Anda di halaman 1dari 2

PERCAYA DIRI KUNCI SUKSES

Oleh : Pramudya Alfiansyah


@praaaaam___

Sebagai manusia, rasa ketakukan akan hal sesuatu itu tidak akan pernah bisa lepas
dalam diri manusia itu sendiri. Termasuk aku sendiri pernah demikian. Sejak SD, aku dikenal
sebagai orang yang selalu takut pada semua hal. Karena title pengecut yang diberikan oleh
teman-temanku semasa duduk di bangku sekolah, aku selalu di bully. Mungkin dari faktor
fisik juga yang menyebabkan mereka memandangku sebelah mata. Awalnya, aku masih
belum mengerti tentang rasanya sakit hati, tapi setiap dipojokkan oleh mereka, aku selalu
merasa. Saking polosnya dan takutnya aku dulu, aku sering dihukum oleh guru dan ya,
tentunya aku ditertawakan oleh mereka. Dari situlah, mentalku menjadi traumatik yang
mendalam hingga rasa percaya diriku hilang, bisa dibilang aku menjadi introvert waktu itu.
Sampai pada saat aku duduk di bangku SMP, ku pikir semuanya telah usai dengan
pembullyan. Akan tetapi, bahkan lebih parah dari peristiwa yang ku alami di bangku SD. Aku
semakin terkenal sebagai cowo yang idiot, karena suatu kasus yang aku tidak ingin
mengingatnya lagi. Hingga pada waktu aku naik kelas 9, momen yang tak terduga itu terjadi.
Ada satu guru yang peduli dan baik, beliau mengajar sekaligus menasehatiku. Beliau
mengajar mata pelajaran Seni Budaya. Aku di ajarkan beliau cara bermain gitar dari chord
basic theory hingga level tinggi. Disitulah aku merasa telah menemukan passion serta timbul
rasa percaya diriku kembali. Aku giat belajar bersama beliau setiap sepulang sekolah. Namun,
takdir berkata lain. Tepat sebulan sebelum Ujian Nasional dilaksanakan, beliau wafat dan
tentunya aku bersedih kala itu. Bagaimana tidak, beliau seorang panutan sekaligus motivator
terbaik bagiku. Sebagai pemantik api dikala aku terjebak dalam kegelapan. Seketika aku
teringat kata-kata yang membuat aku terkesan. Beliau berpesan “ Nak, tidak semua kicauan
burung itu indah, tidak semua pujian manusia itu manis. Kadang bisa saja menjadi racun.
Kamu boleh gagal dalam hal apapun. Kamu tau artinya gagal ? Gagal bukan akhir dari
segalanya, kamu bisa belajar dari rasa gagal itu. Apa yang menyebabkan kamu gagal, kamu
harus bisa memperbaikinya. Hanya kamu nak, hanya kamu yang bisa merasakan. Orang
disekitar hanya tahu hasilnya, buahnya dari kamu. Jangan sedih, minimal saya sudah
membantu mengangkat derajatmu. Inshaallah, kamu berpotensi menjadi orang sukses asalkan
kamu selalu percaya diri.”. Setelah aku duduk di bangku sekolah SMK, aku mendaftarkan diri
sebagai anggota ekstrakurikuler Seni cabang Musik. Disitulah aku memperdalam dan
mengasah lagi ilmu tentang musik yang didapat sewaktu aku masih duduk di bangku SMP.
Dan aku mencoba belajar tentang alat musik lain dan aku praktekan secara otudidak. Waktu
itu rasa kepercayaan diriku sudah terbentuk dengan baik, yang menjadikan setiap aku
mencoba tidak butuh waktu lama aku bisa dan lancar memainkan alat musik tersebut seperti
drum, gitar elektrik, bass, piano. Hingga pernah aku mencoba mengikuti paduan suara.
Sebetulnya aku masih ragu dan malu, karena aku cadel huruf R. Mungkin tidak begitu
terdengar, akan tetapi bisa kurasakan falsnya suaraku ketika menyebut kata yang mengandung
huruf R. Tetapi, aku tidak menyerah. Aku mencari teknik vokal yang bisa menyembunyikan
nada cadel tetapi bisa membawakan nada dengan baik. Dan sampai sekarang masih aku latih
vokalnya seperti karaokean di dalam kamar, dari nada terendah hingga tertinggi semua ku
garap. Hingga pada suatu ketika, aku menemukan suatu inspirasi untuk menulis sebuah lagu,
dan syukurlah lagu yang kubuat bisa disukai semua teman-temanku bahkan guru pun ikut
mendengarkan laguku. Semakin percaya dirinya aku dengan sebuah karya yang ku buat itu
hingga aku mempromosikannya lewat platform YouTube, Spotify, Radio, dan lain-lain. Dan
hingga saat ini, lagu itu masih mengudara hingga ke luar pulau Jawa. Benar apa yang
dikatakan almarhum kepadaku kala itu. Aku masih tidak menyangka yang tadinya aku
dijuluki sebagai cowo idiot hingga dijuluki sebagai musisi. Ya, walaupun namaku belum
begitu besar. Tapi setidaknya ada langkahku yang bisa orang ingat sebagai mahakarya. Saat
ini aku berprofesi sebagai Karyawan Swasta disuatu perusahaan yang bergerak dibidang
manufakturing sepatu brand internasional. Dan aku juga berstatus sebagai Mahasiswa jurusan
Manajemen. Mungkin kalian para pembaca muncul banyak pertanyaan mengapa aku tidak
masuk ke jurusan Sastra Indonesia saja ? Mengapa aku tidak masuk ke jurusan Seni atau
sebagainya ? Ada suatu alasan yang mungkin cukup panjang aku ceritakan. Dan aku bisa
menulis cerpen ini karena relasi yang aku dapatkan dari mahasiswa Antar jurusan. Dan cukup
sekian cerita kisah hidup yang kubuat ini. Semoga kalian terinspirasi dari kisahku ini.

Hikmah yang bisa kita ambil ialah : “ Jangan malu untuk menunjukkan kalau kamu bisa.
Manfaatkan dan kembangkan bakat yang kamu punya. Manusia tidak ada yang terlahir
sempurna. Maka, perbanyaklah bersyukur. Apapun yang kamu lakukan akan lancar jika kamu
berani dan percaya diri.”

Anda mungkin juga menyukai