas lainnya melksanakan pemantauan perkembangan.
Waktu

pertemuan disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi


atau sore hari. b.Pelaksana Kegiatan

1. Kelas Ibu hamil dilaksanakan oleh 2 orang petugas ( 1 bidan sebagai


penyuluh, 1 bidan atau petugas yang telah dilatih senam ibu hamil)

2. Kelas Ibu balita dilaksanakan oleh 2 petugas ( Penyuluhan Bidan/Gizi, DDTK


Bidan/Gizi)

C. Frekuensi Kegiatan

Kegiatan Kelas Ibu hamil/Ibu Balita dilakukan 4 kali dalam 1 tahun/Desa.

D. Output Kegiatan

a. Output yang diharapkan adalah

1. Kelas Ibu Hamil diharapkan menjadi tempat bertukar informasi antara ibu
hamil yang satu dan ibu hamil yang lainnya sehingga ibu hamil mampu
mengelola setiap keluhan yang
dirasakan ( sifatnya fisiologis). Semua ibu hamil bias mengikuti kelas ibu
hamil minimal 4 kali selama kehamilannya

2. Kelas Ibu Balita diharapkan menjadi tempat bertukar informasi antara ibu
balita dalam proses pemantauan tumbuh kembang masing-masing balitanya.
Semua Ibu balita mengikuti kelas Ibu Balita minimal 2 kali dalam 1 tahun.

b. Standar Pelaporan

1. Surat Tugas

2. Surat Penyampaian ke Desa setempat

3. Laporan hasil

4. SAP

5. Dokumentasi Kegiatan

6. Daftar Hadir

7. Kwitansi

c. Format Laporan Hasil Kegiatan

KOP PUSKESMAS

Nama Kegiatan :

Dasar Pelaksanaan :
Tgl Pelaksanaan :

Jumlah Sasaran :

Jumlah Peserta :

Presentase : (Jumlah Bumil yang hadir/ Jumlah sasaran X 100 %)

Tempat Pelaksanaan:

Hal-Hal yang dibucarakan : (materi edukasi & Diskusi)

E. Biaya

Berdasakan Riil Cost masing-masing wilayah

Sinjai, 17 Januari 2020

Kabid Kesmas

Andi Syamsinar, SKM

Nip. 19800920 200502 2 007


KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PEMANTAUAN KESEHATAN
BAYI & BALITA DAK NON FISIK TA. 2020

Provinsi/Kabupaten/Kota : Sulawesi Selatan / Sinjai

Jenis DAK : DAK NON FISIK

Bidang DAK Non Fisik : Kesehatan

Sub bidang DAK (Jika ada) : BOK Primer

Menu Kegiatan : Upaya Kesehatan Ibu dan Neonatus

Instansi Pelaksana : 16 Puskesmas

A. Latar Belakang

1. Dasar Hukum

c. Undang-undang Kesehatan No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

d. Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 1996 Tenaga Kesehatan ;

e. Keputusan Menteri Kesehatan No 741 Tahun 2008 Tentang Standar


Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten / Kota ;
f. Surat Edaran Menteri Kesehatan No. 295 Tahun 2008 Tentang Percepatan
Pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
( P4K ) dengan Stiker;

g. Peraturan Bupati Nomor 25 Tahun 2019 Tentang Rencana Kerja Pemerintah


Daerah Kabupaten Sinjai Tahun 2020 ( Berita Daerah Kabupaten Sinjai
Tahun 2019 Nomor 25 );

h. Peraturan Bupati Nomor 41 Tahun 2019 Tentang Penjabaran Anggaran


Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Sinjai Tahun Anggaran 2020
( Berita Daerah kabupaten sinjai Tahun 2019 Nomor 41 );

2. Gambaran Umum

Masa depan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan anak dalam


mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Nutrisi yang baik dan
cukup, status kesehatan yang baik, pengasuhan yang benar dan stimulasi yang
tepat akan membantu anak untuk mampu mencapai kemampuan optimalnya.

