Anda di halaman 1dari 5

Tidak ada kekuatan yang terkuat selain diri sendiri

Karya: Aprillia Nurakhni Agustina

Cerita ini diangkat dari kisah nyata, ya kisah yang saya alami sendiri. Saya saat
ini merupakan seorang mahasiswi tingkat akhir semester 7 di Universitas Pendidikan
Indonesia kampus Cibiru. Awal saya lulus di jurusan Pendidikan guru sekolah dasar ini
antara bangga dan sedih. Mengapa? Hal ini karena saya salah satu orang yang kuliah
karena mengikuti keinginan orangtua, saya merasa ini bukan bidang saya, harapan saya
ketika itu bisa berkuliah dijurusan Pendidikan sosiologi yang saya minati, namun
keinginan orangtua berkata lain, mau bagaimanapun saya tetap mengikuti pilihan
orangtua, daripada saya tidak bisa kuliah. Saat itu setelah pengumuman SNMPTN dibuka
dan saya lulus, saya langsung memberikan kabar ini pada orangtua saya, betapa
bahagianya orangtua saya, orangtua saya mengucapkan syukur alhamdulillah dan mamah
saya menitikkan air mata karena bangga anaknya bisa masuk perguruan tinggi negeri.
Singkat cerita saya mengawali kuliah saya, saya bersemangat, saya mencoba
berusaha untuk memberikan yang terbaik, karena merasa ini memang sudah seharusnya
terjadi dan saya harus menerima dan menjalaninya dengan segala kerendahan hati. Saya
berpikir jika saya terus egois dengan apa yang saya mau dan saya harapkan terwujud,
sama saja saya menyakiti hati orangtua saya. Amanah serta harapan orangtua saya ini
saya jalankan dengan sungguh-sungguh, dimana saat awal kuliah saya belajar dengan
rajin, rajin membaca buku, bahkan mencari jurnal-jurnal.
Sebenernya dikelas saya ternyata bukan hanya saya yang masuk jurusan ini
karena keinginan orangtua, namun banyak juga dari teman-teman saya yang sama seperti
saya. Saya merasa bahwa saya tidak sendirian, saya berpikir jika orang lain bisa bertahan,
mengapa saya tidak ? Semester pertama dan kedua alhamdulillah saya mendapatkan hasil
yang baik, perkuliahan saya lancar, namun permasalahan pun timbul dan berdatangan
pada saat saya semester 3, 4, dan 5. Dimulai dari tugas yang banyak, mata kuliah yang
semakin sulit, sulitnya memanage waktu, rasa malas yang bergejolak, siklus pertemanan
yang mulai tak searah, dan masih banyak lagi. Lalu bagaimana saya mengatasi semua
permasalahan tersebut? Saya memiliki salah satu seorang teman dekat yang saya kenal
dari mulai awal saya masuk perkuliahan, ya dari saat mokaku. Beliau merupakan ketua
kelompok saya pada saat saya di ospek, sebut saja nama dia Ukin. Saya bisa bertahan
untuk kuliah karena dia, jujur dia adalah orang yang mengbangkitkan semangat saya,
memotivasi saya, membantu saya dari segala kesulitan apapun, bahkan dia orang yang
tak pernah letih menasehati saya untuk menjadi orang yang terus bersemangat. Suatu hari
terlintas dipikiran saya ingin pindah jurusan ke Pendidikan Sosiologi Universitas
Pendidikan Indonesia bumi siliwangi, namun dia masih membuat saya bertahan untuk
tetap di UPI Cibiru, dan ternyata sampai saat ini saya masih berkuliah di kampus saya ini.
Saya menyadari mungkin pikiran saya yang ingin pindah jurusan tersebuut karena
pelampiasan dari segala permasalahan yang terjadi pada saya saat itu, saya sering
menyalahkan keadaan, saya sering berpikir bahwa “coba kalau aku kuliah di sosiologi
mungkin aku nggak akan pernah malas seperti ini, mungkin kuliah ku mulus-mulus aja”
dan saya semakin malas untuk belajar karena berpikir bahwa ini bukan basic saya, bukan
minatnya saya. Saya sering bercengkrama dengan teman dekat saya mengenai
perkuliahan, lingkungan pertemanan, cita-cita, masa depan setelah lulus, dan masih
banyak lagi. Sehingga disuatu malam hari ketika saya akan pergi makan dengan dia, di
mobil kita membicarakan hal yang serius, sampai saya menitikkan air mata.
