Anda di halaman 1dari 4

Nama : I Gede Sudiarta, S.

Pd
Asal Sekolah : SMK Negeri 5 Denpasar
CGP Kota Denpasar

USIA USIAN SAAT INI

36 TAHUN USIA PENSIUN


LULUS SARJANA
60 TAHUN
23 TAHUN

PERISTIWA
POSITIF 18
TAHUN

PERISTIWA
NEGATIF 13
TAHUN

USIA

PAUD-TK

Tugas 1: Refleksi Peristiwa Positif dan Negatif yang saya tuliskan

Peristiwa Positif yang terjadi pada hidup saya adalah sewaktu kelas XII di Bangku SMK. Peristiwa ini
merupakan pembuka gerbang bagi kehidupan saya sekarang. Saat itu Tahun 2004 tepat saya berumur
18 Tahun. saya terpilih mewaliki sekolah saya, sekaligus menjadi perwakilan Bali dalam Ajang Lomba
Kompetensi Siswa Tingkat Nasional Tahun 2004 di Bidang Lomba Cooking yang bertempat di Kota
Semarang, Jawa Tengah. Pada Lomba Tingkat Nasional tersebut, saya memperoleh Juara III tingkat
Nasional dan mendapatkan Beasiswa secara penuh untuk melanjutkan Pendidikan saya di Universitas
Negeri Malang, Fakultas Teknik, Program keahlian S1 Pendidikan Tata Boga. Saya juga berhak untuk
mendapatkan uang saku setiap bulannya sehingga benar-benar tidak membebankan orangtua dengan
pendidikan yang saya sedang jalani. Peristiwa ini benar-benar diluar ekspektasi saya yang awalnya tidak
bercita-cita kuliah karena alasan ekonomi, akhirnya mampu mewujudkan impian saya hingga lulus
sarjana. Sayapun melaksanakan amanah yang diberikan pemerintah tersebut sehingga pada saat saya
diwisuda berhasil menjadi Wisudawan Lulusan terbaik Tahun 2009 kala itu.
Selain saya, siapa lagi yang terlibat di dalam masing-masing peristiwa tersebut?
Masih saya ingat sosok-sosok orang yang begitu berjasa mengantarkan saya pada peristiwa positif itu,
selain Kedua orangtua saya yang selalu memberikan dukungan moral maupun material, saya tidak lupa
mengucapkan terimakasih kepada Kakek Saya yang sudah selalu memberikan nasehat berharga
kepada saya, Bapak Ibu Guru yang saat itu sudah melirik dan mengarahkan potensi saya saat SMK,
sehingga saya bisa diikutkan lomba-lomba dan menjadi Juara, Ibu Agung Marina dan IBu Saraswati yang
sudah membimbing dan mengantarkan saya dalam mengikuti lomba sehingga saya menjadi Juara. dan
kini sosok beliau berdua menjadi contoh dan role model bagi saya saat menjadi guru. Beliaulah berdua
yang menginspirasi saya untuk menjadi guru yang berprestasi.

Peristiwa Negatif yang terjadi pada hidup saya adalah waktu saya duduk di Kelas IV SD Tahun 1996.
Pada Saat itu, Ayah saya menjadi korban penusukan oleh rekan kerjanya sendiri. Ayah saya hampir
mati, dan dirawat dirumah sakit hampir 1 Bulan. betapa sedihnya saya saat itu, melihat ibu saya yang
berjuang untuk mencari uang mengobati ayah saya. Puncak peristiwa negatif yang saya hadapi adalah
pada saat saya menginjak usia 13 Tahun di tahun 1999. Ayah Saya ketahuan berselingkuh. Betapa
hancurnya hati dan mental saya menyaksikan pertengkaran kedua orangtua saya setiap saat, dan
terdapat kekerasan fisik. jiwa saya yang sedang memasuki masa pubertas merasa sangat terguncang
dan sakit. Namun untungnya saya bisa mengarahkan diri saya untuk melakukan hal-hal yang positif.
Saat Itu saya bersekolah sambil bekerja karena saya merasa tidak nyaman di rumah. Dibalik berbagai
macam peristiwa negatif yang saya alami itu. sebagai siswa SMP saya tetap bertahan menjadi siswa
yang berprestasi dengan tetap menjadi Juara umum, dan memperoleh NEM tertinggi di Sekolah pada
saat acara kelulusan. Dalam Peristiwa Negatif yang terjadi dalam hidup saya, sosok yang terlibat adalah
Kakek saya yang sudah menegarkan hati saya menjadi selalu kuat, Ibu saya yang menjadikan saya
orang yang kuat dan selalu berusaha. Bapak guru SMP yang kala itu telah memberikan banyak
kesempatan bagi saya untuk berkreatifitas dan mengikuti kegiatan lomba-lomba sehingga saya bisa
mengalihkan perhatian saya ke hal-hal positif. Guru bahasa Inggris saya yang sudah membukakan pintu
rumahnya sebagai tempat saya mengeluh dan mengajarkan saya bahasa inggris.