Stimulasi yang tepat akan merangsang otak balita sehingga perkembangan


kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita
berlangsung optimal sesuai dengan umur anak.
Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk menindak
lanjuti setiap keluahan orang tua terhadap masalah tumbuh kembang anaknya.
Apabila ditemukan ada penyimpangan maka dilakukan intervensi dini
penyimpangan tumbuh kembang balita sebagai tindakan koreksi dengan
memanfaatkan plastisitas otak anak agar tumbuh kembangnya kembali normal
atau penyimpangannya tidak semakin berat. Apabila balita perlu dirujuk maka
rujukan harus dilakukan sedini mungkin sesuai dengan indikasi.

Indikator keberhasilan pembinaan tumbuh kembang anak tidak hanya


meningkatnya status kesehatan dan gizi anak tetapi juga mental, emosional, sosial
dan kemandirian anak berkembang secara optimal.

B. Metode/Cara Pelaksanaan Kegiatan Termasuk


Pelaksanaannya a. Metode

1. Ditingkat Puskesmas

a) Pemeriksaan kesehatan, pemantauan berat badan dan deteksi dini


tumbuh kembang

b) Menentukan klasifikasi penyakit, keadaan gizi dan penyimpangan


tumbuh kembang

c) Melakukan intervensi/tindakan spesifik, gangguan gizi dan


penyimpangan tumbuh kembang sesuai standar

d) Konseling kepada ibu/pengasuh

e) Pelaksanaan Pemantauan tumbuh kembang melibatkan Bidan, Petugas


gizi dan Dokter.

2. Ditingkat PAUD
a) Peran Pendidik

- Mengisis identritas anak di Formolir SDIDTK

- Melakukan pengukuran TB dan BB

- Menuliskan hasil pengukuran

- Melakukan pemeriksaan perkembangan anak dengan KPSP

- Mengisi Kousioner TDD

- Melakukan Tes daya Lihat (TDL)

- Mengisi kousioner KMPE

b) Peran Petugas

- Menentukan status Gizi

- Melakukan pengukuran Lingkar kepala

- Melakukan pemeriksaan Autis jika ada keluhan

- Melakukan pemeriksaan GPPH jika ada keluhan

- Menuliskan hasil pemeriksaan di Formulir

- Melakukan intervensi kelainan Gizi dan tumbuh kembang

- Merujuk bila diperlukan


3. Ditingat Posyandu

a) Peran Kader Posyandu

- Mengisis identritas anak di Formolir SDIDTK

- Melakukan pengukuran TB dan BB

- Melakukan pengamatan kemampuan perkembangan anak dengan


menggunakan cheklist perkembangan anak di Buku KIA

- Mamberi penyuluhan kepada Ibu/Keluarga mengenai pentingnya


stimulasi pasda anak agar tumbuh kembang optimal

- Merujuk anak ke meja 5 (bila anak sakit, mengalami permasalahan


gizi, anak dengan kemampuan perkembangan tidak sesuai usia, ada
indikasi/keluahan dari orang tua anak)

b) Peran Petugas

- Menentukan status Gizi

- Melakukan pengukuran Lingkar kepala

- Melakukan pemeriksaan perkembangan anak dengan KPSP

- Mengisi Kousioner TDD

- Melakukan Tes daya Lihat (TDL)


- Mengisi kousioner KMPE

- Melakukan pemeriksaan Autis jika ada keluhan

- Melakukan pemeriksaan GPPH jika ada keluhan

- Menuliskan hasil pemeriksaan di Formulir

- Melakukan intervensi kelainan Gizi dan tumbuh kembang

- Merujuk bila diperlukan

b. Pelaksana Kegiatan

Kegiatan pemantauan tumbuh kembang dilaksanakan oleh 3 orang


petugas kesehatan yang terdiri dari, 1 Bidan sebagai pemantau
Perkembangan, 1 orang petugas Gizi sebagai pemantau pertumbuhan,
dan 1 dokter.

C. Frekuensi Kegiatan

Kegiatan Pertumbuhan dan perkembangan dilakukan di setiap posyandu, Faskes,


PAUD, Kelompok bermain sesuai dengan sasaran di setiap wilayah.

D. Output Kegiatan

a. Output yang diharapkan adalah

1. Semua balita dan anak prasekolah mendapatkan pelayanan stimulasi,


deteksi dan interfensi dini penyimpangan tumbuh kembang sesuai
dengan usianya, ditindak
lanjuti oleh keluarga dengan menstimulasi anak dan dirujuk bilamana
memerlukan rujukan.

2. Semua Puskesmas melaksanakan SDIDTK

b. Standar Pelaporan

1. Surat Tugas

2. Laporan Hasil

3. Dokumentasi Kegiatan

4. Kwitansi

c. Format Laporan Hasil

Laporan hasil mengikuti pedoman SDIDTK

E. Biaya

Berdasakan Riil Cost masing-masing wilayah

Sinjai, 02 Januari 2020

Kabid Kesmas
drg. Andi Fatmawaty Yusuf

Nip. 19800920 200502 2 007


KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PELAYANAN ANTE
NATAL CARE DAK NON FISIK TA. 2020

Provinsi/Kabupaten/ : Sulawesi Selatan / Sinjai


Kota
: DAK NON FISIK
Jenis DAK
: Kesehatan
Bidang DAK Non Fisik
: BOK Primer
Sub bidang DAK (Jika
ada) : Upaya Kesehatan Ibu dan Neonatus

Menu Kegiatan : 16 Puskesmas

Instansi Pelaksana

A. LatarBelakang

1. DasarHukum
a. Undang-undang Kesehatan No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

b. Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 1996 Tenaga Kesehatan ;

c. Keputusan Menteri Kesehatan No 741 Tahun 2008 Tentang Standar


Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten / Kota ;

d. Peraturan Bupati Nomor 25 Tahun 2019 Tentang Rencana Kerja Pemerintah


Daerah Kabupaten Sinjai Tahun 2020 ( Berita Daerah Kabupaten Sinjai
Tahun 2019 Nomor 25 );

e. Peraturan Bupati Nomor 41 Tahun 2019 Tentang Penjabaran Anggaran


Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Sinjai Tahun Anggaran 2020
( Berita Daerah kabupaten sinjai Tahun 2019 Nomor 41 );

2. Gambaran Umum

Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih


diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan Ibu dan Anak, terutama
pada kelompok yang paling rentan kesehatan yaitu Ibu hamil, Bersalin dan bayi
pada masa perinatal. Hal ini ditandai dengan tingginya Angka kematian Ibu (AKI)
dan Angka Kematian Bayi (AKB).

Tiga tantangan utama percepatan penurunan AKI adalah masih kurang


optimalnya akses terhadap pelayanan di fasilitas kesehatan yang berkualitas,
terbatasnya sumber daya strategis untuk kesehatan ibu dan neonatal, serta
rendahnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat tentang kesehatan ibu. Diperkirakan 15 % kehamilan dan persalinan
akan mengalami komplikasi. Sebagian komplikasi ini dapat mengancam jiwa,
tetapi sebagian besar komplikasi dapat dicegah dan ditangani bila ibu segera
mencari pertolongan ketenaga kesehatan, tenaga kesehatan melakukan prosedur
penganan yang sesuai, standar dan melakukan rujukan segera.

Seperti kita ketahui bahwa salah satu indikator yang harus dicapai dalam
peningkatan kesehtan ibu adalah cakupan pelayanan antenatal yaitu K1 dan K4.
Saat ini, akses terhadap pelayanan pemeriksaan ibu hamil (K1) telah mencapai
81,3%, sedangkan kunjungan antenatal K4 masih 70,0% (Data Riskesdas 2013).
Besarnya kesenjangan tersebut menunjukkan bahwa pelayanan antenatal belum
berjalan sebagaiman mestinya. Meski banyak ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya pertama kali (K1) tidak pada trimester-1 dan ibu hamil yang telah
memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan masih banyak yang
meneruskan kunjungannya untuk pemeriksaan selanjutnya sehingga tidak dapat
mencapai K4, artinya kesinambungan pelayanan antenatal (continum of care)
belum berjalan dengan baik.

Salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh Puskesmas dalam rangka
meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan antenatal agar dapat mencapai K4
adalah melalui pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan melaksanakan
kelas ibu hamil.

Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar kelompok bagi ibu hamil,
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku
ibu agar memahami tentang pemeriksaan kehamilan sehingga ibu dan janin
sehat, persalinan aman, nifas nyaman ibu selamat, bayi sehat, pencegahan
penyakit fisik dan jiwa, gangguan gizi dan komplikasi kehamilan, persalinan, dan
nifas agar ibu danbayi sehat. Perawatan bayi baru lahir agar tumbuh kembang
optimal, serta aktifitas fisik ibu hamil.

B. Metode/Cara Pelaksanaan Kegiatan Termasuk Pelaksanaannya


a. Metode

Pelaksanaan Pemeriksaan Ante Natal Care diposyandu sesuai standar

b. Pelaksana Kegiatan

1 orang bidan Puskesmas/Bidan Desa

C. Frekuensi Kegiatan

Pelaksanaan Pemeriksaan Ante Natal Care dilakukan sesuai dengan jadwal


posyandu 1 kali/posyandu/bulan.

D. Output Kegiatan

a. Output Kegiatan

Pelaksanaan pemeriksaan di posyandu diharapkan sebagai sarana untuk


mendekatkan akses pelayanan yang mampu dijangkau oleh semua sasaran yang
berada disekitar posyandu, semua
sasaran bisa mendepatkan pemeriksaan setiap bulannya. Selanjutnya semua
sasaran, jenis pemeriksaan dan hasil pemeriksaan akan dituliskan di dalam
laporan hasil.

b. Standar Pelaporan

1. Surat Tugas

2. Laporan Hasil

3. Dokumentasi Kegiatan

4. Kwitansi

c. Format Laporan Hasil Kegiatan

KOP PUSKESMAS
Nama Kegiatan :
Dasar Pelaksanaan :
Tgl Pelaksanaan :
Jumlah Sasaran :
Jumlah Peserta :
Presentas : (Jumlah Bumil yang hadir/ Jumlah sasaran X
e 100 %)
Tempat
Pelaksanaan :

Jenis Hasil
Ket
No Nama RTL
pemeriksaan Pemeriksaan
E. Biaya

Berdasakan Riil Cost masing-masing wilayah

Sinjai, 17 Januari 2020

Kabid Kesmas

Andi Syamsinar, SKM

Nip. 19800920 200502 2 007


KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PEMANTAUAN
KESEHATAN IBU NIFAS DAK NON FISIK TA. 2020

Provinsi/Kabupaten/ : Sulawesi Selatan / Sinjai


Kota
: DAK NON FISIK
Jenis DAK
: Kesehatan
Bidang DAK Non Fisik
: BOK Primer
Sub bidang DAK (Jika
ada) : Upaya Kesehatan Ibu dan Neonatus

Menu Kegiatan : 1. Pelayanan Nifas termasuk KB

Sub Kegiatan 2.Pemantaua kesehatan Ibu Nifas

: 16 Puskesmas
Instansi Pelaksana
A. LatarBelakang

1. DasarHukum

a. Undang-undang Kesehatan No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

b. Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 1996 Tenaga Kesehatan ;

c. Keputusan Menteri Kesehatan No 741 Tahun 2008 Tentang Standar


Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten / Kota ;

d. Peraturan Bupati Nomor 25 Tahun 2019 Tentang Rencana Kerja Pemerintah


Daerah Kabupaten Sinjai Tahun 2020 ( Berita Daerah Kabupaten Sinjai
Tahun 2019 Nomor 25 );

e. Peraturan Bupati Nomor 41 Tahun 2019 Tentang Penjabaran Anggaran


Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Sinjai Tahun Anggaran 2020
( Berita Daerah kabupaten sinjai Tahun 2019 Nomor 41 );

2. Gambaran Umum

Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih


diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan Ibu dan Anak, terutama
pada kelompok yang paling rentan
kesehatan yaitu Ibu hamil, Bersalin dan bayi pada masa perinatal. Hal ini ditandai
dengan tingginya Angka kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).

Tiga tantangan utama percepatan penurunan AKI adalah masih kurang


optimalnya akses terhadap pelayanan di fasilitas kesehatan yang berkualitas,
terbatasnya sumber daya strategis untuk kesehatan ibu dan neonatal, serta
rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu.
Diperkirakan 15 % kehamilan dan persalinan akan mengalami komplikasi.
Sebagian komplikasi ini dapat mengancam jiwa, tetapi sebagian besar komplikasi
dapat dicegah dan ditangani bila ibu segera mencari pertolongan ketenaga
kesehatan, tenaga kesehatan melakukan prosedur penganan yang sesuai, standar
dan melakukan rujukan segera.

Seperti kita ketahui bahwa salah satu indikator yang harus dicapai dalam
peningkatan kesehtan ibu adalah cakupan pelayanan antenatal yaitu K1 dan K4.
Saat ini, akses terhadap pelayanan pemeriksaan ibu hamil (K1) telah mencapai
81,3%, sedangkan kunjungan antenatal K4 masih 70,0% (Data Riskesdas 2013).
Besarnya kesenjangan tersebut menunjukkan bahwa pelayanan antenatal belum
berjalan sebagaiman mestinya. Meski banyak ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya pertama kali (K1) tidak pada trimester-1 dan ibu hamil yang telah
memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan masih banyak yang
meneruskan kunjungannya untuk pemeriksaan selanjutnya sehingga tidak dapat
mencapai K4, artinya kesinambungan pelayanan antenatal (continum of care)
belum berjalan dengan baik.

Salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh Puskesmas dalam rangka
meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan antenatal agar dapat mencapai K4
adalah melalui pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan melaksanakan
kelas ibu hamil.

Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar kelompok bagi ibu hamil,
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku
ibu agar memahami tentang pemeriksaan kehamilan sehingga ibu dan janin
sehat, persalinan aman, nifas nyaman ibu selamat, bayi sehat, pencegahan
penyakit fisik dan jiwa, gangguan gizi dan komplikasi kehamilan, persalinan, dan
nifas agar ibu danbayi sehat. Perawatan bayi baru lahir agar tumbuh kembang
optimal, serta aktifitas fisik ibu hamil.

B. Metode/Cara Pelaksanaan Kegiatan Termasuk Pelaksanaannya

a. Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan Pemantaua Nifas dilakukan oleh bidan dengan cara mengunjungi


rumah setiap sasaran.

b. Pelaksana Kegiatan

Dilakukan oleh 1 orang petugas (bidan puskesmas/bidan desa)

C. Frekuensi Kegiatan

Pelaksanaan Pemantauan Nifas Dilakukan 1 kali/dusun/bulan.


D. Output Kegiatan

a.Output kegiatan

Pelaksanaan pemantauan nifas diharapkan mampu mendeteksi secara dini


kelainan-kelaian atau tanda bahaya yang terjadi pada ibu nifas agar segera
dilakukan tindakan berdasarkan tanda bahaya yang didapatkan. Adapun jenis
pemeriksaan dan hasil pemeriksaan akan dituliskan di dalam laporan hasil.

b.Standar Pelaporan

1. Surat Tugas

2. Laporan Hasil

3. Dokumentasi Kegiatan

4. Kwitansi

c. Format Laporan Hasil Kegiatan

KOP PUSKESMAS
Nama Kegiatan :
Dasar Pelaksanaan :
Tgl Pelaksanaan :
Jumlah Sasaran :
Jumlah Peserta :
Presentas : (Jumlah Bufas yang dikunjungi/ Jumlah sasaran
e X 100 %)
Tempat
Pelaksanaan :
Jenis Hasil
Ket
No Nama RTL
pemeriksaan Pemeriksaan

E. Biaya

Berdasakan Riil Cost masing-masing wilayah

Sinjai, 17 Januari 2020

Kabid Kesmas

Andi Syamsinar, SKM

Nip. 19800920 200502 2 007

Anda mungkin juga menyukai