Anda di halaman 1dari 4

Trapesium Usia

Tugas Refleksi 12.a.3 Mulai dari diri – Modul 1.2


Oleh :
Laurensiana Maria Renny, S.Pd
CGP – A9 Kota Pontianak

Kegiatan 1 : Trapesium Usia

Usia produktif Kerja 23 tahun – sekarang 35 tahun

S1 18-23 tahun

SMA 15-18 tahun


tahun
SMP 12-15 tahun
tahun
SD 6-12tahun

TUGAS 1 REFLEKSI
1. Apa peristiwa positif dan negatif yang saya tuliskan di sana?
 Peristiwa positif
Banyak peristiwa positif yang saya alami semasa kanak-kanak hingga sekarang.
Saat SD
Tidak terlalu banyak yang saya ingat semasa SMP. Yang saya ingat, saya merupakan
pribadi yang penurut, suka membantu orang tua, banyak punya teman, dan sering masuk
peringkat 5 besar di kelas.

Saat SMP
Masih penurut, suka membantu orang tua, masuk dalam peringkat 10 besar. Punya
banyak teman dan cukup terlibat dalam kegiatan ekstrakulikuler di sekolah.

Saat SMA
Saya mengenyam pendidikan di SMA pada tahun 2003. Saat itu saya dipercaya oleh
kedua orang tua saya untuk melanjutkan studi Di Pontianak. Saya sendiri berasal dari
daerah yang cukup terpencil saat itu yaitu dari desa Benua Ujung Kabupaten Kapuas
Hulu Kecamatan Embaloh Hulu. Di sini saya banyak mendapatkan pengalaman baru
terutama dalam bersosialisasi dengan teman-teman yang baru. Saya juga banyak
mendapat pelajaran yang baru termasuk dalam hal teknologi. Dalam prestasi akademik
saya selalu masuk 3 besar semasa SMA. Saya juga cukup terlibat aktif dalam beberapa
perlombaan.

Saat Kuliah dan usia Produktif (kerja)


Mengenyam pendidikan di perguruan tinggi merupakan cita-cita saya sejak kecil. Saya
sangat bersyukur di tengah kondisi ekonomi yang terbilang pas-pasan, saya masih
diberikan kesempatan untuk menimba ilmu yang lebih. Selama mengenyam pendidikan
di perguruan tinggi, saya banyak sekali mempelajari hal-hal yang luar biasa. Di sini saya
sudah bisa memerankan apa yang menjadi keinginan dan cita-cita saya. Saya bisa
mengepresikan apa yang menjadi kekuatan atau minat yang ada pada diri saya. Dan saya
terus mengupgrade diri saya. Saya banyak belajar hal yang melatih kemandirian saya.
Seiring proses yang dijalani saya sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari tenaga
pendidik yang ada di sekolah saya yaitu SMP Kristen Immanuel Pontianak. Di sini saya
bertemu dengan rekan-rekan hebat yang bisa saling mendukung. Saya juga banyak
belajar kerohanian dan pendalaman Alkitab di sekolah.

 Peristiwa Negatif
Peristiwa negative yang saya alami yaitu dihukum oleh guru karena tidak bisa
menghafal nama-nama provinsi, ibu kota, nama tarian daerah. Tangan saya dipukul
menggunakan penggaris kayu yang panjang sampai tangan saya bergetar (Semasa SD).
Saat SMP tangan saya aya pernah dipukul menggunakan rotan oleh guru matematika
saya karena saya tidak bisa menjawab soal matematika. Sehingga hukuman yang saya
dapatkan ini cukup memberikan trauma kepada saya. Selain peristiwa-peristiwa
tersebut, saya banyak mengalami peristiwa negative di dunia kerja. Termasuk rasa
khawatir karena usia yang semakin bertambah. Saya selalu merasa minder jika ada
tenaga pendidik baru yang masuk di sekolah saya. Saya takut tertinggal dari mereka
yang pastinya karena masih muda mereka pasti memiliki ilmu, tenaga dan daya
kreativitas yang jauh di atas saya. Rasa khawatir ini timbul karena saya mengabdi di
sekolah swasta. Saya khawatir tidak mampu mengupgrade diri dengan keterbatasan
gerak (karena usia dan kesibukan lain dalam mengurus keluarga).

2. Selain saya siapa yang terlibat didalam masing-masing peristiwa tersebut?


Yang terlibat dalam peristiwa yang sudah saya paparkan di atas adalah orang tua,
saudara, guru, dosen maupun rekan sejawat.

3. Dampak emosi apa saja yang saya rasakan hingga sekarang? (silakan gunakan roda emosi
Plutchik di Gambar 2 untuk mengidentifikasi persisnya perasaan Bapak/Ibu di masa itu)
Berdasarkan roda emosi Putchik saat ini itu adalah ada rasa khawatir dan takut dalam
membuat kesalahan serta rasa pesimis takut tidak dapat menyelesaikan tanggung jawab.
Namun, saat mengalami peristiwa positif, perasaan yang saya alami adalah bahagia dan
optimis.

4. Mengapa momen yang terjadi di masa sekolah masih dapat saya rasakan dan masih
dapat memengaruhi diri saya di masa sekarang?
Ketakutan dan kekhawatiran itu pasti selalu ada dalam setiap manusia termasuk saya.
Jika mengingat peristiwa negative yang pernah saya alami semasa sekolah, saya jadi was-
was dan hal ini jadi membuat saya takut untuk membuat kesalahan. Namun, dari sisi
positifnya saya bisa mengambil pelajaran dari apa yang saya alami sehingga dalam tugas
saya sebagai guru, saya akan mencoba memberikan yang terbaik untuk siswa tanpa harus
membuat mereka takut dan khawatir.

5. Pelajaran hidup apa yang saya peroleh dari kegiatan trapesium usia dan roda emosi,
terkait peran saya sebagai guru terhadap peserta didik saya?
Pelajaran hidup yang saya peroleh dari peristiwa positif kita harus melakukan sesuatu
dengan optimis. Untuk mencapai apa yang kita inginkan kita harus menghilangkan sikap
pesimis kita. Kita harus yakin dan percaya diri dengan apa yang kita miliki.

Demikian halnya pun dengan peristiwa negative yang saya alami. Saya tidak ingin
menjadi guru yang ditakuti oleh peserta didik saya. Saya tidak ingin diingat sebagai guru
yang dictator dan dominan dan membuat peserta didik jadi trauma. Saya ingin
menerapkan pembelajaran di kelas dengan penuh kesabaran dan mampu mengontrol
emosi.

6. Bagaimana saya menuliskan nilai-nilai yang saya yakini sebagai seorang Guru, dalam 1
atau 2 kalimat menggunakan kata-kata: "guru", "murid", "belajar", "makna", "peran"?
“Menjadi guru harus memahami perannya dalam mewujudkan pembelajaran bermakna
kepada muridnya.”
Guru adalah seorang tokoh yang berperan dalam memberikan pembelajaran yang
bermakna dan berkualitas terhadap murid.

TUGAS 2. NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK MENURUT SAYA


1. Apa nilai-nilai dalam diri saya yang membantu saya menggerakkan murid, rekan guru, dan
komunitas sekolah?
Saya adalah pribadi yang mandiri dan mampu berkolaboratif dengan semua warga sekolah. Saya
juga merupakan pribadi yang energik yang siap membantu saat dibutuhkan dalam komunitas
sekolah.
2. Apa peran yang selama ini saya mainkan dalam menggerakkan murid, rekan guru, dan
komunitas sekolah saya?
Peran yang saya ambil adalah sebagai teman dan pendidik buat rekan sejawat dan peserta didik
dalam komunitas sekolah saya. Sebagai teman, saya siap diandalkan jika rekan-rekan sejawat
saya membutuhkan pertolongan saya. Saya biasanya sharing tentang metode atau teknik
mengajar, bagaimana mengelola kelas sehingga kami saling belajar dari apa yang pernah kami
terapkan dalam kelas. Sebagai guru saya juga berperan sebagai teman sekaligus sebagai pendidik
buat siswa/I saya. Sebagai teman, saya siap mendengarkan keluh kesah. Sebagai pendidik saya
siap memberikan pembelajaran yang bervariasi dan menyenangkan untuk peserta didik. Saya
juga memberikan motivasi kepada peserta didik saya.

Anda mungkin juga menyukai