Anda di halaman 1dari 3

1.2.a.3. Mulai dari diri sendiri - Modul 1.

2
Durasi : 1 JP
Moda : Pembelajaran Mandiri
Tujuan Pembelajaran Khusus
1. CGP dapat mengidentifikasi nilai-nilai diri sendiri, yang selama ini melekat dalam pribadinya.
2. CGP dapat menjelaskan peran dirinya sebagai seorang Guru di lingkungan sekolahnya masing-
masing

Selamat datang Bapak/Ibu CGP di Pembelajaran pertama dalam Modul 1.2 ini!
Pada kesempatan ini, pembelajaran akan dimulai dengan membuat diagram trapesium usia dan menjawab
beberapa pertanyaan mengenai diri Bapak/Ibu. Agar mendapatkan manfaat yang maksimal dari kegiatan
ini, hal yang perlu diperhatikan ketika menjawab pertanyaan nanti adalah kejujuran Bapak/Ibu dalam
memberikan jawaban. Tidak ada jawaban benar ataupun salah. Apa yang menjadi pertanyaan hanyalah
upaya untuk membantu menggali pengalaman serta nilai diri Bapak/Ibu sendiri. Silakan jawab semua
jangan sampai terlewatkan. Ambil waktu khusus agar dapat mengerjakannya dengan tenang. Selamat
Mengerjakan!

Kegiatan 1. Trapesium usia


Kegiatan ini adalah hasil kolaborasi Ifa Hanifah Misbach, MA, Psikolog (Ketua Tim Pengembang Jabar
Masagi) dan Alm. Prof. Dr. H. Sutardjo A. Wiramihardja, Psikolog beberapa tahun yang lalu.

Di sini Bapak/Ibu akan membuat Diagram Trapesium Usia -nya sendiri dengan mengikuti instruksi
berikut:
Buatlah garis miring naik ke atas (sisi kiri), t uliskan usia saat Bapak/Ibu menyelesaikan masa sekolah
pada ujung garis tersebut.
Lanjutkan dengan membuat garis mendatar (tengah), yang menunjukkan usia kerja . Pada salah satu titik
di garis tersebut, tuliskan angka yang menunjukkan usia saat ini.
Buatlah garis miring menurun (sisi kanan) untuk menandakan masa pensiun .
Ingat dua peristiwa penting pada masa sekolah ; satu peristiwa bernuansa positif dan satu lagi yang
negatif yang terkait hubungan Bapak/Ibu dengan guru pada rentang usia PAUD sampai sekolah
menengah (4-17 tahun).
Pada bagian garis miring naik ke atas (sisi kiri), tulis angka yang menunjukkan pada usia berapa kedua
peristiwa tersebut terjadi (misalnya: umur 7 dan 12 tahun).
hitunglah selisih dari usia Bapak/Ibu sekarang dan usia pada saat kedua peristiwa tersebut terjadi.
[sumber: Modul pendidikan karakter Jabar Masagi]

Tugas 1. Refleksi
Jika Bapak/Ibu sudah membuat diagram trapesium usia ini , jawablah pertanyaan berikut:
1. Apa peristiwa positif dan negatif yang saya tuliskan di sana?
2. Selain saya, siapa lagi yang terlibat dalam masing-masing peristiwa tersebut?
3. Dampak emosi apa saja yang saya rasakan hingga sekarang? (silakan gunakan roda emosi
Plutchik di Gambar 2 untuk Identifikasi Persisnya perasaan Bapak/Ibu di masa itu)
4. Mengapa momen yang terjadi di masa sekolah masih dapat saya rasakan dan masih dapat
memengaruhi diri saya di masa sekarang?
5. Pelajaran hidup apa yang saya peroleh dari kegiatan usia tua dan roda emosi, terkait peran saya
sebagai guru terhadap peserta didik saya?
6. Bagaimana saya menuliskan nilai-nilai yang saya yakini sebagai seorang Guru, dalam 1 atau 2
kalimat menggunakan kata-kata: "guru", "murid", "belajar", "makna", "peran"?

Tugas 2 . Nilai dan peran guru penggerak menurut saya

1. Apa nilai-nilai dalam diri saya yang membantu saya menggerakkan murid, rekan guru, dan
komunitas sekolah saya?
2. Apa peran yang selama ini saya mainkan dalam menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas
sekolah saya?

