S1 18-23 tahun
TUGAS 1 REFLEKSI
1. Apa peristiwa positif dan negatif yang saya tuliskan di sana?
Peristiwa positif
Banyak peristiwa positif yang saya alami semasa kanak-kanak hingga sekarang.
Saat SD
Tidak terlalu banyak yang saya ingat semasa SMP. Yang saya ingat, saya merupakan
pribadi yang penurut, suka membantu orang tua, banyak punya teman, dan sering masuk
peringkat 5 besar di kelas.
Saat SMP
Masih penurut, suka membantu orang tua, masuk dalam peringkat 10 besar. Punya
banyak teman dan cukup terlibat dalam kegiatan ekstrakulikuler di sekolah.
Saat SMA
Saya mengenyam pendidikan di SMA pada tahun 2003. Saat itu saya dipercaya oleh
kedua orang tua saya untuk melanjutkan studi Di Pontianak. Saya sendiri berasal dari
daerah yang cukup terpencil saat itu yaitu dari desa Benua Ujung Kabupaten Kapuas
Hulu Kecamatan Embaloh Hulu. Di sini saya banyak mendapatkan pengalaman baru
terutama dalam bersosialisasi dengan teman-teman yang baru. Saya juga banyak
mendapat pelajaran yang baru termasuk dalam hal teknologi. Dalam prestasi akademik
saya selalu masuk 3 besar semasa SMA. Saya juga cukup terlibat aktif dalam beberapa
perlombaan.
Peristiwa Negatif
Peristiwa negative yang saya alami yaitu dihukum oleh guru karena tidak bisa
menghafal nama-nama provinsi, ibu kota, nama tarian daerah. Tangan saya dipukul
menggunakan penggaris kayu yang panjang sampai tangan saya bergetar (Semasa SD).
Saat SMP tangan saya aya pernah dipukul menggunakan rotan oleh guru matematika
saya karena saya tidak bisa menjawab soal matematika. Sehingga hukuman yang saya
dapatkan ini cukup memberikan trauma kepada saya. Selain peristiwa-peristiwa
tersebut, saya banyak mengalami peristiwa negative di dunia kerja. Termasuk rasa
khawatir karena usia yang semakin bertambah. Saya selalu merasa minder jika ada
tenaga pendidik baru yang masuk di sekolah saya. Saya takut tertinggal dari mereka
yang pastinya karena masih muda mereka pasti memiliki ilmu, tenaga dan daya
kreativitas yang jauh di atas saya. Rasa khawatir ini timbul karena saya mengabdi di
sekolah swasta. Saya khawatir tidak mampu mengupgrade diri dengan keterbatasan
gerak (karena usia dan kesibukan lain dalam mengurus keluarga).
3. Dampak emosi apa saja yang saya rasakan hingga sekarang? (silakan gunakan roda emosi
Plutchik di Gambar 2 untuk mengidentifikasi persisnya perasaan Bapak/Ibu di masa itu)
Berdasarkan roda emosi Putchik saat ini itu adalah ada rasa khawatir dan takut dalam
membuat kesalahan serta rasa pesimis takut tidak dapat menyelesaikan tanggung jawab.
Namun, saat mengalami peristiwa positif, perasaan yang saya alami adalah bahagia dan
optimis.
4. Mengapa momen yang terjadi di masa sekolah masih dapat saya rasakan dan masih
dapat memengaruhi diri saya di masa sekarang?
Ketakutan dan kekhawatiran itu pasti selalu ada dalam setiap manusia termasuk saya.
Jika mengingat peristiwa negative yang pernah saya alami semasa sekolah, saya jadi was-
was dan hal ini jadi membuat saya takut untuk membuat kesalahan. Namun, dari sisi
positifnya saya bisa mengambil pelajaran dari apa yang saya alami sehingga dalam tugas
saya sebagai guru, saya akan mencoba memberikan yang terbaik untuk siswa tanpa harus
membuat mereka takut dan khawatir.
5. Pelajaran hidup apa yang saya peroleh dari kegiatan trapesium usia dan roda emosi,
terkait peran saya sebagai guru terhadap peserta didik saya?
Pelajaran hidup yang saya peroleh dari peristiwa positif kita harus melakukan sesuatu
dengan optimis. Untuk mencapai apa yang kita inginkan kita harus menghilangkan sikap
pesimis kita. Kita harus yakin dan percaya diri dengan apa yang kita miliki.
Demikian halnya pun dengan peristiwa negative yang saya alami. Saya tidak ingin
menjadi guru yang ditakuti oleh peserta didik saya. Saya tidak ingin diingat sebagai guru
yang dictator dan dominan dan membuat peserta didik jadi trauma. Saya ingin
menerapkan pembelajaran di kelas dengan penuh kesabaran dan mampu mengontrol
emosi.
6. Bagaimana saya menuliskan nilai-nilai yang saya yakini sebagai seorang Guru, dalam 1
atau 2 kalimat menggunakan kata-kata: "guru", "murid", "belajar", "makna", "peran"?
“Menjadi guru harus memahami perannya dalam mewujudkan pembelajaran bermakna
kepada muridnya.”
Guru adalah seorang tokoh yang berperan dalam memberikan pembelajaran yang
bermakna dan berkualitas terhadap murid.