“Kin, aku ngerasa aku cape kuliah, aku ngerasa ini bukan bidang aku, aku ngerasa
harepan aku untuk kuliah dijurusan yang aku minati diputuskan sama orangtua aku”
ucapku pada ukin.
“Enggak ko prill, jangan kamu ngejadiin ini sebuah beban, apa yang kamu
harapkan bukan berarti itu yang terbaik buat kamu, dan apa yang kamu tidak harapkan
bukan berarti itu baik untuk kamu, intinya semua itu butuh proses, kalau kamu menekuti
kuliah ini insya allah kamu akan merasa senang ko, semua itu diawali dari hal kecil prill,
coba deh buat hatimu senang, setidaknya jika hatimu aja menolak, kamu akan merasa
semua masalah yang terjadi pada kamu itu sebuah ancaman, kalau hati kamu aja udah
seneng kuliah disini, maka mata kuliah yang kamu hadapi pun akan terasa gampang, dan
kamu merasa bahagia menjalani kuliah kamu” sahut ukin.
“tapi aku jadi males sumpah dengan semua mata kuliah yang semakin sini
semakin dirasa sulit” ucapku ..
“Namanya juga kuliah prill, semakin atas tingkatannya semakin kamu sulit
menggapainya, maka dari itu semangat itu sangat penting, nggak ada motivasi terbaik
selain diri sendiri” Sahut Ukin ..
“Tenang prill apapun yang kamu perlu, bantuan apapun, bilang yaa, seorang
sahabat tidak akan pernah meninggalkan sahabatnya kesusahan” Ucap ukin ..
Setelah sampai ditempat makan, jujur saya merasa terhibur dengan apa yang dia
katakan dimobil tadi, dia selalu menepati apa yang ia bicarakan, ia memang selalu
menjadi orang yang tidak pernah meninggalkan saya disaat saya terpuruk baik karena
masalah kuliah, pertemanan dengan orang lain, masalah keluarga dan masalah pribadi
lainnya.
Sering saya melamun, memikirkan masa depan dan generasi bangsa ini,
“bagaimana jika diluar sana banyak yang putus asa seperti saya? Banyak yang ingin
kuliah namun tidak seberuntung saya? Banyak yang ingin menjadi sukses namun
terhambat oleh masalah ekonomi dan semacamnya” Saya selalu berpikir seperti itu, dan
saya seharusnya mensyukuri dengan apa yang saya miliki saat ini, bisa berkuliah, bisa
masuk perguruan tinggi negeri yang bagus, dan masih bisa merasakan pengalaman yang
begitu banyak. Tanpa henti ukin selalu apresiasi saya dalam segala hal, dimulai dari ipk
saya yang naik, dimulai dari nilai-nilai harian saya yang baik dan selalu memotivasi saya
dimulai dari kesulitan terkecil yang saya alami.
Pendidikan ini sangatlah penting bagi generasi bangsa ini, saya contohnya
merupakan salah satu orang yang ingin menggapai cita-cita setinggi mungkin, ingin
sukses, ingin menjadi orang yang masa depannya cerah, tapi saya pemalas. Maka apa
yang nantinya akan saya banggakan? Andaikan saja semua pemuda dan generasi bangsa
lainnya berpikiran seperti itu, mungkin banyak sekali dari mereka saya selalu berusaha
untuk menggapai cita-citanya setinggi mungkin dan banyak dari mereka yang rajin, tidak
akan malas. Persoalan diluar khususnya dinegeri ini begitu banyak, poletmik dinamika
kehidupan sungguh berat untuk dijalani, banyak juga peristiwa, kasus-kasus yang terjadi
karena ketidakadilan, kekerasan, politik kekuasaan, dan lain sebagainya, hal ini apakah
tidak akan membuat negara hancur ? andai saja hal ini dipikirkan oleh generasi kita ini,
mungkin persoalan dinegeri ini khususnya dibidang Pendidikan tidak begitu banyak
terjadi. Pada faktanya, baik dari mulai dari pendidik serta yang dididik memiliki
problema, contohnya saja dikeadaan saat ini, pendidik sulit dalam membuat peserta didik
dapat belajar dengan baik, banyak yang belajar hanya karena tuntutan orang tua, bukan
karena keinginan sendiri, pada akhirnya banyak anak yang hanya menjalankan kegiatan
di sekolah tanpa memahami dan mendalami apa yang sudah diajarkan oleh gurunya, dan
setelah keluar dari lingkungan sekolah, tak banyak dari beberapa kejadian yang tak
terpuji terjadi, semisal tawuran, kenakalan remaja, bahkan pencurian yang sudah
dilakukan oleh anak sekolah dasar.
Dari hal tersebut dapat kita ketahui, keinginan belajar dalam diri itu penting,
Pendidikan karakter itu sangatlah penting, baik orangtua dan guru harus mampu
memotivasi generasi ini untuk belajar bukan karena tuntutan keterpaksaan, tapi anak
harus belajar karena untuk masa depannya, untuk kepentingannya sendiri. Bayangkan
saja, jika ada banyak orang yang seperti saya, malas belajar, tidak dapat bersyukur, tidak
dapat rendah hati menerima segala permasalahan, dan tidak ada yang dapat membimbing
atau memotivasi baik orangtuanya, gurunya, serta orang terdektanya mungkin akan
banyak orang-orang yang gagal dalam menggapai masa depannya.
Seperti yang sudah saya katakana diatas, semua itu diawali dari hal kecil,
mulailah untuk bersukur, mulai untuk menyukai lingkungan terlebih dahulu, menyukai
pendidiknya dalam artian senang disaat belajar, maka akan mudah dan senang dalam
mendalami pembelajaran yang kita hadapi. Tidaklah ada kekuatan yang terkuat dalam
hidup ini selain diri sendiri.
Lalu mengapa malas itu sering menyerang generasi muda ? sering membuat
semua orang tidak mau bangkit ? Itu semua karena dimulai dari kebiasaan. Dari contoh
yang saya alami, saya sering menunda-nunda pekerjaan rumah, tugas apapun sering lalai,
bahkan mengejar deadline, sampai akhirnya sulit dalam manage waktu. Kebiasaan-
kebiasaan buruk itu terjadi karena saya tidak punya hal yang diprioritaskan, maka
kebiasaan malas itu akan mandarah daging, sebaliknya pada oranglain, jika orang lain
terus tidak bisa memanage waktu, berleha-leha, bahkan menyepelekan hal terkecil
sekalipun, maka tidak akan pernah ada kemajuan dalam dirinya. Malas itu terjadi karena
diri kita sendiri, dan rajin itu terjadi karena diri kita sendiri pula. Kita yang seharusnya
mengendalikan diri kita sendiri, bukan malas yang mengendalikan diri kita. Saya sangat
mengharapkan diluar sana masih banyak orang-orang yang teguh akan pendiriannya
untuk menjadi orang sukses, dan jangan sampai banyak dari pemuda dan pemudi lainnya
yang letih, yang lemah dalam mengatasi permasalahan hidupnya sampai akhirnya
menjadi orang yang tertinggal.
Janganlah biarkan negeri kita ini menjadi negeri yang hancur, negeri yang
dikuasai oleh orang-orang yang tak berwenang dengan baik, begitupun untuk para
mahasiswa diluar sana, jangan lah mengedepankan emosi, turun kejalan tak sesuai aturan,
menegakkan keadilan tanpa aturan, justru mahasiswa yang baik adalah kritis dalam jiwa,
akal dan karakter. Bagaimana caranya jiwa kita kritis untuk bisa memotivasi diri sendiri,
tidak terpengaruh oleh pengaruh yang buruk, mengendalikan diri, tidak mengedepankan
emosi, bagaimana caranya akal kita berjalan dengan baik, berpikir sebelum bertindak,
dan bagaimana kita dapat berkarakter dengan baik, menjadi seseorang yang ramah,
santun, tegas dan berwibawa.
_____ Selesai_____

Anda mungkin juga menyukai