1. Peristiwa Negatif : Pada saat saya usia 16 tahun, tepatnya sebelum kenaikan kelas 2 SMA kami
diminta untuk menetukan jurusan yang akan diambil di kelas 3. Saya memilih jurusan IPA, akan
tetapi saya gagal untuk masuk jurusan tersebut dikarenakan nilai mata pelajaran FISIKA saya
tidak mencukupi sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
Dengan kejadian itu saya merasa sedikit kecewa, akan tetapi saya berusaha untuk menerima hasil
yang telah saya dapat. Dan saya pun masuk ke jurusan IPS.
Peristiwa Positif : Pada usia 16 tahun, saya terpilih mewakili SMA saya untuk mengikuti seleksi
POPDA tingkat Kabupaten Bangka dalam cabang olahraga sepakbola. Akhirnya setelah melewati
tahap seleksi, saya dinyatakan lolos untuk mengikuti event POPDA tingkat provinsi mewakili
Kabupaten Bangka. Disitu saya merasa senang sekali, karena hal itu adalah salah satu impian
saya yang sudah lama saya harapkan.
2. Selain saya, yang terlibat dalam peristiwa negatif adalah teman-teman saya yang juga ada
beberapa orang yang dinyatakan gagal masuk jurusan IPA.
Sedangkan yang terlibat dalam peristiwa positif, ada satu orang teman saya yaitu Rabianza
Abineri. Kami berdua sama-sama terpilih dari 6 orang teman kami yang ikut juga dalam seleksi
tersebut.
3. Dampak emosi yang saya rasakan pada peristiwa positif adalah senang, hal tersebut selalu
teringat dalam memori saya bahkan hal itu menjadi salah satu motivasi saya untuk menjadi guru
olahraga saat ini.
Sedangkan pada peristiwa negatif adalah rasa penyesalan, saya menyesal karena tidak bisa masuk
ke jurusan yang saya harapkan dan sedikit membuat saya kecewa kenapa nilai saya bisa tidak
mencukupi kriteria. Bahkan saya sempat menyimpan rasa jengkel dengan guru yang mengampu
mata pelajaran FISIKA tersebut.
4. Momen yang terjadi di masa sekolah masih dapat dirasakan dan mempengaruhi diri saya sampai
sekarang karena momen tersebut sangat berkesan, misalnya momen ketika saya merasa senang,
gembira, maupun bahagia. Momen-momen tersebut tersimpan dalam memori/ingatan jangka
panjang sehingga masih dapat dirasakan dan mempengaruhi diri saya hingga saat ini.
5. Pelajaran hidup yang saya peroleh dari kegiatan usia tua dan roda emosi, terkait peran saya
sebagai guru terhadap peserta didik saya adalah guru berperan dalam berbagai ingatan siswa, baik
positif maupun negatif. Guru sebaiknya menuntun dan melayani setiap kebutuhan peserta
didiknya sehingga akan meninggalkan kesan yang bagus untuk peserta didik.
6. Murid mencontoh banyak hal dari guru, seperti tingkah laku,sikap, karakter, tingkah laku. Guru
berperan menuntun murid sehingga terciptalah pembelajaran yang bermakna.
“Seorang Guru berperan dalam membuat Murid Belajar akan Makna kehidupan lewat
pengalaman dan kisah masa lalunya yang berkesan baik kesan positif maupun negatif”.

1. Nilai-nilai dalam diri saya yang membantu saya menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas
sekolah saya adalah Mandiri dan Kolaboratif.
Saya selalu berusaha untuk mengembangkan profesionalitas saya sebagai seorang guru dengan
mengikuti berbagai kegiatan pelatihan baik secara online ataupun tatap muka. Kemudian saya
juga selalu berusaha untuk berkolaborasi dengan rekan-rekan guru baik yang ada di sekolah saya
ataupun dengan guru lain di luar sekolah.
2. Peran yang selama ini saya mainkan dalam menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas
sekolah saya antara lain mendorong kolaborasi dan menggerakkan komunitas praktisi untuk
memajukan pendidikan di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai