Anda di halaman 1dari 32

PELAKSANAAN OTOPSI VERBAL

KEMATIAN MATERNAL NEONATAL


No.Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman : 1/2

UPT PUSKESMAS ROHAYA


BONTOLEMPANGAN II NIP. 196806141988032004

1. Pengertian Autopsi verbal adalah suatu kegiatan untuk mencari informasi


tentang sebab kematian untuk proritas kesehatan masyarakat,
pola penyakit, tren penyakit dan untuk evaluasi dampak upaya
preventif maupun promotif
2. Tujuan Sebagai acuan dalam menerapkan langkah-langkah
pelaksanaan otopsi verbal kematian maternal Neonatal
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Bontolempangan II
No. Tentang capaian Indikator dan Target
4. Referensi Permenkes No. 21 Tahun 2021 tentang Pelayanan kesehatan
masa sebelum hamil, masa hamil, persalinan, dan masa
sesudah melahirkan, pelayanan kontrasepsi, pelayanan
kesehatan seksual
5. Prosedur / Langkah- 1. Bidan menerima laporan tentang adanya kasus kematian
langkah ibu dan bayi dan melapor kepada kepala puskesmas.
2. Kepala puskesmas beserta tim surveilans yang terdiri dari
kepala puskesmas, dokter, bidan, dan petugas surveilans
mengecek kebenaran informasi / laporan ke lapangan
dengan mendatangi ketua RT setempat dan rumah pasien.
3. Tim melakukan autopsi verbal dengan melakukan
wawancara ke pihak keluarga diantaranya mengenai :
a. Identitas pasien perawatan ANC
b. Kronologi persalinan
c. Riwayat rujukan
d. Tindakan dan pengobatan yang telah diberikan kepada
pasien
e. Riwayat persalinan sebelumnya
4. Tim melakukan autopsi verbal dengan wawancara kepada
bidan penolong persalinan jika persalinan ditolong oleh
bidan.
5. Jika persalinan di rumah sakit maka Dinas Kesehatan
Kabupaten Bandung Barat mengirim surat kepada pihak
rumah sakit untuk melaporkan kasus tersebut.
6. Bidan melakukan pencatatan dan pelaporan.
7. Bagan alir
Bidan menerima laporan
tentang kematian dan
Persiapan alat
melapor kepada Kepala
Puskesmas

Kepala Puskesmas bersama Tim mengecek


kebenaraan berita tersebut ke rumah pasien

Tim melakukan autopsi verbal dengan cara


wawancara ke pihak keluarga
Jika persalinan di
RS maka Dinkes
akan
menghubungi Tim melakukan autopsi verbal dengan cara
pihak RS dan wawancara ke Bidan penolong
meminta
laporannya

melakukan pencatatan dan


pelaporan.

8. Hal2 yang
diperhatikan

9. Unit terkait Bidan Desa


10. Dokumen terkait -

11. Rekaman historis N Yang Isi Tgl mulai diberlakukan


perubahan o diubah perubahan
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS BONTOLEMPANGAN II
Jl. Poros Sapaya-Malakaji Km. 70 Desa Paranglompoa, Kec. Bontolempangan,
Kab. Gowa, Prov. Sul-Sel, Kode pos 92176 Telp: 082187414648,
E-mail : pkmbontolempangan2@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PELACAKAN DAN PELAPORAN


KEMATIAN DAN PELAKSANAAN OTOPSI VERBAL KEMATIAN IBU DAN
BAYI /BALITA DI UPT PUSKESMAS BONTOLEMPANGAN II

A. PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator
penting dari derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan
jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait
dengan gangguan kehamilan atau penaganannya tidak termasuk
kecelakaan atau kasus insidentil selama kehamilan, melahirkan dan
dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan
lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. AKI juga dapat
digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan.
Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan
dan pelayanan selamakehamilan dan melahirkan. Sensivitas AKI
terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya indicator
keberhasilan pembangunan sektor kesehatan
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah penduduk yang
meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam
1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Usia bayi merupakan
kondisi yang tentan baik terhadap kesakitan maupun kematian.
Angka Kematian Neonatal (AKN)adalah jumlah penduduk yang
meninggal satu bulan pertama setelah kelahiran (0-28 hari) yang
dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Saat ini status kesehatan ibu dan anak di Indonesia masih jauh
dari harapan, ditandai dengan masih tingginya angka kematian ibu
(AKI) yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup(SDKI,2012). Kondisi angka
kematian bayi (AKB) tidak jauh berbeda, saat ini Indonesia kematian
bayi sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012). Sedangkan
angkakematianneonatal (AKN) periode 5 tahun terakhir mengalami
stagnasi. Berdasarkan laporan SDKI 2007 dan 2012 diestimasikan
sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup. Kematia neonatal menyumbang
lebih dari setengahnya kemtian bayi (59,4%), sedangkan jika
dibandingkan dengan sngkakematian balita, kematian neonatal
menyumbangkan 47,5%.
Terdapat tiga jenis area intervensi yang dapat dilakukan untuk
menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu dan neonatal yaitu
melalui : (1) Peningkatan pelayanan antenatal yang mampu mendeteksi
dan menangani kasus resiko tinggi secara memadai, (2) Pertolongan
persalinan yang bersih dan aman oleh tenaga kesehatan terampil,
pelayanan pasca persalinan dan kelahiran, serta (3) Pelayanan
emergensi kebidanan dan neonatal dasar (PONED) dan komprehensif
(PONEK) yang dapat dijangkau.

B. LATAR BELAKANG
Beberapa program penurunan AKI dan AKB di Indonesia telah
dilakukan melalui kebijakan Making Pregnancy Safer (MPS). Salah
satunya adalah dengan meningkatkan mutu dan menjaga
kesinambungan pelayanan kesehatan ibu serta neonatal ditingkat
pelayanan dasar dan pelayanan rujukan. Hal tersebutdapat dilakukan
dengan mengemangkan konsep Audit Maternal Perinatal Neonatal
(AMP) tingkat Kabupaten / Kota. Ruang lingkup AMP yang
dikembangkan dalam pedoman ini mencakup audit untuk ibu, bayi
pada masa perinatal, hingga neonatal.
AMP dapat dimanfaatkan untuk menggali permasalahan yang
berperan atas kejadian morbiditas maupun mortalitas yang berakar
pada pasien/keluarga,petugaskesehatan, manajemen pelayanan, serta
kebijakan pelayanan. Melalui kegiatan ini diharapkan para pengelola
program KIA di Kabupaten/Kota, para pemberi pelayanan di tingkat
pelayanan dasar puskesmas dan jajarannya dan di tingkat pelayanan
rujukan (RS Kabupaten atau Kota) dapat menetapkan prioritas untuk
mengatasi factor-faktor yang berpengaruh tersebut.
Data dari AMP di tingkat Kabupaten/Kota diharapkan akan dapat
digunakan untuk proses audit di tingkat provinsi untuk menghasilkan
kebijakan tingkat tinggi melalui mekanisme Confidential Enquiriesinto
Maternal& Neonatal Deaths (CEMD). Pada tingkat ini, dapat dilibatkan
pakar dari berbagai macam bidang (misalnya terkaittransportasi, dan
lain-lain) untuk menghasilkan intervensi yang berbasis bukti dan
diharapkan dapat memperbaiki kualitas pelayanan maternal dan
perinatal atau neonatal. Dalam kaitannya dengan kegiatan CEMD di
tingkat provinsi. Dinas Kesehatan Provinsi berkepentingan untuk
mengumpulkan data AMP dari seluruh Kabupaten/Kota di wilayahnya.
Selain itu, Dinas Kesehatan Provinsi diharapkan dapat memfasilitasi
kegiatan AMP di Kabupaten/Kota dalam hal bila terjadi kematian lintas
batas dan menyediakan pengkaji eksternal bagi Kabupaten/Kota yang
memerlukannya.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mendapatkan data kematian ibu dan bayi untuk meningkatkan
mutu pelayanan KIA di seluruh wilayah kerja Puskesmas
Bontolempangan II dalam rangka mempercepat penurunan angka
kematian ibu dan perinatal.
2. Tujuan Khusus
 Menerapkan pembahasan analitik mengenai kasus kebidanan
dan perinatal secara teratur dan berkesinambungan di wilayah
kerja puskesmas
 Menentukan intervensi dan pembinaan untuk masing-masing
pihak yang diperlukan untuk mengatasi maslah-masalah yang
ditemukan dalam pembahasan kasus
 Mengembangkan mekanisme koordinasi antara dinas kesehatan
Kabupaten/Kota, rumah sakit pemerintah/swasta, puskesmas,
rumah sakit bersalin dan BPJS dalam perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi terhadap intervensi yang
disepakati.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Pembentukan Tim AMP
2. Penyebarluasan informasi dan petunjukteknis pelaksanaan AMP
3. Menyusun rencana (POA) AMP
4. Pelaksanaan kegiatan AMP
5. Menyusun rencana tindak lanjut terhadap temuan dari kegiatan
6. Pemantauan dan evaluasi

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Menyampaikan informasi kepada staf puskesmas terkait mengenai
upaya peningkatan kualitas pelayanan KIA melalui kegiatan AMP
2. Melakukan koordinasi dengan bidan desa dan kader setempat untuk
lapor ke puskesmas jika ada kasus kematian ibu/bayi.
3. Melakukan pencatatan atas kasus kesakitan dan kematian ibu serta
perinatal dan penanganan atau rujukannya, untuk kemudian
dilaporkan ke dinas kesehatan kabupaten gowa.
4. Melakukan pelacakan sebsb kematian ibu / perinatal (otopsi verbal)
dan informasi ini harus dilaporkan ke dinas kesehaan
kabupaten/kota. Temuan otopsi verbal dibicarakan dalam
pertemuan audit di kabupaten kota.
5. Mengikuti / melaksanakan kegiatan peningkatan kualitas pelayanan
KIA sebagai tindak lanjut dari kegiatan audit.
6. Membahas hasil tindak lanjut AMP dengan lintas sektor terkait
7. Mengevaluasi hasil kegiatan pelacakan kasus kematian ibu/bayi.

F. SASARAN
Bidan desa yang berada di wilayah kerja UPT Puskesmas
Bontolempangan II.

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

DESA/ BULAN KEGIATAN


NO KET
KELURAHAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Paranglompoa

Dilakukan
2. Pa’ladingan tergantung
ada
tidaknya
kasus yang
3. Bontoloe
didapati

4. Bontotangnga

H. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN


PELAPORAN
Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan pada setiap
pelaksanaan kegiatan oleh penanggungjawab kegiatan program KIA dan
penanggungjawab UKM essensial bersama Kepala Puskesmas. Laporan
evaluasi kegiatan dibuat oleh penanggungjawab kegiatan program KIA
dan diverifikasi oleh penanggungjawab UKM essensial, apabila terdapat
ketidak sesuaian dalam pelaksanaan kegiatan, maka harus segera
dilakukan tindak lanjut.

I. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Menggunakan format pencatatan yang telah disediakan seperti
form otopsi verbal yang kemudian dimasukkan ke dalam aplikasi
Maternal Perinatal death Notification (MPDN)

Mengetahui
Kepala UPT. Puskesmas
Bontolempangan II
Penanggungjawab Program

Hj. Rohaya, S.Kep.Ns


Nip.19680614 198803 2 004 Nur Resky Febriani, SST
Nip.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS BONTOLEMPANGAN II
Jl. Poros Sapaya-Malakaji Km. 70 Desa Paranglompoa, Kec. Bontolempangan,
Kab. Gowa, Prov. Sul-Sel, Kode pos 92176 Telp: 082187414648,
E-mail : pkmbontolempangann2@gmail.co

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PEMBINAAN PUSTU DAN POSYANDU


DI UPT PUSKESMAS BONTOLEMPANGAN II

A. PENDAHULUAN
Puskesmas adalah Unit Pelayanan Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas
Bontolempangan II adalah salah satu UPT Dinas Kesehatan Kabupaten
Gowa dengan wilayah kerja mencakup 4 (Empat) Desa di Kecamatan
Bontolempangan yang meliputi Desa Paranglompoa, Pa’ladingang,
Bontoloe dan Bontotangnga.
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh UPT
Puskesmas Bontolempangan II adalah menjadi puskesmas malabbiri
menuju masyarakat bontolempangan yang sehat, mandiri dan
berkeadilan 2025.
Dalam menyelenggarakanupaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat.Puskesmas perlu ditunjang dengan pelayanan
dijaringanpuskesmas yang meliputi Puskesmas Pembantu (pustu) yang
terdiri dari 3 buah pustu diwilayah kerja Puskesmas Bontolempangan II
yaitu Pustu Pa’ladingan yang terletak di Desa Pa’ladingan, Pustu
Bontoloe yang terletak di Desa Bontoloe, dan Pustu Bontotangnga yang
berada di Desa Bontotangnga.

B. LATAR BELAKANG
Peran Puskesmas Pembantu sangatlah strategis dan vital dalam
meningkatkan akses dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar di
wilayah kerja puskesmas, untuk mendukung pelaksanaan pelayanan
kesehatan UKM dan UKP, kegiatan posyandu, imunisasi, penyuluhan
kesehatan, surveilans, pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan,
serta mendukung pelayanan rujukan, dan pelayan promotif dan
preventif.
Pustu sebagai jaringan pelayanan puskesmas yang paling dekat
pada masyarakat dalam memberikan pelayanan kesehatan secara
permanen di desa dalam wilayah kerja puskesmas,termasuk juga pustu
yang ada diwilayah kecamatan Bontolempangan.
Pustu sebagai ujung tombak pembangunan kesehatan masyarakat
di kelurahan/desa perlu perbaikan – perbaikan yang akan dilaksanakan
akan membuat pustu mampu untuk melaksanakan pelayanan
kesehatan yang optimal. Pelayanan kesehatan yang dilakukan akan
sama seperti pelayanan puskesmas pada umumnya. Pustuakan menjadi
pilihan utama masyarakat untuk dimanfaatkan, karena pustu
merupakan satu-satunya pelayanan kesehatan dasar yang terdekat dan
sangat mudah untuk dijangkau oleh masyarakat sehingga perlu
dilakukan pembinaan pustu secara massif, intensif dan
berkesinambungan.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terwujudnya pustu sebagai jaringan pelayanan puskesmas yang
paling dekat pada masyarakat dalam memberikan pelayanan
kesehatan secara permanen di kelurahan dalamwilayah kerja
Puskesmas Bontolempangan II.
2. Tujuan Khusus
 Meningkatnya pemahaman dan pengetahuan SDM yang bekerja di
pustu sehingga terwujudnya koordinasi yang bersinergi dengan
puskesmas induknya.
 Meningkatkan kemampuan SDM, sarana dan prasarana pustu
sehingga dapat menjadi ujung tombak dan meningkatkan derajat
kesehatan diwilayah kerja Puskesmas Bontolempangan II

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Petugas Melakukan Pendataan Sasaran SDM Pustu yang akan dibina
di wilayah Puskesmas Bontolempangan II
2. Petugas merencanakan/membuat jadwal pelaksanaan, petugas yang
dibutuhkan dan media yang digunakan untuk pembinaan pustu
3. Petugas membuat pelaporan hasil pembinaan pustu
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Melakukan pembinaan secara langsung dengan cara mengunjungi
langsung pustu-pustu sesuai dengan jadwal yang telah dibuat
2. Melakukan pembinaan tentang masalah administrasi serta
kelengkapan laporan ditingkat polindes/pustu

F. SASARAN
Kader posyandu dan bidan desa

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

BULAN KEGIATAN
N JENIS
O KEGIATAN Ja Fe Ma Ap Me Ju Ju Ag Se Ok No De
n b r r i n l s p t v s
1. Pembinaan Pustu √ √ √ √ √ √

H. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN


PELAPORAN
Kegiatan pembinaan pustu dibuat laporan sesuai sistematika laporan
evaluasi yang berlaku. Laporan dibuat setelah melaksanakan kegiatan
dengan dilampiri dokumentasi kegiatan.

I. PENCATATAN DAN PELAPORAN


1. Pencatatan dilakukan setiap akhir mengikuti kegiatan
2. Pelaporan dilakukan pada akhir kegiatan

Mengetahui
Kepala UPT. Puskesmas
Bontolempangan II Penanggungjawab Program

Agustinah, SST
Hj. Rohaya, S.Kep.Ns
Nip.19720806 199203 2 010
Nip.19680614 198803 2 004
PELAKSANAAN EDUKASI BIMBINGAN
PERKAWINAN/KONSELING
PRANIKAH
DI KUA
No.Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

UPT PUSKESMAS ROHAYA


BONTOLEMPANGAN II NIP. 196806141988032004

1. Pengertian Pelaksanaan edukasi bimbingan perkawinan/konseling pranikah


di KUA adalah informasi yang diberikan kepada calon pengantin
laki-laki maupun perempuan mengenai persiapankesehatan
pranikah.
2. Tujuan Sebagai acuan untukmenerapkan langkah-langkah pelaksanaan
edukasi bimbingan perkawinan/konseling pranikah di KUA
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Bontolempangan II No.
Tentang capaian Indikator dan Target
4. Referensi 1. Kementrian Kesehatan No.75 Tentang Pemberdayaan
Masyarakat
2. Pedoman Standar Nasional Pelayanan Kesehatan Peduli
Remaja,Kementrian Kesehatan 2016
3. Kesehatan reproduksi dan Seksual bagi calon pengantin
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta 2009
5. Prosedur / 1. Pihak KUA memberitahukan jadwal pembinaan perkawinan
Langkah-langkah dan konseling catin 1 hari sebelum hari pelaksanaan
2. Petugas puskesmas mempersiapkan keperluan konseling
3. Petugas puskesmas datang ke KUA untuk memberikan
konseling
4. Petugas mengucapkan salam dan menjelaskan tujuan
konseling kepada semua pasangan yang hadir
5. Petugas mencatat identitas, Melakukan
6. Petugas menjelaskan konseling yang akan diberikan dan
melakukan konseling sesuai dengan maslahnya masing-
masing pasangan
7. Petugas memberikan kesempatan kepada pasangan untuk
bertanya (jika ada yang belum dimengerti dengan informasi
yang diberikan petugas)
8. Petugas mencatat di buku register
9. Petugas mengarahkan untuk ke puskesmas untuk
mendapatkan imunisasi Td dan pemeriksaan laboratorium
untuk mendapatkan surat keterangan sehat untuk calon
pengantin

6. Bagan alir
Pihak KUA Petugas puskesmas
memberitahukan jadwal mempersiapkan keperluan
pembinaan kepada konseling
pasangan catin

Petugas puskesmas datang


ke KUA

Petugas menjelaskan
tujuan konseling kepada
semua pasangan yang
hadir

Petugas mencatat identitas

Petugas melakukan
konseling

Petugas memberikan
kesempatan kepada
Petugas mengarahkan pasangan untuk bertanya
untuk ke puskesmas
untuk mendapatkan
imunisasi Td dan
pemeriksaan Petugas mencatat di buku
laboratorium untuk register
mendapatkan surat
keterangan sehat untuk
calon pengantin

7. Hal2 yang
diperhatikan

8. Unit terkait KUA


9. Dokumen terkait -

10. Rekaman historis N Yang Isi Tgl mulai diberlakukan


perubahan o diubah perubahan
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS BONTOLEMPANGAN II
Jl. Poros Sapaya-Malakaji Km. 70 Desa Paranglompoa, Kec. Bontolempangan,
Kab. Gowa, Prov. Sul-Sel, Kode pos 92176 Telp: 082187414648,
E-mail : pkmbontolempangann2@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PELAKSANAAN EDUKASI BIMBINGAN


PERKAWINAN/KONSELING PRANIKAH DI KUA

A. PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan kebutuhan dan hak setiap insan agar dapat
kemampuan yang melekat dalam diri setiap insan, hal ini hanya bias
dicapai bilamasyarakat, baik secara individu maupun kelompok berperan
serta untuk meningkatkan kemempuan hidup sehatnya.
Kemandirian masyarakat diperlukan untuk mengatasi maslah
kesehatannya dan menjalankan upaya pemecahannya sendiri adalah
kelangsungan pembangunan. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Oleh karena itu perlu diselenggarakan upaya kesehatan dengan
pendekatan pemeliharaan promosi kesehatan (promotif),pencegahan
penyakit (preventif),penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan
kesehatan (rehabilitative) yang diselenggarakan secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan dalam rangka memajukan kesehatan
masyarakat serta meningkatkan deajat kesehatan masyarakat maka
diperlukan strategi promosi kesehatan baik kepada pemerintah, tokoh
masyarakat dan khususnya kepada masyarakat.

B. LATAR BELAKANG
Masalah kesehatan ibu dan anak yang mendasar di wilayah
puskesmas bontolempangan II adalah tingginya kasus kek dan stanting.
Persoalan pokok kesehatan ini salah satu dipicu oleh usia pernikahan
yang terlalu dini.Pasangan usia subur yang menikah dini tidak
mempunyai kesiapan untuk hamil, melahirkan dan memelihara anak
secara sehat. Untuk itu diperlukan persiapan sebelum menikah dan hal-
hal yang dilakukan dalam berumah tangga, agar keluarga ataupasangan
suami istri dapat merawat keluarga dan membentuk keluarga bahagia
dan sehat sejahtera.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal
2. Tujuan Khusus
 Agar mendapat pemahaman tentang tahapan dan persiapan
menjelang pernikahan
 Agar mengetahui apa saja kewajiban suami dan kewajiban istri
 Agar mempersiapkan kesehatan fisik
 Agar mempersiapkan kesehatan mental
 Agar mempersiapkan kesiapan social ekonomi
 Agar mengetahui etika hubungan seksual
 Agar mengetahui kesehatan ketika berumah tangga dan persiapan
untuk hamil

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Pemberian KIE kesehatan reproduksi
2. Pemeriksaan kesehatan
3. Imunisasi TT
4. Laboatorium (Hb, Golongan darah,HbSag)

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Kegiatan pemeriksaan calon pengantin digedung dilaksanakan di ruang
KIA dan imunisasi

F. SASARAN
Semua calon pengantin

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

BULAN KEGIATAN
N JENIS
O KEGIATAN Ja Fe Ma Ap Me Ju Ju Ag Se Ok No De
n b r r i n l s p t v s
Bimbingan
1. √ √ √
Pranikah
H. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN
PELAPORAN
Sasaran mendapatkan pengetahuan tentang pernikahan serta
terlayani dengan baik oleh petugas kesehatan

I. PENCATATAN DAN PELAPORAN


1. Buku register calon pengantin
2. Kartu imunisasi TT

3.
Mengetahui
Kepala UPT. Puskesmas Penanggungjawab Program
Bontolempangan II

Agustinah, SST
Hj. Rohaya, S.Kep.Ns
Nip.19720806 199203 2 010
Nip.19680614 198803 2 004
KELAS IBU HAMIL
No.Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman : 1/2

UPT PUSKESMAS ROHAYA


BONTOLEMPANGAN II NIP. 196806141988032004

1. Pengertian Kelas Ibu Hamil adalah pembahasan materi buku KIA dalam
bentuk tatap muka dalam kelompok yang diikuti dan tukar
pengalaman antara ibu-ibu hamil atau suami keluarga dan
petugas kesehatan.
2. Tujuan Sebagai acuan Untuk menerapkan langkah-langkah kelas ibu
hamil

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Bontolempangan II No.


Tentang Capaian Indikator dan Target
4. Referensi Permenkes No. 21 Tahun 2021 Tentang penyelenggaraan
pelayanan kesehatan masa sebelum hamil, masa hamil,
persalinan, dan masa sesudah melahirkan, pelayanan
kontrasepsi, dan pelayanan kesehatan seksual.
5. Prosedur / a. Alat dan Bahan
Langkah-langkah 1. Buku KIA
2. Lembarbalikkelasibuhamil
3. Leaflet
4. LCD
b. Prosedur Tahap Persiapan
1. Petugas melakukan identifikasi atau mendata semua ibu
hamil yang ada di wilayah kerja
2. Petugas mempersiapkan tempat dan sarana
3. Petugas mempersiapkan materi, alat bantu, penyuluhan dan
jadwal pelaksanaan
4. Petugas mengundang ibu hamil yang telah ditentukan
sebagai peserta
5. Petugas mempersiapkan timpelaksana kelas ibu hamil
Tahap Pelaksanaan Petugas melaksanakan 4 kali
pertemuan, yang berisi Penjelasan umum ibu hamil dan
pengenalan peserta, pada pertemuan berikutnya dilakukan
review materi pertemuan sebelumnya
6. Curah pendapat tentang materi yang akan disampaikan
7. Penyampaian materi
8. Evaluasi pelaksanaan pertemuan
9. Kesimpulan pelaksanaan pertemuan
10. Latihan aktifitas fisik atau senam hamil

6. Bagan alir

Mengidentifikasi atau
mendata semua ibu
hamil yang ada di Petugas mempersiapkan
wilayah kerja tempat dan sarana

Mempersiapkan
Mengundang ibu hamil materi,alat bantu
yang ada di wilayah penyuluhan dan jadwal
kerja pelaksanaan

Mengundang
Mempersiapkan tim
ibu hamil yang
pelaksana kelas ibu
ada di wilayah
hamil,tahap pelaksanaan
kerja
4 kali pertemuan

7. Hal2 yang
diperhatikan

8. Unit terkait Bidan Desa


9. Dokumen terkait -

10. Rekaman historis N Yang Isi Tgl mulai diberlakukan


perubahan o diubah perubahan
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS BONTOLEMPANGAN II
Jl. Poros Sapaya-Malakaji Km. 70 Desa Paranglompoa, Kec. Bontolempangan,
Kab. Gowa, Prov. Sul-Sel, Kode pos 92176 Telp: 082187414648,
E-mail : pkmbontolempangann2@gmail.co

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KELAS IBU HAMIL


DI UPT PUSKESMAS BONTOLEMPANGAN II

A. PENDAHULUAN
Kelas ibu hamil ini merupakansarana untuk belajar tentang
kesehatan ibu hamil dalam bentuk tatap muka,kelompok yang bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi ibu hamil
mengenai kehamilan, persalinan, nifas dan KB pascasalin,pencegahan
komplikasi, perawatan bayi baru lahir, dan aktifitas fisik atau senam
hamil. Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan ibu hamil salah
satunya dilakukan melalui kelas ibu hamil.

B. LATAR BELAKANG
Salah satu penyebab tingginya AKI dan AKB adalah
ketidakberdayaan seorang ibu dalam menentukan keputusanuntuk
mendapatkan pertolongan medis apabila terjadi permasalahan pada
kehamilan dan keadaan bayinya, hal ini disebabkan karena masih
rendahnya tingkat pengetahuan ibu dalam perawatan kesehatan ibu
hamil dan tanda-tanda bahaya maternal dan neonatal (ibu dan bayi).
Untuk meningkatkan pengetahuan ibu dan masyarakat tentang
kesehatan ibu dan bayi, maka dapat dilakukan penyuluhan kesehatan
melalui kelas ibu hamil.
Kelas ibu hamil adalah kegiatan belajar kelompok tentang
kesehatanibu hamil dalam bentuktatap muka yang bertujuan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan,persalinan, perawatan
nifas dan perawatan bayi baru lahir, melalui praktik dengan
menggunakan buku KIA.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap ibu agar
memahami tentang kehamilan agar ibu dan janin sehat,
persalinan aman, nifas nyaman, ibu selamat dan bayi
sehat.
2. Tujuan Khusus
 Terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antar
peserta (ibu hamil, suami dan keluarga)
 Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu
hamil tentangpemeriksaan kehamilan, persalinan yang
aman, nifas yang nyaman, pencegahan dan deteksidini
komplikasi, perawatan bayi baru lahir dan aktifitas
fisik.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Tahap Persiapan
 Petugas melakukan identifikasi dan mendata semuaibu
hamil yang ada di wilayah kerja
 Petugas mempersiapkan tempat dan sarana
 Petugas mempersiapkan materi, alat bantu dan jadwal
pelaksanaan
 Petugas mengundang ibu hamil yang telah ditentukan
sebagai peserta
 Petugas mempersiapkan tim pelaksana kelas ibu hamil
 Melapor ke kepala desa/ kelurahan bahwa akan
melaksanakan kelas ibu hamil
2. Tahap Pelaksanaan
Petugas melaksanakan4 kali pertemuan yang bervariasi
 Penjelasan umum kelas ibu hamil, pengenalan peserta,
pada pertemuan berikutnya dilaksanakan review
tentang materi sebelumnya
 Melakukan pre tes
 Curah pendapat tentang materi yang akan
disampaikan
 Penyampaian materi
 Post tes
 Kesimpulanpelaksanaan pertemuan
 Latihan aktifitas fisik atau senam ibu hamil
3. Matriks Materi Penyuluhan Kelas Ibu Hamil
 Pemeriksaan kehamilanagar ibu dan janin sehat
 Persalinan aman,nifas aman, ibu selamat, bayi sehat
 Pencegahan penyakit dan komplikasi kehamilan,
persalinan dan nifas agar ibu dan bayi sehat
 Perawatan bayi baru lahir agar tumbuh kembang
optimal
 Isu-isu terkini seputar kehamilan, persalinan, nifas
dan bayi

E. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN


1. Membuat kesan yang menyenangkan
2. Memilih topic yang berdasarkan kebutuhan
3. Menerapkan metode yang sudah ditentukan

F. SASARAN
Ibu hamil mulai dari usia kehamilan trimester I sampai
trimester III di wilayah kerja Puskesmas Bontolempangan II

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

BULAN KEGIATAN
N JENIS
O KEGIATAN Ja Fe Ma Ap Me Ju Ju Ag Se Ok No De
n b r r i n l s p t v s
1. Kelas ibu hamil √ √

H. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN


PELAPORAN
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan perangkat evaluasi /
instrumen yang lebih spesifik berupa daftar isian yang disusun dengan
indicator-indikator tertentu. Evaluasi dilakukan oleh bidan atau dokter
yang melaksanakan kelas ibu hamil setelah pelaksanaan
I. PENCATATAN DAN PELAPORAN
1. Pelaksana kegiatan membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan data yang didapatkan dilapangan.
2. Memberikan laporan secara tertulis ke penanggungjawab program
untuk direkap secara keseluruhan.
3. Hasil kegiatan yang telah direkap oleh penanggungjawab UKM
dilaporkan kepada kepala puskesmas

Mengetahui
Kepala UPT. Puskesmas
Bontolempangan II

Hj. Rohaya, S.Kep.Ns


Nip.19680614 198803 2 004 Penanggungjawab Program

Agustinah, SST
Nip.19720806 199203 2 010
KELAS IBU BALITA
No.Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman : 1/2

UPT PUSKESMAS ROHAYA


BONTOLEMPANGAN II NIP. 196806141988032004

1. Pengertian Kelas Ibu Balita adalah suatua ktivitas belajar kelompok dalam
kelas dengan anggota beberapa ibu yang mempunyai anak
balita (usia 0-5 tahun) dibawa bimbingan satu atau beberapa
fasilitator (petugas) dengan menggunakan Buku KIA sebagai
alat pembelajaran
2. Tujuan Sebagai acuan Untuk Menerapkan Langkah-Langkah Kelas Ibu Balita

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Bontolempangan II


No. Tentang capaian Indikator dan Target
4. Referensi Permenkes No. 21 Tahun 2021 tentang Pelayanan kesehatan
masa sebelum hamil, masa hamil, persalinan, dan masa
sesudah melahirkan, pelayanan kontrasepsi, pelayanan
kesehatan seksual
5. Prosedur / Langkah- Tahap Persiapan:
langkah 1. Petugas melakukan identifikasi atau mendata semua ibu
balita yang ada di wilayah kerja kemudian menentukan
peserta yang akan mengikut ikelas ibu balita
2. Petugas mempersiapkan tempat dan sarana
3. Petugas mempersiapkan materi, alat bantu, penyuluhan dan
jadwal pelaksanaan
4. Petugas mengundang ibu balita yang telah ditentukan
sebagai peserta
5. Petugas mempersiapkan tim pelaksana kelas ibu balita

Tahap Pelaksanaan:
Petugasmelaksanakan 4 kali pertemuan, yang berisi
1. Penjelasan umum ibu balita dan pengenalan peserta, pada
pertemuan berikutnya dilakukan review materi pertemuan
sebelumnya
2. Curah pendapat tentang materi yang akan disampaikan
3. Penyampaianmateri
4. Evaluasi pelaksanaan pertemuan
5. Kesimpulan pelaksanaanpertemuan
6. Bagan alir
mengidentifikasi atau Mempersiapkan tempat
mendata semua ibu balita dan sarana
yang ada di wilayah kerja

Petugas
Petugas mengundang ibu balita mempersiapkan
materi,alat bantu
penyuluhan

Petugas
Petugas mengundang ibu balita mempersiapkan tim
pelaksana kelas ibu
balita

7. Hal2 yang Kondisi ibu Balita


diperhatikan

8. Unit terkait 1. KIA


2. Gizi
3. Promkes

9.Dokumen terkait Laporan Kegiatan Kelas Ibu Balita

10. Rekaman historis N Yang Isi Tgl mulai diberlakukan


perubahan o diubah perubahan

PEMERINTAH KABUPATEN GOWA


DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS BONTOLEMPANGAN II
Jl. Poros Sapaya-Malakaji Km. 70 Desa Paranglompoa, Kec. Bontolempangan,
Kab. Gowa, Prov. Sul-Sel, Kode pos 92176 Telp: 082187414648,
E-mail : pkmbontolempangann2@gmail.co

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KELAS IBU BALITA


DI UPT PUSKESMAS BONTOLEMPANGAN II

A. PENDAHULUAN
Kelas Ibu Balita adalah kelas dimana para ibu yang mempunyai anak
berusia 0 sampai 5 tahun secara bersama-sama berdiskusi, tukar pendapat,
tukar pengalaman akan pemenuhan pelayanan kesehatan, gizi dan stimulasi
pertumbuhan dan perkembangannya dibimbing oleh fasilitator, dalam hal ini
digunakan buku KIA.

B. LATAR BELAKANG
Secara umum buku KIA telah memperlihatkan hasil yang berarti
dengan meningkatnya pemahaman ibu terhadap kesehatan anak.
Untuk meningkatkan pemanfaatn buku KIA tersebut perlu diadakan
kegiatan yang disebut Kelas Ibu Balita.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
 Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu dengan
menggunakan buku KIA dalam meweujudkan tumbuh kembang
Balita yang optimal
2. Tujuan Khusus
 Meningkatkan kesadaran pemberian ASI secara ekslusif
 Meningkatkan pengetahuan ibu akan pentingnya
imunisasi pada bayi
 Meningkatkan keterampilan ibu dalam pemberian MP-ASI
dan Gizi seimbang kepada Balita
 Meningkatkan kemampuan Ibu memantau
pertumbuhandan melaksanakanstimulasi perkembangan
Balita
 Meningkatkan pengetahuan Ibu tentang cara perawatan
gigi Balita dan mencuci tangan yang benar
 Meningkatkan pengetahuan Ibu tentang penyakit
terbanyak, cara pencegahan dan perawatan balita.
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1. Pelaksanaan Kelas Ibu Balita dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu
usia 0-1 tahun, 1-2 tahun, dan 2-5 tahun. Peserta kelompok belajar
terbatas paling banyak 15 orang.
2. Mempersiapkantempat dan sarana belajar. Tempat belajar sebaiknya
tidak terlalu jauh dari rumah warga belajar. Sarana belajar mencakup
kursi, tikar, karpet, alat peraga dan alat-alat praktek/demo.
3. Persiapan materi mencakup pembuatan jadwal belajar yang terdiri
darijam, topic/materi, nama fasilitator dan daftar alat bantu
flipchart/lembar balik. Kertas piano, spidol, kartu metapian dsb untuk
setiap materi.
4. Mengundang ibu yang mempunyai anak berusia antara 0-5 tahun
5. Undangan disampaikan secara lisan maupun tertulis
6. Mempersiapkan tim fasilitator dan narasumber, menyusun pembagian
kerja diantara fasilitator dan narasumber. Pembagian ini akan terlihat
dalam jadwal belajar.

E. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN


1. Membuat kesan yang menyenangkan
Fasilitator dituntut untuk mampu membuat suasana kelas
menyenangkan bagi seluruh warga belajar untuk itu
diperlukan sikap ramah, tabah, dan kemampuan membuat
permainan-permainan yang memecah kebekuan (ice
breaking) dan mengasyikan.
2. Pilih topik berdasarkan kebutuhan
Topik-topikyang dibahas dalam setiap pertemuan
disesuaikandengan kebutuhan warga belajar. Oleh sebab itu
fasilitator perlu mengidentifikasi, baik melalui data maupun
diskusi dengan warga belajar, materi apa yang dianggap
tepat.
3. Menerapkan metode yang sudah ditentukan
Metode yang ditentukan adalah metode belajar orang dewasa
(andragogy) yang menekankan pada partisipasi warga belajar
dan penggunaan pengalaman sebagai sumber belajar.
Ceramah dibolehkan dalam batas waktu tertentu (tidak lebih
25% dari total waktu)
F. 2
dibolehkan dalam batas waktu tertentu (tidak lebih 25°/o dari total waktu).
Untuk sesi yang memerlukan praktek, fasilitator
menyiapkan materi-rnateri kebutuhan praktek seperti alat-alat
praktek memasak makanan, memberikan pertolongan pertama,
dan sebagainya.
G. 4.
Disiplin
waktu
H.
I. Waktu penyelenggaraan Kelas Ibu Balita harus diatur sedemikian
rupa dan ditepati.
1.
2. Memilih topic yang berdasarkan kebutuhan
3. Menerapkan metode yang sudah ditentukan

ii. SASARAN
Ibu hamil mulai dari usia kehamilan trimester I sampai
trimester III di wilayah kerja Puskesmas Bontolempangan II

iii. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

BULAN KEGIATAN
N JENIS
O KEGIATAN Ja Fe Ma Ap Me Ju Ju Ag Se Ok No De
n b r r i n l s p t v s
1. Kelas ibu hamil √ √

iv. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN


PELAPORAN
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan perangkat evaluasi /
instrumen yang lebih spesifik berupa daftar isian yang disusun dengan
indicator-indikator tertentu. Evaluasi dilakukan oleh bidan atau dokter
yang melaksanakan kelas ibu hamil setelah pelaksanaan

v. PENCATATAN DAN PELAPORAN


1. Pelaksana kegiatan membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan data yang didapatkan dilapangan.
2. Memberikan laporan secara tertulis ke penanggungjawab program
untuk direkap secara keseluruhan.
3. Hasil kegiatan yang telah direkap oleh penanggungjawab UKM
dilaporkan kepada kepala puskesmas
Mengetahui
Kepala UPT. Puskesmas Bontolempangan II

Hj. Rohaya, S.Kep.Ns


Nip.19680614 198803 2 004

Penanggungjawab Program

Agustinah, SST
Nip.19720806 199203 2 010

A. Pendahuluan

B. Latar Belakang

C. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


1. Tujuan Umum
D. Kegiatan Umum dan Rincian Kegiatan
1. Persiapan
a

E. Cara Melaksanakan Kegiatan

F. Sasaran
Pelaksanaan Kelas Ibu Balita dikelompokkan menjadi 3 kelompok
yaitu usia
0- l tahun, 1-2 tahun, dan 2-5 tahun. Peserta kelornpok
belajar terbatas paling banyak 15 orang.

G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

H. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan, dan Pelaporan


Kegiatan monitoring dilakukan secara berkala. Agar basil
monitoring dapat terdokumentasi dengan baik digunakan perangkat
monitoring. Dokumentasi basil monitoring yang baik dapat
dijadikan bahan evaluasi guna perbaikan materi dan metode
Klas lbu Balita pada waktu-waktu mendatang.
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan perangkat
evaluasi (instrumen) yang lebih spesifik berupa daftar isian
yang disusun dengan indikator-indikator tertentu. Evaluasi
oleh pelaksana (Bidan/Bidan kordinator/ Dokter) dilakukan pada
setiap pertemuan Kelas Ibu Balita.

I. Pencatatan/Pelaporan
Menggunakan registrasi yang sudah ada seperti Kohort ibu,
kohort bayi dan kohort balita dan pelaporan menjadi kegiatan
stimulan turnbuh kembang balita (LB3 KIA).

RAPAT KOORDINASI /SOSIALISASI


DI KUA
No.Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

UPT ROHAYA
PUSKESMAS NIP.
BONTOLEMP 1968061419880
ANGAN II 32004

1. Pengertian Rapat koordinasi/Sosialisasi bagi kua AdalahPertemuan


koordinasi dengan KUA/Lembaga Agama oleh Pemegang
program untuk memberikan edukasi terhadap para calon
pengantin untuk memeriksakan kesehatan ketempat
pelayanan kesehatan sebelum menikah dan mendapatkan
konseling catin
2. Tujuan Sebagai acuan dalam menerapkan langkah – langkah Rapat
koordinasi/sosialisasi Bagi KUA
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Bontolempangan II No.
Tentang Capaian Indikator dan Target
4. Referensi -

5. Prosedur / 1. Petugas Melakukan Perencanaan Pertemuan Rapat


Langkah- Koordinasi Di KUA
langkah
2. Petugas Menentukan Tujuan Diadakannya Rapat
3. Petugas Menyusun daftar yang akan diadakan
4. Petugas memulai Rapat segera setelah peserta hadir
5. Petugas memberikan edukasi terhadap para calon
pengantin untuk memeriksakan kesehatan ke
puskesmas.
6. Petugas Memberikan kesempatan untuk peserta untuk
bertanya apabila ada hal yang tidak dimengerti
7. Petugas Mencatat hasil Rapat

6. Bagan alir
Perencanaan Pertemuan Rapat
Koordinasi Di KUA
Tujuan Diadakannya

Menyusun daftar yang


akan diadakan

Mencatat Hasil
Rapat
Memulai Rapat

Memberikan
Memberikan Edukasi kesempatan untuk
peserta untuk bertanya

7. Hal2 yang
diperhatika
n

8. Unit terkait Bidan Desa


9. Dokumen -
terkait

10. Rekaman N Yang Isi Tgl mulai diberlakukan


historis o diubah perubahan
perubaha
n

Anda mungkin juga menyukai