Dampak Emosi yang masih saya rasakan hingga kini baik dari Peristiwa Positif maupun
negatif adalah 1 Optimis: menjadi orang yang selalu optimis, tidak mudah menyerah, dan selalu berjuang
sampai titik darah penghabisan. Gagal mencoba lagi dan lagi. karena saya memiliki motto, saat kita tidak
mencoba sama sekali, kita sudah pasti Gagal, sementara saat kita mencoba, ada kemungkinan untuk
berhasil. dan itu saya terapkan disetiap jenjang kehidupan. 2) Tenang: berbagai pengalaman masa lalu
yang begitu banyak mendapatkan tekanan, membuat saya terbiasa untuk tenang dalam menghadapi
sesuatu. 3. Gembira: dimanapun saya berada saya berusaha untuk menciptakan suasana yang
menyenangkan. penuh dengan kegembiraan. 4. Khawatir: Salah satu kelemahan saya selama ini adalah
susah untuk tidak menjadi khawatir, terkadang saya selalu overthinking terutama dengan sesuatu yang
akan saya jalani, padahal setelah dijalani, ternyata apa yang saya khawatirkan tidak terbukti, 5.
Penyesalan: salah satu kelemahan yang saya miliki selain kekhawatiran yang cukup tinggi adalah
keragu-raguan yang terkadang membuat saya menyesal jika saya melakukan pilihan yang salah.

Mengapa momen yang terjadi di masa sekolah masih dapat saya rasakan dan masih dapat
memengaruhi diri saya di masa sekarang? Profesi saya sebagai guru, menempatkan saya seakan
kembali ke masa lalu terutama masa-masa SMK. terkadang seperti merasa De Javu melihat kembali
kejadian-kejadian yang terjadi dikelas saat ini, dengan apa yang terjadi di masa lalu. dan terkadang saya
bercermin di kejadian terdahulu yang pernah saya lalui saya ceritakan kembali kepada siswa-siswa untuk
diambil ikmahnya. Selain itu, beberapa moment tersebut terkadang masih relevan untuk memecahkan
beberapa masalah yang terjadi saat ini. Begitupula beberapa penyesalanan yang dulu pernah saya buat,
saya cerita kembali kepada murid saya untuk bisa diambil hikmahnya.
Pelajaran hidup apa yang saya peroleh dari kegiatan trapesium usia dan roda emosi, terkait peran
saya sebagai guru terhadap peserta didik saya?

Saya sangat percaya bahwa setiap kejadian dimasa lalu, baik maupun buruk sekalipun, pasti menjadi
pelajaran yang sangat berharga bagi kita untuk melanjutkan perjalanan hidup yang masih tersisa. Saya
percaya bahwa semua orang yang datang dalam kehidupan kita merupakan orang-orang yang special
yang dikirim oleh tuhan untuk mengajari kita akan makna kehidupan. Maka dari itu terimalah mereka
yang ada di dalam kehidupan kita menjadi sebuah anugerah. Setiap fase kehidupan memiliki
pengalaman yang menjadikan pondasi hidup kita lebih kuat. Dari peristiwa yang postif kita belajar
bagaimana menghargai setiap proses yang kita jalani, dari setiap peristiwa negatif kita belajar menjadi
lebih kuat dan pantang menyerah untuk menjadi versi yang lebih baik disetiap tahapnya. Sebagai
seorang guru saya berperan untuk selalu menjaga hubungan emosiaonal yang baik terhadap siswa siswi
saya, sama seperti yang dilakukan oleh guru-guru saya terdahulu, bagaimana mereka menjadi role
model yang baik bagi saya, memotivasi saya setiap saat, menuntun saya untuk menemukan bakat dan
potensi yang saya miliki, dan memberikan kesempatan bagi saya untuk membuktikan diri saya dan
mengantarkan saya untuk mencapai segala mimpi dan harapan yang saya miliki, itulah hal-hal positif
yang saya lakukan kepada murid saya saat ini, yaitu mengantarkan mereka menemukan kodratnya
masing-masing.
Bagaimana saya menuliskan nilai-nilai yang saya yakini sebagai seorang Guru, dalam 1 atau 2
kalimat menggunakan kata-kata: "guru", "murid", "belajar", "makna", "peran"?

Makna dan peran guru yang sesungguhny adalah Guru yang mampu menjadi sumber belajar bagi
muridnya. guru menjadi role model yang mampu ditiru dan dicontoh oleh murid-muridnya.. Jika guru
sudah mampu menjadi role model bagi muridnya, berarti dia telah mampu melaksanakan peran dengan
baik.

TUGAS 2: Nilai dan peran guru penggerak menurut saya


Apa nilai-nilai dalam diri saya yang membantu saya menggerakkan murid, rekan guru, dan
komunitas sekolah saya?

1. Saya memiliki jiwa leadership yang tinggi


2. Senang berkolaborasi dan sudah terbiasa bekerja dalam organisasi
3. memiliki kemampuan komunikasi yang mampu menarik, dan mempengaruhi orang lain disekitar
saya
4. Mudah bergaul, supel, ceria, dan menjadi pendengar yang baik.
5. Berusaha memahami karakter orang lain, terutama guru (Rekan kerja) dan siswa.

Apa peran yang selama ini saya mainkan dalam menggerakkan murid, rekan guru, dan
komunitas sekolah saya?
1. Sebagai Pembina Osis saya aktif dalam berbagai kegiatan yang melibatkan siswa dalam PPDD,
kegiatan sehari-hari dalam menegakan kedisiplinan, dan melakukan pendekatan persuatif kepada
siswa.
2. Sebagai Wali kelas selalu menjaga hubungan emosional dan sosial yang baik dengan siswa
siswi saya
3. Aktif dalam kepanitian dan organisasi membuat saya menjadi dekat dengan guru-guru dan
sudah terbiasa memberikan ide maupun berkolaborasi dengan mereka.
4. Menjadi Ketua MGMP Guru Tata Boga di Denpasar, dan Pengurus di MGMP Guru Tata Boga di
Provinsi Bali membuat saya selalu berbagi informasi terkini baik dari segi peningkatan kompetensi
maupun keilmuan lainnya bersama teman2 serumpun di Seluruh Bali dan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai